MENERIMA PERJANJIAN

KEESOKAN HARI

*RUANG TUNGGU PENJARA*

"Aku senang kamu sudah datang." ucap Nara.

"Benarkah?" tanya tanya Wisnu yang sedikit terkejut.

"Tentu, aku sudah menunggu kedatanganmu." jawab Nara.

"Lalu, apa keputusanmu?" tanya Wisnu kemudian menatap Nara.

"Aku akan menerima apapun syaratnya, asal aku bisa keluar dari sini." jawab Nara.

Wajah yang sudah penuh dengan lebam itu membuat Wisnu benar-benar ingin marah, gadis berusia 20 tahun itu harus merasakan petirnya penjara bahkan kejamnya kehidupan di balik jeruji penjara. Wisnu tersenyum mendengar jawaban yang dikatakan oleh Nara.

"Apa kamu sudah yakin dengan keputusanmu?" tanya Wisnu.

"Tentu saja aku sangat yakin dengan keputusanku." jawab Nara.

Setelah mendengar jawaban Nara Wisnu mengambil ponselnya, pria itu memberi kabar kepada Adi untuk segera memulai proses penyelidikan mengenai kasus tersebut.

"Kamu harus tenang dan aku akan meminta kenalanku di tempat ini untuk memindahkanmu di tempat lain." ucap Wisnu.

Nara menganggukkan kepalanya, gadis muda itu menatap Wisnu pria yang selalu membuatnya kesal.

"Untuk apa kamu menolongku?" tanya Nara yang tiba-tiba.

Wisnu tidak menjawab, namun pria itu hanya tersenyum. "Suatu saat kamu akan tahu." jawab Wisnu yang kemudian pergi dari tempat itu.

Nara menatap kepergian Wisnu, gadis muda itu berharap pria itu tidak akan membohonginya.

"Aku pasti akan membalas dendam kepada kalian, kalian akan merasakan bagaimana kejamnya kehidupan di sini, aku pasti akan membuat kalian merasakan penderitaan yang aku rasakan di tempat ini." ucap Nara dengan dendam yang begitu besar.

Tak berselang lama terlihat salah satu sipir mendatangi Nara.

"Hari ini kamu akan pindah sel, Kamu tidak akan satu sel dengan orang-orang itu." ucap penjaga sipir wanita yang kemudian mengajak Nara untuk menempati sel baru.

Nara menunggu dengan begitu sabar mengenai janji yang dikatakan oleh Wisnu. sedangkan Wisnu sendiri pria itu sudah mendapatkan beberapa bukti bahkan pria itu sudah menggunakan kekuasaannya untuk mengancam orang-orang yang ada di tempat itu.

"Jika kamu tidak mengatakan yang sebenarnya akan kupastikan kamu membusuk di tempat itu. jika kamu berani melakukan kebohongan Aku juga bisa membunuhmu, kamu sangat tahu kan siapa aku. Aku adalah Bastian Wisnu, aku bisa melakukan apapun bahkan aku bisa memberikan kematian yang sangat kejam kepadamu." ucap Wisnu yang kemudian mengeluarkan segepok uang untuk membuka mulut salah satu pria yang ada di tempat itu.

"Lalu, apakah kesaksianku bisa mengeluarkan wanita itu?" tanya si pria kepada Wisnu.

"Tentu, aku akan menjadikanmu saksi. tapi jika kamu macam-macam.., maka aku akan membunuhmu." ancam Wisnu.

"Aku pasti akan melakukan apa yang kam perintahkan." jawab si pria.

Pengajuan kasus Nara kembali di buka, gadis itu terlihat begitu tenang.

DUA MINGGU KEMUDIAN

Waktu yang di tunggu-tunggu akhirnya telah datang, hari ini Nara sudah bisa keluar dari penjara. udara bebas sudah menunggu, terlihat di luar pagar besar itu seorang pria telah menunggu kedatangan Nara.

"Selamat, datang." Wisnu yang meyambut Nara di luar pintu kebebasan.

"Terima kasih." ucap Nara.

"Tentu." jawab Wisnu sembari tersenyum.

Salah satu tangan Wisnu terangkat untuk meraih tangan Nara.

"Mulai sekarang kamu akan tinggal di tempatku, pak penghulu sudah menunggu kedatangan kita." ucap Wisnu.

Pria itu terkesan begitu tidak sabar untuk menjadikan Nara isterinya.

