“Sah!!”
Satu kata itu menjadi penghujung hidup seorang perempuan berusia sembilan belas tahun. Dengan derai air mata dan tangan bergetar Queen mulai memakaikan cincin pada jari manis seorang Barra Cargius Adam's.
Pria yang baru semalam ia temui, dan pagi ini di rumah besar pria itu dirinya sudah sah menjadi istri yang terikat dengan pernikahan sakral ini.
Tetapi lebih tepat nya pernikahan sirih yang hanya di hadiri dua orang saksi.
.
•Flashback On•
“Baiklah, saya yang akan melayani anda!”
Langkah kaki bara terhenti, bibir nya menyunggingkan senyum penuh kemenangan. Sejauh ini, manusia mana yang mampu melawan dirinya dengan kekuasaan yang ia miliki.
“Queen!” Bentak Madam Gie.
Walaupun suara mereka saling beradu, namun tidak menganggu kegiatan para manusia-manusia yang saat ini tengah bergulat di sofa rumah bordil itu.
Madam Gie bangkit dan menarik Queen kebelakang tubuh nya. Menyembunyikan tubuh kecil itu kala Barra kembali mendekati mereka.
“Tidak tuan, Queen hanya bercanda dan untuk sebulan ke depan saya akan membebaskan layanan untuk anda sepuasnya tanpa membayar” Ucap cepat Madam Gie.
“Anda sedang menghina saya? Anda pikir saya tidak mampu membayar semua ini?”
Madam Gie menggeram dalam diam, saat ini wanita bersanggul itu tengah mengutuki kebodohan nya. Memaki dirinya karena ucapan bodohnya.
Barra menarik tangan Queen hingga tubuh wanita itu terbentur tubuh nya. “Saya akan membeli nya sepuluh kali lipat dari harga anda membeli nya!”
“Tidak Madam..” Lirih Queen yang sudah menangis sedari tadi. Kepalanya terus menggeleng mencoba melepaskan tangan Barra yang mencengkram bahu nya.
“Baiklah deal!”
“Madam!!”
“Maaf Queen, dari pada menolak tawaran besar ini demi mempertahankan pelayan seperti mu. Lebih baik Madam menerima nya dan anggap saja hutang Ayah mu lunas mulai saat ini”
Mata Queen memanas, kaki nya terasa lemas begitu mendengar penuturan wanita yang selama beberapa bulan ini selalu melindungi nya dari pria hidung belang.
Namun tetap menghukumnya jika Queen melakukan kesalahan. Tetapi Queen mengabaikan itu, karena jasa Madam Gie yang menyelamatkan hidupnya adalah part paling penting.
Barra mengeluarkan sebuah kartu debit tanpa batas, lantas melemparkan nya ke arah Madam Gie yang langsung disambut dengan senyum riang wanita itu.
“Jangan pernah ganggu dia lagi, sekarang wanita ini milik saya!”
Setelah mengucapkan hal tersebut Barra langsung menarik Queen keluar dari tempat itu. Mencoba memberontak namun yang Queen rasakan cengkraman pada lengan nya semakin kuat.
Brakk! Klikk!
Barra menutup begitu kuat pintu mobilnya yang langsung terkunci otomatis.
“Tidak, saya mohon buka pintu nya!!” Teriak Queen memukuli kaca mobil itu.
Sampai akhirnya Barra yang baru selesai bertelponan dengan seseorang pun kini nyusulnya masuk dan menarik lengan Queen.
“Aaww..”
“Ingat sekarang kau milik ku, dan kau harus menuruti ucapan ku!”
Queen menunduk takut, kepalanya menggeleng. Ia tidak mau bersama Barra lebih baik Queen tinggal di dalam tempat hina itu, dimana ia di jual oleh Ayah tirinya demi melunasi hutang.
“Le-lepaskan saya..” Gumam lirih Queen.
Barra terkekeh sinis. “Aku akan melepaskan mu begitu kau sudah melahirkan keturunan untuk ku!”
Deg!
Detik itu juga jantung Queen rasanya berhenti berdetak. Tubuh nya membeku dan napasnya terasa sesak. Apa yang sebenarnya Barra tuju? Dan kenapa harus dirinya?
“Bersiap lah untuk besok, karena kita akan menikah secara privat agar calon penerusku tidak di sebut anak haram”
Queen menggeleng, air matanya kembali menetes dan dengan sisa keberanian nya wanita itu memegang lengan Barra yang saat ini tengah memegang stir mobil.
“Saya mohon tuan, jangan saya.. Saya janji akan mengembalikan uang anda tetapi turunkan saya di sini hikss”
Barra hanya diam tidak merespon sedikit pun. Mobil sport milik nya melaju semakin cepat membelah padatnya jalan di ibu kota ini.
