Chapter 10 : Cerita Kenangan

“Semua berawal saat ayahmu ditugaskan untuk menjaga dan mengawasi perjalanan sebuah kapal antariksa khusus mengangkut peralatan-peralatan medis ke sebuah planet yang sedang diteraformasi. Sebelum menjadi pemburu saat masih bujang dulu, dia merupakan seorang prajurit di Angkatan Militer Orbit.”

Ardan mengangguk. Dia memang sudah tahu bahwa ayahnya bekerja di instansi militer duluan sebagai prajurit biasa, pemburu, lalu kembali menjadi perwira setelah Serikat Galaksi mengalami revolusi kekuatan. Yaitu, masa peralihan sumber kekuatan yang awalnya berawal dari sistem menjadi kebangkitan.

“Dulu kekuatan makhluk hidup bergantung pada Sistem Kehidupan, bukan? Di mana seseorang harus berburu monster untuk menaikkan level kekuatan tertentu, seperti game RPG.”

Ardan cuma mengangguk lagi. Pasalnya, dia tidak mengerti konsep kekuatan yang berasal dari Sistem Kehidupan seperti naik level, memprogram kemampuan, cheat, dan sebagainya seperti game. Dia cuma tahu kalau konsep seperti itu sering ditemuinya di novel-novel online.

Pemuda itu jadi berpikir, kok bisa zaman ayahnya jadi pemburu dulu meningkatkan kekuatan harus lewat sistem?

Kedengarannya konyol.

Bayang mulai menjelaskan, “Awalnya, Astan itu hanya memiliki sistem bawaan dari pihak Angkatan Antariksa. Saat itu setiap prajurit wajib memeriksa kesehatan dulu sebelum bertugas ke luar planet. Namun, ketika Astan berada dalam masa pemeriksaan, pihak perusahaan dari pemilik kapal melihat potensi besar pada tubuh Astan.”

“Mereka berpendapat bahwa tubuh Astan mampu menampung kekuatan dari Sistem Kehidupan buatan yang mereka buat sendiri secara ilegal. Kekacauan sempat terjadi di kapal itu gara-gara ayahmu bersikeras menolak pemasangan sistem ilegal tersebut.”

“Sistem itu pun dipasang secara paksa. Akibat emosi dan kekeras-kepalaannya itulah yang membuat diriku ini tercipta.”

“Tunggu dulu.” Ardan menaikkan sebelah alisnya heran. “Maksudmu, kau tercipta dari emosi ayahku?”

Bayang mengangguk. “Lebih tepatnya berasal dari bayangan Astan serta emosinya. Astan bersikeras tidak ingin ditanamkan sistem buatan karena merasa sistem selama ini hanya diciptakan untuk mengendalikan pikiran makhluk hidup, bukan memperkuat makhluk itu sendiri.”

Bayang kembali menjelaskan, “Karena aku yang baru lahir itu masih lebih mengandalkan insting ketimbang akal sehat, pihak perusahaan mempengaruhiku. Mereka memberiku penawaran. Jika Astan masih menolak dipasangkan sistem buatan, maka aku berhak membunuhnya dan mengambil alih tubuhnya.”

“K-kau...!”

Kedua tangan Ardan terkepal erat saat mendengar tujuan jahat Bayang di masa lalu. Ternyata, makhluk ini pernah punya niat jahat tuk membunuh ayahnya, tentu Ardan emosi mengetahuinya.

Melihat pemuda itu mulai emosi, Bayang berusaha menenangkan, “Wo! Wo! Sabar, Bung. Itu hanya masa lalu. Kalau aku masih punya niat jahat seperti itu, kau pasti takkan pernah lahir ke dunia ini, bukan?”

Ardan mulai menghela nafas, berusaha menenangkan diri. Kalau sudah berurusan dengan ayahnya, Ardan pasti cukup kesulitan menahan emosi.

“Kau benar. Itu hanya masa lalu. Maaf. Lanjutkan saja,” ucap Ardan datar.

Bayang pun melanjutkan, “Tentu aku yang saat itu sangat menginginkan sebuah tubuh menyetujuinya. Astan hendak kabur dari kapal itu, tapi aku sempat mencegatnya. Kami pun bertarung, dan pertarungan itulah yang membuat sebelah matanya rusak dan berubah warna.”

“Kau tahu, Dan. Matanya yang berwarna perak itu terluka karena terkena cakaranku dan hampir membuatnya buta.”

