12.

“Kunci perpustakaan dan panggil penjaga perpustakaan itu untuk menghadap saya sekarang!” Titah Barra menekan emosi nya.

“Baik tuan” Sahut Bi Dazy yang langsung beranjak meninggalkan ruang tengah itu.

“Kak, Queen gapa--”

“Masih bilang gapapa setelah kaki kamu di pasang kan pen, hah?!” Potong membentak Barra.

Queen yang awalnya berani untuk mengangkat pandangan nya, kini kepala nya kembali menunduk meratapi kecerobohan nya.

“Jangan salahkan siapa-siapa, ini murni kesalahan Queen sendiri”

Barra mengangkat dagu Queen dan mengunci tatapan takut perempuan itu dengan tatapan sangar nya.

“Aku emosi, sangat emosi” Tekan lembut Barra. “Kepulangan ku malah di sambut dengan luka di tubuh mu. Dan lebih parah nya lagi, kenapa kamu masih diam di perpustakaan hmm? Seharusnya kamu keluar dan segera obati kaki mu!”

“Ta-tadi gak terlalu sakit, Queen kira gak akan separah ini” Jawab Queen dengan mata berkaca-kaca.

“Tu-tuan..” Panggil seorang pria setengah baya seraya membungkuk hormat.

“Kau yang menjaga perpustakaan?” Tanya Barra melepaskan tangan nya pada dagu Queen dan menatap dingin pria di hadapan nya.

“Be-benar tuan”

“Apa kau tau, istri ku terjatuh di dalam perpustakaan saat ingin mengambil buku?”

Pria itu menggeleng lalu mengangguk. Ia baru saja mengetahui hal tersebut dari mulut Bi Dazy yang memanggil nya untuk menghadap sang majikan.

“Maaf tuan, saya ceroboh dan--”

Bugh!

Ucapan nya terhenti begitu Barra menendang kaki pria itu hingga bersimpuh di lantai dan mengerang kesakitan.

“Kak!” Seru kaget Queen menarik tangan Barra.

“Lepas!” Sentak Barra menghempaskan tangan Queen.

“Jangan kak, om itu tidak salah apa-apa. Ini salah Queen”

“Masih membela nya?”

Queen menggeleng cepat, ia sangat takut melihat tatapan Barra saat ini.

Bugh! Bugh!

“Erghhh!!" Erang kesakitan pria itu saat Barra kembali menendang nya begitu kuat dan penuh amarah.

“Seharusnya kau mengawasi istri ku, sialan! Jika kau mengawasi nya dan membantu nya, maka istri ku tidak akan terluka seperti ini!” Teriak murka Barra.

“Ma-maaf tuan, ukhuk ukhuk..” Sahut terbata-bata pria itu.

“Kak sudah hikss, ini salah Queen hikss.. Ta-tadi Queen yang menyuruh om penjaga pergi hikss..” Jelas Queen mulai terisak ketakutan.

Napas Barra memburu, pria penjaga perpustakaan itu kembali mendapat amukan Barra. Semakin Queen menahan Barra maka semakin bertambah pula emosi Barra.

Ia tidak suka istri kecil nya membela pria lain! Itu tidak suka mendengar tangisan itu! Dan ia sangat-sangat benci melihat Queen terluka!

“Kak hikss.. Sakit!!” Erang Queen mengaduh kesakitan seraya memegang kaki nya yang di pasang kan Pen oleh dokter beberapa saat lalu.

Barra menghentikan amukan nya dan beralih menatap Queen. Seketika pria itu langsung bersimpuh dan menyentuh lembut kaki Queen mengantikan tangan perempuan itu.

“Sakit? Sebelah mana?” Tanya terburu-buru Barra dengan napas tidak beraturan.

“Si-sini..” Unjuk Queen sedikit kaget.

Pasalnya ia hanya berbohong karena kaki nya tidak sesakit itu. Lagi pula Queen hanya diam jadi tidak mungkin kaki nya sakit.

Namun siapa sangka, kebohongan itu membuat Barra menghentikan amukan nya dan seketika menjadi lembut.

“Minum obat 'ya? Kamu harus minum obat nya” Ujar Barra seraya bangun dan hendak beranjak pergi.

Tetapi sebelum itu, Queen menahan tangan pria itu dan menatap nya dengan sisa air mata pada pipi nya.

“Queen ingin istirahat di kamar, minum obat nya di kamar aja kak..” Bujuk ragu Queen.

