Chapter-2

"Ada apa, Xen?" Nazareth Vox bertanya pada saisnya sambil membungkuk ke depan dan menyingkap tirai kereta.

Ia bahkan belum mencapai gerbang perbatasan kota ketika tiba-tiba kereta kuda itu berguncang dan berhenti. Kuda penarik kereta itu mendengus dan meringkik gelisah.

"Sepertinya ada kecelakaan, entahlah!" jawab sais itu tak yakin.

Mereka menoleh ke arah jalan dan melihat gerbang perbatasan kota yang ada di lima puluh meter di depan sana macet oleh barisan kereta kuda yang dipaksa berhenti.

Arus kendaraan di sana berhenti sama sekali. Mereka mencoba mencari tahu apa yang terjadi.

Kereta-kereta kuda yang ada di depan mereka hanya berbelok-belok di sekitar kendaraan yang berhenti.

Dari kegaduhan yang terjadi sekarang mulai menjadi jelas sebuah kereta pengangkut yang kelebihan muatan dengan roda-roda berwarna merah dan tumpukan barang juga para penumpang yang memekik tertahan di atasnya.

Para penumpang yang terkejut menjulurkan kepala mereka dari jendela sambil menahan napas dengan wajah memucat.

Kedua mata Nazareth menyipit ketika mendapati seorang pria paruh baya terkapar—entah mati atau sekarat, yang jelas pria paruh baya itu tidak bergerak di dekat salah satu dari kuda-kuda kereta pengangkut tersebut.

Sejumlah pria membungkuk di sekelilingnya.

"Bawa dia ke balai pengobatan!" teriak seseorang.

Mantel armor pria itu basah oleh keringat bercampur darah, sementara sebelah bahunya terkoyak seperti habis dimangsa binatang buas.

Nazareth menatap luka itu dengan tatapan suram. Wajahnya menegang. Ia bangkit tiba-tiba. "Aku akan pergi dan memeriksanya. Mungkin mereka butuh bantuan."

Saisnya ikut beranjak dan turun dari kotak pengemudi.

Lalu lintas kembali melambat seiring dengan para penonton yang mulai penasaran untuk melihat apa yang terjadi.

Para pejalan kaki berkumpul di sekitar persimpangan untuk melihat ke tengah kerumunan.

Sejumlah wanita terperangah melihat kemunculan Nazareth di tengah-tengah mereka, seolah menyaksikan malaikat yang turun dari surga.

Tak heran, mengingat paras Nazareth yang luar biasa rupawan ditambah gaya berpakaiannya yang elegan khas aristokrat.

Dengan hening, mereka membuka jalan untuk membiarkan pria berwajah lancip putih porselen itu lewat.

Kelopak mata pria paruh baya yang tergeletak di tengah kerumunan itu bergetar.

Dia masih hidup! pikir Nazareth.

Ia membungkuk di atas kepala pria paruh baya yang terkapar itu dan memeriksa luka menganga di bahunya. "Tulang cakra," gumamnya terkejut.

Pria paruh baya itu terperangah dengan gemetar dan mata terbelalak, seolah bisa merasakan bahwa pada akhirnya ada seseorang yang bisa mengerti apa yang dialaminya.

Tulang cakra adalah atribut spiritual yang didapat dari peri monster---sejenis binatang spiritual yang berhasil ditaklukkan dan diserap energinya untuk meningkatkan kekuatan peri pelindung.

Beberapa peri monster yang sudah berusia ratusan ribu tahun memiliki cakra pelindung seperti baju zirah yang menyatu dalam daging dan menjadi bagian dari tubuh manusia yang menaklukkannya. Dan itu adalah benda pusaka paling langka impian semua master bela diri spiritual.

Untuk bisa merebut tulang cakra dari seseorang, harus memotong bagian tubuh yang memiliki tulang cakra tersebut.

Tapi tentu tak mudah mengingat rata-rata pemilik tulang cakra adalah seorang master bela diri spiritual yang sudah mencapai level leluhur, kecuali jika si penyerang merupakan master dengan level yang lebih tinggi.

Siapa pun dia yang telah merampok tulang cakra pria paruh baya ini bukanlah orang yang sederhana.

"Bantu aku menaikkannya ke dalam kereta!" perintah Nazareth pada saisnya.

