Bab 11

"Oh iya, Gion, perkenalkan, ini Zoe. Zoe, ini Gion, teman masa kecilku dulu di Jerman," jelas Aarav sembari memperkenalkan keduanya.

"Halo, Zoe, senang berkenalan denganmu." Gion berkata sembari mengulurkan tangannya pada Zoe untuk bersalaman, dan gadis itu pun membalasnya disertai senyuman ramah.

"Oh iya, ngomong-ngomong Zoe ini siapamu, Aarav?" imbuh Gion.

Aarav tersenyum. "Zoe adalah is-"

Belum sempat Aarav menjawab, Zoe sudah lebih dulu memotong ucapan suaminya dengan cepat.

"Aku asistennya." Zoe berkata sambil tersenyum tanpa dosa.

Ekspresi Aarav langsung berubah. Dari yang tadi tersenyum dan ingin memperkenalkan Zoe sebagai istri di hadapan sahabat kecilnya dengan bangga, justru senyuman itu menjadi luntur seketika ketika Zoe memperkenalkan diri sebagai asisten.

"Oh, asisten." Gion mengangguk mengerti. "Kalau begitu ayo kita makan siang bersama. Aku yang traktir," ajak Gion kemudian.

Aarav mengangguk setuju. "Ayo, Zoe."

Ketiganya lantas berjalan bersama memasuki restoran. Mata Aarav kemudian tertuju pada tangan Zoe. Pria itu sebenarnya ingin menggandeng tangan istrinya, tapi sayangnya Zoe malah menjaga jarak.

Aarav berusaha menguasai perasaannya. Pernikahan mereka memang baru berjalan 3 hari. Kalau dipikir-pikir, rasanya memang tidak mungkin jika Zoe bisa menerima status mereka secepat ini. Sepertinya Aarav masih perlu banyak-banyak bersabar.

*

*

1 Bulan kemudian.

Tidak terasa sudah satu bulan semenjak Zoe dan Aarav menikah, tapi hubungan mereka masih jalan di tempat. Zoe terus saja memperkenalkan diri sebagai asisten di hadapan teman-teman mau pun klien Aarav yang mereka temui, tidak peduli semakin hari Aarav semakin tidak nyaman dengan hal tersebut.

Pagi-pagi sekali Aarav sudah siap untuk berangkat ke suatu tempat, tentunya karena urusan pekerjaan. Berbeda dari hari sebelumnya, pagi ini Aarav sengaja tidak membangunkan istrinya. Dia malah meninggalkan pesan pada secarik kertas pada menu sarapan yang dia buatkan untuk istrinya tersebut. Namun, ketika Aarav hendak membuka pintu kamar ingin keluar dari dalam sana, Zoe tiba-tiba saja terbangun.

"Hey, kamu sudah mau berangkat? Kenapa tidak membangunkanku?" tanya Zoe. Gadis itu kini sudah duduk di atas tempat tidur seraya mengucek-ngucek kedua matanya menggunakan tangan.

"Tidurlah lagi. Kamu tidak perlu ikut. Aku akan kembali sebelum jam makan siang," jawab Aarav seraya menutup pintu kamar dari luar.

Melihat Aarav pergi, Zoe buru-buru bangkit dari tempat tidur kemudian mengejarnya. "Hey, tunggu aku! Aku tidak suka tinggal di rumah sendirian."

"Tidak usah ikut, aku hanya sebentar. 5 Jam lagi aku pasti sudah kembali."

"Tidak mau, pokoknya aku mau ikut."

"Tidak usah. Tinggal saja di rumah."

"Tidak mau. Pokoknya aku harus ikut, tidak boleh tidak." Zoe tetap saja kekeuh ingin ikut meski pun Aarav sudah melarang.

Aarav mendengus. "Kamu yakin ingin ikut dengan pakaian seperti itu?" Aarav menatap istrinya yang masih mengenakan setelan piyama lengkap. "Waktuku tidak banyak, sisa 25 menit lagi. Kalau kamu ingin ikut, cepatlah bersiap-siap."

