TAK ADA KONTRAK PERNIKAHAN

Suara ******* keluar dari sepasang suami istri itu, terlihat Nara dan Wisnu begitu dekat.

"Aku begitu tergila-gila kepada wanita ini." kuman Wisnu dalam hati yang terlihat menatap Nara sepasang suami istri itu memadu kasih bercengkrama. bahkan mereka harus menahan ******* yang begitu bergejolak.

"Kamu akan menjadi milikku." bisik Wisnu di telinga Nara. wajah Nara sedikit tersipu ketika Wisnu menyatukan tubuh mereka. percintaan dari sepasang suami istri itu membuat mereka benar-benar terbuai gairah malam itu. tak berselang lama akhirnya mereka menuntaskan hasrat mereka, sepasang suami istri itu tergeletak tidak berdaya di atas ranjang super mewah itu.

"Sekarang aku sudah menjadi istri dari pria ini, lalu.., apakah dia akan selalu bersamaku atau dia hanya akan mempermainkanku." guman Nara sembari menatap wajah Wisnu yang Sudah terlelap.

Wisnu memeluk tubuh Nara dengan begitu erat. sesaat kemudian wanita itu mengambil selimut dan berjalan ke kamar mandi, Nara membersihkan tubuhnya. malam itu Nara menatap ruangan yang begitu besar kemudian duduk di kursi itu.

"Aku akan di sini berapa tahun? Apakah aku akan bertahan atau aku akan tenggelam dalam kesedihanku?" Nara terus berbicara pada dirinya sendiri.

Ranjang yang sudah dipenuhi bercak merah itu membuat tanda kalau wanita benar-benar masih seorang perawan. gadis lugu yang mempertahankan segalanya.

Ketika esok sudah menjelang, Nara bangun pagi dan berjalan ke dapur. seorang gadis yang sekarang sudah menjadi wanita itu menatap dapur yang begitu besar dan beberapa anak pelayan yang ada di sana.

"Nyonya sudah bangun?" tanya seorang pelayan.

"Iya." jawab Nara.

"Nyonya Mau makan apa? nanti saya buatkan." tanya salah satu pelayan.

"Tidak apa-apa, nanti biar aku masak sendiri saja." jawab Nara.

"Jangan nyonya kami yang agak memasak nyonya tinggal bilang ingin makan apa biar kami buatkan." jawab pelayan

"Tidak apa-apa biar aku masak sendiri aja." Nara yang kemudian melihat lemari es kemudian mengambil telur, daging kemudian beberapa sayuran. "Kalian masak aja dulu, aku mau membuat nasi goreng." ucap Nara yang kemudian mengambil beberapa bahan makanan tersebut.

Terlihat wanita itu begitu terampil ketika dia memegang pisau dan membuat masakan.

"Nyonya sudah terbiasa memasak ya?" tanya pelayan.

"Tidak juga." jawab Nara sambil tersenyum.

Beberapa menit kemudian Wisnu sudah keluar dari kamarnya, terlihat pria itu mencari keberadaan Nara yang tidak ada di kamar.

"Kalian lihat nyonya kalian?" tanya Wisnu kepada salah satu pelayan.

"Nyonya ada di dapur, tuan." jawab pelayan.

Wisnu langsung melangkahkan kakinya ke dapur, terlihat pria itu ingin mengetahui apa yang dilakukan istrinya di dapur. ke dua mata Wisnu menatap Nara yang sedang memasak sesuatu.

"Kamu sedang memasak apa?" tanya Wisnu.

"Aku sedang memasak nasi goreng, masakan ini sederhana dan lebih cepat karena hari ini aku akan menemui seseorang." jawab Nara.

"Boleh aku mencicipinya juga?" tanya Wisnu.

Nara tersenyum menatap suaminya, wanita itu menganggukkan kepalanya sembari mengaduk nasi goreng tersebut.

"Tuan ingin dibuatkan kopi atau teh hangat?" tanya pelayan.

"Buatkan kopi saja." jawab Wisnu.

Nara mematikan kompornya, terlihat wanita itu mengambil gelas kemudian mencari keberadaan kopi dan gula. "Di mana kopi sama gulanya?" tanya Nara.

"Ini, nyonya." jawab pelayan. "Nyonya Mau membuat kopi ya?" tanya pelayan kembali.

"Iya, aku yang akan membuatkan kopi untuk suamiku." jawab Nara.

