Chapter 9 : Bayangan

“Astan! Astan! Kau ‘kah itu, Astan!”

“Gaaah!!! Acuma, acumalakama!”

Ardan seketika latah ketika melihat makhluk aneh dari dalam tabung kaca tersebut. Makhluk itu bentuknya tak beraturan, mirip slime tapi teksturnya lebih cair, berwarna hitam pekat disertai corak putih berkilau seperti langit luar angkasa yang dihiasi bintang-bintang, dan hanya memiliki satu mata berwarna kuning.

Karena makhluk itu berisik, Arni pun menegurnya, “Dia bukan Bang Astan, Bayang. Dia itu anaknya.”

“Hah?” Makhluk itu menoleh bingung pada Arni. “Anaknya?”

“Anaknya?”

“Anaknya Astan...?”

Makhluk bayangan itu memperhatikan rupa Ardan dengan teliti, bahkan pupil matanya sempat melebar ketika menyadari kalau wajah dan fisik Ardan cukup mirip dengan Astan. Bedanya, putra Astan itu memiliki mata normal, sama-sama berwarna perak. Tidak seperti Astan yang heterokromia. Dan tidak ada luka sama sekali di wajahnya.

“Woalah...! Anaknya Astan, toh.” Makhluk itu menyipitkan mata satunya ketika kembali memperhatikan Ardan. “Tapi kok jelek, yak?”

Seketika Ardan memasang muka datar. Kok bisa ayahnya menyimpan makhluk lancang kayak begini?

Ardan pun menunjuk makhluk tersebut. “Bibi Arni, siapa sih makhluk alay ini?”

“Alay, katamu?!”

Makhluk itu menciptakan satu lengan laba-laba di bagian tubuhnya, menunjuk wajah Ardan menggunakan lengan tersebut.

“Asal kau tahu ya, Bujangan! Aku ini sudah membantu ayahmu sejak lama. Aku membantu ayahmu berjuang, mendapatkan kekuatannya, bahkan sampai ia bisa dianggap berjasa oleh orang-orang di seluruh galaksi. Camkan itu, biji uler! Kecambah gosong! Ketiak biawak!”

Arni cuma bisa memutar kedua bola mata cokelatnya ketika mendengar omelan si makhluk bayangan. Iya, dari dulu makhluk itu memang dikenal sangat cerewet, bahkan Astan sendiri sering kali pusing dibuatnya.

“Dan.” Arni mulai memperkenalkan makhluk tersebut. “Dia disebut Bayang. Makhluk itu merupakan parasit yang bersarang di tubuh ayahmu dan sering kali menciptakan ilusi di pikirannya. Dia memang dulu punya niat jahat, tapi sekarang dia sudah jinak. Bahkan kekuatan yang didapat oleh ayahmu sebagian besar berasal darinya.”

“Noh! Noh! Dengar, kan?!” timpal Bayang pada Ardan. “Aku ini makhluk yang paling berjasa atas perjuangan ayahmu. Jadi, jangan macam-macam padaku, Bujang.”

“Ooo.... Gitu, ya?”

Ardan pun tersenyum ramah pada Bayang, dan Bayang balas menatapnya dengan judes.

Ardan masih tersenyum, Bayang makin judes.

Ardan terus senyumin Bayang sampai akhirnya ia meraih tabung itu dari tangan Arni, lalu menggenggamnya.

“Jadi, selama ini kau yang bikin ayahku kerasukan?! Kau parasit! Pasti kau telah menyebabkan kerugian besar pada tubuh ayahku! Sini, keluar kau dari toples ini! Kutempeleng kau bolak-balik! Betumbuk kita, Setan!”

Bayang pun langsung panik, apalagi ketika Ardan mengguncang-guncangkan tabungnya, membuat Bayang merasa pusing sendiri. Sungguh, selama Bayang mengenal Astan, tak pernah ia sampai diamuk sebegininya.

Anak Astan yang satu ini jauh lebih barbar ketimbang ayahnya, menurut Bayang. Sumpah!

“Arni! Arni, tulungin aku! Arni! Anaknya Astan ini nyeremin banget! Sumpah!” ujar Bayang berusaha minta tolong ketika tabungnya masih diguncang Ardan. “Si Astan juga ngasih makan apa sih ke anaknya sampai bisa sesangar ini, hah?! Dikasih makan beling, apa?!”

“Woh...! Kok bisa tahu kalau aku suka makan beling?”

Bayang pun melotot pada Ardan, “Serios?! Kyaaaakh!!!” Makin paniklah dia.

“Udah, udah!”

Arni segera meraih kembali tabung Bayang dari tangan Ardan, otomatis membuat Bayang lega setelah merasa bebas dari amukan pemuda berkulit cokelat muda itu.

