Chapter 2 : Hama Goblin

Damar, Ardan, dan Regan terjun dari helikopter dengan masing-masing skyboard di bawah kaki mereka. Lewat sensor perintah pada permukaan skyboard, benda pipih itu terbang membawa mereka ke tempat yang mereka arahkan, yaitu lokasi desa padang pasir yang sedang dijarah para goblin.

Masing-masing senapan mereka arahkan. Dan ketika terbang semakin mendekat, mereka langsung menembak gerombolan goblin.

Suara rentetan peluru senapan serbu cukup mengagetkan para goblin, bahkan di antara mereka ada yang telah gugur sebelum sempat menyerang.

Salah satu goblin memberi peringatan pada kawanannya untuk segera bersiap balik menyerang. Dan kini, mereka sudah dipasangi zirah anti peluru. Mereka langsung menembaki ketiga Taruna itu dengan senapan serbu, panah mekanik, bahkan sampai pelontar granat.

“Awas!” teriak Ardan.

Ketiganya berusaha terbang menghindari serangan dengan terbang bermanuver menggunakan skyboard sambil terus menembak, lalu memutuskan tuk berpencar.

Damar terbang ke arah kiri, mendarat di tengah-tengah himpitan dua rumah kayu. Sambil menempelkan skyboard di tempelan magnet pada sabuk bagian belakangnya, ia berusaha menembak beberapa goblin yang terus-menerus berdatangan sambil sesekali bersembunyi di balik tembok bangunan menghindari tembakan musuh.

“Tak kusangka mereka sebanyak ini,” ucap Damar sambil mengganti magazine, lalu kembali menembak goblin.

Regan memutuskan mendarat di salah satu bangunan tinggi. Dia berlutut, menempelkan skyboard di tempelan magnet sabuknya, lalu bersiap membidik menggunakan senapan runduk.

Suara menggelegar khas senapan runduk terdengar mencekam kala satu peluru ia tembakan tepat mengenai dua kepala goblin sekaligus. Satu goblin belum sempat menoleh, malah kepalanya langsung hancur oleh tembakan jitu Regan.

“Jangan main-main kalian dengan Taruna Regan Gargusva. Sekali kutembak, pecah otak kalian semua,” ucapnya bangga sambil memasukan beberapa peluru, lalu ia kokang. “Eh, bentar. Kan mereka enggak ada otak.”

Sedangkan Ardan sendiri masih bermanuver di udara sambil menembaki gerombolan goblin membabi-buta. Dalam kegiatan menyerang tersebut, suara rekannya masuk dari alat komunikasi yang terpasang di telinga.

“Coy! Jumlah pasukan goblin banyak banget, Njerrr! Enggak yakin aku kalau kita bisa lolos remedial terakhir ini,” jerit Damar histeris di seberang sana hingga membuat Ardan sempat kaget dan hampir oleng di atas skyboard.

Di atas bangunan, Regan menjawab, “Cay, coy, cay, coy! Kita ini tentara! Pakai kode ‘lah kalau mau komunikasi.”

“Ya, udeh. 34+47 berapa?”

“Bukan kode yang kayak gitu, bocah seblak!”

“Ngapain kalian teriak-teriak berantem pas komunikasi kayak gini?! Kita lagi remedial praktek, bukan konser metal! Budek juga lama-lama telingaku ini, woi!”

Ketika Ardan mengomel lewat alat komunikasi sambil menembaki goblin-goblin di atas skyboard, mata peraknya terbelalak kaget melihat jumlah rombongan goblin semakin banyak berdatangan ke desa tersebut.

“Cok!!! Goblin-nya banyak bener, Cok! Udah macam banjir bandang aja eneh! Gimana, Breeeh…?!”

Baru aja negur kedua temannya dengan suara tegas nan jantan, sekarang Ardan malah jadi ikutan random begini.

Satu drone berbentuk bola berwarna putih sedang terbang di atas desa, mengawasi kegiatan penyerangan yang dilakukan ketiga pemuda tersebut.

Lewat tab yang terhubung dengan kamera drone, Durna menunduk sambil memijit kepalanya yang tiba-tiba pusing melihat aksi mereka, apalagi ketika mendengar komunikasi ketiganya yang juga terhubung dengan alat komunikasi di telinga Durna.

Dia tak menyangka para Taruna-nya bisa seaneh ini saat menjalankan misi. Pantas saja kena remedial.

“Duh….”