"Baiklah, beri aku waktu 5 menit untuk bersiap-siap."

"5 Menit terlalu lama. Kamu hanya punya waktu 3 menit. Kalau kamu terlambat, maka kamu akan aku tinggal."

"Baiklah, 3 menit. Tunggu aku. Aku akan segera kembali. Kamu tunggu aku di situ. Jangan kemana-mana. Oke?" Zoe lantas berlari masuk ke dalam kamar. Yang pertama kali dia lakukan adalah membasuh muka dan menggosok gigi. Setelah itu gadis tersebut melepas piyamanya dan mengambil baju secara acak di dalam lemari, tidak lupa dia mengambil tas dan alat make up yang memang selalu dia bawa saat ikut bersama Aarav. Seperti biasa saat dia bangun terlambat, dia akan berdandan dan merapikan rambutnya di dalam mobil.

"Aku tidak terlambat, 'kan?" Zoe berkata pada Aarav sambil tersenyum.

Aarav menatap penampilan istrinya dari atas ke bawah. Lagi-lagi dia mendengus melihat penampilan istrinya dengan pakaian minim. "Aku beri waktu 2 menit lagi, cepat ganti pakaianmu. Gunakan celana jeans panjang dan jaket."

"Hah? Untuk apa aku berpakaian seperti itu?" tanya Zoe. "Bajuku ini 'kan sudah bagus."

"Kamu mau ikut denganku atau tidak?" balas Aarav yang tidak mau dibantah.

"Baiklah, baiklah. Aku akan segera menggantinya. Sesuai dengan permintaanmu," kata Zoe lalu berlari masuk ke dalam kamar.

Hanya berselang beberapa menit kemudian, Zoe akhirnya keluar dari kamar lengkap dengan celana jeans dan tank top. Jaketnya baru dia pakai begitu sudah berdiri di hadapan Aarav.

"Pakai helm ini?" Aarav memberikan sebuah helm kepada istrinya tersebut.

"Helm? Kenapa kamu menyuruhku memakai helm?" tanya Zoe tidak mengerti.

"Karena kita akan naik motor," jawab Aarav dengan santainya, tidak peduli dengan wajah terkejut Zoe.

"Hah? Kenapa kita tidak naik mobil saja? Aku bahkan belum menyisir rambutku dan belum memakai pelembab wajah," protes Zoe.

"Kita tidak punya banyak waktu. Kalau kamu memang mau ikut, cepat pakai helmnya. kita sudah hampir terlambat." Aarav berkata kemudian keluar dari unitnya lebih dulu.

"Ba-baiklah." Karena tidak punya pilihan lain, Zoe pun terpaksa menurut. Gadis itu bergegas berlari menyusul Aarav seraya memakai helm pemberian pria tersebut.

Begitu sampai di parkiran, sebuah motor sport berwarna hitam sudah terparkir tepat di samping mobil milik Aarav.

'Hah, dari mana datangnya motor ini? Kenapa tiba-tiba ada di sini?' Batin Zoe.

"Cepat naik. Kita sudah hampir terlambat," kata Aarav.

"Baik."

Begitu Zoe sudah duduk di boncengannya, pria itu langsung menarik kedua tangan Zoe dan melingkarkannya di perutnya. "Pegangan yang erat, kita harus cepat sampai di sana."

Zoe tentu saja terkejut dengan sikap Aarav. Ditambah lagi, ini pertama kalinya mereka berada di posisi sedekat ini tanpa jarak. Baru saja Zoe ingin melepaskan kedua tangannya dari perut Aarav, tapi Aarav sudah keburu tancap gas sehingga membuat Zoe malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Jangan mengebut aku takut!" teriak Zoe. Dia ingin memukul bahu Aarav tapi sayangnya mengurai pelukannya sedikit pun dia tidak berani.

Terpopuler

Comments

Rahmi Miraie

Rahmi Miraie

sabar ya arrav ngadepin zoe memmg butih kesabaran ekstra

2023-03-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!