“Ardan, tenangkan dirimu, Nak,” ujar Arni pada Ardan. “Masalah itu sudah sangat lama. Sekarang, Bayang sudah jinak. Bahkan seperti yang sudah kukatakan, dia sudah banyak membantu ayahmu.”

Bukannya merasa takut atau apa, Bayang malah menjulurkan lidahnya seakan-akan menantang Ardan, menunjukkan bahwa dirinya merupakan makhluk terbaik. Padahal tadi sudah sempat panik diamuk Ardan.

“Nah...! Biar kalian bisa lebih saling mengenal, aku tinggalkan kalian berdua di sini.”

“Eh? Eh?!”

Arni menaruh tabung Bayang di atas ranjang, lalu mulai melangkah menjauhi mereka. Sedangkan Bayang kembali panik, tak menyangka jika dirinya bakal ditinggal sendiri bersama Ardan.

“Oh, iya.” Arni yang sudah berada di ambang pintu sempat menoleh. “Ardan, nanti setengah jam lagi turun, ya. Sarapan sama yang lainnya, sekalian langsung berangkat ke asrama.”

“Siap, Bi,” ucap Ardan disertai senyuman.

Arni pun membalas dengan senyuman pula, kemudian berjalan keluar dari kamar Ardan.

Di saat Bayang ditinggalkan di sana, ia sempat-sempatnya memanggil Arni, berharap wanita itu segera kembali dan membawanya menjauh dari sini.

“Arn! Arn! Arni! Neng Arni yang cantik dan menawan, serta lakinya yang ganteng dan perkasa...! Tolong bawa aku kembali! Woi! Woi, Arni! Jangan tinggalin aku di mari! Arne!!!”

“Wah, wah, wah....”

Tubuh hitam lembek itu bergetar, satu mata melotot tegang kala merasakan tabungnya diangkat Ardan. Bayang bisa melihat jelas senyuman aneh yang terpampang di wajah rupawan itu.

Senyuman hendak menelannya bulat-bulat.

“Sekarang, hanya ada kita berdua di sini....”

Bayang sudah hampir tak bisa berkata-kata lagi saking tegangnya, “A-anu.... Nak.... Gaaaah!”

Bayang kaget ketika tabungnya ditendang Ardan ke atas, lalu mendarat tepat di ujung jari telunjuk pemuda itu sambil ia putar-putar seperti bola basket. Bayang yang masih berada di dalam mulai merasakan pusing akibat ulah Ardan ini.

“Kita bisa saling mengenal satu sama lain, bukan?” ucap Ardan santai, masih memutar tabung itu di jarinya. “Aku penasaran, seperti apa pribadi makhluk yang pernah mengganggu pikiran ayahku di masa lalu.”

Bayang tak mampu berkata-kata lagi. Dirinya sudah terlalu pusing akibat putaran tabung ini.

“E-Emak....,” cicit Bayang lemas.

....

Di sinilah Bayang sekarang, masih mengurung diri dalam tabung kaca yang ditaruh di atas ranjang bersama pemilik kamar ini, Ardan. Pemuda itu sendiri kini sedang memeriksa isi tas ranselnya yang akan ia bawa pergi ke asrama nanti.

“Seragam ‘dah pasti, minyak nyong-nyong udah, cabe rawit sekilo buat nanti dibikin sambal. Terus, bawa juga action figure Jenglot.”

“Ngapain bawa-bawa Jenglot? Mau ngedukun kau?” Akhirnya Bayang memberanikan diri bersuara.

“Kagak gitu juga, Mamang Bayang.” Ardan kembali membereskan isi tasnya. “Anaknya Bi Arni, si Rafa entu, dia ke asrama suka bawa action figure Jelangkung. Makanya, aku enggak mau kalah, jadinya bawa Jenglot buat nyaingin dia.”

“Heran aku sama kalian. Kalian ini sekolah akmil atau sekolah perdukunan fakultas satanic, sih?”

“Ah, udahlah...!”

Setelah selesai beres-beres, Ardan mengambil posisi duduk di samping tabung Bayang.

“Dari pada ngomongin yang enggak penting, mending ceritakan tentang masa lalumu dan Ayah.”

“Kau sendiri yang ngomongin soal Jenglot tadi,” cicit Bayang sesaat. “Namamu siapa, Nak?”

“Ardan. Ardanu De’Cornell.”

“Ooo....” Bayang mengangguk-angguk.

“Jadi....” Karena tambah penasaran, Ardan kembali mengulang pertanyaan. “Bagaimana ceritanya kau bisa memiliki hubungan pertemanan dengan ayahku? Bukankah dulu kalian musuhan?”

