Chapter-16

Hutan Berburu Peri Monster itu… seperti negeri dongeng.

Kukira inilah Negeri Peri yang sesungguhnya, pikir Evelyn takjub.

Pohon-pohon bambu yang langsing dan pohon-pohon oak tumbuh melengkung ke arah jalan setapak di depan mereka. Di baliknya, semak-semak tampak berkilauan ditaburi butiran cahaya berwarna-warni.

Cahaya matahari tersaring celah-celah dedaunan, menebarkan titik-titik terang di permukaan lantai hutan. Kupu-kupu monarch hitam dan keemasan terbang ke sana kemari, keluar-masuk berkas cahaya putih yang menyorot dari atas. Tubuh mereka bercahaya seperti lampu pijar. Kupu-kupu itulah yang meninggalkan jejak taburan cahaya berwarna-warni.

Evelyn dan Nazareth melangkah masuk ke dalam hutan, ranting-ranting kering berkeretak terinjak sepatu armor mereka yang berat. Begitu tersembunyi di balik pepohonan.

Evelyn berjalan pelan sambil menengadahkan wajahnya dalam sorot sinar matahari yang cerah. Tali sepatunya yang terlepas dari ikatannya, tersangkut semak-semak. Ia menariknya hingga lepas dan mengikatnya kembali, kemudian meneruskan langkahnya mengekori guardian tampannya yang berjalan ringan seolah sedang melayang.

Bunyi gemeretak di belakang membuat Evelyn berbalik badan, dan tepat pada saat itu ia melihat seekor kelinci berbulu putih menyelusup masuk ke balik tumpukan daun kering. Tubuh kelinci itu juga bercahaya seperti lampu pijar.

Evelyn mengibaskan rambutnya yang panjang dan terikat kencang ke belakang membentuk ekor kuda, sambil menghela napas dalam-dalam. Udara segar dan wangi aroma terapi yang ditebarkan bunga-bunga peri yang rata-rata mirip tulip biru dan teratai berwarna emas.

Sekelompok serigala bersayap perak dan bertanduk satu berbentuk mahkota mengawasi mereka dengan waspada dari balik semak-semak. Kulit punggung mereka sekeras badak. Bisa dibilang setengah badak setengah serigala.

Suara-suara berdengung dan berdesis terdengar seperti desau air bah di kejauhan. Evelyn merasakan kepalanya seperti merayang.

"Kau takkan membunuh kami!" suara bisikan itu menggema di dinding tebing. Seperti suara seorang wanita.

Evelyn menyentakkan kepalanya ke samping, meneliti seluruh tempat dengan tatapan mencari-cari. Siapa yang berbisik? ia bertanya-tanya dalam hatinya. Apakah aku benar-benar mendengarnya?

Evelyn mengerutkan keningnya, mengawasi barisan serigala peri bersayap perak. Mungkin mereka para penjaga hutan, pikirnya. Merekakah yang berbisik padaku?

"Pergilah Eve! Kami tak ingin melawanmu!"

Suara bisikan lagi. Kedengarannya seperti sebuah peringatan, Evelyn menyimpulkan. Tapi siapa mereka? Kenapa mereka tahu namaku?

Menyadari langkah Evelyn melambat, Nazareth mengerutkan keningnya dan menoleh ke belakang.

Tatapan Evelyn yang panik menyapu sekeliling hutan.

"Eve," suara Nazareth yang datar menyentakkan Evelyn dari ketakutannya.

Gadis itu terhenyak dan tergagap menatap guardiannya.

"Apa yang terjadi?" Nazareth bertanya dan menghentikan langkahnya. Sebelah alisnya terangkat tinggi.

"Ah—" Evelyn menjawab terbata-bata. "Master, kau dengar itu?" Ia bertanya sambil mengembangkan sebelah tangannya di sisi tubuhnya.

"Dengar apa?" guardiannya bertanya dengan ekspresi datar.

"Aku—" Evelyn menjilat bibir bawahnya dan menelan ludah, tiba-tiba menjadi ragu. "Kukira… aku mendengar mereka bicara!"

"Peri monster?" Nazareth menautkan alisnya sambil melirik Evelyn melalui sudut matanya.

"Ya," jawab Evelyn sambil tertunduk. Tiba-tiba merasa konyol.

