Episode 5 : Bukan Mimpi

"hahahhahahaha......" tawa Dea nyaring meledak. Ia sudah tak tahan lagi, dengan ucapan gila yang ia dengar barusan.

Pangeran? Kutukan? Benar-benar tidak waras.

"Dengar, apa kau seorang pasien rumah sakit jiwa? Aku tak perduli tentang omong kosong mu. Pergilah sebelum aku memanggil polisi." sergah Dea, kembali meraih ponselnya.

"Apa kau tidak ingat, seorang wanita hamil yang terbunuh oleh puluhan anak panah?"

Tubuh Dea mematung, kembali seluruh bulu kuduknya berdiri. Setelah aksi sulap busur tadi, kini orang asing itu bisa membaca mimpinya?

Dea baru teringat, bahwa apa yang ia alami dalam mimpi. Ternyata penggalan penggalan kisah dari sejarah Punahnya Kerajaan Narasinga. Alih-alih mengambil ponselnya, Dea malah merebut buku sejarah tersebut dari tangan sang Pangeran.

Kedua tangannya cepat membuka daftar isi, dimana setiap bab mengandung judul yang pernah ia mimpikan. Dea mencari bab berjudul Tewasnya Dewi Iswana. Ia membaca ringkasan kisah, dimana Dewi Iswana meninggal secara tragis, seperti yang ada didalam mimpinya.

"Tidak.., tidak.."

Dea tak yakin dengan apa yang terjadi. Ia hampir tidak pernah mempelajari kisah sejarah itu. Ia juga tak tertarik dengan kisah tersebut. Tapi kenapa semua mimpinya persis seperti apa yang tertulis disana.

"Pangeran Vardhaman di kutuk atas kekejamannya, ia tidak akan mati sebelum Dewi Iswana terlahir kembali. Kelak busur yang di pakai membunuh sang Dewi dengan amat kejam, akan menjadi perantara kematian Pangeran." Dengan suara bergetar Dea membaca penggalan kisah tersebut. Ia juga membaca ciri-ciri wujud Pangeran Vardhaman.

Tatapannya yang legam, wajahnya yang tersirat begitu banyak kebencian dan penyesalan. Rasa putus asa dan tak memiliki belas kasih. Semua itu akan lekat di wajah Pangeran, sampai akhir kematiannya.

Dea kembali menatap pria misterius itu, semua yang di sebutkan di buku, benar-benar ada pada wajah pria itu.

Selagi Dea kebingungan, Pangeran mengeluarkan sihirnya lagi untuk mengeluarkan ratusan anak panah.

"Kau adalah reinkarnasi Dewi Iswana... Dan ditanganmu kematianku berada..." Ujarnya dengan aksen bak para bangwasan.

"ti..tidak...." Melihat itu Dea malah terkapar lemas ditempat.

.

.

"Demi nama Dewa seluruh alam semesta..! Aku mengutukmu Pangeran! Aku mengutukmu! Tidak akan tiba kematianmu sampai anakku sendiri yang akan membunuhmu! Dewa seluruh alam semesta..! Dengarlah...! Jangan biarkan dia hidup seperti manusia..! Jangan pula berikan kematiannya sampai anakku kembali terlahir...!"

Sambaran petir menggelegar seolah menyahuti sumpah sang Panglima. Air mata duka yang ia tumpahkan menjadi titik balik kehidupan Pangeran terkutuk itu.

Di saksikan para anggota kerajaan, di saksikan para rakyat dan korban kekejamannya. Pangeran Vardhaman melepaskan mahkotanya dihadapan sang Raja. Kini ia tak layak lagi di sebut putra mahkota. Ia di usir dari istana, dan para rakyat yang pernah menjadi korban kekejamannya, di persilahkan melempari batu selagi Ia berjalan meninggalkan halaman istana.

.

Dea terbangun dari tidur lelapnya. Tak seperti biasa, walaupun keringatnya bercucuran, kali ini Dea terbangun dengan sangat tenang. Tidak panik, tidak gelagapan.

Pandangannya mengedar kesekitar, didapati tubuhnya terbaring di atas kasur. "Ternyata itu cuma mimpi. ch, pangeran apanya..." Dea menggeliat dengan senyum tipis. Ia tenang karena ternyata sosok yang keluar dari dakam lukisan itu juga cuma mimpi.

"aaaghhh.... tubuhku sakit semua." Gadis itu menggeliat ke kiri, dan langsung terjingkat kaget saat melihat sosok berjubah hitam berdiri tegak disisi ranjang.

"WAAAA...! SIAPA KAU?!"

"Bukannya tadi kita sudah berkenalan? Aku, Pangeran Vardhaman Dipta Tarangga Rakyan Shankara Gautama. Kau sudah lupa, anak muda?" Pangeran itu menyimpan kedua tangannya di belakang pinggang. Lalu mondar mandir di tepi ranjang.

"Kau tertidur lama sekali..."