Bayang terdengar menghela nafas. Berat rasanya ketika mengenang kenangan manis-pahit yang dilewati bersama sang sahabat. Ya, Bayang sudah menganggap Astan sebagai sahabat, bahkan mereka seperti saudara walau beda spesies. Apalagi ketika sadar bahwa Astan sudah tiada, rasanya begitu hampa dan menyedihkan.

“Haaaah.... Sebenarnya, cerita pertemuan kami berawal dari insiden di sebuah kapal antariksa.”

Ardan pun dengan saksama mendengarkan cerita Bayang tanpa ketinggalan satu momen pun. Dia sangat penasaran dengan perjalanan ayahnya di masa lalu lebih lengkap sebelum ia dilahirkan ke dunia ini.

...~*~*~*~...

Terpopuler

Comments

Miss Troublemaker

Miss Troublemaker

Mulai dari sini, Chp 10 sampai 12 itu merupakan recap dari kelanjutan Novel AutoTerra lewat cerita dari karakter Bayang (karena nih novel merupakan versi next gen dari AutoTerra).
Buat kalian yang ga baca AutoTerra dan langsung baca novel ini, bisa di-skip aja chp-chp yang kusebut tadi.

2023-03-06

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Remedial
2 Chapter 2 : Hama Goblin
3 Chapter 3 : Bawah Tanah
4 Chapter 4 : Monster Misterius
5 Chapter 5 : Kekuatan Asli
6 Chapter 6 : Tidak Tahu
7 Chapter 7 : Mainan
8 Chapter 8 : Kotak
9 Chapter 9 : Bayangan
10 Chapter 10 : Cerita Kenangan
11 Chapter 11 : Astan
12 Chapter 12 : Merindukan Masa Lalu
13 Chapter 13 : Sarapan Keluarga
14 Chapter 14 : Cita-cita Rian
15 Chapter 15 : Kegencet
16 Chapter 16 : Trauma Nadia
17 Chapter 17 : Selamat Datang
18 Chapter 18 : Teman Baru Teman Lama
19 Chapter 19 : Main Keroyokan
20 Chapter 20 : Dua Lawan Banyak
21 Chapter 21 : Pengendali Air
22 Chapter 22 : Sheena
23 Chapter 23 : Ardan Lupa
24 Chapter 24 : Tipe Cewek
25 Chapter 25 : Tipe Cowok
26 Chapter 26 : Persiapan Kegiatan
27 Chapter 27 : Kelompok 17
28 Chapter 28 : Militer Antariksa
29 Chapter 29 : Awal Perkenalan
30 Chapter 30 : PeDeKaTe
31 Chapter 31 : Gombal
32 Chapter 32 : Perdebatan Shujin
33 Chapter 33 : Ardan tak Peduli
34 Chapter 34 : Keliling Fasilitas Akademi
35 Chapter 35 : Muach
36 Chapter 36 : Pohon Bunuh Diri
37 Chapter 37 : Rencana Mengincar Bayang
38 Chapter 38 : Chat
39 Chapter 39 : Ardan Ge'er
40 Chapter 40 : Krisan Kepo
41 Chapter 41 : Keluarga Novan
42 Chapter 42 : Pengetesan?
43 Chapter 43 : Kelompok Junior Melawan Ardan
44 Chapter 44 : Kombo Trio WekaWeka
45 Chapter 45 : Jagoan Belakangan
46 Chapter 46 : Genre Novel
47 Chapter 47 : Mengejek
48 Chapter 48 : Pesona
49 Chapter 49 : Gagak
50 Chapter 50 : Banting-Membanting
51 Chapter 51 : Kasih Paham
52 Chapter 52 : Duel Cepat
53 Chapter 53 : Efek Negatif Jurus
54 Chapter 54 : Tetap Lanjut?
55 Chapter 55 : Sang Pengendali Darah dan Parasit
56 Chapter 56 : Teguran Rafa
57 Chapter 57 : Menggonggong
58 Chapter 58 : Bumerang
59 Chapter 59 : Kecurigaan Rafa dan Ardan
60 Chapter 60 : Serba Salah Bertindak
61 Chapter 61 : Kapten Zeon?
62 Chapter 62 : Sistem?
63 Chapter 63 : Sistem Agresif?
64 Chapter 64 : Menghapus Sistem dan Sejarah
65 Chapter 65 : Eksekusi
66 Chapter 66 : Girang tak Karuan
67 Chapter 67 : Hoaks dan Sabotase
68 Chapter 68 : Persiapan Pasangan