“Dengan adanya seorang anak sebagai penerus ku, kalian tidak akan bisa merebut harta ku. Dasar manusia rakus!” Batin Barra menatap tajam jalanan di depan nya
•Flashback Off•
.
“Jangan mencoba untuk kabur, aku tidak akan segan-segan mematahkan kaki mu” Ancam tegas Barra penuh penekanan.
Setelah mengucapkan hal itu, Barra langsung menutup pintu kamarnya begitu kuat menyisakan Queen yang kini menangis memegang dada nya yang terasa sesak.
“Jemput Queen Ma hikss.. Hidup seperti apa lagi yang harus Queen jalani hikss”
Di atas sofa itu, Queen meringkuk masih dengan menggunakan gaun sederhana serta riasan tipis nya. Meratapi kehidupan nya yang tak pernah manis sejak kepergian kedua orang tua.
“Ayah tidak menjaga Queen hikss.. Ayah menjual Queen dan Ayah menyiksa Queen hikss..”
Seorang remaja perempuan yang seharusnya sedang menikmati masa-masa kuliah dan bermain bersama teman seumuran nya itu. Kini hanya bisa menangis, menangis, dan menangis.
Tiada hari tanpa tangis setelah kepergian sang Mama. Penyiksaan yang Ayah tirinya lakukan sangat melukai mental remaja perempuan itu.
“Kapan Queen bahagia?” Tiga kata lirih itu menjadi penghujung tangis perempuan itu. Rasa sesak di dada nya membuat perempuan itu tidak sadarkan diri.
.
.
Dingin nya malam bersamaan dengan terpaan angin dari AC membuat Queen tersadar dan hal pertama yang ia lihat adalah kasur kosong dengan segala kehampaan nya.
Setelah meneguhkan hati nya lantas Queen bangun dan memasuki sebuah pintu yang ia duga adalah kamar mandi. Dan ternyata benar!
“Gapapa pakai gaun ini lagi. Queen gak bawa baju ganti” Ujar riang perempuan itu menyemangati dirinya.
Setelah selesai dengan urusan di kamar mandi, lantas Queen berjalan ke arah pintu kamar dan mulai keluar dengan langkah ragu.
Menengok ke segala arah namun Queen tidak mendapati seorang pun, hingga akhirnya perempuan itu berjalan ke satu, menuntun dirinya ke sebuah dapur.
“Masak aja kali 'ya? Queen juga lapar” Ragu nya menatap pintu kulkas yang berukuran sangat besar itu.
Akhirnya dengan penuh keputusan dan kebimbangan Queen pun mulai membuka pintu kulkas itu. Seketika mulutnya di buat menganga kala melihat kulkas tersebut hanya terisi beberapa telur.
“Huuft.. Bikin omelet aja deh” Gumam nya pasrah.
Queen pun mulai menyiapkan segala keperluan nya, entah itu alat memasak atau piring nya ia terus mencari dan membuka satu persatu rak tinggi itu.
“Ekhemm..” Deheman berat itu membuat Queen kaget. Alhasil kini tubuh perempuan yang berdiri di atas kursi itu menjadi oleng dan..
Brugh!!
Tubuhnya terjatuh di lantai dengan kepala yang mendarat lebih dulu.
“Kau berniat memaling piring-piring ku?” Ujar dingin Barra tanpa berniat membantu Queen untuk bangun.
“Tidak stthh..” Sahut pelan Queen di iringi rintihan nya.
“Bangun!”
Queen menggeleng dan hanya duduk sambil memeluk lututnya di lantai itu.
“Aku bilang bangun!” Ulang Barra.
“Lutut Queen sakit..” Gumam Queen bergetar takut.
Terdengar helaan napas berat dari Barra membuat Queen merinding. Namun tak lama setelah itu tiba-tiba tubuhnya melayang dan duduk di atas meja dapur itu.
“Merepotkan!” Dengus Barra mengangkat gaun Queen.
Namun belum sempat terangkat Queen menahan nya dan menggeleng cepat.
“Diam jallang kecil, kau terlalu merepotkan!” Desis geram Barra.
Bibir Queen bergetar, kepalanya kembali menunduk karena ucapan Barra yang melukai dirinya. Hingga perlahan Barra menaikkan gaun nya sebatas paha dan terlihat lah lutut nya yang memar.
“Queen bukan jallang..”
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Jeon Melly💫
Kiyowo Banget Kalo Nyebut Nama Sendiri
2023-03-07
3
🦋ꪖꪗꪖ𝕫 •*ᥫ᭡
Aku suka dia nyebut nama sendiri kegini cute sii kesannya 🤭 next Kak ri
2023-03-06
1