Nazareth terkekeh tipis dan menggeleng-geleng. Kemudian melanjutkan langkahnya tanpa bicara lagi.

Evelyn mengikutinya. Tapi bola matanya terus bergerak ke sana kemari dengan gelisah.

"Kau takut?" tanya Nazareth tanpa menoleh.

"Emh… entahlah!" Evelyn menjawab tak yakin.

Nazareth memelankan langkahnya dan menoleh sekali lagi. "Kita sudah memasuki zona bahaya." Ia memberitahu. "Mulai sekarang, jangan pergi selangkah pun dari sisiku!"

"Hmh!" Evelyn mengangguk penuh semangat. Sebenarnya berdebar-debar. Bukan karena takut, tapi karena kata-kata terakhir gurunya terasa seperti perhatian seorang kekasih.

Aku pasti sudah gila! pikirnya tak peduli.

Nazareth menghentikan langkahnya. Lalu kedua kakinya memasang kuda-kuda, sementara kedua tangannya terentang menghimpun tenaga dalam, lalu menarik telapak tangannya ke depan dada dan menggerak-gerakkan jemarinya begitu rupa membentuk jurus-jurus penyatuan energi dasar dan seketika tubuhnya berpendar memancarkan cahaya berbentuk lingkaran seperti cakram berwarna emas.

Evelyn terperangah dengan tatapan takjub. Cakra spiritual Nazareth memukau gadis itu meski ia belum mengerti apa artinya.

"Vox! Keluarlah!" perintah Nazareth entah ditujukan kepada siapa.

Lalu sesosok bayangan melesat keluar dari dada pria itu, sosoknya sama persis seperti dirinya namun dalam ukuran yang jauh lebih kecil. Kira-kira seukuran kucing dewasa. Postur tubuh dan garis wajahnya juga seperti kanak-kanak Nazareth.

Evelyn menatap sosok mirip guardiannya itu dengan mata dan mulut membulat. "Apa itu… boneka?" Ia bertanya tergagap antara tak yakin dan tak bisa menutupi kekagetannya.

Nazareth menarik kembali tenaga dalamnya dan lingkaran cahaya berbentuk cakram yang melingkar di pinggangnya berangsur-angsur hilang. "Benar," jawabnya sambil menoleh pada Evelyn. "Namanya Migi Vox. Kau boleh memanggilnya Vox."

"Kenapa Master menamainya dengan nama belakang sendiri?" tanya Evelyn sambil tertawa.

"Menurutku itu suatu bentuk penghormatan," sanggah Nazareth tetap datar dan tanpa beban.

Boneka itu menelengkan kepalanya, melongok ke arah Evelyn dari balik bahu Nazareth dan menyeringai.

Benar-benar mirip Lord Vox, kata Evelyn dalam hati. Wajahnya, rambutnya, pakaian dan pernak-perniknya. Bisa dibilang miniatur Lord Vox. Mungkin juga anaknya. Tapi seringai boneka itu membuatku sedikit ngeri.

"Buka jalan, Vox!" perintah Nazareth.

Boneka itu lalu melejit setinggi kepala Nazareth dan berbalik memunggungi mereka dengan kedua tangan terlipat di belakang tubuhnya. Sama persis seperti kebiasaan Nazareth. Boneka itu sekarang melayang mendahului mereka.

Nazareth dan Evelyn mengekor di belakangnya.

"Master," Evelyn bertanya ragu. "Apa itu peri pelindung Anda?"

"Ya," jawab Nazareth tetap datar. "Peri pelindungku sebenarnya adalah tongkat kayu," jelasnya. "Vox adalah peri pelindung mutasi."

"Peri pelindung mutasi?" Evelyn mengerutkan keningnya, tidak mengerti. "Apa itu peri pelindung mutasi?"

"Secara normal, setiap orang mewarisi peri pelindung dari pihak ayah atau ibu," jelas Nazareth. "Namun ada kasus khusus di mana peri pelindung berevolusi karena suatu hal. Itulah yang disebut peri pelindung mutasi."

Evelyn menyimak sambil menjejeri langkah guardiannya. Dahinya kembali berkerut-kerut ketika ia mencoba membayangkan jika peri pelindungnya berevolusi…

"Peri pelindung mutasi dapat berubah menjadi kuat, bahkan bisa memunculkan kekuatan spiritual penuh," tutur Nazareth. "Namun sayangnya kebanyakan peri pelindung mutasi malah berubah menjadi lemah, seperti hasil perkawinan sedarah, kemungkinan cacatnya sangat besar. Namun ada kemungkinan melahirkan si jenius juga."

