“Silahkan di nikmati tuan, nona” Ujar Bi Dazy yang baru saja menyelesaikan tugas nya.
“Terimakasih Bi” Sahut Barra yang langsung mendapat anggukan dari Bi Dazy.
“Kalau begitu Bibi pamit ke belakang”
Setelah mengucapkan hal tersebut Bi Dazy pun berlalu, meninggalkan sepasang suami-istri istri itu dalam keadaan hening.
Berbagai jenis sarapan sudah berjejer rapih di atas meja makan itu, namun baik Barra atau pun Queen. Kedua nya engga untuk bergerak.
“Huuft.. Mau sampai kapan?” Ujar Barra di iringi helaan napas berat nya.
Queen tak menyahut, kepalanya terus tertunduk bahkan saat ini Queen sangat mirip seperti mba kun yang ada di film-film horor karena rambutnya yang tergerai.
Barra mengangkat tangan nya, berniat menyingkap rambut Queen. Tetapi perempuan itu langsung menjauhkan tubuh nya hingga kursi yang ia duduki bergeser begitu saja.
“Ma-maaf..” Gumam Queen saat melirik wajah tidak santai Barra.
“Mau di ikat sendiri, atau aku yang ikat rambut kamu?” Tawar Barra dengan nada dingin.
Queen menggeleng, ia tak mau mengikat rambut nya dan hal itu pun semakin membuat Barra kesal.
Lantas tanpa berkata-kata lagi pria itu langsung bangun dan mendekati Queen, lalu mengikat rambut halus itu walaupun sempat mendapat penolakan dari sang pemilik.
“Berani di lepas, aku tambahin!” Ancam Barra saat melihat tangan Queen hendak melepas ikat rambut nya.
Queen langsung diam, walaupun rasanya tidak nyaman tetapi akhirnya perempuan itu mengalah membuat senyum tipis di bibir Barra terukir.
Pria itu sangat bahagia begitu melihat tanda kepemilikan nya terlihat dengan jelas di leher Queen. Bukan satu atau pun dua, tetapi leher Queen di penuhi tanda kepemilikan nya!.
“Aku lapar” Ucap Barra.
Queen yang mengerti langsung bangun dan mengambil piring milik Barra. “Ma-mau sarapan apa?” Tanya nya gugup.
“Nasi goreng”
Queen langsung menyendok nasi goreng ke dalam piring milik Barra, lalu menambahkan telur mata sapi dan beberapa lauk peneman lain nya.
Baru saja Queen hendak kembali duduk di kursi nya, tetapi pinggang nya sudah di tarik oleh Barra hingga membuat Queen jatuh di pangkuan pria itu.
“Ka-kak..” Queen bergerak resah di atas pangkuan Barra.
“Diam dan suapi aku”
“Ta-tapi-- Kak!”
Ucapan perempuan berganti dengan pekikan saat Barra memasukkan tangan nya ke dalam baju Queen dan mengusap perut rata itu seenak jidat nya.
“Turuti ucapan ku, atau aku tanam benih aku sekarang juga” Tekan Barra.
Sesaat Queen mengatur napas dan rasa takut nya, hingga perlahan tangan perempuan itu mulai meraih sendok dan menyuapi Barra dengan telaten.
“Suapi aku setiap hari” Gumam Barra di sela makan nya. Tangan nya terus bergerak mengusap perut dan pinggang Queen.
“Kak ge-geli..”
Barra menghentikan gerakan nya namun tak mengangkat tangan nya. Hingga akhirnya makanan di piring itu pun telah habis tak tersisa.
“Su-sudah”
“Sekarang gantian, aku yang akan menyuapi mu” Ujar Barra seraya menyendok nasi goreng tanpa menurunkan Queen dari pangkuan nya.
Mau ataupun tidak mau, Queen harus menuruti keinginan Barra. Pria yang semalam hampir mengambil keper*wanan nya sekaligus pria yang berstatus sebagai suami nya.
Suami? Apakah kata itu cocok untuk Queen sebut pada pria yang tengah menyuapi nya ini? Kenapa Queen merasa ada yang jangan pada pria ini?
“Nah pintar, mau nambah?” Tawar Barra begitu nasi goreng tersebut telah habis.
Queen menggeleng, ia sudah kenyang dan baru saja Queen berniat bangun dari pangkuan itu tetapi tiba-tiba saja kedua tangan Barra melingkar di perut nya.
