Malam harinya, Mario mendatangi mansion di seberang rumahnya ditemani dua pengawalnya.
“Selamat malam, saya ingin bertemu seorang wanita muda di rumah ini. Tadi pagi saya tidak sengaja hampir menabraknya. Saya sudah berjanji untuk mengganti ruginya.”
“Silakan masuk!” ucap penjaga rumah dingin tanpa ekspresi membuat Mario merasa aneh. Ia berjalan menuju pintu sambil melirik kanan-kiri. Seorang pelayan membuka pintu tepat saat Mario tiba di depan pintu.
Sikap aneh pembantu di rumah itu kembali membuat Mario bertanya-tanya. Pria itu duduk di sofa sambil menunggu wanita yang ditabraknya datang. Dari arah dapur, secangkir teh yang sudah tersaji itu kemudian dibawa menuju ruang tamu.
Dari arah tangga, wanita yang ditabrak Mario turun masih dengan langkah tertatih-tatih. Mario menatap wanita itu tidak berkedip. Bagaimana mau berkedip jika penampilan wanita itu sangat menggemaskan menurutnya.
Bulan memakai hot pants dan kaos oversize berwarna putih sedikit menerawang hingga menampilkan pakaian dalamnya yang berwarna hitam. Wajah Bulan terlihat judes dan cemberut saat menatap Mario.
“Gimana, sudah punya uang tunai, Bos Palsu?” sapanya membuat kecurigaan Mario sirna. Jika wanita di depannya adalah si monster, tentu dia sudah binasa saat itu juga.
Mario tersenyum kecil, “Ck, terserah kau saja lah. Berapa aku harus membayar ganti rugimu?” tanya Mario mengeluarkan dompetnya. Bulan tersenyum sinis, “Aku tidak bisa berjalan lancar selama seminggu sehingga pekerjaanku jadi terbengkalai. Jika biasanya dalam sehari aku bisa menghasilkan uang sebanyak 250 – 350 juta maka dikalikan tujuh berarti berapa? Silakan hitung sendiri!”
“Pekerjaan apa yang kau tekuni sampai bisa menghasilkan uang sebanyak dalam sehari? Katakan dengan jelas supaya aku tidak menuduhmu menipuku.”
Bulan menatap sinis Mario, “Aku rasa kau tidak perlu tahu. Sekarang berikan ganti ruginya!”
“Aku bisa menuntutmu atas tuduhan pemerasan kalau begini.” Ancam Mario. Sementara di Bulan justru tertawa.
“Silakan kalau kau ingin mempermalukanmu dirimu sendiri di depan umum.” Mario melongos. Ia kalah, “Kalau begitu aku transfer saja. Uang tunai di dompetku tidak cukup segitu. Membayar ganti rugimu sama seperti membeli mobil sport terbaru.” Gerutu Mario.
“Bik, kenapa tamu saja yang diberi minum? Aku juga haus!” teriak Bulan membuat Mario terkejut.
“Bik, bawakan pulpen sama kertas sekarang!” teriaknya lagi membuat Mario kembali menggeleng. Dia tidak percaya jika wanita cantik di depannya ini ternyata memiliki karakter seperti tarzan di hutan. Mario kembali melirik pembantu yang membawakan minuman dan kertas ke depan wanita itu. Tatapan mereka tidak berubah, dingin dan tanpa ekspresi.
“Hei, kenapa pelaya-“
“Kenapa? Seperti hantu?” sambung Bulan tanpa mendengar perkataan lebih panjang dari Mario.
“Peraturan di rumah ini. Kasta seorang pembantu dan tidak boleh terlibat kontak dengan tamu atau orang rumah. Hanya majikan yang boleh bicara.”
“Ck, kejam juga ternyata.”
“Minum!” ucap Bulan sambil mengangkat cangkirnya. Mario sendiri tanpa sadar ikut meminum teh tersebut.
Mario mengirimkan satu milyar terlebih dahulu dalam dua kali transfer kemudian ia berjanji akan mengirim kembali besok hari. Setelah perjanjian selesai, Mario langsung pulang ke mansionnya. Keesokan harinya, Mario terlihat biasa saja, tidak ada yang berubah. Dia kembali bekerja seperti biasa dan menepati janjinya kembali dengan mengirimkan uang sebanyak 750 juta lagi.
Hari-hari Mario berjalan lancar ditemani para pengawal. Ia tidak pernah lagi bertemu dengan wanita di seberang walau hatinya sangat ingin melihat wanita itu lagi. Sembilan pria bernafas lega beberapa hari ini karena tidak ada yang meneror mereka sampai berita dari William kembali mengejutkan mereka.