69 Chapter 69 : V-Idol dan Kedekatan Rafa
70 Chapter 70 : Pesta Penutupan
71 Chapter 71 : Ciuman yang Salah
72 Chapter 72 : Pertengkaran
73 Chapter 73 : Kutukan Sepatu Hak Tinggi
74 Chapter 74 : Binar Makanan
75 Chapter 75 : Hadiah Lomba
76 Chapter 76 : Berpasangan
77 Chapter 77 : Kekacauan Dansa
78 Chapter 78 : Juara Satu
79 Chapter 79 : Grim
80 Chapter 80 : Regan Kembali
81 Chapter 81 : Bintang
82 Chapter 82 : Keluarga yang Hilang
83 Salam Hangat dari Author
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Chapter 1 : Remedial
2
Chapter 2 : Hama Goblin
3
Chapter 3 : Bawah Tanah
4
Chapter 4 : Monster Misterius
5
Chapter 5 : Kekuatan Asli
6
Chapter 6 : Tidak Tahu
7
Chapter 7 : Mainan
8
Chapter 8 : Kotak
9
Chapter 9 : Bayangan
10
Chapter 10 : Cerita Kenangan
11
Chapter 11 : Astan
12
Chapter 12 : Merindukan Masa Lalu
13
Chapter 13 : Sarapan Keluarga
14
Chapter 14 : Cita-cita Rian
15
Chapter 15 : Kegencet
16
Chapter 16 : Trauma Nadia
17
Chapter 17 : Selamat Datang
18
Chapter 18 : Teman Baru Teman Lama
19
Chapter 19 : Main Keroyokan
20
Chapter 20 : Dua Lawan Banyak
21
Chapter 21 : Pengendali Air
22
Chapter 22 : Sheena
23
Chapter 23 : Ardan Lupa
24
Chapter 24 : Tipe Cewek
25
Chapter 25 : Tipe Cowok
26
Chapter 26 : Persiapan Kegiatan
27
Chapter 27 : Kelompok 17
28
Chapter 28 : Militer Antariksa
29
Chapter 29 : Awal Perkenalan
30
Chapter 30 : PeDeKaTe
31
Chapter 31 : Gombal
32
Chapter 32 : Perdebatan Shujin
33
Chapter 33 : Ardan tak Peduli
34
Chapter 34 : Keliling Fasilitas Akademi
35
Chapter 35 : Muach
36
Chapter 36 : Pohon Bunuh Diri
37
Chapter 37 : Rencana Mengincar Bayang
38
Chapter 38 : Chat
39
Chapter 39 : Ardan Ge'er
40
Chapter 40 : Krisan Kepo
41
Chapter 41 : Keluarga Novan
42
Chapter 42 : Pengetesan?
43
Chapter 43 : Kelompok Junior Melawan Ardan
44
Chapter 44 : Kombo Trio WekaWeka
45
Chapter 45 : Jagoan Belakangan
46
Chapter 46 : Genre Novel
47
Chapter 47 : Mengejek
48
Chapter 48 : Pesona
49
Chapter 49 : Gagak
50
Chapter 50 : Banting-Membanting
51
Chapter 51 : Kasih Paham
52
Chapter 52 : Duel Cepat
53
Chapter 53 : Efek Negatif Jurus
54
Chapter 54 : Tetap Lanjut?
55
Chapter 55 : Sang Pengendali Darah dan Parasit
56
Chapter 56 : Teguran Rafa
57
Chapter 57 : Menggonggong
58
Chapter 58 : Bumerang
59
Chapter 59 : Kecurigaan Rafa dan Ardan
60
Chapter 60 : Serba Salah Bertindak
61
Chapter 61 : Kapten Zeon?
62
Chapter 62 : Sistem?
63
Chapter 63 : Sistem Agresif?
64
Chapter 64 : Menghapus Sistem dan Sejarah
65
Chapter 65 : Eksekusi
66
Chapter 66 : Girang tak Karuan
67
Chapter 67 : Hoaks dan Sabotase
68
Chapter 68 : Persiapan Pasangan
69
Chapter 69 : V-Idol dan Kedekatan Rafa
70
Chapter 70 : Pesta Penutupan
71
Chapter 71 : Ciuman yang Salah
72
Chapter 72 : Pertengkaran
73
Chapter 73 : Kutukan Sepatu Hak Tinggi
74
Chapter 74 : Binar Makanan
75
Chapter 75 : Hadiah Lomba
76
Chapter 76 : Berpasangan
77
Chapter 77 : Kekacauan Dansa
78
Chapter 78 : Juara Satu
79
Chapter 79 : Grim
80
Chapter 80 : Regan Kembali
81
Chapter 81 : Bintang
82
Chapter 82 : Keluarga yang Hilang
83
Salam Hangat dari Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!