Sembilan pria tampan dan mapan kompak menggunakan jas dan kacamata hitam berdiri di samping liang lahat Richard. Setangkai bunga mereka letakkan di atas tempat peristirahatan terakhir sang sahabat. Dari sekian banyak pelayat, Jessy dan keluarganya turut hadir di sana. Dari jauh, seorang wanita bergaun hitam lengkap dengan topi bulat dengan jaring di bagian depan serta sarung tangan panjang sampai ke lengan juga ikut melayat ke pemakaman target pertamanya.
Selesai melayat, mereka sepakat minum bersama di sebuah kelab di ruang khusus yang dipesan oleh William. Masih dengan jas hitam, aura kesedihan terpancar jelas di wajah kesembilan pria itu sampai beberapa pria masuk membawakan minuman. Sebelumnya, William sudah memesan pada manajer kelab untuk dilayani oleh pelayan pria hingga sang manajer itu berpikir kalau mereka adalah gay.
“Keluarlah!” titah William tegas pada para pelayan tersebut.
Mereka terdiam dengan gelas minuman di tangan masing-masing. “Hidup kita berantakan setelah bertemu wanita itu.” Ucap Gaston.
“Kita tidak akan mengalami hal mengerikan ini seandainya kita tidak menodai wanita itu. Sekarang aku menyesal dan ingin berlutut memohon ampun di depan wanita itu.” Ucap Bram membuat semua temannya menoleh.
Mario sendiri memilih diam karena ada hal lain yang sedang ia pikirkan. Di saat teman-temannya berbincang, ia justru larut dalam pikirannya sendiri.
“Dukun hebat di daerah Tora saja tidak mampu membunuhnya apalagi kita.” Gerutu Don.
Tora sudah menemui lima dukun hebat di Indonesia tapi sayangnya tidak satu pun yang berhasil. Malah, para dukun itu ketakutan setelah bertemu dengan Bulan di dalam mimpi. Dua di antaranya mati mengenaskan setelah digigit ular misterius yang datang ke tempat sang dukun.
“Kalian percaya, aku sudah lama tidak bercinta. Setiap kali melihat wanita seksi, aku selalu bergairah dan harus berakhir sendiri di kamar mandi. Sungguh sangat menyebalkan.” Gerutu Gaston yang terkenal sebagai playboy.
“Aku juga! Bahkan aku harus mengganti posisi sekretarisku gara-gara monster itu.” sahut Bram.
Mereka saling mengeluh akan hal yang sama sampai semua mata tertuju pada Mario yang terlihat diam tanpa suara. “Ada apa? Jangan bilang terjadi sesuatu padamu!” tebak Don.
Mario menatap satu persatu temannya lalu menghela nafas. “Aku impoten!”
“WHAT????” teriak mereka kompak hampir tidak percaya.
Mulailah Mario bercerita kondisi yang dialaminya beberapa bulan ini sampai pengobatan dan terapi yang ia jalani tanpa membuahkan hasil. Setelah mendengar cerita Mario, mereka tetap tidak percaya. Atas usulan Gaston, William menghubungi seorang gigolo lalu memesan seorang perempuan ke ruangan mereka saat itu juga.
Setengah jam kemudian, seorang wanita seksi masuk lalu membuka blezernya di depan mereka semua. Wanita berbalut pakaian seksi tersebut tersenyum menggoda kemudian atas arahan William, wanita itu langsung menghampiri Mario dan melakukan salam pembuka lalu berlanjut dengan berbagai aksi yang membuat teman-teman Mario tidak tahan melihatnya. Seperti yang Mario katakan, mereka melihat dengan jelas jika senjata Mario tidak berdiri seperti mereka.
“Sekarang percaya kan?” tanya Mario lalu menutup kembali resleting celananya.
Teman-teman Mario menatap tak percaya, Gaston dan Bram yang sudah bergairah langsung menarik wanita dan bercinta di depan teman-temannya.
“Kalian gila! Bawa ke hotel sana!” sergah Mario jengah. Ia berdiri dan keluar dari sana dengan perasaan campur aduk. Beberapa teman yang lain menyusuk Mario keluar dari sana dari pada melihat siaran langsung memuakkan dari Bram dan Gaston.
Cukup lama mereka bermain dengan satu wanita, “Ini gila! Setelah sekian lama akhirnya aku bisa bercinta juga, Bram.” Ucap Gaston membuat Bram terkekeh.
“Aku juga!”
Mereka kembali melanjutkan sampai dua jam ke depan. Setelah puas melayani, Gaston memasukkan beberapa lembar uang dollar ke dalam pakaian dalam wanita itu seraya tersenyum nakal. Bram juga melakukan yang sama, “Tips dari kami atas pelayananmu yang luar biasa.” Timpal Bram.
Wanita itu meraih pakaiannya lalu memakai kembali blazer dan dengan tertatih ia keluar dari sana dengan senyuman mengerikan. Sesampainya di depan kelab, tubuh wanita itu tiba-tiba melemah tersentak ke depan lalu asap hitam pun keluar dari mulutnya. Asap hitam itu menggumpal lalu terbang ke langit sementara si wanita itu seperti orang kebingungan di depan kelab.
Bulan yang sedang tertidur tiba-tiba terbangun setelah gumpalan asap hitam di langit memasuki mulut dan hidungnya kembali. Bulan menyeringai kemudian membereskan pakaian lalu pergi meninggalkan hotel menuju bandara.
Dua hari kemudian, grup pertemanan para pria pemerkosa itu kembali ramai.
Gaston dan Bram mengirimkan foto alat kelamin mereka yang menyerupai mendiang Richard. Mereka sedang berada di rumah sakit mengerang kesakitan. Asisten masing-masing yang memegang ponsel bos mereka. Para pemerkosa itu pun panik, berbagai pertanyaan ditanyakan tapi sayagnya tidak ada yang dapat memberikan jawaban pasti.
“Apa bos kalian pernah membawa wanita ke kamar setelah pulang dari Kanada?” tanya William pada asisten Bram dan Gaston.
“Saya pernah melihat Tuan Gaston mengajak rekan bisnisnya ke hotel tapi saya tidak tahu pastinya apa yang mereka lakukan karena setelah pertemuan bisnis, saya diminta langsung ke kantor.” Jawab asisten Gaston.
“Tuan Bram bercinta dengan sepupu jauhnya di kantor saat sepupunya datang.” Ucap asisten Bram.
“Dari mana kamu tahu?” tanya Don pada asisten Bram.
“Tuan Bram memberikan kode khusus pada saya. Kalau Tuan Bram ingin bercinta dengan seseorang di kantornya, dia akan menyuruh saya untuk makan enak saat itu juga.”
“Sekarang bagaimana kondisinya?” tanya Tora.
“Kapan kita akan menjenguk mereka?” tanya William.
Semua terdiam karena mereka juga punya pekerjaan dan juga kondisi mereka sama dengan mendiang Richard. Akhirnya mereka memutuskan untuk menjenguk mereka seminggu kemudian. “Jika begini, kita tidak tahu wanita mana yang membawa monster itu.” Ucap Tora.
“Kenapa mereka tidak sabar!”
Sementara kondisi Mario juga mulai memburuk. Alat vitalnya mengecil dan setiap malam ia merasakan nyeri di sana sehingga ia tidak pernah tertidur seperti orang normal. Alat vitalnya juga mulai mengeluarkan nanah dan berbau busuk tapi tidak menghitam seperti ke tiga temannya.
“Mario, bagaimana kondisimu?” tanya Don di grup.
Mau tidak mau, Mario harus memberitahukan teman-temannya. Ia mengirim foto alat vitalnya ke mereka.
“Mario, apa yang terjadi?”
“Kenapa mirip seperti milik bayi baru lahir. Apa kau sudah ke dokter?”
“Aku tidak tahu. Dokter bilang ini penyakit aneh dan langka. Obat-obatan tidak bereaksi apa-apa. sekarang sudah berbau dan berbanah. Kalau malam akan selalu sakit dan aku tidak pernah tidur lagi sekarang.”
“Guys, apa yang harus kita lakukan?” tanya William bingung.
“Sepertinya aku tidak bisa mengunjungi Bram dan Gaston.” Tulis Mario kembali.
“Bro, aku memikirkan ini beberapa malam. Sepertinya obat kita ada di pulau itu.” Tulis Tora.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments