Bab 3

Tengah malam tiba, Zoe mulai memeriksa keadaan.

"Sepertinya semua orang sudah tidur." Zoe lantas mengintip para penjaga dari balik jendela kamarnya, untungnya malam ini para anak buah daddy-nya sedang tidak berpatroli. Zoe tersenyum senang, keadaan benar-benar mendukung untuknya kabur malam ini.

Zoe mulai melancarkan aksinya. Gadis itu menjulurkan beberapa seprei yang sudah dia ikat hingga memanjang dan menjuntai ke tanah, kain itu nantinya akan dia pakai untuk memanjat turun lewat jendela kamarnya.

"Maafkan Zoe, mom, dad. Zoe melakukan semua ini karena salah kalian juga. Kalian terlalu memaksakan kehendak kalian padaku." Zoe menatap bingkai foto keluarga yang terpajang di atas nakas, setelah itu gadis tersebut mulai melancarkan aksinya memanjat turun ke bawah.

"Huft." Zoe akhirnya bisa bernapas lega, setelah berusaha dan nekat, dia akhirnya berhasil turun dengan selamat. Namun, Zoe langsung memekik terkejut ketika balik badan sang daddy ternyata sudah berdiri tepat di belakangnya.

"Akh! D-Dad ...."

Zoe berjalan mundur dengan pelan ketika melihat Kaaran menatapnya dengan tajam. Sementara Kaaran, tanpa berkata sepatah kata pun langsung menggendong putrinya masuk kembali ke dalam rumah, tidak peduli meski Zoe terus berteriak dan memberontak minta diturunkan.

*

*

Sejak semalam Zoe dikurung di kamarnya. Karena terus-terusan menangis, mata gadis itu menjadi sipit, merah, dan membengkak.

Setelah berjam-jam dikurung di dalam kamarnya sendirian, akhirnya ada yang masuk ke dalam kamar Zoe. Rupanya pelayan yang datang membawakan makanan.

"Nona, tuan besar menyuruh Anda untuk makan," kata pelayan itu seraya meletakkan nampan berisi makanan dan minuman di atas meja nakas, tepat di samping tempat tidur Zoe.

"Aku tidak mau makan, Bi," tolak Zoe.

"Anda harus makan, Nona, walau sedikit, karena sebentar lagi orang suruhan tuan besar yang lainnya akan masuk," jelas pelayan tersebut.

"Orang suruhan daddy yang lain? Siapa, Bi?" tanya Zoe penasaran.

"Orang yang akan membantu Nona Zoe bersiap-siap untuk acara hari ini."

"Acara? Acara apa, Bi? Bukankah hari pertunanganku akan diselenggarakan minggu depan?" ucap Zoe kebingungan. Karena setahunya Aarav dan keluarganya baru akan datang hari ini. Tidak mungkin mereka langsung tunangan begitu mereka datang.

Pada akhirnya pelayan itu sama sekali tidak menjawab pertanyaan Zoe hingga akhirnya keluar dari kamar gadis itu.

"Sebenarnya ada acara apa hari ini?" gumam Zoe bertanya-tanya.

Hanya berselang kurang dari setengah jam, seorang pria berperawakan tinggi besar mengenakan topi dan masker masuk ke dalam kamar Zoe bersama dengan seorang wanita muda, sembari membawa koper berukuran lumayan besar.

"Siapa kalian?" tanya Zoe.

Bukannya menjawab, wanita muda itu justru melepas maskernya kemudian melempar senyum pada Zoe. "Apa Anda sudah siap dirias, Nona?"

"Dirias? Sebenarnya aku dirias untuk apa? Di luar ada acara apa?" tanya Zoe, berharap dia akan segera mendapatkan jawaban atas pertanyaannya itu.

"Kami hanya menjalankan tugas, Nona." Lagi-lagi Zoe tidak mendapatkan jawaban yang jelas.

"Bisa kita mulai sekarang?" Pria yang tadi datang bersama wanita itu muda berbisik.

"Tentu saja, Bos," jawabnya, kemudian berjalan mendekati Zoe. "Nona, bisakah Anda pindah duduk di sini agar kami bisa segera memulai tugas kami?"

"Tidak mau." Zoe menjawab dengan cepat sambil cemberut. "Kalau kalian tidak mau menjawab pertanyaanku, aku juga tidak mau dirias oleh kalian."

Keduanya lantas saling menatap melihat penolakan Zoe. Sepertinya nona muda dari keluarga Dirgantara ini cukup keras kepala. Namun, sejurus kemudian keduanya saling mengangguk lalu melaksanakan tugasnya dengan sedikit paksaan, meski pun mereka harus mengalami kendala karena Zoe terus saja memberontak.

"Aku bilang aku tidak mau! Lepaskan!" teriak Zoe. Tapi percuma saja dia melawan, tenaganya kalah kuat oleh kedua orang itu.

*

*

2 Jam kemudian.

"Fiuh, akhirnya selesai juga." Wanita muda itu akhirnya bisa bernafas lega begitu melihat Zoe sudah lengkap dengan riasan dan gaun berwarna putih. "Bos, aku keluar duluan. Aku ingin pergi ke toilet. Sudah lebih dari 1 jam aku manahannya."