"Pangeran... kutukan..?" Dea menggigit ujung kukunya, sambil duduk meringkuk. Tak menyangka kejadian itu benar-benar nyata. Ternyata itu bukan mimpi.

Tiba-tiba sang Pangeran berlutut di lantai, dan menundukkan kepala kehadapan Dea. "Tolong maafkan kesalahanku dimasa lalu. Aku tau perbuatanku tidak pantas untuk dimaafkan. Tapi aku sudah tidak tahan lagi berada didunia ini. Tolong akhiri hidupku sekarang juga..."

Pangeran itu mempersembahkan busur miliknya untuk Dea. Berkelana selama ratusan tahun sebagai makhluk tak pasti adalah penderitaan yang amat besar. Ia bukan manusia, tapi juga bukan makhluk astral. Ia hidup selama hampir 400 tahun sebagai orang yang menjalani kutukan.

Dea ternganga melihat tingkah itu. Ia bahkan menampar pipinya untuk mengetahui bahwa ini bukanlah mimpi. "ahh, sakit..." rintihnya kemudian.

"Kau mengabaikanku...?" Pangeran itu menatap tajam kepada Dea.

Gadis yang tengah kebingungan itu jadi merinding ketakutan. Jika sungguh benar apa yang di ucapkan, bahwa dirinya reinkarnasi Dewi Iswana, itu berarti pria misterius yang ada dihadapannya itu adalah Pangeran Psikopat? Pangeran yang bisa membunuh siapa saja tanpa ampun. Bukankah berarti hidupnya dalam bahaya sekarang?

"d..dengar.. Jika kau ingin mati, maka mati saja. Lompat dari atas gedung, atau berdiri di tengah Rel kereta akan membantu. Jangan libatkan aku untuk menjadi seorang pembunuh."

"Kau pikir aku belum pernah mencobanya? Aku mencoba berbagai cara, tapi tubuhku tak bisa di sentuh apapun seperti transparan."

"Tapi sekarang kau terlihat..." imbuh Dea cepat. Walau masih tak percaya, ia mulai meyakini bahwa reinkarnasi dan ilmu sihir itu sungguh ada.

"Benar juga..." Pangeran itu lantas berdiri, kemudian mengambil satu buah anak panah dan menusukkannya tepat pada bagian jantung.

Dea memalingkan wajahnya karena merasa ngilu. Namun apa yang terjadi sungguh diluar nalar. Walau anak panah itu menancap cukup dalam, setetes darah pun tak keluar. Pangeran itu masih berdiri tegak tanpa merasakan apapun.

"Lihat..? Bahkan sekarang kematianku tetap ada ditangan mu. Cepat bunuh aku, dan aku tidak akan lagi berkeliaran di sekitar mu."

"Bisakah kau menunggu..?" pinta Dea memelas. Tak sedikitpun terbesit dibenaknya, bahwa ia akan menjadi seorang pembunuh.

"Sampai kapan? Sudah lebih dari tiga ratus tahun aku menunggu kelahiranmu. Kapan lagi aku harus menunggu?" wajah Pangeran itu tampak murka. Rasa putus asa membuat dirinya tak bisa menunggu barang sedetik saja.

"Sampai aku siap. Menurutmu masuk akal menerima ini begitu saja? Aku masih harus mencerna, bagaimana bisa aku ini seorang reinkarnasi Dewi Iswana. Lalu kau memintaku membunuhmu? Tolong..aku hanyalah anak kuliahan semester 6 yang bahkan masih bingung dengan bentuk bumi bulat atau datar. Aku bahkan meragukan teori gravitasi dan keberadaan galaksi lain, dan kau menyuruhku percaya pada kisah mitologi ini begitu saja?" Dea memberondong sang Pangeran dengan suara cempreng dan kecepatan bicaranya yang melebihi kecepatan lari seekor cheetah. Berbanding terbalik dengan Pangeran itu, yang bicaranya mendayu tegas bak sedang membaca puisi.

Pangeran pun tersadar, bahwa manusia yang ia temui sekarang adalah manusia yang porsi hidup dan kemajuan jamannya berbeda jauh. Memang sepertinya ia harus menunggu, ia tak mau menyebabkan gadis reinkarnasi itu depresi dan malah merugikan dirinya nanti.

"Baiklah.., aku akan menunggu. Aku akan kembali ke tempat asalku, agar tidak menganggumu. Kapan pun kau siap, usap saja lukisan itu."

Pangeran menyatukan kedua tangannya bak pendekar alingdarma untuk menghilang. Namun apa yang terjadi malah di luar harapan.

"Ada apa ini...?" Ia mencoba lagi mengumpulkan kekuatannya, namun tetap saja ia tak bisa menghilang.

"Tidak... Tidak...!" Pangeran itu bersimpuh menatap langit-langit. Memang kini sudah tiba saatnya, ia takkan bisa lagi kembali kedalam lukisan itu. Karena Dea sudah melihatnya.

...~~...

Terpopuler

Comments

$uRa

$uRa

kalau begini ..kasihan juga pangeran....sudah lelah hidup🤔

2023-06-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!