"Master, apakah semua peri pelindung bisa bermutasi?" tanya Evelyn penasaran.

"Tidak semua," jawab Nazareth. "Bahkan seharusnya tidak terjadi."

Evelyn tertegun sesaat sebelum akhirnya bertanya lagi, "Apa penyebab peri pelindung berevolusi?"

"Itu sama seperti… parasit, kau tahu?"

"Hmh!" Evelyn mengangguk cepat-cepat.

"Sama halnya seperti tubuh, peri pelindung juga bisa terinfeksi," lanjut Nazareth.

Evelyn mendongak menatap wajah guardiannya, menuntut penjelasan lebih.

"Kau masih ingat tentang munculnya tanda penolakan saat menautkan cakra spiritual pada peri pelindung?" tanya Nazareth.

Evelyn mengangguk.

"Vox juga demikian!" Nazareth menambahkan. "Ketika aku menautkan cakra spiritual pertamaku, aku mematahkannya."

Episodes
1 Chapter-1
2 Chapter-2
3 Chapter-3
4 Chapter-4
5 Chapter-5
6 Chapter-6
7 Chapter-7
8 Chapter-8
9 Chapter-9
10 Chapter-10
11 Chapter-11
12 Chapter-12
13 Chapter-13
14 Chapter-14
15 Chapter-15
16 Chapter-16
17 Chapter-17
18 Chapter-18
19 Chapter-19
20 Chapter-20
21 Chapter-21
22 Chapter-22
23 Chapter-23
24 Chapter-24
25 Chapter-25
26 Chapter-26
27 Chapter-27
28 Chapter-28
29 Chapter-29
30 Chapter-30
31 Chapter-31
32 Chapter-32
33 Chapter-33
34 Chapter-34
35 Chapter-35
36 Chapter-36
37 Chapter-37
38 Chapter-38
39 Chapter-39
40 Chapter-40
41 Chapter-41
42 Chapter-42
43 Chapter-43
44 Chapter-44
45 Chapter-45
46 Chapter-46
47 Chapter-47
48 Chapter-48
49 Chapter-49
50 Chapter-50
51 Chapter-51
52 Chapter-52
53 Chapter-53
54 Chapter-54
55 Chapter-55
56 Chapter-56
57 Chapter-57
58 Chapter-58
59 Chapter-59
60 Chapter-60
61 Chapter-61
62 Chapter-62
63 Chapter-63
64 Chapter-64
65 Chapter-65
66 Chapter-66
67 Chapter-67
68 Chapter-68
69 Chapter-69
70 Chapter-70
71 Chapter-71
72 Chapter-72
73 Chapter-73
74 Chapter-74
75 Chapter-75
76 Chapter-76
77 Chapter-77
78 Chapter-78
79 Chapter-79
80 Chapter-80
81 Chapter-81
82 Chapter-82
83 Chapter-83
84 Chapter-84
85 Chapter-85
86 Chapter-86
87 Chapter-87
88 Chapter-88
89 Chapter-89
90 Chapter-90
91 Chapter-91
92 Chapter-92
93 Chapter-93
94 Chapter-94
95 Chapter-95
96 Chapter-96
97 Chapter-97
98 Chapter-98
99 Chapter-99
100 Chapter-100
101 Chapter-101
102 Chapter-102
103 Chapter-103
104 Chapter-104
105 Chapter-105
106 Chapter-106
107 Chapter-107
108 Chapter-108
109 Chapter-109
110 Chapter-110
111 Chapter-111
112 Chapter-112
113 Chapter-113
114 Chapter-114
115 Chapter-115
116 Chapter-116
117 Chapter-117
118 Chapter-118
119 Chapter-119
120 Chapter-120
121 Chapter-121
122 Chapter-122
123 Chapter-123
124 Chapter-124
125 Chapter-125
126 Chapter-126
127 Chapter-127
128 Chapter-128
129 Chapter-129
130 Chapter-130
131 Chapter-131
132 Chapter-132
133 Chapter-133
134 Chapter-134
135 Chapter-135
136 Chapter-136
137 Chapter-137
138 Chapter-138
139 Chapter-139
140 Chapter-140
141 Chapter-141
142 Chapter-142
143 Chapter-143
144 Chapter-144