“Baiklah ayo”

Barra menurut dan langsung mengangkat tubuh kecil itu ke dalam gendongan ala bridal style nya. Tanpa menghiraukan pria yang terbaring lemas itu, Barra pun langsung berjalan ke arah kamar nya.

“Bi, siapkan obat dan air hangat untuk Queen!” Perintah Barra.

.

.

“Kak..” Panggil Queen menggoyangkan pelan lengan kekar milik Barra. “Perpustakaan nya jangan di kunci 'ya?” Lanjut nya dengan nada penuh permohonan.

“Istirahat” Sahut singkat Barra melepaskan tangan Queen pada lengan nya.

Pria itu beranjak dari tempat tidur dan kembali merapihkan dirinya yang bersiap untuk berangkat ke kantor.

“Queen bosan, Queen ingin baca buku lagi”

Barra tidak menghiraukan segala bujuk rayu Queen sedari perempuan itu membuka mata nya. Bahkan dari semalam Queen terus membujuk nya seakan tak kenal lelah atas penolakan yang ia dapat.

“Kak..” Mata Queen berkaca-kaca, ia hampir menyerah untuk membujuk Barra.

“Aku akan kembali lebih cepat hari ini, jadi istirahat saja” Ujar Barra, mendekati Queen lalu mengecup sekilas bibir perempuan itu sebelum akhirnya ia beranjak.

“Kak Barra huaaaa jangan di kunci!!” Isak Queen saat Barra hendak menutup pintu kamar.

Barra menghentikan gerakan nya dengan mata menerjab kaget mendengar rengekan Queen. Mata nya terus menatap tak percaya kepada Queen di atas kasur sana.

“Jangan kunci perpustakaan. Queen ingin membaca, Queen bosan huaaaaa..” Lanjut Queen.

Tatapan kaget itu berlangsung cukup lama, hingga akhirnya Barra kembali menatap datar Queen.

“Istirahat” Ucap nya singkat sebelum akhirnya benar-benar menutup pintu kamar.

“Kak Barra jahat!!” Pekik Queen yang tentunya dapat di dengar oleh Barra di luar sana.

Pria itu terkekeh pelan, kedua tangan nya terkepal erat. Sejujurnya ia sangat gemas terhadap tingkah Queen dan ingin rasanya ia menerkam perempuan itu saat ini juga.

“Sabar Barra, tidak sekarang tapi secepat nya” Gumam Barra.

.

.

“Awasi pergerakan istri dan anak saya, Barri” Ujar dingin Anton pada beberapa pria berpakaian hitam di hadapan nya.

“Baik tuan”

“Bagaimana dengan Barra?”

“Sekitar satu bulan yang lalu tuan muda membawa seorang wanita dari Club Xxx”

“Maksud mu?” Kening Anton berkerut, memang selama ini ia selalu mengawasi Barra. Tentu nya untuk melindungi putra kesayangan nya itu.

“Sejak nyonya dan tuan Barri menekan tuan muda untuk segera memiliki penerus. Mulai saat itu tuan muda selalu mencari informasi tentang salah satu pekerja di club itu”

Mata Anton melebar, tidak mungkin Barra melakukan hal yang tidak masuk akal hanya demi seorang penerus. Terlebih lagi wanita itu berasal dari sebuah club.

“Lalu bagaimana sekarang? Apa kau sudah menyelidiki wanita itu?”

Pria yang awalnya menjelaskan dengan serius itu, kini menundukkan kepala nya merasa bersalah.

“Untuk itu, maaf tuan. Kami sudah berusaha mencari informasi lain nya bahkan tentang wanita itu, tetapi akses informasi nya tertutup rapat”

Anton membanting punggung nya pada sandaran kursi kebesaran nya. Tangan nya memijat pelan pelipis nya yang terasa berdenyut.

“Awasi Barra, jangan sampai dia salah mengambil langkah dan membahayakan dirinya!”

“Baik tuan. Satu lagi..” Pria berpakaian hitam itu menatap serius sang majikan yang langsung dibalas tatapan serius oleh Anton.

“Tuan Barra pindah rumah”

...****************...

Terpopuler

Comments

Anita Reva

Anita Reva

Cepet unboxing napa thor kan kalo dah dpt jatah pasti si bara tamabah bucin ke quin 😅😅

2023-03-12

7

da hida

da hida

ayo thorrrrrr bikin bara cetak golll😭🤣🤣🤣🤣

2023-03-12

1

🦋ꪖꪗꪖ𝕫 •*ᥫ᭡

🦋ꪖꪗꪖ𝕫 •*ᥫ᭡

Gumushhh

2023-03-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!