Bab 9

"Ini, tiket konser VVIP Jennifer Ansley ini untukmu." Aarav mengeluarkan selembar tiket konser dari dalam saku jasnya.

"Benarkah?" Mata Zoe berbinar. Sejak lama dia memang ingin sekali menonton konser sang idola secara langsung. Tapi sayang, daddy-nya tidak pernah membiarkannya untuk pergi melihat acara-acara yang menurutnya tidak penting. Apalagi acara yang diadakan di luar pulau.

Baru saja Zoe ingin mengambil tiket konser itu dari tangan Aarav, tapi tiba-tiba pria itu malah menariknya kembali.

"Kamu sengaja mempermainkanku, ya?" kesal Zoe dengan bibir mengerucut.

"Aku tahu tiket konser ini amat berharga untukmu," ucap Aarav. "Kalau kamu benar-benar ingin mendapatkannya, kamu harus menjadi asistenku hari ini."

"Asisten? Asisten apa?" tanya Zoe penasaran.

"Tentunya asisten MUA karena profesiku sebagai seorang make up artist."

"Memangnya apa yang biasa dilakukan oleh seorang asisten MUA?" Zoe kembali bertanya. Sebelum mengiyakan ucapan Aarav, dia harus tahu lebih dulu apa yang akan dia kerjakan jika dia setuju menjadi asisten suaminya.

"Gampang saja, kamu hanya perlu melayaniku saat aku meminta alat kosmetik dengan merek tertentu beserta varian warna tertentu," jawab Aarav.

"Oh, itu soal gampang. Aku setuju kalau begitu. Sini tiketnya, aku mau menyimpannya di dalam tasku."

"Tidak bisa. Kamu harus bekerja dulu baru setelah itu kamu akan mendapatkan bayaran atas kerja kerasmu," ucap Aarav yang membuat Zoe berdecak kesal.

"Kamu ini suami macam apa? Mana ada suami yang mempekerjakan istrinya lebih dulu baru memberinya sesuatu." Zoe melipat kedua tangannya di depan dada. Seumur-umur baru kali ini dia disuruh bekerja untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.

"Jadi ternyata kamu menganggapku sebagai suamimu?" tanya Aarav yang membuat Zoe langsung terdiam. Sejujurnya gadis itu hanya keceplosan berkata demikian. "Baikah, kalau kamu menganggapku sebagai suamimu, maka tiket ini bisa kamu dapatkan secara cuma-cuma."

Zoe masih sempat terdiam memikirkan sesuatu.

'Apa, aku menganggap pria jadi-jadian itu sebagai suamiku? Hah, mana mungkin?' Batin Zoe.

"Ba-baiklah, aku akan mengambil tiket konsernya setelah pekerjaanku sebagai asistenmu selesai," putus Zoe kemudian, tidak ingin Aarav salah paham padanya.

*

*

Hari ini Zoe sangat senang sekali. Pengalamannya menjadi asisten Aarav benar-benar luar biasa. Selain bisa menonton konser Jennifer Ansley di kursi terdepan, dia juga bisa mengajak sang idola berfoto dan berbincang secara langsung.

"Wah, ini benar-benar pengalaman luar biasa dalam hidupku." Zoe tersenyum sumringah begitu hendak keluar dari studio bersama Aarav. "Hari ini aku bisa bertemu dengan Jennifer Ansley secara langsung, mengajaknya berbicara secara langsung, serta menonton konsernya secara langsung. Ah ... rasanya benar-benar luar biasa. Aku harus membagikan momen langka ini kepada Zack dan Zizi."

"Kamu terlihat sangat senang bertemu dengannya." Aarav berkata sambil tersenyum. Melihat Zoe senang tentu saja dia juga ikut merasa senang.

"Tentu saja. Dia itu penyanyi idolaku. Aku sangat menyukainya, sampai-sampai aku hafal semua lagu pada setiap album yang dia rilis."

"Kalau kamu suka, aku akan mengatur jadwal untukmu bertemu dengannya sesering mungkin."

"Benarkah? Memangnya kamu bisa melakukannya?" tanya Zoe.

"Tentu saja. Jenny itu salah satu teman terdekatku. Aku bebas menemuinya kapan saja," jawab Aarav. "Kamu lihat 'kan tadi kalau kami berdua memang sangat akrab."

"Ya, ya. Aku percaya."

"Oh iya, sebelum kita kembali ke rumah, kita mampir dulu untuk makan siang. Kamu juga sudah lapar, 'kan?" tanya Aarav.

"Iya, aku juga lapar," jawab Zoe. "Tapi tunggu sebentar, aku mau ke toilet dulu."

"Oke, pergilah. Aku akan menunggumu di sini," ucap Aresh.

Pria itu tersenyum saat menatap punggung istrinya perlahan menjauh dari pandangannya. Ternyata membawa istrinya itu ke tempat yang disukai oleh Zoe mampu membuat hubungan mereka lebih dekat. Bahkan rasanya sekarang Zoe sudah menganggapnya seperti teman.

*

Berselang beberapa menit kemudian, Zoe akhirnya selesai dengan urusannya di toilet. Namun, begitu gadis itu kembali menghampiri Aarav yang sedang menunggunya, dia harus dikejutkan dengan pemandangan yang terpampang nyata di hadapannya. Aarav dan Jennifer Ansley sedang berpelukan. Jika dilihat sekilas, keduanya seperti sepasang kekasih yang sedang bermesraan.

"Manny, aku sangat suka jika kau memakai pakaian seperti ini," Jennifer memegang kemeja dan jas yang dikenakan Aarav secara bergantian, "kau terlihat sangat tampan. Aku berharap ke depannya kau tidak lagi memakai riasan di wajahmu." Wanita itu berkata sambil memegangi kedua pipi Aarav.

Aarav hanya menanggapi ucapan Jenny dengan senyuman. Begitu dia menoleh, rupanya Zoe sedang berdiri tidak jauh dari tempatnya berdiri bersama Jennifer.

"Mm, Je-Jenny, orang yang aku tunggu sudah kembali." Aarav melepaskan kedua tangan Jennifer yang memegangi wajahnya.

"Siapa?" tanya Jennifer, tapi begitu dia mengikuti kemana mata Aresh memandang, wanita itu pun langsung mengerti dengan ucapan pria tersebut. "Oh, jadi ternyata kau sedang menunggu asistenmu."

Mendengar Jennifer menyebut dirinya sebagai asisten Aarav, Zoe pun berjalan menghampiri keduanya sambil tersenyum. Ketimbang diakui sebagai istri di hadapan orang lain, Zoe lebih senang kalau dirinya diperkenalkan sebagai asisten Manny.

"Halo, Kak Jennifer, apa kamu sudah ingin pergi?" Zoe bertanya dengan ramah pada penyanyi idolanya tersebut.

Jennifer balas tersenyum, kemudian memeluk lengan Aarav dengan posesif. "Ya, aku dan Aarav ingin keluar makan siang berdua. Kau tidak keberatan 'kan kalau aku membawanya ikut bersamaku?"

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***