Kutukan Stheno...

Tok…tok…

Ceklek…

“Aku sudah dapat lokasinya. Kapan kita ke sana?” Mario berbicara setengah berbisik di kamar Eno.

“Malam ini juga boleh. Apa lokasinya jauh?”

“Tidak. Hanya saja ada yang perlu kalian tahu. Seuze, apa kalian pernah mendengar nama itu?” Eno mengerutkan kening.

“Kami tidak pernah meninggalkan istana Gorgon. Jadi kami tidak tahu tentang para dewa lainnya. Tapi menurut nama yang kau sebutkan tadi. Sepertinya dia keturunan Zeus.”

Mario mengangguk, “Aku dengar dia keturunan Perseus. Apa yang terjadi pada jiwa Medusa jika bertemu dengan Seuze?” Eno mendadak gelisah. Dia terlihat panik lalu bangkit. Tapi tangan Mario langsung menahannya. “Ada apa?”

“Jika nama yang kau sebutkan itu benar keturunan Perseus maka jiwa Medusa tidak akan bertahan lama di tubuh Bulan. Keturunan Perseus akan mengambil alih jiwa Medusa karena itu adalah tugas mereka selamanya.”

“Bagaimana jika Seuze bertemu kalian? Apa dia bisa mengenali kalian?”

“Justru kami harus melihatnya karena keturunan Perseus punya mata berbeda. Jika benar maka akan sulit untuk kita membebaskan Bulan.”

“Kita akan mengajak Ela?”

“Tidak! Biarkan dia bersama anak-anak.”

Tepat tengah malam, Mario bersama Eno pergi meninggalkan mansion. Sebelum itu, Mario dan Eno sudah memberitahukan pada Ela perihal kepergian mereka. Lantai 20 menjadi tempat di mana Medusa dikurung di ruang kaca. Wanita itu tergelatak lemah sementara Seuze duduk di sana sebagai penjaganya.

Mario memasuki gedung bersama Eno. Para penjaga terlihat sedikit terkejut karena Mario yang mereka tahu sudah lama menghilang.

“Aku ingin bertemu Sueze!” ucapnya tegas.

Seorang penjaga mengangguk kemudian mengantar Mario dan Eno ke ruang penjagaan di mana Seuze berada.

Pemuda itu terkejut saat melihat Mario dan Eno masuk. Lebih tepatnya terkejut melihat Eno dalam wujud Stheno. Mata Sueze bisa melihat wujud asli Stheno tanpa penghalang.

“Bagaimana keadaanya?” tanya Mario tegas.

“Kondisinya melemah karena pengaruh rantai yang mengikatnya.” Ucap Eno membuat Mario terkejut. Pria itu menatap Eno dengan kode yang mata yang sudah mereka siapkan sebelumnya. Eno mengangguk, “Aku rasa kita perlu bicara, putra Perseus!” Seuze tersenyum, “Tentu!” Seuze membuka pintu portal dan langsung masuk ke dalam bersama Eno. Tidak ada yang melihat karena para pengawal hanya ditugaskan menjaga di luar.

Mario menekan tombol di meja dan terbukalah pintu kurungan Medusa. “Sayang!” lirih Mario berjalan mendekat ke arah Medusa yang terbaring lemah.

Ular-ular dikepala wanita itu mulai bereaksi saat melihat Mario. “Ayo pergi dari sini!” ucap Mario kembali lalu membuka rantai tangan dan kaki Medusa. Setelah semua rantai terbuka, mata Medusa langsung terbuka dan berdia tegak menatap Mario.

“Kita tidak punya waktu, ayo!”

“Putra Perseus?”

“Dia pergi dengan Stheno. Cepat!” Medusa menyerap sedikit kekuatan dari Mario. Kekuatan cinta dari pria itu mampu memberikan sedikit energi untuknya. Keduanya berjalan keluar lalu Medusa langsung mempengaruhi semua pengawal melalui matanya. “Hancurkan tempat ini sampai tak tersisa!” titahnya lalu pergi bersama Mario.

“Kau akan membawaku ke mana?” tanya Medusa di dalam mobil.

“Ke pulau tempatku dan anak-anak tinggal sebelum ke sini. Tapi maaf, aku tidak bisa menemanimu untuk saat ini karena aku sudah terlanjur menampakkan diri di depan keluargaku. Apa kondisimu baik-baik saja? Bagaimana lukamu?” Mario bertanya tanpa henti membuat Medusa tersenyum senang.

