Kamu, Aku Dan Dia

Kamu, Aku Dan Dia

1. Syok berat.

Jika memang berkenan mampir monggo, tapi jangan pernah tanya kapan yang lain up. Semua sesuai mood. Ada hal yang harus Nara kejar. Terima kasih banyak telah mendukung selama ini dan mohon maaf, kurangi kegiatan silent readers nya☺️🙏🙏.

🌹🌹🌹

"Kalau kamu menikahi si Hemas itu, lebih baik Mama mati aja. Dia nggak punya harta apapun. Anak Mama seorang Perwira, tidak pantas bersanding dengan gadis yang tidak jelas asal usulnya." Teriak Mama Ruji.

"Maa.. memberi kebahagiaan untuk istri adalah tugas seorang laki. Itulah seninya menikah. Kita memulai segalanya dari nol. Bukan saling bersaing karena orang tuanya berada. Harga diri donk Maa." Kata Bang Umbara.

"Baiklah, kamu pilih wanita itu dan kamu tidak akan pernah melihat Mama lagi Bara..!!!" Ancam Mama Ruji kemudian mengambil pisau buah dari tangan Mamanya.

"Maaaa.. jangan..!!! Baiklah, Bara tidak akan melanjutkan hubungan dengan Hemas lagi." Janji Bara kemudian memeluk sang Mama. Tangannya sampai gemetar. "Mama bisa pulang ke Jawa dengan tenang. Bara akan menemui Hemas untuk menyelesaikan hubungan ini..!!"

"Anak Mama, kamu memang anak Mama..!!"

\=\=\=

"Kamu gila????"

"Aku serius Sanca. Aku memintamu menikahi dia dan membawanya ke tempat tugas kita agar aku bisa selalu bertemu dengannya. Setelah ibuku luluh, kamu ceraikan dia. Aku akan menikahinya." Kata Bang Bara.

"Pernikahan bukan mainan Bar, dosa hukumnya." Kata Bang Sanca.

"Pelankan suaramu..!! Ini di antara kita saja. Aku titip Hemas, jangan kamu apa-apakan." Pinta Bang Bara kemudian kembali pada mode tenang saat Hemas datang dan duduk satu meja dengan mereka.

~

"Aku nggak mau Bang, kalau memang Abang mau mengakhiri segalanya, aku ikhlas demi ibumu. Tapi memintaku menikah dengan pria lain itu sungguh tidak mungkin."

"Sayang, hanya statusmu saja yang istri Sanca. Abang sungguh mencintaimu.. Abang tidak ingin pisah. Beri Abang waktu sampai Mama luluh. Setelah itu berpisah lah dengan Sancaka dan kita menikah."

Mata Bang Sanca terpejam sedangkan Hemas menangis tertelungkup di atas meja.

"Kalian rundingan berdua. Abang harus segera pulang. Kasihan Mama di rumah." Pamit Bang Bara.

:

"Saya tidak tau kenapa harus terjebak dalam masalah ini. Dalam hal ini kamu dan Bara adalah tokoh utama. Saya ikut saja apa maumu. Cepat putuskan. Tiga hari lagi saya kembali ke tempat tugas..!!" Ucap Bang Sanca.

"Jika memang Abang siap.. Tolong temui Abang tertuaku sebelum bertemu ayahku..!! Jika tidak, jangan pernah temui mereka..!!" Pinta Hemas.

"Kamu punya orang tua????"

Hemas mengangguk pilu.

"Demi sahabat saya, saya akan temui Abang dan ayahmu.."

:

jdeeerrr..

"Selamat sore..!!" Bang Sanca kaget setengah mati melihat sosok yang ada di hadapannya.

Tatapan mata tajam itu begitu menusuk apalagi ada Hemas di belakang punggung Bang Sanca.

"Maas.. Bang Sanca mau bicara..!!" Hemas bergelayut manja pada lengan Bang Wilang.

"Mas nggak ada waktu, Mama lagi sakit." Tolak Bang Wilang mentah-mentah.

"Ijin Dan, saya berniat melamar Hemas..!!" Ucap tegas Bang Sanca.

"Wani tenan. Duwe bondo opo??? ( Berani betul, punya modal apa? )" Bang Wilang sengaja menguji kesungguhan hati Bang Sanca.

"Apa saja yang komandan minta."

"Maaass.. jangan galak, masa adiknya nikah nggak boleh. Nanti kalau Hemas terlanjur hamil bagaimana?" Rengek Hemas.

