Bab 16 - Dinikahi Pocong Tampan
Setelah membersihkan tubuh dan berganti pakaian dengan kebaya yang cukup gatal Ana pakai, perempuan yang didera kelelahan akhirnya terlelap juga.
Ketukan di pintu kamar Ana terdengar malam itu. Ana yakin pasti salah satu abdi dalam memintanya ke ruang makan. Bayi dalam perutnya mungkin sudah jungkir balik karena kelaparan.
"Iya, sebentar. Ana datang!"
Ana membuka pintu dan melihat sosok Widi tersenyum ke arahnya.
"Kanjeng Ratu dan Paduka Raja meminta Mbak Ana, eh Tuan Putri Ana ke ruang depan," ucapnya.
"Kok, di ruang depan? Kenapa bukan di ruang makan? Saya laper nih, Mbak Wid," ucap Ana.
"Nanti saya siapkan makan malam. Tapi, sekarang mereka menunggu Tuan Putri untuk ke sana. Mbak Risa juga sudah ada di sana," ucap Widi.
Ana akhirnya mengangguk. Dia segera menuju ke ruangan yang sudah ditentukan. Risa menyambut Ana dengan pelukan.
"Ada apa ini, Sa?" tanya Ana.
"Kamu harus kuat, Na. Kamu harus tabah," ucap Risa.
"Maksudnya apa, sih?" Ana mengernyitkan dahi.
Perempuan itu lantas melihat kedatangan Jaya yang terbaring dari mobil ambulans. Pria itu hanya diam bahkan sudah terbaring kaku.
"Ada apa dengan Jaya?!" pekik Ana.
"Maaf kami harus menyembunyikan ini darimu. Ini kami lakukan agar kamu tidak pergi," ucap Ratu Melati.
"Apa yang terjadi dengan calon suami saya, Kanjeng Ratu?" tanya Ana.
"Malam sebelum kamu datang, sebenarnya Jaya baru saja meninggal satu hari yang lalu. Jaya ditabrak oleh seseorang yang diduga musuh kerajaan," jelasnya.
"A-apa? Ditabrak?" pekik Ana.
"Iya, Nak. Jaya dan Panji sedang meninjau pabrik pembuatan batik. Sebuah mobil pick up berkecepatan tinggi menghantam Jaya. Malangnya, dia mengalami tabrak lari. Jaya lantas dilarikan ke rumah sakit. Namun, pada akhirnya di hari kedatangan kamu tadi, kami mendapat kabar kalau Jaya malah mengembuskan napas terakhir." Ratu Melati lantas tak kuasa menahan tangisnya memeluknya Ana.
"Jadi, pernikahan saya batal? Lalu, bagaimana dengan anak yang saya kandung nanti?" tanya Ana.
"Pernikahan kamu akan tetap dilangsungkan. Kamu tetap menjadi menantu di kerajaan ini. Karena anak yang kamu lahirkan nanti akan menjadi penerus tahta Kerajaan Garuda. Jadi, kamu pastikan jika anak yang lahir nanti adalah laki-laki," ucap Ratu Melati penuh ancaman seraya mencengkeram kedua bahu Ana.
Raja Sumardjo hanya melihat sang istri bersama Ana sekilas. Selebihnya dia dan Mbah Karso serta Panji mulai membungkus tubuh Jaya dengan kain kafan dalam bentuk pocong. Mulut mereka juga tampak komat-kamit saat melakukan pembangunan itu.
"Ta-tapi, bagaimana jika anak ini perempuan?" tanya Ana.
"Kau akan diusir. Mungkin saja aku akan nekat meminta suamiku tidur dengan selir atau menikahimu. Padahal hal itu tak akan pernah mau dia jalankan," ucap Ratu Melati.
Wanita penuh wibawa itu lantas menuju ke arah suaminya. Sementara Ana kembali pada Risa dengan menceritakan ancaman yang Ratu Melati utarakan tadi.
"Gila, Na, nanti kalau anak kamu perempuan, bagaimana?" bisik Risa.
"Aku nggak tahu, Sa, aku nggak yakin. Mending kita kabur aja," bisik Ana.
"Oke, kita kabur. Tapi, setelah kamu menikah dan melahirkan," tutur Risa.
"Nikah? Nikah sama mayat?" Ana mengerucutkan bibirnya.
"Ya sama siapa lagi?" Risa lantas memberi ide pada Ana, setelah bayi dalam kandungannya lahir, mereka sebaiknya kabur. Ana memantapkan diri untuk meninggalkan anak itu lalu kabur ke luar negeri.
"Aku nggak akan bisa nunggu selama itu," ucap Ana.
"Okelah, kita kabur habis kamu nikah. Nanti kan ada mas kawinnya, tuh. Nah, habis itu mas kawin kamu simpan, terus kita kabur." Risa memberikan ide cemerlang pada Ana.
"Oke, setuju."
Jaya siap untuk dimakamkan. Ana mendekat untuk melihat kali terakhir wajah ayah dari jabang bayi yang ada di kandungannya. Ana mengakui kalau Jaya sangat tampan. Mungkin saja dia bisa menjadi istri yang baik untuk Jaya dan perlahan-lahan belajar mencintai pria itu. Namun sayangnya, kini lelaki tampan itu telah tiada.
Tetua kerajaan yang bernama Mbah Karso tetap meminta Ana menikah dengan pocongnya Jaya. Demi menjaga nama baik kerajaan. Sama seperti permintaan Ratu Melati tadi. Raja Sumarjo akhirnya menurut.
Ana diberi penawaran agar tetap bisa tinggal di dalam kerajaan karena sudah resmi menjadi menantu Kerajaan Garuda.
Demi harta, Ana rela melakukannya.
Widi membawa Ana untuk merias diri. Ratu Melati juga sudah memberikan perintah pada abdi dalam lainnya untuk menyiapkan pakaian pengantin bagi calon menantunya itu.
Ana sempat meratapi diri di depan cermin. Ia tak menyangka kalau malam itu, dia akan menikah dengan sosok pocong.
"Mimpi apa aku ini sampai harus nikah sama pocong? Hadeh, kenapa nasibku sial begini, ya? Apa ini karena kelakuan liarku sampai Tuhan membalas kontan dengan musibah ini," gumam Ana.
Dia ingin sekali menangis tetapi Risa selalu berhasil mencegah dan menenangkannya.
"Ingat, Na, demi harta kamu harus bertahan. Kamu pasti bisa, fighting!" Risa memberi gestur kepalan tangan seolah memberikan semangat pada Ana.
"Au ah gelap!" sungut Ana.
...*****...
...Bersambung dulu, ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Ayuk Vila Desi
demi harta na...🤭
2023-07-01
0
Miss
semangat buat nikah sama pocong nya Jaya 🙊
2023-03-26
3
mama jasmine
curiga sama emak tirinya Jaya dech
jangan2 kanjeng ratu bermuka dua
ada tujuan jahat sama kerajaan garuda
bisa jadi dia dalang di balik kecelakaannya Jaya alias musuh dalam karung ehhh selumut
2023-03-21
2