Dinikahi Pocong Tampan
Bab 1 - Pengusaha Muda yang Cantik
"Kita harus segera pergi malam ini, Na," ujar Risawati, gadis bertubuh mungil dengan tinggi 155 cm itu terlihat gelisah. Sesekali dia membetulkan posisi kacamata miliknya di atas hidung bangir itu.
"Kamu udah pesen tiket, kan, Sa?" tanya Ana.
Perempuan bernama lengkap Rizkina Bunga Kusuma dengan tinggi 165 cm menoleh ke kanan dan ke kiri. Dia takut juga jika ada yang mengawasi. Padahal bangunan tersebut sangat luas sekitar dua ribu meter persegi. Setiap ruangan bahkan terpisah oleh halaman dan taman kecil. Namun, karena banyaknya abdi dalem dan beberapa pengawal, Ana takut mereka sedang diawasi.
"Aku udah pesen tiket online. Oh iya, kamu bawa perhiasan mas kawin kamu, kan?" Rambut yang dicat cokelat itu terlihat mengusik wajah kala angin menerpa.
"Udah beres. Kamu dapat emasnya?" tanya Ana.
"Beres!" Risa mengangguk.
"Ya udah, aku mau siap-siap dulu. Nanti jam sembilan kita ketemu di halaman belakang sana. Kita kabur malam ini, kalau bisa langsung cabut ke Jerman, oke?" Ana melayangkan ibu jarinya.
"Oke." Risa pun membalas serupa. Keduanya lantas berpisah menuju kamar masing-masing.
Risa menuju kamar tamu, sementara Ana menuju kamar pengantinnya.
...***...
Malam itu, Ana merapikan semua pakaiannya. Rambut hitam legam sebahu itu dia kuncir kuda. Jaket hitam berhoodie sudah terpasang rapi di tubuh sintalnya. Ana menatap ke arah foto sepasang suami istri dengan pakaian adat jawa yang kemudian dia simpan di dalam laci lemari riasnya. Belum genap satu hari usia pernikahannya, Ana lebih memilih menjadi janda ketimbang menjadi istri seorang pocong.
"Maaf ya, Jaya, aku nggak bisa hidup seperti ini. Aku janji kalau anak ini lahir, aku akan serahkan dia ke kerajaan ini buat kamu." Ana mengusap perutnya. Di dalam sana ada janin berusia enam minggu.
Ana menggendong tas ranselnya, lalu mengendap-endap hendak menuju taman belakang. Di sana, Risa pasti sudah menunggunya. Gagang berlapis emas dia turunkan perlahan dan dia tarik daun pintu itu pelan-pelan agar tak berderit. Sepasang mata lentik itu terpejam seraya menarik napas dalam menenangkan diri.
"Selamat tinggal, Garuda!" lirihnya seraya membuka mata.
Ana terperanjat kala melihat sosok dalam bungkusan kain kafan di hadapannya. Bagian dada bidangnya tersingkap. Perut six pack itu terpampang sempurna. Sosok yang kerap disebut pocong itu tersenyum lebar pada Ana. Sosok itu menarik ikat kepalanya bagai hoodie sebuah jaket yang ia turunkan, menggantung di leher.
"Ana! Ini aku, Jaya!" ucapnya.
..."Po-po-po-pocoooooong!" ...
Ana tergeletak tak sadarkan diri kemudian.
...***...
Dua bulan sebelumnya.
Pukul tujuh malam di rooftop gedung Heavenly Boutique.
“Kita sambut ratu pesta kita malam ini, penerima award top ten pengusaha muda terbaik tahun ini. Please welcome the one and only, Rizkina Bunga Kusuma!”
Suara pria bernama Tomi menggema di tengah keriuhan pesta glamour di atas rooftop. Butik milik Rizkina. atau yang sering dipanggil Ana, berlantai lima bertuliskan Heavenly Boutique. Rooftop tersebut sudah disulap menjadi area pesta pribadi.
Ketika Ana datang, sontak saja semua tamu undangan langsung terdiam terpana. Wanita muda berusia dua puluh lima tahun itu tampak sempurna. Mengenakan dress merah menyala tanpa lengan serta belahan tinggi ke arah paha kanannya, melangkah anggun menaiki tangga panggung tempat Tomi berada. Rambut hitam, legam, dan halus bak sutra, dihiasi jepitan mutiara dia gerai. Memancarkan aura kecantikan seorang dewi.
“Wow, Ana! Kau cantik sekali seperti biasanya,” puji Tomi si pria gemulai yang sudah menjadi sahabat Ana sejak di bangku SMA itu.
