Chapter 6 : Tidak Tahu

“Saya tidak tahu.”

Durna, Damar, maupun Regan sempat saling pandang ketika mendengar jawaban Ardan. Pasalnya, pria berkulit agak tan ini merupakan orang yang posisinya paling dekat dengan lokasi kejadian.

Kok bisa tidak tahu?

Mengerti ekspresi keheranan mereka, Ardan pun melanjutkan, “Oh! Tadi saya memang kelempar sampai di posisi sini, tapi setelah itu saya langsung alih posisi ke sebelah sono, noh.”

Ketiganya mengikuti arah tunjuk Ardan, tepatnya mengarah ke bagian timur.

“Saya ke sana karena sempat nemu ada beberapa goblin di sana. Jadi, langsung saya lawan,” jelas Ardan. “Kebetulan banget, pas udah beres lawan goblin, tiba-tiba terjadilah ledakan yang dahsyat tadi. Karena penasaran, saya samperin ‘lah. Eh.... Taunya lokasinya udah rata begini.”

“Jadi, kau juga tidak tahu apa yang terjadi di sini?” tanya Regan menyelidik.

Ardan cuma menjawab dengan menaikkan kedua bahu sesaat.

“Kyaaak!”

Teriakan perawan metal Damar keluar saat baru menyadari celana bagian paha dalam Ardan sobek. Ketiga pria itu juga sempat kaget mendengar jeritan Damar yang lucu begitu.

“Apalah si culun ini teriak-teriak, macam monyet kejepit pintu aja,” sewot Regan pada Damar.

Durna yang merupakan komandan pengawas kelompok mereka sempat terkekeh sejenak, “....Duh, enggak nyangka aku kalau laki teriaknya kayak banci kena razia Satpol PP.”

“Noh! Kagak malu kau diledek Bapak Kolonel ini?” sewot Regan lagi.

Damar pun menepuk bahu Regan, “Pa’an, sih? Aku kaget sama celananya Ardan. Kok bisa sobek ampe pinggir sel*ngkangan gitu?” Lalu Damar bertanya pada Ardan. “Celana kau kenapa, Dan? Goblin birahi sama kau?”

Ardan masang muka masam. Aslinya, celana Ardan bisa sobek gini gara-gara pahanya hampir kena tebas monster misterius tadi. Tapi tak mungkin Ardan berkata jujur soal itu.

“Mana ada goblin birahi sama sesama jantan? Celanaku gini karena hampir kena tebas pedang goblin. Untung bijiku terselamatkan.”

“Kenapa enggak sekalian aja biji kau kena tebas?” ledek Damar.

“Dasar ketiak biawak! Bukannya prihatin ama temen, malah dikatain yang enggak-enggak,” omel Ardan pada Damar, “Kalau bijiku ketebas, terus diganti ama apa?”

“Biji ketumbar, lah.”

“Hm. Kuketekin juga ceker seblak ini.”

Karena gemas, Ardan beneran mengapit kepala Damar di ketiaknya, membuat si korban mengaduh minta lepas. Durna yang melihatnya sempat dibuat ngakak dengan kelakuan kedua murid random-nya ini, sedangkan Regan malah merasa malu sendiri punya teman macam mereka.

“Ish! Kalian ini, apa kagak malu di depan Komandan?” omel Regan.

Menyadari hal itu, Ardan langsung menjauh dari Damar, sedangkan Damar berusaha menghirup sebanyak-banyaknya oksigen karena sesak dijepit ketiak Ardan.

Ardan bercicit, “Abisnya, si culun ini ngeselin....”

Setelah dirasa nafasnya sudah teratur, Damar kembali meledek, “Uek! Ketekmu bau nafas biawak, Dan. Baru balik dari habitatmu?”

Ardan jadi kesal kembali. “Kau kira aku binatang, hah?!” Ia menunjuk ke Damar. “Awas aja nanti, kau. Enggak bakal aku coblangin kau sama Nadia.”

Mendengar nama gebetan tercinta diucap, Damar langsung bersikap baik pada Ardan sambil menggoyang-goyangkan lengan berotot Ardan.

