Chapter 20 : Dua Lawan Banyak

Krisan dan Tiana sempat adu pandang dengan tatapan tajam mereka masing-masing. Beberapa gadis yang sempat dihajar Nadia perlahan bangkit kembali di posisi masing-masing, memperhatikan target yang kini bertambah satu orang.

Sungguh, melawan Nadia saja sudah bikin mereka repot, apalagi ditambah satu orang lagi.

Nadia sendiri masih dipasung oleh Rin dan Lita. Walau mereka masih erat memeganginya agar tidak bergerak, keduanya sempat dibuat terkejut dengan tindakan Krisan tadi.

Sambil menahan jengkel, Tiana bertanya, “Untuk apa gadis kampungan sepertimu ikut campur urusan kami? Kau tidak tahu apa-apa.”

“Aku akui, aku memang kampungan karena berasal dari kampung. Tapi, setidaknya aku lebih bermartabat ketimbang kalian yang malah bisanya main keroyokan.”

Dengan tenang Krisan menambahkan lagi, “Apa begini cara orang kota menyelesaikan masalah, terutama para perempuannya? Lebih rendahan dari pada binatang.”

Tanpa sadar Tiana menggigit bibir bawah. Cukup sudah dengan hinaan Nadia, kini ia malah menerima penghinaan tambahan lagi dari gadis kampungan seperti Krisan.

Krisan sempat menoleh, melihat Nadia masih di posisi pasungan Rin dan Lita.

“Menunduk.”

Mengerti maksud Krisan, Nadia langsung menunduk. Seketika Krisan menendang Rin dan Lita hanya dalam sekali tendang, membuat keduanya kembali terpental sampai membentur dinding koridor.

Tiana dan yang lain dibuat terkejut dengan tindakan sembrono Krisan. Tak menyangka jika gadis bermuka sedatar boneka itu mampu melumpuhkan Rin dan Lita sekaligus.

“Ugh....”

Nadia pun berhasil bebas dari pasungan berkat pertolongan Krisan. Dia sempat sedikit memijat pergelangan tangannya yang masih terasa kebas akibat menahan serangan Tiana, ditambah lagi dari cengkeraman kedua gadis tadi yang berhasil membuatnya risih.

“Maaf kalau aku baru bisa menolong.”

Nadia menatap Krisan yang mulai bersuara di hadapannya.

Dengan datar Krisan melanjutkan, “Padahal, aku tidak ingin ikut campur dengan urusan orang lain. Tapi, ketika melihatmu mulai kesusahan, ditambah lagi mereka main keroyokan, membuat tanganku terasa gatal ingin menghajar mereka.”

“I-itu—.”

“Belagak kau, gadis kampung!”

Ucapan Nadia terpotong oleh bentakan salah satu teman Tiana. Keduanya pun menoleh, memperhatikan sosok tersebut bersama Tiana yang masih terpaku di tempat.

“Kau pikir dirimu sangat kuat sampai-sampai berani bicara begitu?!” bentaknya kembali. “Kau dan si kuda nil pirang itu sama-sama pengganggu!”

“Bisakah kalian berhenti manggil aku kuda nil?” jengkel Nadia.

Bentakan rekan Tiana dianggap sebagai tantangan bagi Krisan. Maka dari itu, ia pun memasang kuda-kuda siap bertarung dengan posisi jari-jemari kedua tangannya dirapatkan lurus.

“Kalau begitu, buktikan kalau kalian lebih jago.”

Seringai setipis garis terukir di wajah cantik Krisan.

“Kalau kalian semua kalah, siap-siap gantung wajah kalian di puncak menara akademi.”

“Ergh.... Kau...! Ha!”

Gadis itu segera melesat ke arah Krisan dengan kepalan tinju. Lesatan itu begitu cepat, hampir tak terlihat.

“Krisan!” panggil Nadia mulai panik.

Dengan tenang Krisan menyipitkan kedua mata birunya, fokus pada kedatangan si gadis.

Dan ketika gadis itu hampir sampai meninjunya, Krisan menepis tinju itu ke samping, kemudian memukul hidung si gadis menggunakan sikunya. Walau tidak sampai membuatnya terpental, hanya mundur beberapa langkah, tapi serangan balasan itu berhasil membuat hidung si gadis berdarah.

“Arrrgh!” Gadis tersebut menjerit sejadi-jadinya ketika merasakan sakit dan darah tak berhenti keluar dari hidung.