“Setelah Astan berhasil selamat dari insiden di kapal antariksa tersebut, aku yang masih tertinggal di kapal itu pun tertidur, lalu bangkit kembali beberapa tahun kemudian. Setelah bangkit, aku pun langsung menyambungkan pikiranku dengan pikiran Astan. Walau kami terpisah jauh oleh jarak, tapi yang namanya kekuatan pikiran pasti mudah saling terhubung, apalagi aku sendiri masih bagian dari diri Astan, karena aku adalah bayangannya yang hidup.”

“Aku mengirimkan beberapa ingatan yang sempat dilupakan Astan setelah insiden itu, karena rupanya dia hilang ingatan, serta memberikan beberapa sugesti agar dia kembali ke kapal tersebut.”

“Tujuannya?” tanya singkat Ardan.

Bayang sempat melirik Ardan dengan satu matanya. “Tentu untuk merebut tubuh ayahmu. Tapi sekali lagi kutegaskan, itu hanya masa lalu.”

“Ayahmu yang pada saat itu berprofesi sebagai pemburu pun berhasil kembali ke kapal itu dengan menyamar menjadi prajurit dari tim penyelidik. Karena kapal itu sudah menjadi bangkai dan banyak makhluk-makhluk buatan liar yang lepas, dia dan rekan-rekannya sering kali mengalami kesulitan demi mencari beberapa barang bukti pemilik kapal yang saat itu mendapat kasus karena ketahuan melakukan tindakan ilegal. Ya..., seperti menciptakan monster dan sistem buatan.”

“Saat Astan berhasil mengumpulkan semua bukti dan hendak pergi dari kapal, aku kembali mencegatnya. Dan kali ini, aku berhasil mendapatkan tubuhnya dan kabur ke suatu planet yang masih layak huni. Sedangkan ia sendiri berubah menjadi bayangan seperti wujudku saat ini.”

“Kau membuatnya bertukar tubuh, begitu?”

“Bisa dibilang begitu,” jawab Bayang atas pertanyaan Ardan, ia sempat menggeleng setelahnya. “Entahlah. Aku tidak bisa menjelaskan lebih rinci lagi karena akan sangat panjang dan sebagian kejadian pun banyak yang lupa.”

“Terus, apakah ayahku berhasil merebut kembali tubuhnya?” Ardan menaikkan satu kaki ke atas tepi ranjang.

“Jelas bisa! Apalagi saat itu dia dibantu sahabatnya yang seorang perwira menengah. Eee.... Siapa ya namanya...?” Bayang berusaha mengingat-ingat. “Mufin? Morpin? Gabin? Akh! Entahlah, aku lupa! Yang jelas, kekuatan sahabat ayahmu itu benar-benar kampret! Dia bisa mengendalikan listrik dan sering kali menghantamkan listriknya itu ke arahku. Aku masih punya dendam kesumat sama orang itu. Apalagi kalau dia lagi senyum ramah, pengen kusobek mulutnya.”

Ardan sempat terkekeh mendengar celotehan Bayang. Seingat Ardan, ayahnya memang punya banyak teman, maklum anak ekstrovert. Namun, kalau untuk sahabat Astan yang dimaksud Bayang, Ardan sama sekali tidak tahu.

“Setelah itu, bagaimana?” tanya Ardan lagi.

“Walau Astan berhasil mendapatkan tubuhnya kembali, tak semerta-merta membuatnya bebas dariku. Justru kami menyatu dan aku masih suka mengganggu pikirannya.”

“Kau memang makhluk yang nakal,” ledek Ardan iseng.

“Tapi ganteng dan ngegemesin.... Unch! Unch!”

“Huek...!”

Buru-buru Ardan melengos, berusaha nahan mules saat Bayang sok-sok’an memasang ekspresi imut disertai bentuk mata menyerupai mata kucing yang ingin minta dielus.

Sumpah, enggak cocok sekali! Pantaslah kalau Bayang berasal dari diri Astan sendiri. Kelakuan mereka sama-sama ngeselin.

“Nape? Muntaber kau?” sahut Bayang sewot karena tahu saat ini dia diledek.

Ardan menggeleng, kembali berbalik menghadap Bayang. “Eng-enggak, kok. Lanjut aja.”

“Sejak saat itu, kami sering ribut dan saling bermusuhan. Sampai pada saat pihak suatu organisasi jahat bernama.... Eee.... Nama....”

Lagi-lagi Bayang berusaha mengingat, tapi tidak bisa karena kejadian itu sudah sangat lama berlalu, jauh sebelum Ardan lahir bahkan sebelum Astan bertemu calon istrinya.