Sang kolonel sudah kehabisan kata-kata tuk berkomentar. Menyesal dia memutuskan menjadi pengawas remedial tim ini.

“Lapor, Komandan.” Terdengar suara Damar dari alat komunikasi Durna. “Jumlah para goblin semakin banyak. Kami tidak bisa membasmi mereka hanya dengan mengandalkan senjata-senjata ini. Kecuali, Anda mengizinkan kami menggunakan Kekuatan Kebangkitan.”

Sudah Durna duga. Dengan jumlah goblin sebanyak itu, takkan mungkin mereka sanggup membasminya. Mereka perlu menggunakan Kekuatan Kebangkitan agar bisa lebih mudah memusnahkan para goblin.

Kekuatan Kebangkitan merupakan jenis kekuatan spesial, bisa didapatkan dengan cara berlatih teguh atau diturunkan dari keluarga sendiri. Kekuatan Kebangkitan berupa kekuatan pengendalian elemen/unsur, perubahan wujud, penyembuhan instan, sampai memberi efek peningkatan bertarung.

Dalam medan pertempuran seperti inilah Kekuatan Kebangkitan sangat diperlukan. Oleh sebab itu, Durna mengizinkan mereka menggunakannya. Ini juga dilakukan demi keselamatan para Taruna muda.

“Diizinkan,” jawab Durna.

Setelah mendapat izin dari Durna, ketiganya segera membangkitkan kekuatan mereka masing-masing.

Dari sisi Damar, pemuda berkacamata itu langsung menggunakan kekuatan khususnya.

“Kekuatan Kebangkitan : Aktif.”

Di bagian tubuh sebelah kanan hingga wajah Damar muncul beberapa sirkuit elektrik berwarna hijau dalam waktu singkat, pertanda Kekuatan Kebangkitan telah diaktifkan.

“Memperlambat Area, Durasi : 5 detik.”

Dalam satu jentikan jari, pergerakan para goblin yang hendak menyerang Damar di area sekitarnya melambat. Di saat itu pula, ia meraba permukaan senapan serbu hingga menciptakan sirkuit-sirkuit elektrik hijau pula.

“Meningkatkan kecepatan serangan senjata dan gerak tubuh.”

“Gerak! Tembak!”

Sambil melesat secepat kilat, Damar menembaki semua goblin yang melambat sampai tewas tak bersisa.

Setelah waktu habis, Damar mendarat dengan sempurna di tengah-tengah area, dan kecepatan di area sekitar kembali normal. Tubuh hancur para goblin yang sempat melayang akibat waktu diperlambat langsung jatuh berserakan. Tubuh mereka hancur seketika, daging terburai dan darah menyembur kemana-mana hingga menciptakan genangan darah.

“Fyuuuh…. Ini lebih baik,” ucap Damar lega. “Eh?”

Damar sempat kaget sendiri menyadari kacamatanya miring sebelah dan rambut hitamnya jadi acak-acakan gara-gara melancarkan serangan secepat tadi.

“Ah, selalu begini.” Damar pun makin mengacak-acak gemas rambutnya.

Di sisi Ardan, pemuda berambut jingga dengan memakai ikat kepala itu masih menembaki para goblin di atas skyboard. Ia memutuskan tuk melompat dari skyboard, sambil bersiap dengan satu granat di udara.

“Mamam nih granat, Hama!!!”

Granat pun dilemparkan ke kawanan goblin hingga meledak. Anehnya, bukannya menjauh, Ardan malah melesat menukik dari udara mendekati ledakan tersebut.

Regan yang sempat melihat kejadian gila itu lewat scope senapan runduk cuma bisa geleng-geleng memaklumi.

“Emang beneran suka anarkis anak satu itu. Bukannya menjauh dari ledakan, ini malah disamperin,” komentar Regan sambil mengokang senapan kembali.

Terkadang, kalau ada tugas yang melibatkan para Taruna-Taruni dari berbagai jurusan, mereka yang satu tim dengan Ardan pasti merasa tidak sedang berada di medan perang, tapi malah merasa sedang dalam game FPS online.

Ngaco dan toxic-nya terasa sekali.

Tak heran jika kelak Ardan ikut remedial lagi.

Dari dalam kepulan asap yang ditimbulkan oleh ledakan granat tadi, Ardan menembaki beberapa goblin secara membabi buta sampai asap tersebut tiba-tiba saja lenyap, menampakan sosok Ardan yang tengah berdiri santai sambil memanggul senapan di bahu.

“Siapa berikutnya, huh?” ledeknya disertai seringai remeh.

Dari belakang, beberapa goblin melemparkan granat ke arah Ardan. Menyadari akan hal itu, Ardan langsung mengaktifkan Kekuatan Kebangkitan.

“Kekuatan Kebangkitan : Aktif.”

...~*~*~*~...

Terpopuler

Comments

Darien Gap

Darien Gap

tegang. kocak. jadi satu. keren

2024-04-27

0

Darien Gap

Darien Gap

emang nekat si ardan ya/Facepalm/

2024-04-27

0

Darien Gap

Darien Gap

/Facepalm//Facepalm/

2024-04-27

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Remedial
2 Chapter 2 : Hama Goblin
3 Chapter 3 : Bawah Tanah
4 Chapter 4 : Monster Misterius
5 Chapter 5 : Kekuatan Asli
6 Chapter 6 : Tidak Tahu
7 Chapter 7 : Mainan
8 Chapter 8 : Kotak
9 Chapter 9 : Bayangan
10 Chapter 10 : Cerita Kenangan
11 Chapter 11 : Astan
12 Chapter 12 : Merindukan Masa Lalu
13 Chapter 13 : Sarapan Keluarga
14 Chapter 14 : Cita-cita Rian
15 Chapter 15 : Kegencet
16 Chapter 16 : Trauma Nadia
17 Chapter 17 : Selamat Datang
18 Chapter 18 : Teman Baru Teman Lama
19 Chapter 19 : Main Keroyokan
20 Chapter 20 : Dua Lawan Banyak
21 Chapter 21 : Pengendali Air
22 Chapter 22 : Sheena
23 Chapter 23 : Ardan Lupa
24 Chapter 24 : Tipe Cewek
25 Chapter 25 : Tipe Cowok
26 Chapter 26 : Persiapan Kegiatan
27 Chapter 27 : Kelompok 17
28 Chapter 28 : Militer Antariksa
29 Chapter 29 : Awal Perkenalan
30 Chapter 30 : PeDeKaTe
31 Chapter 31 : Gombal
32 Chapter 32 : Perdebatan Shujin
33 Chapter 33 : Ardan tak Peduli
34 Chapter 34 : Keliling Fasilitas Akademi
35 Chapter 35 : Muach
36 Chapter 36 : Pohon Bunuh Diri
37 Chapter 37 : Rencana Mengincar Bayang
38 Chapter 38 : Chat
39 Chapter 39 : Ardan Ge'er
40 Chapter 40 : Krisan Kepo
41 Chapter 41 : Keluarga Novan
42 Chapter 42 : Pengetesan?
43 Chapter 43 : Kelompok Junior Melawan Ardan
44 Chapter 44 : Kombo Trio WekaWeka
45 Chapter 45 : Jagoan Belakangan
46 Chapter 46 : Genre Novel
47 Chapter 47 : Mengejek
48 Chapter 48 : Pesona
49 Chapter 49 : Gagak
50 Chapter 50 : Banting-Membanting
51 Chapter 51 : Kasih Paham
52 Chapter 52 : Duel Cepat
53 Chapter 53 : Efek Negatif Jurus
54 Chapter 54 : Tetap Lanjut?
55 Chapter 55 : Sang Pengendali Darah dan Parasit
56 Chapter 56 : Teguran Rafa
57 Chapter 57 : Menggonggong
58 Chapter 58 : Bumerang
59 Chapter 59 : Kecurigaan Rafa dan Ardan
60 Chapter 60 : Serba Salah Bertindak
61 Chapter 61 : Kapten Zeon?
62 Chapter 62 : Sistem?
63 Chapter 63 : Sistem Agresif?
64 Chapter 64 : Menghapus Sistem dan Sejarah
65 Chapter 65 : Eksekusi
66 Chapter 66 : Girang tak Karuan
67 Chapter 67 : Hoaks dan Sabotase
68 Chapter 68 : Persiapan Pasangan
69 Chapter 69 : V-Idol dan Kedekatan Rafa
70 Chapter 70 : Pesta Penutupan
71 Chapter 71 : Ciuman yang Salah
72 Chapter 72 : Pertengkaran
73 Chapter 73 : Kutukan Sepatu Hak Tinggi
74 Chapter 74 : Binar Makanan
75 Chapter 75 : Hadiah Lomba
76 Chapter 76 : Berpasangan
