Bab 10

Jennifer balas tersenyum, kemudian memeluk lengan Aarav dengan posesif. "Ya, aku dan Aarav ingin keluar makan siang berdua. Kau tidak keberatan 'kan kalau aku membawanya ikut bersamaku?"

"Eh?" Zoe tidak tahu harus berkata apa, karena seingatnya tadi Aarav mengajaknya untuk makan siang berdua. Kenapa begitu dirinya kembali dari toilet Aarav malah ingin pergi bersama orang lain.

Sementara itu, Aarav sedang berusaha melepaskan kedua tangan Jennifer yang memeluk lengannya. "Maafkan aku, Jenny, tapi aku lebih dulu membuat janji makan siang dengannya."

"Kau menolak ajakanku, Manny?" tanya Jennifer tidak percaya. "Dia itu hanya asisten barumu. Apa salahnya kau menunda makan siang bersamanya untukku?"

"Benar begitu Asisten Zoe. Kau tidak keberatan, 'kan?" imbuh Jennifer bertanya pada Zoe.

"Aku-" Baru saja Zoe ingin menjawab kalau dirinya tidak keberatan, tapi Aarav dengan cepat memotong ucapannya.

"Jenny, tidak bisa seperti itu," kata Aarav. "Baiklah, lain kali aku berjanji akan membuat janji makan siang denganmu, Sobat."

"Sobat? Kau barusan menyebutku apa? Sobat, heh? Apa aku tidak salah dengar?" Jennifer merasa tidak percaya dengan panggilan yang disematkan oleh Manny untuknya. "Bukankah aku sudah berkali-kali mengatakannya padamu, Manny, kalau aku ingin hubungan kita berdua lebih dari sekedar teman. Aku ingin kau menjadi kekasihku. Sebenarnya kurang apa aku? Kenapa kau selalu saja menolak cintaku?" tanya Jennifer. Ini memang yang kesekian kalinya wanita itu mengatakan pada Manny kalau dia sangat menyukai pria tersebut.

"Hah?" Zoe langsung terperangah mendengar ucapan wanita itu. Seorang idola seperti Jennifer Ansley ternyata menyukai pria setengah matang seperti suaminya.

'Ada apa dengan wanita-wanita cantik ini? Kenapa selera mereka seperti itu? Pertama Elizabeth yang merupakan desainer cantik dengan body yang sangat bagus meminta Aarav untuk menikahinya, dan sekarang Jennifer Ansley yang merupakan idola para anak muda juga mengatakan kalau dirinya menyukai pria itu. Apakah di dunia ini sudah tidak ada lagi pria normal sehingga mereka dengan terang-terangan mengatakan kalau mereka jatuh cinta dan tergila-gila pada pria sepertinya? Batin Zoe heran.

"Tidak, Jenny, maafkan aku. Kamu sama sekali tidak memiliki kekurangan, kamu wanita yang nyaris sempurna. Cantik, berbakat, kaya, dan terkenal. Kamu memiliki segalanya, dan kamu sama sekali tidak memiliki kekurangan sama sekali. Hanya saja aku yang tidak bisa menjadi kekasihmu, kita berdua hanya cocok menjadi teman," jelas Aarav. Dia sebenarnya tidak ingin melukai harga diri wanita itu karena telah menolak cintanya berkali-kali.

Jennifer menatap Aarav dengan perasaan sedih, patah hati, dan kecewa, kemudian berlari pergi meninggalkan tempat tersebut.

Selama beberapa saat Zoe dan Aarav terdiam menatap kepergian Jennifer. Setelah punggung wanita itu menghilang dari pandangan mereka, barulah Zoe mulai angkat bicara. "Wah, aku tidak menyangka, ternyata kamu sangat populer di kalangan wanita-wanita cantik. Sudah dua hari aku ikut bersamamu, dan dua kali pula aku melihat wanita yang berbeda menyatakan cintanya padamu."

Aarav hanya menanggapi ucapan Zoe dengan senyuman, setelah itu mengajak istrinya itu untuk keluar makan siang bersama.

"Harusnya tadi kamu menerima ajakan makan siang bersama Jennifer. Aku tidak masalah kalau harus makan siang sendirian, tidak apa-apa," ucap Zoe saat mobil Aarav mulai melaju menuju restoran terdekat.

Aarav tidak menanggapi ucapan Zoe. Pria itu hanya menoleh sebentar melihat istrinya dengan tatapan yang sulit diartikan oleh Zoe kemudian kembali fokus melihat ke arah jalan raya.

Sesampainya di sebuah restoran, Aarav tidak sengaja bertemu dengan salah seorang teman lamanya.

"Astaga, Aarav, aku tidak menyangka kita bisa bertemu di sini." Seorang pria berkata sambil berpelukan dengan Aarav.

"Aku juga, Gion. Aku tidak menyangka kita bisa bertemu di sini," ucap Aarav seraya mengurai pelukan mereka. "Kapan kamu datang dari Jerman?"

"3 Hari yang lalu. Kau sendiri kenapa tidak pernah kembali ke Jerman? Sepertinya kau sangat betah berkarir di sini," kata Gion. Gion itu adalah teman masa kecil Aarav saat masih tinggal di Jerman dulu.

"Ya, begitulah. Aku sudah merasa sangat nyaman tinggal di sini."

Sementara itu, melihat Aarav begitu dekat dan akrab dengan teman prianya yang bernama Gion hingga saling kontak fisik dan berpelukan, justru malah membuat Zoe bergidik geli.

'Astaga. Pasti ini alasannya kenapa Aarav menolak wanita-wanita cantik itu, karena dia lebih suka yang sesama jenis.' Batin Zoe.

Terpopuler

Comments

Moel

Moel

zoe zoe hilangkan pikiran un faedah mu ituui xixixi

2023-03-12

0

Rahmi Miraie

Rahmi Miraie

zoe hentikan prasangka burukmu terhadap arav

2023-03-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!