“Akh! Entahlah! Aku lupa namanya! Yang jelas, entu organisasi ada kerja sama dengan perusahaan yang membuat sistem ilegal tersebut,” omel Bayang emosi sendiri. “Anggota organisasinya berhasil menculik Astan dan mereka kembali berusaha mengaktifkan sistem ilegal menggunakan perangkat yang sudah diperbaharui versinya dengan cara menghapus seluruh ingatan Astan. Kali ini mereka melakukannya tanpaku.”

“Sebelum proses penghapusan ingatan itu dimulai, Astan dibuat tak sadarkan diri. Di saat itulah aku muncul, mengatakan padanya bahwa percuma saja mengelak. Alam semesta kelak akan seluruhnya dikendalikan oleh Sistem Kehidupan. Seluruh makhluk hidup akan terus menjadi kuat dengan cara seinstan itu.”

“Lalu, apa kau tahu responnya?”

Ardan memilih diam, menunggu kelanjutan dari cerita Bayang dengan lebih saksama.

“Dia ingin bebas, dan dia tidak akan menyerah begitu saja.”

...~*~*~*~...

Episodes
1 Chapter 1 : Remedial
2 Chapter 2 : Hama Goblin
3 Chapter 3 : Bawah Tanah
4 Chapter 4 : Monster Misterius
5 Chapter 5 : Kekuatan Asli
6 Chapter 6 : Tidak Tahu
7 Chapter 7 : Mainan
8 Chapter 8 : Kotak
9 Chapter 9 : Bayangan
10 Chapter 10 : Cerita Kenangan
11 Chapter 11 : Astan
12 Chapter 12 : Merindukan Masa Lalu
13 Chapter 13 : Sarapan Keluarga
14 Chapter 14 : Cita-cita Rian
15 Chapter 15 : Kegencet
16 Chapter 16 : Trauma Nadia
17 Chapter 17 : Selamat Datang
18 Chapter 18 : Teman Baru Teman Lama
19 Chapter 19 : Main Keroyokan
20 Chapter 20 : Dua Lawan Banyak
21 Chapter 21 : Pengendali Air
22 Chapter 22 : Sheena
23 Chapter 23 : Ardan Lupa
24 Chapter 24 : Tipe Cewek
25 Chapter 25 : Tipe Cowok
26 Chapter 26 : Persiapan Kegiatan
27 Chapter 27 : Kelompok 17
28 Chapter 28 : Militer Antariksa
29 Chapter 29 : Awal Perkenalan
30 Chapter 30 : PeDeKaTe
31 Chapter 31 : Gombal
32 Chapter 32 : Perdebatan Shujin
33 Chapter 33 : Ardan tak Peduli
34 Chapter 34 : Keliling Fasilitas Akademi
35 Chapter 35 : Muach
36 Chapter 36 : Pohon Bunuh Diri
37 Chapter 37 : Rencana Mengincar Bayang
38 Chapter 38 : Chat
39 Chapter 39 : Ardan Ge'er
40 Chapter 40 : Krisan Kepo
41 Chapter 41 : Keluarga Novan
42 Chapter 42 : Pengetesan?
43 Chapter 43 : Kelompok Junior Melawan Ardan
44 Chapter 44 : Kombo Trio WekaWeka
45 Chapter 45 : Jagoan Belakangan
46 Chapter 46 : Genre Novel
47 Chapter 47 : Mengejek
48 Chapter 48 : Pesona
49 Chapter 49 : Gagak
50 Chapter 50 : Banting-Membanting
51 Chapter 51 : Kasih Paham
52 Chapter 52 : Duel Cepat
53 Chapter 53 : Efek Negatif Jurus
54 Chapter 54 : Tetap Lanjut?
55 Chapter 55 : Sang Pengendali Darah dan Parasit
56 Chapter 56 : Teguran Rafa
57 Chapter 57 : Menggonggong
58 Chapter 58 : Bumerang
59 Chapter 59 : Kecurigaan Rafa dan Ardan
60 Chapter 60 : Serba Salah Bertindak
61 Chapter 61 : Kapten Zeon?
62 Chapter 62 : Sistem?
63 Chapter 63 : Sistem Agresif?
64 Chapter 64 : Menghapus Sistem dan Sejarah
65 Chapter 65 : Eksekusi
66 Chapter 66 : Girang tak Karuan
67 Chapter 67 : Hoaks dan Sabotase
68 Chapter 68 : Persiapan Pasangan
69 Chapter 69 : V-Idol dan Kedekatan Rafa
70 Chapter 70 : Pesta Penutupan
71 Chapter 71 : Ciuman yang Salah
72 Chapter 72 : Pertengkaran
73 Chapter 73 : Kutukan Sepatu Hak Tinggi
74 Chapter 74 : Binar Makanan
75 Chapter 75 : Hadiah Lomba
76 Chapter 76 : Berpasangan
77 Chapter 77 : Kekacauan Dansa
78 Chapter 78 : Juara Satu
79 Chapter 79 : Grim
80 Chapter 80 : Regan Kembali
81 Chapter 81 : Bintang
82 Chapter 82 : Keluarga yang Hilang
83 Salam Hangat dari Author
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Chapter 1 : Remedial
2
Chapter 2 : Hama Goblin
3
Chapter 3 : Bawah Tanah
4
Chapter 4 : Monster Misterius
5
Chapter 5 : Kekuatan Asli
6
Chapter 6 : Tidak Tahu
7
Chapter 7 : Mainan
8
Chapter 8 : Kotak
9
Chapter 9 : Bayangan
10
Chapter 10 : Cerita Kenangan
11
Chapter 11 : Astan
12
Chapter 12 : Merindukan Masa Lalu
13
Chapter 13 : Sarapan Keluarga
14
Chapter 14 : Cita-cita Rian
15
Chapter 15 : Kegencet
16
Chapter 16 : Trauma Nadia
17
Chapter 17 : Selamat Datang
18
Chapter 18 : Teman Baru Teman Lama
19
Chapter 19 : Main Keroyokan
20
Chapter 20 : Dua Lawan Banyak
21
Chapter 21 : Pengendali Air
22
Chapter 22 : Sheena
23
Chapter 23 : Ardan Lupa
24
Chapter 24 : Tipe Cewek
25
Chapter 25 : Tipe Cowok
26
Chapter 26 : Persiapan Kegiatan
27
Chapter 27 : Kelompok 17
28
Chapter 28 : Militer Antariksa
29
Chapter 29 : Awal Perkenalan
30
Chapter 30 : PeDeKaTe
31
Chapter 31 : Gombal
32
Chapter 32 : Perdebatan Shujin
33
Chapter 33 : Ardan tak Peduli
34
Chapter 34 : Keliling Fasilitas Akademi
35
Chapter 35 : Muach
36
Chapter 36 : Pohon Bunuh Diri
37
Chapter 37 : Rencana Mengincar Bayang
38
Chapter 38 : Chat
39
Chapter 39 : Ardan Ge'er
40
Chapter 40 : Krisan Kepo
41
Chapter 41 : Keluarga Novan
42
Chapter 42 : Pengetesan?
43
Chapter 43 : Kelompok Junior Melawan Ardan
44
Chapter 44 : Kombo Trio WekaWeka
45
Chapter 45 : Jagoan Belakangan
46
Chapter 46 : Genre Novel
47
Chapter 47 : Mengejek
48
Chapter 48 : Pesona
49
Chapter 49 : Gagak
50
Chapter 50 : Banting-Membanting
51
Chapter 51 : Kasih Paham
52
Chapter 52 : Duel Cepat
53
Chapter 53 : Efek Negatif Jurus
54
Chapter 54 : Tetap Lanjut?
55
Chapter 55 : Sang Pengendali Darah dan Parasit
56
Chapter 56 : Teguran Rafa
57
Chapter 57 : Menggonggong
58
Chapter 58 : Bumerang
59
Chapter 59 : Kecurigaan Rafa dan Ardan
60
Chapter 60 : Serba Salah Bertindak
61
Chapter 61 : Kapten Zeon?
62
Chapter 62 : Sistem?
63
Chapter 63 : Sistem Agresif?
64
Chapter 64 : Menghapus Sistem dan Sejarah
65
Chapter 65 : Eksekusi
66
Chapter 66 : Girang tak Karuan
67
Chapter 67 : Hoaks dan Sabotase
68
Chapter 68 : Persiapan Pasangan
69
Chapter 69 : V-Idol dan Kedekatan Rafa
70
Chapter 70 : Pesta Penutupan
71
Chapter 71 : Ciuman yang Salah
72
Chapter 72 : Pertengkaran
73
Chapter 73 : Kutukan Sepatu Hak Tinggi
74
Chapter 74 : Binar Makanan
75
Chapter 75 : Hadiah Lomba
76
Chapter 76 : Berpasangan
77
Chapter 77 : Kekacauan Dansa
78
Chapter 78 : Juara Satu
79
Chapter 79 : Grim
80
Chapter 80 : Regan Kembali
81
Chapter 81 : Bintang
82
Chapter 82 : Keluarga yang Hilang
83
Salam Hangat dari Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!