“Kita akan pindah rumah” Tutur Barra membuka suaranya setelah beberapa saat hanya terdiam.
“Ke-kenapa?”
Barra menghela napas pelan. “Aku takut pria itu datang lagi dan menculik mu dari ku” Lirih nya.
Queen termangu mendengar penuturan lirih itu. Perlahan dengan takut-takut Queen menatap wajah Barra.
“Apa benar, kakak mengurung ku?” Pertanyaan yang membuat Queen tak bisa tidur itu, kini akhirnya berhasil ia ucapkan.
“No honey, aku tidak mengurung mu. Tetapi ini belum waktu nya dunia tau tentang keberadaan mu”
“Kenapa? Karena aku masih kecil? Atau karena aku berasal dari rumah bordil?”
Barra menggeleng samar, tak menjawab pertanyaan itu karena semua pertanyaan itu bukan lah alasan nya.
“Ah, aku lupa. Apa karena kita akan berpisah setelah aku melahirkan keturunan kakak?”
“Queen!” Bentak Barra tak senang.
Jujur saja ia menyesal telah mengucapkan itu. Awalnya Barra menjanjikan hal tersebut agar Queen tidak mencoba kabur dan menuruti keinginan nya.
Tetapi ternyata kini perkataan itu menjadi boomerang dalam hidup nya. Barra mencintai dan menyayangi Queen, Barra tidak akan melepaskan Queen. Catat ini!.
“Jangan pernah berbicara tentang ini lagi. Aku membenci nya, benar-benar membenci nya” Ucap Barra mulai kembali lembut.
“Tapi kenapa? Bukan kah sejak awal kakak--”
“Aku mencintai mu”
Tiga kata itu berhasil membuat Queen bungkam dan terdiam. Hanya bola mata nya saja yang terus bergerak mencari kebohongan pada wajah Barra.
“Untuk saat ini, apa itu sudah cukup untuk menahan mu di sisi ku?” Lanjut Barra semakin lirih.
“Ma-maksud nya?”
“Perlahan kamu akan mengetahui nya, dan aku mohon setelah kamu mengetahui nya. Jangan pernah berniat meninggalkan ku”
Entah lah Queen bingung ingin menjawab apa, bibirnya terasa keluh dan sebenarnya Queen berada dalam situasi rumit seperti apa?
Otak nya terlalu kecil untuk mencerna semua ini. Mencerna ucapan pria misterius seperti Barra.
.
.
“Pelan-pelan, sakit bodoh!” Maki seorang pria yang mencoba untuk bangun dari ranjang rawat nya pada asisten nya.
“Maaf boss” Gumam asisten itu. “Lagian salah anda sendiri, kenapa mencari masalah dengan pria seperti tuan Barra?”
Kean berdecak kesal, matanya menatap tajam penuh aura permusuhan pada sang asisten yang memarahi nya.
“Apa kau tuli dan buta?”
Tom menggeleng, tentu ia tau alasan Kean sampai seperti ini bahkan mencari masalah dengan Barra. Dan itu semua karena gadis-nya.
“Dari pada kau membuat ku baik darah, lebih baik kirim orang untuk mengawasi rumah itu!”
“Tanpa anda perintah pun, saya sudah melakukan nya boss”
Puk! Puk! Puk!
Kean menepuk cukup keras bahu Tom. “Nah seperti ini baru berguna”
Tom memutar malas bola matanya. “Jika tidak berguna, lalu siapa yang mengurus sistem hack selama ini?” Sahutnya sombong.
“Jerry” Balas singkat, padat dan jelas Kean membuat pria di sebelah nya mendengus kesal. “Kemana anak itu?” Tanya Kean yang baru tersadar.
“Jerry sedang mencoba memperdalam ilmu nya, dia bilang ingin membantu anda untuk mendapatkan kembali gadis anda” Jelas malas Tom.
“Aku bangga pada Jerry, tidak banyak omong tetapi banyak bukti. Bukan seperti pria di sebelah ku”
“Boss!!” Sentak kesal Tom.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Jewel Kefrill
cinta? hah~ serius?😒
2023-06-01
0
Flower's( ˘ ³˘)❤
Nextt
2023-03-10
4
Jeon Melly💫
Lanjut Thorr😘
2023-03-10
4