"Heehh.. ngomong apa kamu???? Jangan macam-macam..!! Kamu masih kecil Hemas..!!!!!" Bentak Bang Wilang.

Bang Wilang melepaskan dekapan manja adiknya lalu menyeret Bang Sanca keluar dari koridor rumah sakit.

"Baang.. Abaang..!!!!" Ada apa????" Bang Larung kaget melihat kemarahan Abangnya.

~

"Sudah kamu apakan adik saya????"

"Siap.. tidak berani Dan..!!" Jawab Bang Sanca.

"Bohong.. saya tau adik saya di luar kepala. Nggak mungkin dia bicara kehamilan kalau nggak pernah merasakannya..!!" Amarah Bang Wilang sungguh berapi-api.

"Maas, kalau Mas terus seperti ini.. lebih baik Hemas bunuh diri..!!!"

Hemas sudah berniat melompat, Ayah Risang yang cemas dengan putrinya langsung menarik pinggangnya. Bang Larung pun ikut panik. Hanya Bang Wilang dan Bang Sanca saja yang masih dalam mode tenang.

"Kalian ini, bisa jaga adik atau tidak???" Bentak Ayah Risang. "Ya sudah, kalau memang mau nikah ya nikah saja.. Ayah merestui, tapi jangan ada adegan bunuh diri ndhuk..!!" Kata Ayah Risang mengusap wajah Hemas.

"Yah, mana ada orang mau bunuh diri hanya mau nyebur ke kolam ikan. Gimana sih Ayah??"

Ayah dan Bang Larung menghela nafas kemudian menatap wajah Hemas.

"Benar-benar kamu ya..!!!!!" Bang Larung akhirnya menjitak ubun-ubun kepala Hemas.

...

braaaakk..

Mata Bang Sanca terpejam. Siap tidak siap dirinya harus menerima resiko dari kejujurannya.

"Apa kalian pikir adik saya ini bahan mainan?? Dia di besarkan dengan kasih sayang Ayah Bundanya, kakak perempuannya juga perlindungan dua Abangnya dan sekarang kamu datang membawa alasan yang tidak masuk akal karena Bara mengira adik saya ini tidak memiliki keluarga. Apakah menurutmu seseorang yang tidak memiliki keluarga lantas dia adalah wanita hina dan sampah masyarakat???????" Bentak Bang Wilang.

"Siap salah..!!"

"Kalau kamu memang mau menikahi adik saya, silahkan..!! Tapi tanpa embel-embel Bara di belakangnya." Kata Bang Larung.

"Tidak.. landasan pernikahan mereka sudah salah. Saya tidak akan membiarkan Hemas menikah dengan Sancaka..!!" Tolak Bang Wilang.

"Baik Dan, saya akui saya memang salah. Jika saya memakai landasan ta'aruf, apakah diijinkan untuk menikahi Hemas."

"Ngeyel kamu ya..!!!" Bentak Bang Wilang.

"Boleh, silakan..!! Bawa orang tuamu menemui kami di kesultanan. Tunjukan kesungguhanmu untuk memperistri Dinda Hemas. Lepaskan masalahmu dan Bara. Jika kamu memang laki-laki sejati. Kamu paham kewajibanmu..!!" Kata Ayah Risang.

Bang Sanca menunduk. "Sayalah yang tidak punya wali, saya hidup sendiri tanpa pendampingan orang tua."

"Saya akan mendampingimu..!!" Kata Bang Abimanyu.

"Kamu lagi..!!"

"Jangan keras hati Bang Wilang. Ikhlaskan adikmu menikah..!! Mulai saat ini, Hemas ada yang menjaga."

Bang Wilang memalingkan wajahnya. Air matanya menggenang. Seluruh keluarga tau kepedihan hati sang Abang tertua.

Bang Sanca menyentuh lutut Bang Wilang. "Saya janji akan menjaganya, seperti Abang menjaganya selama ini."

"Pergilah, saya tidak akan datang ke acara pernikahanmu..!!" Kata Bang Wilang.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Iis Cah Solo

Iis Cah Solo

semangat aja deh buat mba nara...😍😍😍

2023-10-07

0

Dwi Ara

Dwi Ara

waduh aq koq kelompat y...harusnya baca Hemas Sancaka dl baru bang sabda sm raya

2023-04-30

2

🌼 Incess Hatari 🌼

🌼 Incess Hatari 🌼

menulis bikin otakku capek, puasa gini aku maunya diem. jadi pembaca aja ah! okelah melimpir kesini aja 😌

2023-04-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!