“Jaga anak-anak untukku. Aku butuh waktu untuk menyembuhkan luka akibat panah emas tembaga ini. Jadi lebih baik aku sendiri saja. Mungkin Stheno dan Euriela akan mendampingiku.”

“Baiklah. Nanti akan kubicarakan dengan mereka. Sebaiknya kita bergegas sebelum Eno dan Sueze kembali.”

“Kamu yakin Stheno akan kembali?” tiba-tiba reaksi Mario berubah.

“Apa maksudmu? Apakah mereka akan bertarung dan saling membunuh?”

Medusa terkekeh, “Mungkin!” jawabnya kemudian.

Mobil terus melaju kencang membelah jalanan di tengah malam sampai akhirnya tiba di dermaga. Mario menggengga tangan Bulan menuju rimbunan pohon bakau. Ia menepuk air tiga kali kemudian datanglah naga laut di depannya. Medusa tersenyum karena Mario sudah menjalin hubungan dengan monster laut yang merupakan kerabat orang tua Medusa.

Cup…

Mario mengecup bibir Bulan sekilas.

“Pergilah! Sembuhkan dirimu. Aku akan datang jika urusanku sudah selesai.”

“Bukan kamu yang datang padaku tapi aku yang akan datang menemui teman-temanmu. Mereka belum menerima pembalasanku.”

“Sampai bertemu lagi!” Ucap Bulan lalu menaiki naga laut yang membawanya ke pulau seberang.

Sementara di alam lain, Seuze membawa Stheno ke hadapan Perseus. “Ada apa, putraku? Kenapa kamu membawa Gorgon Stheno ke hadapanku?” tanya Perseus bangun dari singgahsananya.

“Dia datang untuk membebaskan jiwa saudaranya Medusa, Ayah.” Mata Perseus terbelalak.

“Tidak mungkin. Aku sudah membunuh Medusa. Dia sudah mati!”

“Tidak, Ayah. Jiwa Medusa masih hidup. Dia mendiami tubuh seorang wanita yang penuh kebencian dan dendam. Saat ini aku tengah menjaga tubuh dan jiwa tersebut di salah satu ruangan khusus.

Perseus menampakkan raut wajah tidak tenang, “Bagaimana mungkin, Stheno? Apa benar yang dikatakan putraku?” tanya Perseus pada Stheno.

Stheno tersenyum, “Keadilan masih berpihak pada saudaraku yang kau bunuh dan dikutuk atas kesalahan yang tidak dia perbuat.”

Perseus tertawa sumbang, “Seorang wanita yang tidak bisa menjaga sumpahnya, kau bilang tidak berbuat kesalahan? Itulah kesalahannya!”

“Seuze, bawa jiwa Medusa padaku sekarang! Dan kau, Stheno! Kembalilah ke istanamu. Jangan berkeliaran di dunia manusia!” Stheno tertawa sinis.

“Seperti suadaraku yang dikutuk karena kesuciannya direnggut Posaidon maka aku mengutuk keturunanmu yang rupawan dan kau banggakan ini menjadi binatang hitam yang ditunggangi manusia di bumi jika mencintai keturunan Gorgon.”

Duarr…

Suara petir bersahutan di langit malam, Medusa yang baru tiba di pulau seberang menatap langit. “Apa yang sudah kau lakukan Stheno?” lirih Medusa lalu berjalan lemah menuju tebing tempat yang akan membawanya ke istana Gorgon.

Stheno dan Sueze kembali ke alam manusia dan betapa marahnya Seuze saat melihat bangunan itu tengah dihancurkan oleh para penjaga. Stheno tersenyum sinis sementara Seuze merasa dipermainkan langsung menyerang Stheno. Perkelahian keduanya belangsung sengit sampai beberapa petir saling bersahutan membuat penduduk kota terkejut dengan fenomena petir bersahutan di langit yang berbeda dari biasanya.

Ela dan lima anak Mario pun terbangun. Mereka berkumpul di kamar bibinya. Ela menceritakan apa yang terjadi saat ini pada keponakannya.

“Kita harus bertemu Ibu, kapan kami bisa menemui Ibu, Bibi?” Althea bereaksi.