"Ya, pergilah," kata pria yang tadi bertugas merias wajah Zoe. Kini Zoe hanya tinggal berdua dengan pria yang tadi meriasnya di dalam kamar.

Pria itu lantas menatap wajah cantik Zoe yang masih terpejam, kemudian merapikan eyeshadow yang ada di kelopak mata gadis itu.

"Sekarang bukalah matamu dan lihat bagaimana hasil riasannya," kata pria itu kemudian.

Perlahan-lahan Zoe mulai membuka matanya dan melihat pantulan wajahnya di cermin. Gadis itu sontak menyentuh wajahnya sendiri.

"Wah, cantik sekali." Zoe berkata sambil tersenyum.

"Apa kamu puas dengan hasilnya?" tanya pria itu dan langsung dijawab anggukan oleh Zoe. "Alangkah lebih bagus lagi kalau matamu tidak bengkak. Sepertinya ada yang membuatmu sedih sampai menangis berjam-jam."

Senyuman Zoe seketika memudar, kemudian menatap mata MUA yang hingga detik itu belum pernah melepaskan topi dan maskernya.

"Apa kamu bisa dipercaya?" tanya Zoe tiba-tiba.

Pria itu mengangguk. "Tentu saja. Kejujuran adalah sesuatu yang aku junjung tinggi."

"Sebenarnya aku ingin bercerita pada orang lain tapi aku tidak tahu harus bercerita dengan siapa." Zoe mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, memastikan bahwa tidak ada yang menguping pembicaraan mereka.

"Kalau begitu ceritalah padaku, aku orang yang jujur dan pintar menjaga rahasia."

Zoe tersenyum, meski pun wajahnya masih nampak sangat sedih. "Tapi kamu benar-benar tidak boleh menceritakan hal ini pada siapa pun."

"Tentu saja. Ini adalah rahasia kita berdua," kata pria itu.

Zoe kembali tersenyum dipaksakan. "Sebenarnya ... saat ini aku merasa sangat sedih. Mommy dan daddy-ku memaksaku untuk menikah, tapi aku tidak mau menikah dengan calon pilihan mereka."

"Kenapa?"

"Karena ... karena laki-laki itu ...." Zoe merasa malu meneruskan ucapannya.

"Laki-laki itu kenapa? Kenapa kamu tidak mau menikah dengannya?"

"Tidak jadi. Aku malu mengatakannya." Zoe langsung menutupi mulutnya dengan tangan.

"Kenapa harus malu? Di sini hanya ada kita berdua. Dan bukankah aku sudah pernah bilang kalau aku pintar menjaga rahasia dan dapat dipercaya," kata pria itu. "Ceritakanlah, siapa tahu setelah kamu bercerita padaku, perasaanmu bisa menjadi lebih baik."

Zoe terdiam memikirkan ucapan pria itu. Setelah berpikir bahwa ucapan pria itu ada benarnya, gadis itu pun akhirnya bercerita.

"Sebenarnya ... aku tidak setuju untuk menikah dengannya karena dia ... bukan laki-laki normal." Zoe langsung menutupi wajahnya karena malu.

Pria itu terkekeh. "Dari mana kamu tahu kalau calon suamimu itu bukan laki-laki normal?"

"Dari penampilannya," jawab Zoe.

Tiba-tiba saja ponsel pria itu berdering.

"Halo. Iya, baik. Aku akan segera ke sana." Pria itu berkata pada lawan bicaranya di telepon. "Mm, Nona, maafkan aku, aku harus pergi, aku masih ada urusan penting. Terima kasih sudah mau bercerita dan sudah mau mempercayaiku." Pria itu tersenyum di balik maskernya saat pamit pada Zoe.

*

*

Di sudut lain masih di dalam kediaman Keluarga Dirgantara.

"Aarav, Aarav, tunggu sebentar," panggil Rania pada calon menantunya. "Bagaimana Zoe di atas sana? Apa dia sudah siap?"

"Sudah, Mom. Sekarang giliran saya yang bersiap-siap," jawab Aarav. Rupanya yang mendandani Zoe tadi adalah calon suaminya sendiri, Aarav Raymond, seorang MUA profesional yang terkenal itu. Dan hari ini, hari ini adalah hari pernikahan mereka. Kaaran sengaja memajukan resepsi pernikahan keduanya karena takut putrinya kembali membuat ulah.

B e r s a m b u n g ...

Terpopuler

Comments

ayri hasbi

ayri hasbi

kasian Zoe....ga bisa memilih

2023-09-08

0

Rahmi Miraie

Rahmi Miraie

udah ga bisa lari lagi kamu zoe..udah terima aja pernikahan ini ga selamanya berumahtangga tanoa cinta ga asik karena dari yg terbiasa bersama mjd ketergantungan

2023-03-06

0

Moel

Moel

ceritanya menarikk baguss ,aku sukaa mudah di pahami, lanjut up lagi dong thorr😁✌️

2023-03-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!