Nadia yang melihat serangan itu sempat dibuat tercengang. Dia tak menyangka Krisan akan langsung melukai lawannya hanya dengan sekali serangan balik.

Para gadis di sekitar kini tampak semakin geram, termasuk Tiana, bahkan Rin dan Lita yang sempat kena tendang tadi juga kembali bangkit, siap menyerang Krisan dan Nadia.

Melihat adanya tanda-tanda pertarungan kembali, membuat Nadia kembali sigap dengan posisi kuda-kudanya.

“Maaf, Krisan. Aku malah jadi merepotkanmu di pertemuan pertama kita,” kata Nadia dengan pandangan fokus ke sekitar. “Mereka semua cari gara-gara karena memang ada dendam padaku.”

“Kau merebut cowok dari si cewek sosialita rambut merah itu?” tebak asal Krisan sambil melirik Nadia sekilas yang berada di sampingnya.

Nadia segera menggeleng, “Bukan begitu...! Lebih tepatnya, dia naksir berat sama sepupuku, sedangkan sepupuku sendiri sama sekali tidak tertarik dengannya. Ujung-ujungnya, aku pula yang disalahkan karena punya kedekatan dengan gebetannya. Kan wajar karena kami keluarga, orang tua kami sama-sama bersahabat lama.”

“Hmm....” Krisan sempat berpikir. “Aku jadi penasaran, secakep apa sepupumu itu.”

“Ya, cakep, sih. Tapi....”

Nadia menggantungkan ucapannya ketika teringat betapa sintingnya kelakuan Ardan, sepupunya.

Kalau dipikir-pikir, sebaiknya tidak usah diceritakan dulu. Kalau ia jadi berteman dengan Krisan, kelak ia akan memperkenalkan Krisan dengan kedua abangnya itu. Ditambah lagi, situasi sekarang tidak memungkinkan untuk mereka mengobrol panjang lebar.

“Jangan banyak bicara kalian, gadis-gadis tengik!”

Beberapa gadis langsung menerjang mereka bersamaan. Keduanya pun berguling ke arah berlawanan demi menghindari terjangan mereka.

Krisan dan Nadia kini bertarung melawan kawanan para gadis, dua lawan banyak. Berbeda dengan Nadia yang gaya bertarungnya lebih menonjolkan daya serangan dan pertahanan kuat, Krisan terlihat lebih mengandalkan kelenturan walau setiap serangannya juga tak kalah kuat dengan serangan Nadia.

Dua gadis mulai menyerang Krisan, memberikan berbagai macam serangan dengan gerakan cepat. Namun Krisan dapat menangkis semua serangan itu dengan begitu tenang.

Saat keduanya sama-sama melancarkan tinju, Krisan menepis dengan posisi kedua tangan menyilang, menangkap tangan mereka lalu dihempaskan searah horizontal, membuat tubuh kedua gadis itu saling bertubrukan. Bukan hanya itu, mereka juga langsung tumbang saat tubuh seorang gadis dilemparkan Nadia dari belakang mereka.

Nadia dan Krisan sempat tukar senyum, pertanda saling memberi tanda terima kasih.

“Nadia, awas!”

Refleks Nadia menghindar ketika dirasa ada seseorang berusaha menyerangnya dari belakang. Rupanya, Rin yang menyerang Nadia menggunakan pukulan dari satu pergelangan tangan.

Dengan gerakan akrobatik, Krisan bersalto ke depan melewati tiga tubuh gadis yang sudah terkapar di lantai, dan mulai mendarat dengan posisi satu kaki diayunkan ke bawah, siap menendang Rin.

Menyadari akan serangan itu, Rin segera melompat mundur menghindar. Akibatnya, tendangan Krisan malah mengenai lantai dan sempat membuatnya retak.

“Ergh.... Gadis kampungan itu...,” umpat Rin kesal.

Tak disangka-sangka, Rin mengambil belati di saku pahanya, dan melemparkan belati itu ke arah Krisan. Krisan hanya sempat sedikit bergeser karena serangan belati Rin sama sekali di luar perkiraan, bahkan beberapa helai rambut hitamnya sempat tersayat akibat lesatan belati itu. Kini belati tersebut tertancap di lantai begitu saja.

“Belati?” ucap Nadia heran. “Bukannya kita dilarang membawa senjata apa pun dari luar akademi?”

“Seharusnya aku yang bertanya pada kau, Nadia! Kenapa kau lebih dulu menyerang kami hingga akhirnya terjadi pertarungan seperti ini!” protes Rin sambil menunjuk Nadia. “Jadi, jangan salahkan aku tuk membalas kekerasan dengan kekerasan!”