“Tidak sekarang, Thea. Ibu kalian membutuhkan waktu untuk sembuh dan kembali ke kita. Yang terpenting saat ini adalah jalani hidup kalian dengan baik bersama keluarga Ayah Mario. Biar Bibi dan Paman yang akan menemani Ibu.” Mereka mengangguk.

Mario hendak meninggalkan pesisir pantai sampai naga laut muncul tapi ada seorang pria yang berdiri di atas kepalanya sambil memegang trisula.

“Berikan ini pada anak-anakmu!”

“Siapa kau?” tanya Mario.

“Poseidon!”

***

Terpopuler

Comments

Ita Xiaomi

Ita Xiaomi

Jd ingat waktu msh bocil emakku sering bacakan aku dongeng dewa Neptunus.

2024-06-04

0

Kustri

Kustri

apa yg membuat Medusa tertarik sm Mario

2023-05-28

0

Aida Fitriah

Aida Fitriah

sumpah keren banget kak zur jln cerita'a, cma aku bingung sama nama"a🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2023-03-23

1

lihat semua
Episodes
1 Setetes Darah Di Gua Hitam
2 Grandrose vs Permata Indah...
3 Medusa, Posaidon, Athena...
4 Maladewa...
5 Target Pertama...
6 Menghitam...
7 Mimpi Mario...
8 Teh Untuk Mario...
9 Bram Dan Gaston...
10 Permintaan Mario...
11 Pengakuan...
12 Robert...
13 Seuze...
14 Regar...
15 Siluman Jalan Tol...
16 Cucu Dewa Laut...
17 Kutukan Stheno...
18 Dosa Poseidon...
19 Jari Lucifer Merah...
20 Tuan Beric vs Stella...
21 Italia...
22 Ulah Juragan Hitam...
23 Alex...
24 Menghitam...
25 Laporan Dari Peliharaan Juragan...
26 Serangan Toilet Tora...
27 Darah Tora...
28 Tragedi Roy...
29 Teror Medusa...
30 Medusa Vs Sauze...
31 Kuil Suci Athena...
32 Megalodon Membawa Bulan...
33 Bulan...
34 Takdir Titisan Medusa...
35 Balasan Thea...
36 Pertukaran Mahasiswa...
37 Indah Si Buruk Rupa...
38 Profesor Mete Vs Nafas Hijau...
39 Don, Robert Gone...
40 Pertempuran Althea...
41 Raga Jasmine...
42 Balasan Jasmine...
43 Kematian Si Tuan Besar...
44 William Vs Bulan...
45 Kematian William...
46 Serangan Lima Bintang...
47 Goru dan Albert...
48 Arwah...
49 Seva dan Zefo...
50 Lucas, Honey Bar dan Center City...
51 Goru dan Zefo...
52 Aldric di Pulau Paskah...
53 Reinkarnasi...
54 Zego Atair vs Brianna Lazuard...
55 Akhir Bulan...
56 Mbah Waryo...
57 Wahyu...
58 Buk Marni Si Pelayan Hitam...
59 Mendadak Gila...
60 Terbakar...
61 Dukun...
62 Jacob...
63 Yohanes Masuk Jurang...
64 Isac...
65 Brianna Hilang...
66 Kebakaran...
67 Miss Jessi...
68 Rose dan Jacob Hilang...
69 Kedatangan Rose...
70 Mati...
71 Rose vs Eka Wirawan...
72 Guru Bejat...
73 Balasan Vaby cs...
74 Pelarian Terakhir Lucas...
75 Alex Mati Dalam Sepi...
76 Jebakan Untuk Rose...
77 Makan Janin...
78 Berpisah...
79 Nyai...
80 Jebakan Air Terjun...
81 Kehilangan Roh...
82 Penggrebekan...
83 Misteri Bola Pink...
84 Arwah Kadir...
85 Arwah Kiswoyo...
86 Siasat Eko...
87 Obat Anjing...
88 Iblis Penunggu Pohon Tua...
89 Eligon Village...
90 Danau Lima Cahaya...
91 Kemarahan Acasha...
92 Suketi vs Naag Devta...
93 Kardus Busuk...
94 Kesedihan Altair...
95 Edwin...
96 Kepergian Brianna dan April...
97 Arwah Brianna...
98 Lima Cahaya di Langit Olympus...
99 Jasad Beku...
100 Palung...
101 Pulau Seribu...