Kalau bukan Ardan yang bantu dia buat pedekate dengan sang gebetan, siapa lagi yang bisa?

“I-iya maaf, Dan.... Bercanda tadi. Tetep bantuin aku dekat sama Nadia, ya? Abangnya serem, soalnya.”

Ardan menepis tangan Damar. “Berjuang sendiri, nape? Kau ‘kan laki! Nadia enggak suka lho sama cowok yang menye-menye.”

“Ish, Ardan...!”

“Udah, dah.” Durna menengahi. “Tidak ada yang peduli dengan perdebatan kalian walau kelihatannya lucu juga melihat kalian berseteru. Tapi saat ini, kita penasaran dengan apa yang terjadi sebenarnya di sini.”

Mereka berempat mengedarkan pandangan ke sekitar, melihat bekas ruang bawah tanah yang sudah rata dengan tanah.

Ardan sendiri baru menyadari jika tabung besar beserta dua generatornya sudah lenyap karena bagian-bagian metalnya sempat dibuat senjata oleh kekuatan Ardan. Hal itu semakin memudahkan Ardan untuk berbohong walau sebenarnya kejadian seperti ini patut dilaporkan pada sang guru.

“Kelihatannya, lokasi ini bekas ruang bawah tanah, Komandan,” tebak Regan saat memperhatikan keadaan sekitar. “Bisa dilihat dari sisa-sisa runtuhan ini. Terdapat dinding-dinding metal yang sudah retak dan mengelupas. Sayangnya, barang-barang yang ada di sini semuanya sudah hancur.”

Damar juga berjalan menghampiri flek hitam bekas makhluk misterius yang diserang Ardan tadi. “Di sini ada flek hitam besar, seperti habis terbakar.”

Durna mulai berpikir, “Sepertinya, ada sesuatu yang meledak dan efek ledakannya sangatlah besar sampai memporak-porandakan tempat ini. Bahkan ledakannya sampai tembus ke langit.”

Lalu Durna mendongak ke atas, melihat posisi lubang awan yang perlahan mulai tertutup ditiup angin.

“Sayang sekali, aku kecolongan. Tadi tidak sempat menerbangkan drone pengawas kemari. Jadi tidak tahu apa yang terjadi,” ucap Durna menyayangkan.

“Sungguh, ledakan tadi persis seperti meriam plasma.” Damar juga ikut mendongak ke atas. “Tapi kelihatannya, daya serangnya jauh lebih nyeremin. Bisa bikin hancur satu kota itu.”

Ardan meringis mendengarnya. Kekuatan asli Ardan yang seperti itu sungguh dapat membawa petaka kalau makin sulit dikendalikan. Ardan masih tetap harus menyembunyikan kekuatan asli itu, seperti janjinya pada sang ayah di masa lalu.

“Kira-kira itu bom atau semacam senjata pemusnah yang sudah lama terkubur di sini, tapi baru aktif gara-gara kerusuhan para goblin ini?” tanya Regan.

Durna pun meraih ponselnya dari saku mantel. “Hanya ada satu cara tuk memastikan.”

Sang kolonel segera menjauh dari murid-muridnya demi menghubungi seseorang. Ardan yakin, yang dihubungi merupakan tim penyelidik khusus dari pihak akademi. Hal seperti ini memang cukup serius untuk segera diselidiki.

Ardan cuma berharap, semoga saja kejadian aslinya tidak terungkap dulu.

Setelah beberapa menit menelepon, Durna kembali menghampiri ketiga Taruna itu.

“Kita tunggu tim penyidik dari akademi ke sini, lalu beri keterangan yang kalian tahu. Setelah itu, kita balik ke kantor administrasi buat ngurus hasil remedial kalian,” jelas Durna.

Ketiganya segera mengangguk mengerti.

Ardan pun menghela nafas setelah itu. Dia cukup lelah dengan kegiatan remedial dan juga pertarungan menghadapi makhluk misterius tadi.

Mata peraknya sempat menatap lurus ke arah flek bekas posisi sang monster berada. Dilihat dari hasil serangan senjata-senjata buatan kekuatan Ardan sendiri, tidak heran jika sang ayah menginginkan ia untuk menyembunyikan Kekuatan Kebangkitan-nya yang asli.

