Tubuh Queen melemas begitu melihat tatapan mematikan dari Barra. Sedangkan Barra? Tangan pria itu terus mencengkram pinggang nya begitu erat.
“Stthh.. Ka-kak, sakit..” Rintih pelan Queen mencoba melonggarkan cengkraman Barra.
“Lepaskan sialan, Queen kesakitan!” Kean murka begitu melihat Queen merintih kesakitan.
Tangan Kean langsung melayang dan berniat memukul Barra, tetapi dengan begitu cepatnya Barra menghindar dan tentunya dengan menarik tubuh Queen.
“Tuan” Ujar salah seorang pria berpakaian hitam, dimana banyak pria lain yang sudah mengelilingi mereka.
“Tikus dari mana dia? Kenapa bisa masuk ke sini?” Tanya dingin Barra menatap pria itu.
“Maafkan atas kelalaian kami, tuan. kami akan segera membereskan nya” Ujar tegas pria berpakaian hitam itu.
Barra melemparkan tatapan mematikan nya pada Kean dan para bodyguardnya, sebelum akhirnya pria itu menarik Queen untuk pergi.
“Sialan kembali kan Queen!!” Teriak Kean berniat mengejar.
Tetapi para pria berpakaian hitam itu langsung menghadang gerakan Kean dan sedetik kemudian pertengkaran penuh baku hantam antar beberapa bodyguard melawan satu orang pun terjadi.
“Kak Kean!!” Jerit Queen khawatir saat melihat Kean terkena tendangan.
“Masuk!” Tekan Barra menyeret Queen agar memasuki rumah besar itu.
“Kak Barra tolong kak Kean hikss.. Kak Kean terluka hikss..” Queen mulai terisak melihat Kean, pria yang ia anggap sebagai kakak nya mulai terluka.
“Kamu masuk, maka dia akan selamat!” Tekan Barra.
Queen menatap wajah emosi Barra dengan air mata yang terus berlinang, suara pukulan antara Kean dan beberapa bodyguard itu terus menusuk telinga nya.
“Queen akan masuk, tapi hentikan om-om itu hikss..”
Barra tidak menjawab, ia terus menatap dingin Queen. Tatapan yang pertama kali Queen lihat saat di rumah bordil sekaligus saat mereka bertemu.
Merasa takut, lantas Queen pun langsung memasuki rumah itu dengan tangis nya. Sejenak sebelum menyusul masuk Barra menatap ke arah pertengkaran itu.
“Mulai ada tikus yang menganggu, rumah ini tidak aman” Batin Barra dengan tangan terkepal, setelah nya ia langsung masuk.
“Kemana Queen?” Tanya Barra pada Bi Dazy yang sedang membereskan ruang tengah itu.
“Nona tadi berlari ke arah kamar tuan”
Tanpa mengucapkan sepatah kata lagi, Barra langsung berjalan ke arah kamarnya. Tentu nya ia akan memberikan pelajaran kecil pada istri kecil nya.
Brakk!
Membuka pintu kasar dan menutupnya begitu kasar, Barra pun menaiki kasur dimana Queen tengah berbaring dan terus menangis.
“Oh shiit. Berhenti menangisi pria lain, Queen!” Bentak tertahan Barra menarik Queen dan mengungkung nya.
Queen memejamkan matanya, kepalanya menggeleng cepat. “Queen tidak menangis hikss..”
“Kamu kira aku pria bodoh?” Sentak murka Barra mencengkram dagu Queen.
“Erghh, sa-sakit kak..” Erang kesakitan Queen.
Barra mengigit bibirnya sendiri, memejamkan matanya begitu rapat hingga akhirnya cengkraman itu terlepas dan tubuhnya menindih sepenuhnya tubuh Queen.
“Jangan memancing emosi ku, Queen” Bisik berat Barra.
Napas tercekat dan jantung yang berdebar kuat. Queen pun mencoba menghentikan tangisan dan menghilangkan isak tangis nya.
“Ma-maaf..”
Barra menggeram, ia tidak suka saat mendengar Queen meminta maaf terus menerus terlebih lagi dengan nada seperti ini.
Selama beberapa saat tak ada lagi pembicaraan diantara kedua nya. Barra sibuk mengatur emosi nya sedangkan Queen? Ia tengah memikirkan keadaan Kean di luar sana.
“Peluk aku” Pinta Barra dengan nada bicara yang berbeda seperti sebelumnya.