“Kalian yang duluan berusaha menjatuhkan mentalku! Tidak ada salahnya aku membalas dengan menghajar mulut-mulut julid kalian!” bentak Nadia pula sambil mengepalkan tangannya di depan.

Di saat mereka berdebat, Lita mencabut belati milik Rin tadi dari lantai, lalu berlari cepat ke arah Nadia.

Sebelum belati itu sempat mengenai Nadia, Krisan lebih dulu melancarkan tendangan ke tangan Lita agar belati itu lepas dari tangannya. Akan tetapi, Lita dengan lincah menghindar.

“Heh! Kau kira cuma kau saja yang lincah, gadis kampung...?” remeh Lita sambil memutar-mutar belati.

...~*~*~*~...

Episodes
1 Chapter 1 : Remedial
2 Chapter 2 : Hama Goblin
3 Chapter 3 : Bawah Tanah
4 Chapter 4 : Monster Misterius
5 Chapter 5 : Kekuatan Asli
6 Chapter 6 : Tidak Tahu
7 Chapter 7 : Mainan
8 Chapter 8 : Kotak
9 Chapter 9 : Bayangan
10 Chapter 10 : Cerita Kenangan
11 Chapter 11 : Astan
12 Chapter 12 : Merindukan Masa Lalu
13 Chapter 13 : Sarapan Keluarga
14 Chapter 14 : Cita-cita Rian
15 Chapter 15 : Kegencet
16 Chapter 16 : Trauma Nadia
17 Chapter 17 : Selamat Datang
18 Chapter 18 : Teman Baru Teman Lama
19 Chapter 19 : Main Keroyokan
20 Chapter 20 : Dua Lawan Banyak
21 Chapter 21 : Pengendali Air
22 Chapter 22 : Sheena
23 Chapter 23 : Ardan Lupa
24 Chapter 24 : Tipe Cewek
25 Chapter 25 : Tipe Cowok
26 Chapter 26 : Persiapan Kegiatan
27 Chapter 27 : Kelompok 17
28 Chapter 28 : Militer Antariksa
29 Chapter 29 : Awal Perkenalan
30 Chapter 30 : PeDeKaTe
31 Chapter 31 : Gombal
32 Chapter 32 : Perdebatan Shujin
33 Chapter 33 : Ardan tak Peduli
34 Chapter 34 : Keliling Fasilitas Akademi
35 Chapter 35 : Muach
36 Chapter 36 : Pohon Bunuh Diri
37 Chapter 37 : Rencana Mengincar Bayang
38 Chapter 38 : Chat
39 Chapter 39 : Ardan Ge'er
40 Chapter 40 : Krisan Kepo
41 Chapter 41 : Keluarga Novan
42 Chapter 42 : Pengetesan?
43 Chapter 43 : Kelompok Junior Melawan Ardan
44 Chapter 44 : Kombo Trio WekaWeka
45 Chapter 45 : Jagoan Belakangan
46 Chapter 46 : Genre Novel
47 Chapter 47 : Mengejek
48 Chapter 48 : Pesona
49 Chapter 49 : Gagak
50 Chapter 50 : Banting-Membanting
51 Chapter 51 : Kasih Paham
52 Chapter 52 : Duel Cepat
53 Chapter 53 : Efek Negatif Jurus
54 Chapter 54 : Tetap Lanjut?
55 Chapter 55 : Sang Pengendali Darah dan Parasit
56 Chapter 56 : Teguran Rafa
57 Chapter 57 : Menggonggong
58 Chapter 58 : Bumerang
59 Chapter 59 : Kecurigaan Rafa dan Ardan
60 Chapter 60 : Serba Salah Bertindak
61 Chapter 61 : Kapten Zeon?
62 Chapter 62 : Sistem?
63 Chapter 63 : Sistem Agresif?
64 Chapter 64 : Menghapus Sistem dan Sejarah
65 Chapter 65 : Eksekusi
66 Chapter 66 : Girang tak Karuan
67 Chapter 67 : Hoaks dan Sabotase
68 Chapter 68 : Persiapan Pasangan
69 Chapter 69 : V-Idol dan Kedekatan Rafa
70 Chapter 70 : Pesta Penutupan
71 Chapter 71 : Ciuman yang Salah
72 Chapter 72 : Pertengkaran
73 Chapter 73 : Kutukan Sepatu Hak Tinggi
74 Chapter 74 : Binar Makanan