...~*~*~*~...

Terpopuler

Comments

Miss Troublemaker

Miss Troublemaker

Kalau bisa, pecahin aja sekalian

2023-03-05

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Remedial
2 Chapter 2 : Hama Goblin
3 Chapter 3 : Bawah Tanah
4 Chapter 4 : Monster Misterius
5 Chapter 5 : Kekuatan Asli
6 Chapter 6 : Tidak Tahu
7 Chapter 7 : Mainan
8 Chapter 8 : Kotak
9 Chapter 9 : Bayangan
10 Chapter 10 : Cerita Kenangan
11 Chapter 11 : Astan
12 Chapter 12 : Merindukan Masa Lalu
13 Chapter 13 : Sarapan Keluarga
14 Chapter 14 : Cita-cita Rian
15 Chapter 15 : Kegencet
16 Chapter 16 : Trauma Nadia
17 Chapter 17 : Selamat Datang
18 Chapter 18 : Teman Baru Teman Lama
19 Chapter 19 : Main Keroyokan
20 Chapter 20 : Dua Lawan Banyak
21 Chapter 21 : Pengendali Air
22 Chapter 22 : Sheena
23 Chapter 23 : Ardan Lupa
24 Chapter 24 : Tipe Cewek
25 Chapter 25 : Tipe Cowok
26 Chapter 26 : Persiapan Kegiatan
27 Chapter 27 : Kelompok 17
28 Chapter 28 : Militer Antariksa
29 Chapter 29 : Awal Perkenalan
30 Chapter 30 : PeDeKaTe
31 Chapter 31 : Gombal
32 Chapter 32 : Perdebatan Shujin
33 Chapter 33 : Ardan tak Peduli
34 Chapter 34 : Keliling Fasilitas Akademi
35 Chapter 35 : Muach
36 Chapter 36 : Pohon Bunuh Diri
37 Chapter 37 : Rencana Mengincar Bayang
38 Chapter 38 : Chat
39 Chapter 39 : Ardan Ge'er
40 Chapter 40 : Krisan Kepo
41 Chapter 41 : Keluarga Novan
42 Chapter 42 : Pengetesan?
43 Chapter 43 : Kelompok Junior Melawan Ardan
44 Chapter 44 : Kombo Trio WekaWeka
45 Chapter 45 : Jagoan Belakangan
46 Chapter 46 : Genre Novel
47 Chapter 47 : Mengejek
48 Chapter 48 : Pesona
49 Chapter 49 : Gagak
50 Chapter 50 : Banting-Membanting
51 Chapter 51 : Kasih Paham
52 Chapter 52 : Duel Cepat
53 Chapter 53 : Efek Negatif Jurus
54 Chapter 54 : Tetap Lanjut?
55 Chapter 55 : Sang Pengendali Darah dan Parasit
56 Chapter 56 : Teguran Rafa
57 Chapter 57 : Menggonggong
58 Chapter 58 : Bumerang
59 Chapter 59 : Kecurigaan Rafa dan Ardan
60 Chapter 60 : Serba Salah Bertindak
61 Chapter 61 : Kapten Zeon?
62 Chapter 62 : Sistem?
63 Chapter 63 : Sistem Agresif?
64 Chapter 64 : Menghapus Sistem dan Sejarah
65 Chapter 65 : Eksekusi
66 Chapter 66 : Girang tak Karuan
67 Chapter 67 : Hoaks dan Sabotase
68 Chapter 68 : Persiapan Pasangan
69 Chapter 69 : V-Idol dan Kedekatan Rafa
70 Chapter 70 : Pesta Penutupan
71 Chapter 71 : Ciuman yang Salah
72 Chapter 72 : Pertengkaran
73 Chapter 73 : Kutukan Sepatu Hak Tinggi
74 Chapter 74 : Binar Makanan
75 Chapter 75 : Hadiah Lomba
76 Chapter 76 : Berpasangan
77 Chapter 77 : Kekacauan Dansa
78 Chapter 78 : Juara Satu
79 Chapter 79 : Grim
80 Chapter 80 : Regan Kembali
81 Chapter 81 : Bintang
82 Chapter 82 : Keluarga yang Hilang