“Ba-baik” Queen mengangkat tangan nya perlahan, dan memeluk tubuh besar yang ada di atas nya itu.
“Usap-usap” Pinta Barra lagi, dan tentunya langsung dituruti oleh Queen.
Usapan lembut dan wangi khas pada tubuh Queen benar-benar meredam amarah Barra, sampai akhirnya pria itu mulai membuka suaranya.
“Aku tidak akan bertanya siapa dia, tetapi aku akan bertanya. Apa kamu akan meninggalkan ku dan pergi bersama nya?”
Queen terdiam, ia bukan nya ingin meninggalkan Barra. Tetapi bukan kah tadi Kean berbicara tentang sekolah? Jadi Queen pikir Kean akan mengajak nya untuk mendaftar sekolah.
“Queen..” Geram tertahan Barra saat tak kunjung mendapat jawaban.
“Ti-tidak, Queen hanya akan di ajak untuk mendaftar kuliah. Mungkin..” Lirihnya diakhir kalimat.
Barra mengangkat kepalanya dan menatap Queen dengan wajah tanpa ekspresi nya. Ia marah, tentu sangat marah.
Suami mana yang tidak marah saat melihat istri nya hendak kabur bersama pria lain? Dan untung saja Barra kembali lagi jika tidak mungkin ia sudah kehilangan istri kecil nya.
“Kamu ingin kuliah?” Queen mengangguk pelan, ia tak berani menatap wajah Barra. “Tatap aku!”
“Ta-takut..” Cicit pelan Queen.
Barra menghela pelan, kemudian mengecup sekilas pipi Queen. “Jangan takut dan jawab tatap aku jika sedang berbicara”
Queen yang sempat membeku pun kini perlahan menatap takut wajah Barra. Tatapan mematikan dan penuh emosi itu sudah menghilang!.
“Kenapa ingin kuliah? Sedangkan kamu sudah hidup berkecukupan dan kamu bisa beli apapun yang kamu ingin kan”
“Qu-queen ingin menyelesaikan pendidikan dan mem-punyai teman lagi..”
“Baby..”
Mata Queen membola sempurna saat mendengar kata itu keluar dari sela bibir Barra. Terutama kelembutan itu, Queen seakan merasakan kembali kehangatan yang sudah lama hilang.
“Bukan nya aku tidak mampu untuk membiayai kuliah mu, tetapi sekali lagi aku ingatkan. Kamu istri aku, istri dari seorang Barra Cargius Adam's”
“Bu-bukan nya hanya sementara? Kakak bilang setelah aku melahirkan penerus untuk kakak. Aku akan hidup bebas”
Gigi Barra saling beradu di dalam sana. Emosi nya kembali terpancing, terbukti dari rahang nya yang kembali mengeras.
“Ya memang benar! Maka dari itu lahir kan anak untuk ku secepatnya agar kau bisa hidup bebas!” Sahut berteriak Barra.
Sedetik kemudian pria itu langsung menyerang bibir Queen, meny*sap nya begitu dalam dan rakus. Penuh kekasaran hingga membuat Queen terus meronta.
“Emmmhh ka--mmhh!!!” Ronta tertahan Queen.
Tangan kecil nya terus memukuli punggung Barra, tetapi tak lama kemudian Barra menarik tangan nya dan menahan nya dia atas kepala.
Tik..
Tik..
Tik..
Air mata Queen menetes dan mengalir begitu teras, napasnya mulai habis tetapi Barra terus mengobrak-abrik mulutnya dengan lidah panas pria itu.
“Lahir kan anak untuk ku..” Bisik berat Barra sebelum berpindah menyerang leher putih nan mulus milik Queen.
“Kak hikss.. Ja-jangan hikss jangan!!”
“Lepaskan Queen hikss.. Arrghhh!!” Queen memekik kala Barra mengigit lehernya.
Napas panas dan berat milik Barra begitu mendominasi keadaan, namun tangis Queen semakin menjadi. Tubuhnya bergetar takut.
Tetapi Barra terus mengacukan nya dan asik bermain pada lehernya. Mengigit, meny*sap, bahkan mengelitiki nya dengan lidah.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
anfi rucs
gereget
2024-07-07
0
🦋ꪖꪗꪖ𝕫 •*ᥫ᭡
Nungguin banget next semangat thorrrr 🐙
2023-03-10
1
da hida
next Thor, masa sepolos itu sih Queen astagaaa bocil boleh bodoh jangan dong Thor berasa kek anak ingusan beneran🥴🤣
2023-03-09
3