Resepsi pernikahan dadakan itu akhirnya selesai, dan sekarang Zoe tengah duduk di dalam kamarnya ditemani oleh Zizi, tunangan adik kembarnya, Zack.
"Kak Zoe, makanlah. Seharian ini kamu belum makan apa-apa," bujuk Zizi sembari mengangsurkan sesendok makanan ke mulut Zoe.
"Aku tidak mau makan, Zi. Kamu saja yang makan," tolak Zoe.
"Loh, kenapa aku? Aku 'kan sudah makan banyak tadi. Atau ... Kak Zoe mau aku panggilkan kak Aarav ya, biar Kak Aarav yang menyuapi Kak Zoe makan," goda Zizi yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Zoe.
"Zizi, kalau kamu berani, aku akan memecatmu jadi calon adik ipar," ancam Zoe.
"Tidak masalah, asalkan bukan mommy Rania dan daddy Kaaran yang memecatku." Zizi berkata sambil tersenyum. "Kak Aar- mmp-" Zizi tidak jadi berteriak karena mulutnya langsung dibungkam oleh Zoe.
"Baiklah, baiklah. Aku akan makan." Dengan terpaksa Zoe mengambil alih piring beserta sendok yang ada di tangan Zizi. "Lama kelamaan kamu jadi sama menyebalkannya dengan Zack," kesal Zoe, membuat Zizi terkekeh.
Setelah memastikan bahwa Zoe sudah selesai makan, Zizi lantas pamit pada Zoe.
"Kamu mau ke mana, Zizi? Kamu tidak boleh pergi. Kamu harus tetap di sini menemaniku. Oke?" Zoe berkata sambil menahan pergelangan tangan Zizi.
Melihat bahwa Zoe begitu ketakutan, Zizi terpaksa mengiyakan permintaan calon kakak ipar sekaligus sahabatnya tersebut.
Zizi tersenyum. "Baiklah, Kak Zoe tenang saja. Aku akan tetap di sini menemanimu."
Zoe akhirnya bisa tersenyum. "Kalau begitu aku mau masuk ke kamar mandi dulu. Aku mau mandi. Tolong jaga kamarku, ya? Jangan biarkan orang lain masuk. Mengerti?"
"Iya, aku mengerti. Kak Zoe tenang saja dan mandilah dengan tenang."
Berselang beberapa menit setelah Zoe masuk ke dalam kamar mandi, Aarav tiba-tiba saja masuk ke dalam kamar istrinya. Pria itu begitu terkejut saat melihat ada gadis lain yang duduk di atas tempat tidur.
"Maaf, sepertinya aku salah masuk kamar." Aarav hendak menutup kembali pintu kamarnya, tapi Zizi langsung mencegahnya.
"Eh, Kak Aarav, tunggu." Zizi berlari pelan mendekati Aarav. "Kamu tidak salah masuk kamar, ini memang kamarnya Kak Zoe."
Aarav terdiam. Dalam hati dia bertanya-tanya siapa gadis di hadapannya itu, karena setahunya ayah dan ibu mertuanya hanya memiliki seorang putri dan dua orang putra.
Seolah mengerti dengan kebingungan Aarav, Zizi lantas memperkenalkan diri. "Oh iya, perkenalkan, aku Zizi, tunangannya Zack."
"Oh ... ya, ya. Aku mengerti. Senang berkenalan denganmu calon adik ipar." Aarav berjabat tangan dengan Zizi sambil tersenyum.
"Oh iya, Kak Aarav, tadi Kak Zoe menyuruhku untuk menjaga kamarnya. Bisakah kamu menggantikan tugasku, soalnya aku ingin pergi ke toilet. Perutku rasanya kurang nyaman, mungkin karena tadi makan kebanyakan," ucap Zizi beralasan. Dia sebenarnya hanya ingin meninggalkan sepasang pengantin baru itu berdua di kamar.
"Tentu, tentu saja."
"Oh iya, setelah Kak Aarav masuk, jangan lupa kunci pintunya, ya. Dah," kata Zizi sebelum akhirnya pergi dari sana.
Aarav tersenyum mendengar pesan Zizi. Setelah melakukan seperti yang dikatakan oleh gadis itu, Aarav lantas membawa kopernya masuk ke dalam kamar istrinya.
Di dalam kamar mandi, Zoe yang baru saja selesai mandi menatap pantulan wajahnya di cermin. Entah mengapa ci um an tadi siang terus saja terngiang-ngiang di kepalanya. Gadis itu tanpa sadar menyentuh bi bir nya sendiri. Tapi ketika sadar dengan apa yang dia lakukan, Zoe buru-buru menggelengkan kepalanya demi menghilangkan adegan itu dari pikirannya.
"Apa aku sudah gila?" gumam Zoe. "Kenapa aku terus-terusan saja mengingat kejadian itu?"
Zoe buru-buru mengeringkan rambutnya, setelah itu dia keluar dari kamar setelah lengkap dengan setelah piyama.
"AAGH!!!" Zoe memekik kaget begitu keluar dari kamar mandi Aarav tiba-tiba saja berdiri di hadapannya dan hanya mengenakan handuk putih yang melilit di pinggangnya.
"Ada apa? Kenapa kamu berteriak?" tanya Aarav.
"Zizi mana? Kenapa kamu bisa ada di sini?" Zoe bertanya dengan panik.
"Zizi? Gadis yang tadi berjaga di sini?" tanya Aarav pura-pura dan langsung dijawab anggukan oleh Zoe. "Aku sengaja mengusirnya. Lagi pula, untuk apa orang lain masuk ke kamar kita? Bukannya itu tidak sopan?" bohong Aarav.
"Kamar kita? Hey, sejak kapan kamar ini menjadi kamarmu juga?" protes Zoe. Dia tidak peduli dengan penilaian Aarav padanya. Pokoknya dia hanya ingin membuat pria itu membencinya kemudian menceraikannya.
"Tentu saja kamar ini sudah menjadi kamarku juga, kita 'kan sekarang sudah resmi menjadi suami istri," balas Aarav, sembari tersenyum dan menaik turunkan alisnya menatap istrinya itu.
Melihat hal itu, Zoe buru-buru menyingkir dari hadapan Aarav.
"Iih ...." Zoe bergidik melihat wajah genit Aarav. Gadis itu semakin bergidik geli saat teringat adegan ciuman mereka tadi siang.
'Semoga saja dia tidak tertarik menyentuhku," gumam Zoe dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Rahmi Miraie
kayaknya doa kamu ga bakal terkabul deh zoe justru sebaliknya kalian malah saling menyukai apa yg da ditubuh kalian masing"
2023-03-07
0
Moel
smngat upnya ya authorrrr
2023-03-07
0