102 Deritawati...
103 Layu Sebelum Berkembang...
104 Hari Pertama...
105 Kisah Buk Ida...
106 Olah TKP Ala Aca...
107 Dimas Sakit...
108 Masuk Rumah Sakit...
109 Pak Rektor???
110 Gempar...
111 Brianna Gila...
112 Huda...
113 Salah Sasaran...
114 Dendam Jaka...
115 Terciduk...
116 Susuk Pemikat...
117 Nafas Beracun...
118 Balasan Jacob...
119 Salam Horor...
120 Serangan Devi...
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Setetes Darah Di Gua Hitam
2
Grandrose vs Permata Indah...
3
Medusa, Posaidon, Athena...
4
Maladewa...
5
Target Pertama...
6
Menghitam...
7
Mimpi Mario...
8
Teh Untuk Mario...
9
Bram Dan Gaston...
10
Permintaan Mario...
11
Pengakuan...
12
Robert...
13
Seuze...
14
Regar...
15
Siluman Jalan Tol...
16
Cucu Dewa Laut...
17
Kutukan Stheno...
18
Dosa Poseidon...
19
Jari Lucifer Merah...
20
Tuan Beric vs Stella...
21
Italia...
22
Ulah Juragan Hitam...
23
Alex...
24
Menghitam...
25
Laporan Dari Peliharaan Juragan...
26
Serangan Toilet Tora...
27
Darah Tora...
28
Tragedi Roy...
29
Teror Medusa...
30
Medusa Vs Sauze...
31
Kuil Suci Athena...
32
Megalodon Membawa Bulan...
33
Bulan...
34
Takdir Titisan Medusa...
35
Balasan Thea...
36
Pertukaran Mahasiswa...
37
Indah Si Buruk Rupa...
38
Profesor Mete Vs Nafas Hijau...
39
Don, Robert Gone...
40
Pertempuran Althea...
41
Raga Jasmine...
42
Balasan Jasmine...
43
Kematian Si Tuan Besar...
44
William Vs Bulan...
45
Kematian William...
46
Serangan Lima Bintang...
47
Goru dan Albert...
48
Arwah...
49
Seva dan Zefo...
50
Lucas, Honey Bar dan Center City...
51
Goru dan Zefo...
52
Aldric di Pulau Paskah...
53
Reinkarnasi...
54
Zego Atair vs Brianna Lazuard...
55
Akhir Bulan...
56
Mbah Waryo...
57
Wahyu...
58
Buk Marni Si Pelayan Hitam...
59
Mendadak Gila...
60
Terbakar...
61
Dukun...
62
Jacob...
63
Yohanes Masuk Jurang...
64
Isac...
65
Brianna Hilang...
66
Kebakaran...
67
Miss Jessi...
68
Rose dan Jacob Hilang...
69
Kedatangan Rose...
70
Mati...
71
Rose vs Eka Wirawan...
72
Guru Bejat...
73
Balasan Vaby cs...
74
Pelarian Terakhir Lucas...
75
Alex Mati Dalam Sepi...
76
Jebakan Untuk Rose...
77
Makan Janin...
78
Berpisah...
79
Nyai...
80
Jebakan Air Terjun...
81
Kehilangan Roh...
82
Penggrebekan...
83
Misteri Bola Pink...
84
Arwah Kadir...
85
Arwah Kiswoyo...
86
Siasat Eko...
87
Obat Anjing...
88
Iblis Penunggu Pohon Tua...
89
Eligon Village...
90
Danau Lima Cahaya...
91
Kemarahan Acasha...
92
Suketi vs Naag Devta...
93
Kardus Busuk...
94
Kesedihan Altair...
95
Edwin...
96
Kepergian Brianna dan April...
97
Arwah Brianna...
98
Lima Cahaya di Langit Olympus...
99
Jasad Beku...
100
Palung...
101
Pulau Seribu...
102
Deritawati...
103
Layu Sebelum Berkembang...
104
Hari Pertama...
105
Kisah Buk Ida...
106
Olah TKP Ala Aca...
107
Dimas Sakit...
108
Masuk Rumah Sakit...
109
Pak Rektor???
110
Gempar...
111
Brianna Gila...
112
Huda...
113
Salah Sasaran...
114
Dendam Jaka...
115
Terciduk...
116
Susuk Pemikat...
117
Nafas Beracun...
118
Balasan Jacob...
119
Salam Horor...
120
Serangan Devi...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!