75 Chapter 75 : Hadiah Lomba
76 Chapter 76 : Berpasangan
77 Chapter 77 : Kekacauan Dansa
78 Chapter 78 : Juara Satu
79 Chapter 79 : Grim
80 Chapter 80 : Regan Kembali
81 Chapter 81 : Bintang
82 Chapter 82 : Keluarga yang Hilang
83 Salam Hangat dari Author
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Chapter 1 : Remedial
2
Chapter 2 : Hama Goblin
3
Chapter 3 : Bawah Tanah
4
Chapter 4 : Monster Misterius
5
Chapter 5 : Kekuatan Asli
6
Chapter 6 : Tidak Tahu
7
Chapter 7 : Mainan
8
Chapter 8 : Kotak
9
Chapter 9 : Bayangan
10
Chapter 10 : Cerita Kenangan
11
Chapter 11 : Astan
12
Chapter 12 : Merindukan Masa Lalu
13
Chapter 13 : Sarapan Keluarga
14
Chapter 14 : Cita-cita Rian
15
Chapter 15 : Kegencet
16
Chapter 16 : Trauma Nadia
17
Chapter 17 : Selamat Datang
18
Chapter 18 : Teman Baru Teman Lama
19
Chapter 19 : Main Keroyokan
20
Chapter 20 : Dua Lawan Banyak
21
Chapter 21 : Pengendali Air
22
Chapter 22 : Sheena
23
Chapter 23 : Ardan Lupa
24
Chapter 24 : Tipe Cewek
25
Chapter 25 : Tipe Cowok
26
Chapter 26 : Persiapan Kegiatan
27
Chapter 27 : Kelompok 17
28
Chapter 28 : Militer Antariksa
29
Chapter 29 : Awal Perkenalan
30
Chapter 30 : PeDeKaTe
31
Chapter 31 : Gombal
32
Chapter 32 : Perdebatan Shujin
33
Chapter 33 : Ardan tak Peduli
34
Chapter 34 : Keliling Fasilitas Akademi
35
Chapter 35 : Muach
36
Chapter 36 : Pohon Bunuh Diri
37
Chapter 37 : Rencana Mengincar Bayang
38
Chapter 38 : Chat
39
Chapter 39 : Ardan Ge'er
40
Chapter 40 : Krisan Kepo
41
Chapter 41 : Keluarga Novan
42
Chapter 42 : Pengetesan?
43
Chapter 43 : Kelompok Junior Melawan Ardan
44
Chapter 44 : Kombo Trio WekaWeka
45
Chapter 45 : Jagoan Belakangan
46
Chapter 46 : Genre Novel
47
Chapter 47 : Mengejek
48
Chapter 48 : Pesona
49
Chapter 49 : Gagak
50
Chapter 50 : Banting-Membanting
51
Chapter 51 : Kasih Paham
52
Chapter 52 : Duel Cepat
53
Chapter 53 : Efek Negatif Jurus
54
Chapter 54 : Tetap Lanjut?
55
Chapter 55 : Sang Pengendali Darah dan Parasit
56
Chapter 56 : Teguran Rafa
57
Chapter 57 : Menggonggong
58
Chapter 58 : Bumerang
59
Chapter 59 : Kecurigaan Rafa dan Ardan
60
Chapter 60 : Serba Salah Bertindak
61
Chapter 61 : Kapten Zeon?
62
Chapter 62 : Sistem?
63
Chapter 63 : Sistem Agresif?
64
Chapter 64 : Menghapus Sistem dan Sejarah
65
Chapter 65 : Eksekusi
66
Chapter 66 : Girang tak Karuan
67
Chapter 67 : Hoaks dan Sabotase
68
Chapter 68 : Persiapan Pasangan
69
Chapter 69 : V-Idol dan Kedekatan Rafa
70
Chapter 70 : Pesta Penutupan
71
Chapter 71 : Ciuman yang Salah
72
Chapter 72 : Pertengkaran
73
Chapter 73 : Kutukan Sepatu Hak Tinggi
74
Chapter 74 : Binar Makanan
75
Chapter 75 : Hadiah Lomba
76
Chapter 76 : Berpasangan
77
Chapter 77 : Kekacauan Dansa
78
Chapter 78 : Juara Satu
79
Chapter 79 : Grim
80
Chapter 80 : Regan Kembali
81
Chapter 81 : Bintang
82
Chapter 82 : Keluarga yang Hilang
83
Salam Hangat dari Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!