Episode 6 : Identitas

Di atas kasurnya, Dea tercengang tak henti-henti. Karena Pangeran itu duduk dengan saat putus asa di lantai, sembari menggerakkan semua barang hingga mengambang dengan kekuatan ajaibnya.

Kamar Dea tampak seperti ruangan tanpa gravitasi sekarang. Gadis pemilik kmar itu tak bisa berkata-kata. Seperti ia berada dalam dunia imajenasi. Tak disangka kekuatan supranatural seperti itu benar-benar ada.

"Aku masih memiliki kekuatanku, lalu mengapa aku tak bisa menghilang?" Pangeran itu menatapi kedua telapak tangannya. Ia tak bisa kembali bersemayam di dalam lukisan bunga Telang itu.

"Kalau begitu hidup saja seperti manusia biasa. Kau pasti sudah banyak tahu tentang dunia modern bukan?" usul Dea, sambil merangkak maju mendekati Pangeran yang sedang galau itu.

"Tidak bisa. Dunia yang kau jalani sangat berisik. Aku lebih suka tinggal di lukisan itu. Lagi pula tidak baik bagiku untuk berdampingan dengan banyak makhluk munafik."

Tak memiliki rasa belas kasih, membuat Pangeran itu telah membunuh banyak orang. Termasuk seluruh keluarga Dea, dan mantan kekasihnya. Karena janjinya pada para Dewa untuk melindungi gadis itu. Tak sedikitpun orang yang bisa membuat Dea terluka, sampai kematiannya tiba. Saat Dea bergumam dan mengutuk mereka dengam cacian, Pangeran menganggap rasa sakit Dea tak tertahankan, hingga ia memilih membunuh siapa saja yang membuat Dea terluka.

"Memangnya kenapa? Bukankah kau sendiri makhluk yang sangat kejam? Kemunafikan juga termasuk dalam sikap kejam." gerutu Dea sambil menatap sinis. Bisa-bisanya seorang pembunuh membicarakan hal itu.

"Karena aku tidak memiliki perasaan. Aku bisa membunuh siapa saja dengan kekuatan ini." Pangeran itu mengepalkan tangannya, hingga berjatuhan semua barang di kamar Dea. Termasuk bingkai foto berukuran 10x10, dimana ada foto perpisahan Dea saat SMA.

"Woy...! ssial...!" Dea melemparkan bantal guling ke kepala sang Pangeran dengan keras. Foto itu salah satu benda yang paling berkesan di hidupnya.

Pangeran itu tertunduk dengan kedua rahang mengeras. "Kenapa kau tidak sopan kepadaku?!"

"Kenapa kau sembarangan menyentuh barangku?!" pekik Dea membelalak.

"Aku tidak menyentuhnya! Kau seharusnya lebih menghormati ku sebagai Pangeran..."

"Terkutuk?" timpal Dea dengan bibir naik sebelah.

Bibir Pangeran itu beku seketika, ia ingin marah dengan penghinaan yang dikatakan Dea barusan. Namun itu adalah fakta.

"Setidaknya usiaku jauh lebih tua darimu." Pangeran itu berdiri dan berkacak pinggang, berharap Dea akan tunduk dan memberikan rasa hormat.

"Kau seharusnya sudah jadi fosil sekarang." rutuk Dea turun dari kasur untuk mengemasi bingkai yang pecah itu. Namun karena tak hati-hati jemarinya terluka karena tertusuk serpihan kaca.

"awhh..." rintih Dea sambil memencet ujung jarinya. Gumpalan darah menyembul, membuat Dea kesulitan mencabut serpihan kaca itu.

Tentu saja Pangeran tak tinggal diam. Ia meraih tangan Dea, lalu menyembuhkannya hanya dalam sekejap.

"Lihat..? Aku sangat berbeda dari manusia. Maka itu aku tak bisa berbaur dengan kalian lebih lama. Kau harus segera membunuhku."

"Tapi aku tak bisa melakukan itu sekarang..!" rengek Dea putus asa.

Bel rumah Dea berbunyi, melerai dua makhluk kasat mata itu dari perdebatannya. Dea segera turun untuk memeriksa, siapa gerangan orang yang datang kesana.

"Selamat siang, nona." sapa seorang pria, sesaat setelah tubuh Dea muncul dari ambang pintu. Orang tersebut adalah Gala, yang hendak menyampaikan sesuatu.

"Ada apa, Pak?"

"Para petinggi kantor menginginkan keputusan nona untuk pelantikan Direktur Utama. Mereka semua memberikan suara yang bertentangan. Dan sebagai jalan tengah, saya mengusulkan pemegang saham terbesar mengambil keputusan. Ini rekam data para kandidatnya. Mohon untuk membaca dengan seksama dan hadir dalam pelantikan besok."

Gala menyerahkan beberapa amplop coklat kepada Dea. Memang sebagai ahli waris Dea tak bisa memutuskan mana yang terbaik untuk perusahaan. Namun sebagai pemegang saham terbesar, Dea wajib memberikan suara terkait keputusan ini.

"Dua-duanya petinggi korup. Kau akan rugi jika memilih mereka." sahut Pangeran dari belakang Dea. Ia sudah lama mengawasi orang-orang disekitar Dea. Jadi ia tau betul mana yang tulus, dan mana yang cuma modus.

Melihat sosok pria asing di rumah Dea, membuat Gala berpikiran yang tidak-tidak. Apa jangan-jangan Dea terjebak pergaulan bebas?

"Siapa...kau?" Gala memindai penampilan Pangeran itu dari atas sampai bawah.

"Aku, Pangeran.."

Belum selesai sang Pangeran memperkenalkan dirinya, Dea membuat Pangeran itu tutup mulut dengan menginjak ujung kakinya.

"Dia supirku, dia datang untuk meminta pekerjaan." jawab Dea cengengesan. Setelahnya ia menatap sinis kepada Sang Pangeran. Memangnya siapa yang akan mempercayai kisah mitologi di jaman sekarang?

Tentu saja Pangeran tak terima, ia bahkan menekuk wajah sangarnya. Walau terkutuk dia masih memiliki ikatan langsung sebagai keturunan raja. Enak saja gadis tengil itu menyebutnya supir.

"Supir? Kenapa tidak bilang pada saya, nona?" Gala terlihat cemas. Ia sudah menerima amanah dari mendiang orang tua Dea, untuk memastikan Dea hidup dengan layak.

"Tidak apa-apa, lagipula anda pasti sangat sibuk."

"Kalau begitu boleh saya lihat resume nya?" Gala ingin memastikan, apa pria itu adalah pria baik-baik.

"hah..?" Dea tergugu bingung.

Tak mengerti dengan percakapan mereka, sang Pangeran berbisik kepada Dea. "Apa itu resume? Apa itu bahasa dari turunan kata mesum seperti yang kau ucapkan tadi? Apa dia juga berpikir aku orang seperti itu?"

"Resume itu data diri, kau punya KTP atau semacamnya?" balas Dea berbisik. Membuat Gala semakin menatap curiga.

"Apa itu KTP?"

Kata itu sontak membuat Dea tepuk jidat. Bagaimana sekarang? Gala sudah terlanjur melihatnya, maka Gala akan mencaritahu latar belakangnya demi keamanan.

"Kenapa..? Apa dia akan membuat masalah? Aku bisa menghapus ingatannya jika kau mau." bisik sang Pangeran menawarkan solusi.

Dea tak menghiraukan Pangeran itu, ia maju beberapa langkah dan berbicara pada Gala. Tak lama kemudian Gala mengangguk dan langsung berpamitan dari sana.

...*************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!