"Iya." jawab Nara yang meraih tangan Wisnu.

Nara akhirnya pergi bersama Wisnu menuju rumah pria itu, di sana sudah menunggu beberapa orang bersama pak penghulu. hari ini Nara akan menjadi istri Wisnu, pernikahan akan segera dilaksanakan. salah satu pembantu Wisnu mengajak Nara untuk berganti pakaian, gadis muda itu akan melakukan apapun untuk membalas dendamnya kepada orang-orang yang sudah membuatnya masuk penjara.

"Kamu sangat cantik." ucap salah satu pembantu tua.

"Terima kasih Bu." jawab Nara.

"Panggil namaku Mbok Susi, namaku adalah Mbok Susi." jawab si wanita tua.

Wajah cantik itu sudah terukir, kebaya berwarna putih terpakai di tubuh Nara. gadis muda itu nampak terlihat begitu cantik dengan balutan kebaya yang begitu pas dengan tubuhnya.

Langkah kaki Nara menuruni anak tangga rumah Wisnu, orang-orang yang ada di tempat itu menatap Nara yang terlihat begitu cantik. Wisnu tidak mengedipkan matanya sama sekali, dia begitu terpukau dengan wajah cantik alami milik Nara.

"Istri Bos benar-benar sangat cantik." ucap Adi.

"Sebentar lagi dia akan menjadi istriku." jawab Wisnu sembari menatap Adi.

Hari itu menjadi hari yang begitu sakral bagi Nara, akhirnya gadis itu menjadi istri sah dari Bastian Wisnu.

"Apakah sah para saksi?" tanya pak penghulu.

"Sah!!" seru beberapa tamu.

Nara mencium tangan Wisnu, menatap pria yang sudah menjadi suaminya. entah apa yang ada di pikiran gadis muda itu namun sekarang dia menjadi isteri pria kaya.

"Aku tidak akan meminta hak ku sekarang. tapi aku akan menunggumu memberikan hakku dengan ketulusanmu." ucap Wisnu.

"Aku tidak akan menjadi wanita brengsek dengan cara tidak memberikan hakmu sebagai suamiku. namun untuk saat ini mungkin aku belum ingin memiliki anak karena aku harus membalas semua dendamku. aku akan menyerahkan diriku seutuhnya padamu, aku akan menyerahkan diriku seutuhnya malam ini." ucap Nara.

"Apakah kamu yakin? Aku tidak mau kamu terpaksa melakukan hal itu." jawab Wisnu.

Ranjang malam pertama mereka terlihat begitu tidak berwarna, Nara menatap Wisnu kemudian menyentuh dada pria itu.

"Jika kamu menikahiku hanya untuk main-main maka biarkan saja pernikahan ini hanya permainan. Jika kamu menikahiku memang untuk memilih ku, maka aku akan menyerahkan diriku sekarang dan selamanya." jawab Nara.

Kata-kata itu begitu mengenai hati Wisnu, seketika pria itu mengulurkan tangannya menyentuh pipi Nara kemudian wajahnya mendekati wajahnya Nara. ciuman itu mulai berlabuh, nafas yang saling menerpa itu membuat sepasang suami istri itu begitu terlena.

Seperti apapun pernikahan ini yang aku minta hanya satu. "Jangan pernah menghianati atau menyakitiku." ucap Nara di sela ciumannya aku tidak akan pernah menghianatimu.

"Aku memilihmu karena aku ingin bersamamu." jawab Wisnu.

Begitu indah, kata-kata yang keluar dari sepasang suami istri itu begitu luar biasa. malam pertama itu sedikit demi sedikit Wisnu memberanikan dirinya untuk menyentuh tubuh sang istri. membelai wajahnya kemudian memberikan ciuman yang begitu hangat.

Hempasan angin yang ada di ruangan itu bagaikan penuntun malam pertama mereka.

"Apakah kamu takut?" tanya Wisnu.

Nara menggelengkan kepalanya, menatap Wisnu dengan begitu lekat. "Aku akan memilikimu." ucap Wisnu.

Nara tidak bersuara, namun wanita itu menganggukkan kepalanya. malam pertama itu pun akhirnya terjadi sepasang suami istri itu merasakan gejolak dari setiap percikan api yang mereka rasakan.

* Bersambung *

Mohon dukungannya pada novelku yang lainnya 😊😊😊

- Mawar berduri

- Terlempar ke dunia sang kaisar

- karena cinta

- Gairah liar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!