“Bagaimana dengan Barra?” Tanya seorang wanita paruh baya yang saat ini duduk di hadapan Barri.
“Ada yang berbeda dengan nya, Mom”
Kedua alis wanita yang di panggil Mom itu bertaut bingung, menunggu Barri kembali melanjutkan perkataan nya.
“Sepertinya Barra sudah memiliki seorang wanita”
“Maksud mu?” Bella Querst, wanita yang berstatus sebagai istri Barri itu mulai membuka suaranya.
“Saat di ruang meeting kemarin, Barra sudah berani mengiyakan keinginan para investor tentang penerusnya”
Wanita paruh baya di hadapan Barri terkekeh pelan dengan kepala menggeleng. “Mommy kira ada hal penting apa” Kekeh nya.
“Tidak mungkin Barra memiliki wanita secepat itu, kecuali jika Barra membeli nya di rumah bordil” Lanjut wanita yang berstatus sebagai orang tua dari Barra dan Barri.
Tanpa sadar ucapan wanita paruh baya itu mengundang tatapan penuh arti dari Barri dan Bella. Sampai akhirnya Arcy tersadar atas apa yang ia ucapkan.
“Tidak mungkin Mom” Elak Barri. “Aku yakin Barra tidak seperti itu”
“Kamu sudah menyelidiki nya?” Barri menggeleng sebagai jawaban. “Cepat selidiki dan jangan sampai Barra memiliki perempuan lain. Ingat rencana awal kita untuk menjodohkan Barra dengan Bianca”
“Ayolah Mom, berikan aku waktu libur sehari saja” Rengek kesal Barri.
Arcy menyandarkan punggung nya pada sandara sofa dan menatap santai putra nya. “Silahkan saja, asalkan jangan harap Mommy akan membagi hasil dengan mu”
“Haishh baiklah-baiklah, aku akan pergi sekarang!” Barri pasrah jika sudah mendapatkan ancaman seperti ini. Dengan cepat pria itu pun berlalu.
.
.
“Kak..”
Barra menghentikan langkah nya dan menatap sang istri yang kini tengah memainkan jari-jari nya. “Kenapa?”
“Nanti siang aku izin--”
“Tidak boleh!” Potong Barra dengan raut wajah yang berubah datar.
Padahal Queen saja belum menyelesaikan perkataan nya, tetapi begitu mendengar kata Izin Barra seakan mengerti maksud gadis kecil di hadapan nya.
Queen menunduk begitu dalam, niat hati ingin meminta izin untuk ke tokoh buku. Namun sepertinya harus ia urungkan.
“Baiklah..” Lirih Queen tak ingin membantah.
Hal itu pun membuat kening Barra mengkerut, bukan kah biasanya jika seorang wanita menginginkan sesuatu tetapi tidak di turuti, wanita itu akan merayu agar di turuti.
Paling tidak akan merajuk atau mendiami nya. Namun apa ini? Kenapa Queen tidak?
Menghempaskan segala kebingungan nya, lantas Barra menarik pelan kepala Queen untuk di kecup kening nya.
“Aku berangkat, dan jangan kemana-mana!” Tegas Barra.
“Iya kak..”
Sesaat Barra berdecak dan menatap kesal Queen, hingga akhirnya pria itu melangkah memasuki mobil nya. Menyisakan Queen yang perlahan mengangkat pandangan nya.
“Queen ingin membeli buku pelajaran..” Gumam nya begitu melihat mobil Barra berlalu.
Lama Queen termenung saat ia harus kembali mengurungkan niatnya untuk belajar, helaan napas berat menjadi penghujung renungan itu.
Kini Queen mulai melangkah dan bersiap untuk kembali masuk ke dalam rumah besar itu, tetapi tiba-tiba lengan nya di tarik oleh seseorang.
“Aaa--mppp!!!” Pekik tertahan Queen begitu mulutnya di bekap.
Queen meronta saat tubuhnya di tarik oleh orang itu, mencoba memukul lengan kekar yang membekap mulutnya agar terlepas tetapi tak kunjung terlepas.
“Emmm!!!” Erang Queen menendang-nendang angin saat tubuhnya di angkat.
“Sutt, tenang lah Queen. Ini kakak” Ujar seorang pria seraya melepaskan bekapan nya.
Queen menoleh. Wajah putih bersih, rahang tegas dan kacamata tipis yang bertengger di hidung mancung itu membuat Queen terdiam.
“Tenang oke?”
“Ka-kak Kean.."
“Iya ini kakak, Queen” Kean tersenyum, merapihkan rambut berantakan Queen dan tatapan pria itu sungguh dalam.
“Kakak merindukan mu” Ujarnya lagi seraya memeluk tubuh Queen.
Queen masih kaget, perempuan itu tidak merespon apapun dan yang ada di benaknya adalah pertanyaan yang terus berdatangan.
Kean mengurai pelukan nya setelah beberapa saat. “Ikut kakak 'ya?”
“Kakak kenapa ada di sini? Kakak mau maling? Terus kenapa tadi bekap-bekap mulut aku dan narik aku ke sini?” Tanya beruntun Queen.
Bukan nya menjawab Kean malah tersenyum begitu hangat, matanya menatap Queen penuh binar. Gadisnya yang selama dua minggu ini menghilang, akhirnya ia temukan.
“Kak--”
“Singkatnya kakak akan menyelamatkan kamu, Queen”
“Menyelamatkan?” Ulang Queen bingung yang langsung mendapat anggukan dari Kean.
“Pria yang mengurung mu di sini, dia bukan orang baik”
“Mengurung?” Ulang Queen lagi dan kembali mendapat anggukan dari Kean.
Selama beberapa saat kedua nya saling beradu pandangan, sampai akhirnya Queen tertawa cukup keras membuat Kean harus kembali membekap mulut gadis nya itu.
“Astaga jangan berisik, Queen”
“Eh, maaf kak. Habis nya kakak lucu” Kekeh Queen.
“Lucu kenapa? Apa ada yang salah?”
Queen mengangguk dan memegang kedua bahu pria yang jelas-jelas lebih tinggi dari nya. “Dengarkan Queen”
Mata Kean menerjab, gadisnya sangat lucu dengan ekspresi serius nya. Ah rasanya Kean ingin mengigit dan mengurung nya saat ini juga!
“Queen tidak di kurung oleh kak Barra. Queen juga bebas kemana pun asal di dalam lingkungan ini dan satu lagi. Kak Barra yang bawa Queen keluar dari rumah bordil itu itu”
Terdengar helaan napas panjang yang keluar dari bibir Kean. Pria itu sungguh gemas dengan pola pikir Queen, apa mungkin karena Queen masih di sebut seorang Remaja jadi pola pikirnya belum luas?
Kini bergantian, Kean lah yang memegang kedua bahu Queen dan menatapnya begitu serius. “Dia mengurung mu, Queen”
Queen terdiam, tadinya hendak berbicara namun ia bungkam.
“Jika boleh keluar hanya di lingkungan ini, berarti sama saja kamu tidak boleh keluar dan di kurung”
“Dan sebelum dia, aku sudah lebih dulu menawarkan untuk membawa kamu keluar dari rumah bordil itu. Tetapi kamu terus menolak nya”
Queen benar-benar bungkam, bibir nya terasa keluh untuk menjawab ucapan Kean. Karena memang benar, pria itu selalu berniat untuk menebusnya dan membawanya pergi tetapi Queen selalu menolak.
“Sekarang kita pergi, dan Queen ikut bersama kakak 'ya?” Bujuk lembut Kean.
“Tapi Queen sudah--”
“Queen ingin belajar bukan? Kakak akan membiayai kuliah Queen dan Queen akan punya teman-teman baru, bagaimana?”
Mata Queen berbinar, ini lah yang ia inginkan sejak kepergian sang Mama. Queen ingin kembali meneruskan kuliah nya!
“Queen mau?”
Queen mengangguk cepat, ia sangat mau untuk sekolah.
“Baiklah ayo” Kean melepaskan kedua tangan nya pada bahu Queen lalu beralih menggenggam tangan nya.
Baru saja Queen hendak melangkah, tetapi dari sisi lain tiba-tiba tubuhnya di rengkuh dan di tarik membuat ia memekik kesakitan.
“Awww!!”
“Lepaskan brengsek!” Sentak Barra menghempaskan kasar tangan Kean yang menggenggam tangan Queen.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Nuy Nuraeni
tu lah klo cewek idiot,,,g mikir 2x langsung hayu
2023-11-24
0
🦋ꪖꪗꪖ𝕫 •*ᥫ᭡
Next Kak ri semangatttt💜🔮💜🔮💜🔮💜🔮
2023-03-09
1
🦋ꪖꪗꪖ𝕫 •*ᥫ᭡
Aaaaaaa gantung banget hikssss
2023-03-09
1