77 Chapter 77 : Kekacauan Dansa
78 Chapter 78 : Juara Satu
79 Chapter 79 : Grim
80 Chapter 80 : Regan Kembali
81 Chapter 81 : Bintang
82 Chapter 82 : Keluarga yang Hilang
83 Salam Hangat dari Author
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Chapter 1 : Remedial
2
Chapter 2 : Hama Goblin
3
Chapter 3 : Bawah Tanah
4
Chapter 4 : Monster Misterius
5
Chapter 5 : Kekuatan Asli
6
Chapter 6 : Tidak Tahu
7
Chapter 7 : Mainan
8
Chapter 8 : Kotak
9
Chapter 9 : Bayangan
10
Chapter 10 : Cerita Kenangan
11
Chapter 11 : Astan
12
Chapter 12 : Merindukan Masa Lalu
13
Chapter 13 : Sarapan Keluarga
14
Chapter 14 : Cita-cita Rian
15
Chapter 15 : Kegencet
16
Chapter 16 : Trauma Nadia
17
Chapter 17 : Selamat Datang
18
Chapter 18 : Teman Baru Teman Lama
19
Chapter 19 : Main Keroyokan
20
Chapter 20 : Dua Lawan Banyak
21
Chapter 21 : Pengendali Air
22
Chapter 22 : Sheena
23
Chapter 23 : Ardan Lupa
24
Chapter 24 : Tipe Cewek
25
Chapter 25 : Tipe Cowok
26
Chapter 26 : Persiapan Kegiatan
27
Chapter 27 : Kelompok 17
28
Chapter 28 : Militer Antariksa
29
Chapter 29 : Awal Perkenalan
30
Chapter 30 : PeDeKaTe
31
Chapter 31 : Gombal
32
Chapter 32 : Perdebatan Shujin
33
Chapter 33 : Ardan tak Peduli
34
Chapter 34 : Keliling Fasilitas Akademi
35
Chapter 35 : Muach
36
Chapter 36 : Pohon Bunuh Diri
37
Chapter 37 : Rencana Mengincar Bayang
38
Chapter 38 : Chat
39
Chapter 39 : Ardan Ge'er
40
Chapter 40 : Krisan Kepo
41
Chapter 41 : Keluarga Novan
42
Chapter 42 : Pengetesan?
43
Chapter 43 : Kelompok Junior Melawan Ardan
44
Chapter 44 : Kombo Trio WekaWeka
45
Chapter 45 : Jagoan Belakangan
46
Chapter 46 : Genre Novel
47
Chapter 47 : Mengejek
48
Chapter 48 : Pesona
49
Chapter 49 : Gagak
50
Chapter 50 : Banting-Membanting
51
Chapter 51 : Kasih Paham
52
Chapter 52 : Duel Cepat
53
Chapter 53 : Efek Negatif Jurus
54
Chapter 54 : Tetap Lanjut?
55
Chapter 55 : Sang Pengendali Darah dan Parasit
56
Chapter 56 : Teguran Rafa
57
Chapter 57 : Menggonggong
58
Chapter 58 : Bumerang
59
Chapter 59 : Kecurigaan Rafa dan Ardan
60
Chapter 60 : Serba Salah Bertindak
61
Chapter 61 : Kapten Zeon?
62
Chapter 62 : Sistem?
63
Chapter 63 : Sistem Agresif?
64
Chapter 64 : Menghapus Sistem dan Sejarah
65
Chapter 65 : Eksekusi
66
Chapter 66 : Girang tak Karuan
67
Chapter 67 : Hoaks dan Sabotase
68
Chapter 68 : Persiapan Pasangan
69
Chapter 69 : V-Idol dan Kedekatan Rafa
70
Chapter 70 : Pesta Penutupan
71
Chapter 71 : Ciuman yang Salah
72
Chapter 72 : Pertengkaran
73
Chapter 73 : Kutukan Sepatu Hak Tinggi
74
Chapter 74 : Binar Makanan
75
Chapter 75 : Hadiah Lomba
76
Chapter 76 : Berpasangan
77
Chapter 77 : Kekacauan Dansa
78
Chapter 78 : Juara Satu
79
Chapter 79 : Grim
80
Chapter 80 : Regan Kembali
81
Chapter 81 : Bintang
82
Chapter 82 : Keluarga yang Hilang
83
Salam Hangat dari Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!