145 Chapter-145
146 Chapter-146
147 Chapter-147
148 Chapter-148
149 Chapter-149
150 Chapter-150
151 Chapter-151
152 Chapter-152
153 Chapter-153
154 Chapter-154
155 Chapter-155
156 Chapter-156
157 Chapter-157
158 Chapter-158
159 Chapter-159
160 Chapter-160
161 Chapter-161
162 Chapter-162
163 Chapter-163
164 Chapter-164
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Chapter-1
2
Chapter-2
3
Chapter-3
4
Chapter-4
5
Chapter-5
6
Chapter-6
7
Chapter-7
8
Chapter-8
9
Chapter-9
10
Chapter-10
11
Chapter-11
12
Chapter-12
13
Chapter-13
14
Chapter-14
15
Chapter-15
16
Chapter-16
17
Chapter-17
18
Chapter-18
19
Chapter-19
20
Chapter-20
21
Chapter-21
22
Chapter-22
23
Chapter-23
24
Chapter-24
25
Chapter-25
26
Chapter-26
27
Chapter-27
28
Chapter-28
29
Chapter-29
30
Chapter-30
31
Chapter-31
32
Chapter-32
33
Chapter-33
34
Chapter-34
35
Chapter-35
36
Chapter-36
37
Chapter-37
38
Chapter-38
39
Chapter-39
40
Chapter-40
41
Chapter-41
42
Chapter-42
43
Chapter-43
44
Chapter-44
45
Chapter-45
46
Chapter-46
47
Chapter-47
48
Chapter-48
49
Chapter-49
50
Chapter-50
51
Chapter-51
52
Chapter-52
53
Chapter-53
54
Chapter-54
55
Chapter-55
56
Chapter-56
57
Chapter-57
58
Chapter-58
59
Chapter-59
60
Chapter-60
61
Chapter-61
62
Chapter-62
63
Chapter-63
64
Chapter-64
65
Chapter-65
66
Chapter-66
67
Chapter-67
68
Chapter-68
69
Chapter-69
70
Chapter-70
71
Chapter-71
72
Chapter-72
73
Chapter-73
74
Chapter-74
75
Chapter-75
76
Chapter-76
77
Chapter-77
78
Chapter-78
79
Chapter-79
80
Chapter-80
81
Chapter-81
82
Chapter-82
83
Chapter-83
84
Chapter-84
85
Chapter-85
86
Chapter-86
87
Chapter-87
88
Chapter-88
89
Chapter-89
90
Chapter-90
91
Chapter-91
92
Chapter-92
93
Chapter-93
94
Chapter-94
95
Chapter-95
96
Chapter-96
97
Chapter-97
98
Chapter-98
99
Chapter-99
100
Chapter-100
101
Chapter-101
102
Chapter-102
103
Chapter-103
104
Chapter-104
105
Chapter-105
106
Chapter-106
107
Chapter-107
108
Chapter-108
109
Chapter-109
110
Chapter-110
111
Chapter-111
112
Chapter-112
113
Chapter-113
114
Chapter-114
115
Chapter-115
116
Chapter-116
117
Chapter-117
118
Chapter-118
119
Chapter-119
120
Chapter-120
121
Chapter-121
122
Chapter-122
123
Chapter-123
124
Chapter-124
125
Chapter-125
126
Chapter-126
127
Chapter-127
128
Chapter-128
129
Chapter-129
130
Chapter-130
131
Chapter-131
132
Chapter-132
133
Chapter-133
134
Chapter-134
135
Chapter-135
136
Chapter-136
137
Chapter-137
138
Chapter-138
139
Chapter-139
140
Chapter-140
141
Chapter-141
142
Chapter-142
143
Chapter-143
144
Chapter-144
145
Chapter-145
146
Chapter-146
147
Chapter-147
148
Chapter-148
149
Chapter-149
150
Chapter-150
151
Chapter-151
152
Chapter-152
153
Chapter-153
154
Chapter-154
155
Chapter-155
156
Chapter-156
157
Chapter-157
158
Chapter-158
159
Chapter-159
160
Chapter-160
161
Chapter-161
162
Chapter-162
163
Chapter-163
164
Chapter-164

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!