Wisnu yang mendengar hal itu seketika pria itu tersenyum, dia sempat berpikir kalau akan sulit untuk Nara beradaptasi apalagi menerima keberadaannya. namun apa yang dia pikirkan itu benar-benar tidak terjadi, terlihat Nara begitu cekatan saat berada di dapur.

"Apa kamu mau aku buatkan kopi moccacino atau kopi pahit?" tanya Nara.

"Buatkan saja kopi susu, Aku tidak suka sesuatu yang pahit." jawab Wisnu yang terlihat tersenyum menatap Nara.

Beberapa menit kemudian Nara sudah menyuguhkan sepiring nasi goreng bersama segelas kopi moccacino.

"Maaf ya Jika rasa masakanku tidak enak." ucap Nara.

Wisnu mulai menyendok makanan itu, sesuap nasi itu membuat Wisnu langsung menatap istrinya.

"Aku sudah bilang kan maaf jika masakannya tidak enak." ucap Nara.

"Tidak, masakanmu benar-benar lezat." jawab Wisnu yang kemudian makan dengan lahap. bahkan terlihat pria itu seperti anak kecil yang sudah beberapa hari tidak makan sama sekali.

"Apa kamu yakin?" tanya Nara.

"Tentu saja aku yakin apalagi aku yang memakannya." jawab Wisnu.

"Apa kamu mau aku bawakan bekal ke kantor? soalnya nasi gorengnya masih ada satu porsi?" tanya Nara.

Wisnu yang notabene nya tidak pernah sama sekali membawa bekal ke perusahaan. Tentu saja dia sedikit kebingungan untuk menjawab pertanyaan istrinya itu.

"Kalau kamu tidak mau ya tidak apa-apa, nanti biar yang lain yang makan." ucap Nara.

"Jangan, aku akan membawa nasi itu ke kantor. Oh ya bisakah aku minta tolong sesuatu?" tanya Wisnu.

"Ada apa?" tanya Nara kembali.

"Bisakah kamu tambahkan lagi telur yang seperti ini? telurnya rasanya enak." ucap Wisnu yang membuat Nara tersenyum.

Pagi hari yang begitu indah bagi Wisnu, terlihat pria itu benar-benar merasakan kalau dirinya sudah menjadi seorang pria yang menemukan wanita yang begitu berharga.

"Kamu mau menemui Siapa ?" tanya Wisnu.

"Aku mau menemui Nita dari beberapa kabar yang aku dengar katanya dia Sudah dipecat dari restoran." jawab Nara.

"Tapi dia kan masih tinggal di rumahmu kan?" tanya Wisnu kembali.

"Mereka sudah mengusirnya, bahkan mereka sudah menjual rumahku." jawab Nara.

Kata-kata yang dikeluarkan oleh Nara terdengar begitu sederhana namun jika dilihat dari raut wajah wanita itu.., tentu saja Wisnu tahu kalau Nara tidak akan pernah membiarkan orang-orang yang sudah menyakitinya itu diam begitu saja.

"Lalu temanmu itu tinggal di mana?" tanya Wisnu.

"Katanya di atas di salah satu perusahaan." jawab Nara.

"Kalau begitu aku akan mengantarmu, Hari ini aku tidak ada rapat jadi aku sedikit bebas." ucap Wisnu.

"Tidak apa-apa, nanti malah repotkanmu." jawab Nara.

Wisnu menatap Nara kemudian memegang tangannya . "Kamu tidak merepotkanku." jawab Wisnu.

"Bolehkah aku bertanya sesuatu?" tanya Nara.

"Apa." jawab Wisnu.

Oh ya, di pernikahan kita ini apakah ada perjanjian pernikahan atau kontrak pernikahan?" tanya Nara yang secara tiba-tiba hingga membuat Wisnu benar-benar terkejut.

"Kontrak pernikahan? perjanjian pernikahan maksudnya itu apa?" tanya Wisnu.

"Karena kebanyakan dari beberapa informasi pernikahan seperti ini hanyalah pernikahan kontrak yang hanya bertahan beberapa tahun saja." Nara mencoba untuk menjelaskan.

Wisnu menatap Nara kemudian tersenyum kepada istrinya. "Aku menikahimu bukan untuk bermain-main, aku menikahimu untuk menolongmu dan menjagamu. jadi di pernikahan kita tidak ada kontrak ataupun perjanjian." jawab Wisnu.

* Bersambung *

Mohon dukungannya pada novelku yang lainnya 😊😊😊

- Mawar berduri

- Terlempar ke dunia sang kaisar

- karena cinta

- Gairah liar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!