“Richard mengalami kondisi yang sangat aneh menurut tim dokter.” Tulis William di grup mereka.
“Aneh bagaimana?” Don langsung membalas.
“Jangan bikin kami penasaran, Will.” Tulis Roy.
“Richard tidak mengalami sakit lagi tapi kulit yang menghitam itu mulai terkelupas. Aku tidak tahu harus menggambarkan seperti apa. Tapi yang pasti, sekarang Richard sadar dan tidak merasa sakit tapi hitam di tubuhnya terus menjalar ke bawah dan mengelupas. Darah yang keluar sangat banyak. Tim dokter sudah menyerah.”
“Richard sendiri gimana?” tanya Bram.
“Dia minta disuntik mati!!! Gila kan?”
“Dia sudah bisa bicara?”
“Sudah!”
“Apa dia cerita tentang apa yang terjadi sebelum ke-“ tanya Don.
William menceritakan kejadian sebelum petaka itu datang dan teman-teman Richard langsung terdiam.
“Mulai sekarang kita tidak bisa bercinta dengan gadis sembarangan.” Tulis Gaston.
“Setuju!” balas yang lainnya.
Richard putus asa, setiap malam dia memimpikan bercinta dengan Bulan lalu berakhir dengan ular. Richard kerap berteriak saat tidur hingga ia selalu terjaga di tengah malam.
“Mario, gimana kabar wanita penghuni mansion seberang?” tanya Don.
“Dia normal, Guys! Tapi dia memerasku!” balas Mario lalu menceritakan berapa banyak uang yang harus dikeluarkan untuk membayar ganti rugi Bulan. Mereka kompak tertawa mengejek Mario.
Malam-malam selanjutnya, Mario kerap memimpikan wanita di depan mansionnya. Pria itu selalu memimpikan bercinta dengan Bulan tapi sayangnya alat vital pria itu jutsru tidak bisa berdiri tegak seperti biasa. Setiap bangun pagi, Mario juga tidak melihat alat vitalnya bangun hingga dua minggu kemudian Mario mulai curiga. Lantas, ia menyewa seorang wanita panggilan untuk membuktikan kecurigaanya.
“Sial,” umpat Mario.
Alat vital yang ia banggakan tidak bekerja sebagaimana mestinya. Mario frustasi lalu mengunjungi dokter spesialis khusus tapi tetap tidak berhasil. Mario juga menjalani terapi selama sebulan dan itu semakin membuatnya frustasi karena senjatanya sama sekali tidak mau berdiri.
Tidak ada satu pun teman-teman prianya yang tahu. Kepala Mario selalu pusing karena dia selalu berhasrat tapi tidak bisa mengeluarkan. Berbagai usaha yang Mario lakukan tidak membuahkan hasil hingga waktu berjalan semakin lama. Dua bulan sudah Mario tidak pernah merasakan kehangatan wanita. Pria itu memilih mengalihkan pikirannya yang kalut pada alkohol.
Dalam beberapa bulan itu juga, Tora terus melakukan perjalanan dari satu dukun ke dukun yang lain untuk mencari perlindungan. Sementara Richard, tiada hari tanpa meratapi dirinya karena setengah tubuh bagian bawahnya sudah menghitam dan busuk. Dokter menyarankan untuk memotong bagian yang busuk tersebut supaya tidak menyebar tapi Richard tidak mau. Dia tetap meminta suntik mati karena malu harus melihat tubuhnya membusuk.
Tidak ada yang sanggup memasuki kamar Richard termasuk orang tuanya. Bau nanah dari tubuhnya sangat menyengat. Bahkan orang tua Richard harus membayar mahal kepada orang yang bersedia membersihkan lantai dan barang-barang yang Richard gunakan. Pria itu tidak lagi tinggal di kamarnya yang mewah dan bersih. Melainkan sebuah kamar yang dibangun sedikit jauh di belakang mansion orang tuanya. Setelah tim dokter menyerah, orang tua Richard memilih membawa pulang putra mereka lalu mengundang dokter dari berbagai negara ke rumah mereka untuk memeriksa Richard. Semua dokter yang datang mengangkat tangan. Mereka tidak sanggup mengobati Richard.
Ting…
Suara pemberitahuan di grup pertemanan para pemerkosa Bulan.
“Guys, Richard sudah meninggalkan kita.”
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments