“Hai Don!” pria yang disapa itu menoleh. Gadis cantik dan tentunya seksi membuat gairah Don seketika terbakar. Tangan wanita itu langsung ditarik oleh Don hingga menabrak dada bidangnya. Don mencumbu wanita itu tergesa-gesa lalu tak lama setelah itu, Don menjerit karena lidahnya seperti dihisap oleh sesuatu yang aneh dan saat dia membuka mata ternyata itu adalah ular. Don sedang berciuman dengan ular di kepala Bulan. Sedangkan wanita itu tersenyum di tempatnya dengan mata merah menyala.
“Don!”
“Don, wake up!”
Teman-temannya panik lalu Gaston langsung menampar pipi Don sedikit kuat hingga pria itu langsung tersadar. Keringat di kening Don bercucuran seperti baru selesai mandi. Nafasnya naik turun lalu pandangan matanya menyapu ke segala penjuru ruangan di mana saat ini mereka sedang berada di salah satu hotel tak jauh dari rumah sakit.
“Aku mimpi buruk!” Don menceritakan apa yang ia alami di dalam mimpinya.
“Rasanya setelah ini aku tidak akan mengajak wanita manapun ke ranjangku.” Keluh Brian.
“Aku yakin apa yang Richard alami ini hampir sama dengan mimpimu.” Gaston berpendapat.
Mereka tampak berpikir kemudian Mario ikut bersuara, “Bukankah Jessy bilang saat itu dia masuk ke dalam untuk memesan minuman. Tapi seingatku, ada botol wine dan gelas di dekat gazebo. Apa mungkin wanita ular itu menyamar menjadi pelayan lalu dengan sengaja menggoda Richard?”
Mereka tampak berpikir hingga akhirnya menyetujui apa yang Mario katakan. “Bagaimana hidup kita setelah ini? Kita punya usaha dan kehidupan masing-masing. Aku cuti untuk menghadiri pernikahan Richard. Setelah itu aku harus kembali bekerja.” Ucap Roy.
“Aku juga.” Sahut Don.
“Bukan cuma kalian, kami juga.” Timpal Gaston.
“Don, sebaiknya kamu kembali ke pulau itu! Cari tahu tentang gadis itu! Kalau dia masih hidup dan berada di sana, berarti yang mengejar kita adalah iblis yang menyerupai dia. Tapi kalau gadis itu sudah mati berarti yang mengejar kita itu arwahnya.” Pinta Akex.
“Bukannya sama saja?” sela Roy.
“Ya beda lah. Masak kalian lupa kalau dia sempat tinggal dan makan di rumah Don. Dia juga butuh paspor untuk mengejar kita. Setelah ini aku akan menyuruh anak buahku untuk melacak keberadaanya. Dia punya identitas berarti kita bisa mengetahui kemana tujuannya.” Ujar Alex.
“Kenapa tidak terpikirkan dari kemarin?” Bram bersuara.
“Kita terlalu panik dan syok dengan semua yang terjadi tiba-tiba jadi tidak sempat berpikir jernih. Sekarang, kita tidak boleh lengah sedikitpun dan sebaiknya jauhi para wanita untuk sementara.” Alex kembali berpendapat.
Setelah tiga hari berada di Inggris, mereka semua akhirnya berpisah di bandara menuju negara masing-masing. Tidak ada yang dapat mereka katakan pada Richard karena pria itu berada dalam pengaruh obat penenang yang membuatnya tidur dan tidak merasa sakit. Jessy telah kembali bersama orang tuanya. Sedangkan di rumah sakit, hanya ibu dari Richard yang masih setia menemani sang putra bersama dua orang asistennya.
Jessy dipaksa keadaan untuk melupakan Richard karena kabar terakhir yang disampaikan dokter semakin mengubur harapannya. Para orang tua sepakat untuk membatalkan pernikahan itu baik-baik. Sementara di ruang rawat Richard, pria itu sedang kesakitan di alat vitalnya karena para ular di kepala Bulan terus menghisap dan mengginggit tanpa henti. Hanya air mata yang keluar dari mata Richard sementara suaranya tercekat di tenggorokan.
Di mata para manusia yang hadir di sana, Richard sedang tertidur tapi tidak di mata Richard. Pria itu tidak tidur, ia bisa melihat dan mendengar semua yang terjadi di sekitarnya termasuk melihat Bulan berambut ular yang saat ini tengah menyiksanya tanpa henti.
Bulan pergi meninggalkan Richard bersama seekor ular yang menggigit alat vitalnya tanpa henti hingga menyebabkan Richard selalu menjerit saat sadar dan itu juga yang menjadi alasan bagi dokter untuk menyuntiknya dengan obat penenang dosis tinggi.
Bulan kembali ke Indonesia. Dia sudah menentukan target selanjutnya yaitu Don! Pria itu berjalan menuruni pesawat dengan tergesa-gesa kemudian memasuki mobil yang sudah menunggunya bersama Roy, Tora dan Mario.
“Kita harus ke sana sama-sama. Aku tidak mau mati sendirian.” Ucap Don di dalam mobil.
“Aku tidak bisa!” jawab Tora. “Aku harus menemui guru spiritualku untuk meminta nasehat dan bertanya tentang monster itu.” Teman-teman Tora berdecak, “Guru orang tuaku!” seru Tora kembali.
“Kami ikut!” jawab mereka kompak. Tora menghela nafas, kalian kerjakan dulu tugas dari Alex. Aku juga tidak bisa langsung ke sana karena ada beberapa pekerjaan yang harus aku selesaikan segera. Kalau nanti ada jimat atau apa yang bisa kita gunakan sebagai pelindung maka aku akan minta juga buat kalian.”
“Bagaimana kalau kita tunggu jimat itu selesai baru ke sana?” tawar Don. Dia sangat ketakutan saat ini bahkan dia tidak bisa pulang ke apartmentnya karena khawatir jika Bulan akan kembali ke sana. Mario menatap Don sengit, “Kamu tidak memberikan alamat mansion ini padanya, kan?” Don langsung menggeleng.
“Aku tidak segoblok itu. Sudah kukatakan jika alamat kedua kalian yang kuberikan padanya.” Jawab Don.
Tanpa mereka sadari, Bulan sudah berdiri di seberang jalan mansion milik Mario. Wanita itu menyeringai di balik jendela kaca rumah mewah yang pemiliknya tidak sengaja ditemui Bulan saat mereka di dalam pesawat kelas bisnis.
Ting…
Ponsel mereka berbunyi. Pesan di dalam grup pertemanan membuat mereka yang berada di mansion Mario terkejut sekaligus takut. Tora, Roy dan Mario menatap Don dalam setelah membaca pesan yang masuk di grup.
“Ada apa? Jangan buat aku takut.” Tanya Don panik.
“Ponselmu mana?” Mario bertanya.
“Dalam tas. Aku mematikan ponselku sejak mengirim pesan terakhir ke kalian.” Tora melempar bantal ke arah Don.
“Goblok! Kartu kreditmu sama dia kan?” Don mengangguk cepat kemudian baru tersadar apa maksud dari pertanyaan Tora. Ia buru-buru mengaktifkan ponselnya.
“Dia di sini, Alex melacak kartu kreditmu.” Don menjatuhkan ponselnya. Tangannya gemetar dan raut wajahnya gelisah bercampur panik.
“Kita bisa gila kalau begini.” Ujar Roy.
Sementara itu, di rumah sakit milik William. Para dokter sangat terkejut melihat perubahan di tubuh Richard termasuk ibu dan William. ************ Richard berubah hitam serta pecah dan mengeluarkan nanah berbau busuk membuat siapa saja tidak tahan. Bau yang mampu menembus ketebalan masker para dokter.
“Ini menyebar!” ucap Dokter bingung melihat ************ hingga paha bagian atas milik Richard menghitam. Ibu dari Richard histeris, ia langsung menghubungi suaminya. Semua pekerjaan yang seharusnya ditangani oleh Richard menjadi terbengkalai. Richard adalah putra satu-satunya dan akan menjadi pewaris perusahaan keluarga tapi sayangnya apa yang terjadi membuat ayah dari Richard harus kembali ke perusahaan.
“Kami takut kalau ini ganas dan tidak bisa disembuhkan.” Ucap Dokter membuat ibu dari Richard syok lalu pingsan.
“Bagaimana dengan sampel yang kalian periksa?” tanya William.
“Aneh. Tidak ada kuman atau pun bakteri serta virus tapi bagaimana ini menyebar dan membusuk?”
“Apa yang pasien lakukan sebelum ini? HIV Aids tidak seperti ini. Kami butuh jawaban pasti untuk mendiagnosanya?”
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Seroja
ngeri n sadid euy
2023-04-14
0
Aida Fitriah
seru da tegang kak baca'a😥😥😥😥
2023-03-13
0