83 Salam Hangat dari Author
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Chapter 1 : Remedial
2
Chapter 2 : Hama Goblin
3
Chapter 3 : Bawah Tanah
4
Chapter 4 : Monster Misterius
5
Chapter 5 : Kekuatan Asli
6
Chapter 6 : Tidak Tahu
7
Chapter 7 : Mainan
8
Chapter 8 : Kotak
9
Chapter 9 : Bayangan
10
Chapter 10 : Cerita Kenangan
11
Chapter 11 : Astan
12
Chapter 12 : Merindukan Masa Lalu
13
Chapter 13 : Sarapan Keluarga
14
Chapter 14 : Cita-cita Rian
15
Chapter 15 : Kegencet
16
Chapter 16 : Trauma Nadia
17
Chapter 17 : Selamat Datang
18
Chapter 18 : Teman Baru Teman Lama
19
Chapter 19 : Main Keroyokan
20
Chapter 20 : Dua Lawan Banyak
21
Chapter 21 : Pengendali Air
22
Chapter 22 : Sheena
23
Chapter 23 : Ardan Lupa
24
Chapter 24 : Tipe Cewek
25
Chapter 25 : Tipe Cowok
26
Chapter 26 : Persiapan Kegiatan
27
Chapter 27 : Kelompok 17
28
Chapter 28 : Militer Antariksa
29
Chapter 29 : Awal Perkenalan
30
Chapter 30 : PeDeKaTe
31
Chapter 31 : Gombal
32
Chapter 32 : Perdebatan Shujin
33
Chapter 33 : Ardan tak Peduli
34
Chapter 34 : Keliling Fasilitas Akademi
35
Chapter 35 : Muach
36
Chapter 36 : Pohon Bunuh Diri
37
Chapter 37 : Rencana Mengincar Bayang
38
Chapter 38 : Chat
39
Chapter 39 : Ardan Ge'er
40
Chapter 40 : Krisan Kepo
41
Chapter 41 : Keluarga Novan
42
Chapter 42 : Pengetesan?
43
Chapter 43 : Kelompok Junior Melawan Ardan
44
Chapter 44 : Kombo Trio WekaWeka
45
Chapter 45 : Jagoan Belakangan
46
Chapter 46 : Genre Novel
47
Chapter 47 : Mengejek
48
Chapter 48 : Pesona
49
Chapter 49 : Gagak
50
Chapter 50 : Banting-Membanting
51
Chapter 51 : Kasih Paham
52
Chapter 52 : Duel Cepat
53
Chapter 53 : Efek Negatif Jurus
54
Chapter 54 : Tetap Lanjut?
55
Chapter 55 : Sang Pengendali Darah dan Parasit
56
Chapter 56 : Teguran Rafa
57
Chapter 57 : Menggonggong
58
Chapter 58 : Bumerang
59
Chapter 59 : Kecurigaan Rafa dan Ardan
60
Chapter 60 : Serba Salah Bertindak
61
Chapter 61 : Kapten Zeon?
62
Chapter 62 : Sistem?
63
Chapter 63 : Sistem Agresif?
64
Chapter 64 : Menghapus Sistem dan Sejarah
65
Chapter 65 : Eksekusi
66
Chapter 66 : Girang tak Karuan
67
Chapter 67 : Hoaks dan Sabotase
68
Chapter 68 : Persiapan Pasangan
69
Chapter 69 : V-Idol dan Kedekatan Rafa
70
Chapter 70 : Pesta Penutupan
71
Chapter 71 : Ciuman yang Salah
72
Chapter 72 : Pertengkaran
73
Chapter 73 : Kutukan Sepatu Hak Tinggi
74
Chapter 74 : Binar Makanan
75
Chapter 75 : Hadiah Lomba
76
Chapter 76 : Berpasangan
77
Chapter 77 : Kekacauan Dansa
78
Chapter 78 : Juara Satu
79
Chapter 79 : Grim
80
Chapter 80 : Regan Kembali
81
Chapter 81 : Bintang
82
Chapter 82 : Keluarga yang Hilang
83
Salam Hangat dari Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!