“Terima kasih, Tomi.” Lesung pipi perempuan itu menambah senyumnya yang menawan.
“You are welcome, My Queen!”
Semua pasang mata kini tertuju pada Ana yang memberikan sepatah dua patah kata di atas panggung, dekat dengan meja seorang Disc Jockey bernama DJ Barbara.
“Terima kasih untuk kalian yang selalu mendukungku. Malam ini bukan hanya anniversary Heavenly Boutique yang kelima yang akan kita rayakan, tetapi juga kemenangan atas terpilihnya diriku yang pintar, cantik, dan sukses ini dalam kategori pengusaha muda terbaik tahun 2022. Tepuk tangan semuanya!" Ana bertepuk tangan penuh antusias dan disambut tepukan pula oleh para tamu.
“Hmmm, sudah kuduga. Ana tetaplah teman kita yang paling narsis,” gumam Risa yang kini berdiri bersama Tomi dan Mia. Mereka merupakan sahabat Ana sekaligus tim sukses dari butik tersebut.
“Jadi, angkat gelas kalian dan mari kita bersulang untuk kesuksesan Heavenly Boutique di tahun mendatang! Let’s get the party started!” seru Ana.
Suara riuh tamu undangan dan denting gelas kristal yang beradu, langsung menyambut teriakan kegirangan milik Ana. DJ Barbara juga sudah memulai memainkan musik dan membuat suasana pesta makin meriah.
Ana kembali ke pada para sahabatnya.
“Sudah kubilang jangan terlalu banyak minum, Na! Kau lupa, ya? Setiap kali kau mabuk, kau hilang kendali.” Risa meraih gelas kristal di tangan Ana secara paksa.
“Ayolah, Risa! Aku baru minum tiga gelas. Lagi pula kau akan selalu bisa mengatasi semua masalahku dengan para pria itu." Ana terkekeh.
"Ana, please!"
"Sa, kau adalah sahabat terbaikku yang akan selalu menjemputku kala aku mabuk, kan?” Ana memeluk Risa dari samping. Tubuhnya mulai agak limbung.
“Tunggu dulu, tadi kau bilang apa? Tiga gelas katamu?! Kau juga selalu berakhir di hotel yang berbeda dengan model-model kita.”
“Ssssttt! Jangan ribut, Risa. Baru lima model saja, kok,” bisik Ana.
“Tetap saja kau tidur dengan mereka. Kau harusnya tahu julukan Cassanova Woman itu, kan? Dan itu menjijikkan!"
"Kau juga seharusnya tahu kalau aku benci laki-laki. Mereka hanya ada untuk dipermainkan, bukan?" Ana merapikan tata riasnya sekilas dengan pantulan gelas di tangan Risa.
"Ana, kau pasti trauma karena Bram, ya?"
Ana langsung membekap mulut sahabatnya. Dia tak ingin nama lelaki itu kembali terdengar.
“Aku mau ke toilet dulu, ya,” ucap Ana.
"Ana! Kau menyebalkan!" pekik Risa yang lipstik di bibirnya dibuat belepotan oleh Ana.
Ana yang berusaha menghindari Risa, tak sengaja bertabrakan dengan pria tampan bernama Raden Jayanegara Mangkulangit. Tubuh atletis dan tinggi 180 cm itu memang terlihat seperti model pria. Lesung pipi dan dagu terbelah itu menggoda Ana untuk menyapa.
“Kau model baru di sini, ya?” tanya Ana.
“Bukan, Nona. Perkenalkan nama saya Jaya, pemilik Batik Garuda. Asisten saya sudah menghubungi Anda, kan, seminggu yang lalu?" Jaya mengulurkan tangannya.
"Oh, kau investor baru pemilik batik itu, ya? Halo, namaku Rizkina, panggil saja Ana." Ana menyambut uluran tangan Jaya.
"Apa saya datang di waktu yang salah? Sepertinya Anda sedang berpesta?" Jaya menaikkan nada suaranya karena beradu dengan dentuman musik dari DJ Barbara.
"Oh, tentu tidak! Kau datang di waktu yang tepat. Mau berdansa dan minum-minum denganku?" Ana menggoda Jaya.
...*****...
...Bersambung…...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Zahra Putri Mandala
aku suka banget sama cerita cerita kakak,,
2023-06-25
0
Amin Salam
ni auturnya buat cerita baru
2023-03-28
0
Yudhi Ila
suka deh kalo ada pocong yg balik jadi manusia lagi.kayak potam
2023-03-18
0