Dua orang pria membantu menggotong pria paruh baya itu dan menaikkannya ke dalam kereta Nazareth, kemudian membaringkannya di lantai kereta.

"Putar balik!" instruksi Nazareth pada saisnya. "Cari balai pengobatan terdekat."

Nazareth berjongkok di dekat pria paruh baya itu dan memegangi lengannya untuk menahan guncangan selama perjalanan.

Pria paruh baya itu menggenggam pergelangan tangannya dan mengeluarkan sesuatu dari balik jubah armornya, kemudian menaruhnya ke telapak tangan Nazareth.

"Anda seorang perwira pasukan abadi?" Nazareth bertanya sambil menatap lencana di telapak tangannya dengan terkejut. "Tak heran Anda memiliki tulang cakra," katanya.

"Berikan ini pada keluargaku," pinta pria paruh baya itu dengan suara tercekat. "Putriku… putriku mendaftar Pencarian Bakat Tahunan untuk membangkitkan peri pelindungnya di balai budaya…"

"Bertahanlah, Sir!" Nazareth menggenggam tangan pria paruh baya itu untuk memberi dukungan. "Beritahu saya, siapa nama Anda!"

"Aku Katz…" tiba-tiba suara pria paruh baya itu seolah menguap.

"Kapten!" Nazareth tergagap dan membeku. Lalu mendesah berat seraya melemas tak berdaya. Ia mengusap kelopak mata pria paruh baya itu dengan jarinya, lalu menoleh pada saisnya. "Ah—Xen! Kita tak jadi ke balai pengobatan," katanya. "Cari saja markas tentara daerah!"

Sais itu menoleh dengan alis bertautan, lalu mengintip ke dalam melewati bahu tuannya, kemudian mengerjap dengan raut wajah muram dan mengalihkan perhatiannya kembali ke depan.

Tak lama berselang, kereta kuda mereka akhirnya berhenti di gerbang markas tentara daerah.

.

.

.

Sembilan Pejabat Pencari Bakat dari sembilan aliansi paling bergengsi di Negeri Peri sudah mulai terlihat bosan setelah ratusan remaja melangkah ke tengah arena dan berbalik dengan kedua lengan menggantung lemas di sisi tubuhnya.

Rata-rata mereka memiliki peri pelindung yang cukup kuat tapi tidak satu pun memiliki karunia cahaya.

Beberapa di antaranya memiliki bakat spiritual dengan level yang sangat rendah dengan peri pelindung tidak berguna seperti tanaman atau perkakas berkebun.

Ada juga yang memiliki bakat spiritual yang memadai, tapi lagi-lagi peri pelindung mereka tidak berguna.

"Sudah empat kota, tapi hasilnya begini-begini saja," salah satu dari pencari bakat mulai bersungut-sungut. "Apakah tahun ini tidak ada harapan?"

Yang lainnya tidak menjawab. Hanya terdiam dengan raut wajah datar. Kedua tangan mereka bersilangan di depan tubuh mereka, mengawasi arena di lantai dasar dari tepi balkon di lantai dua dengan wajah kencang kaum bangsawan.

Dalam hatinya masing-masing, mereka sudah tak sabar untuk segera menyelesaikan agenda tahunan kota Fortress yang—kalau bisa—mereka lebih memilih untuk melupakannya.

Tapi tentu saja tak bisa.

Masih tersisa seratus lebih peserta yang mengantre di belakang arena.

Salah satunya adalah Evelyn.

Sekarang giliran Nadine yang maju ke depan, dan Evelyn bersiap-siap di belakangnya. Merasa sedikit gugup.

Ia menoleh ke bangku penonton di mana ibunya duduk tegak dengan elegan sekaligus arogan khas aristokrat.

Evelyn mendesah kecewa menyadari ayahnya tak kunjung tiba. Lalu terperanjat ketika tepuk tangan meriah menggema ke seluruh aula. Ia menoleh pada kakak sepupunya dan terperangah mendapati peri pelindung yang dimiliki sepupu perempuannya sebuah menara.

Peri pelindung menara merupakan salah satu peri pelindung royal yang hanya dimiliki oleh kaum bangsawan dan kalangan terpandang.

"Anda aristokrat sejati, Nona Muda!" puji si penggali bakat pemilik bola kristal sambil berjalan mendekati Nadine.

Wajah Nadine memerah karena senang.

Terpopuler

Comments

Ichi

Ichi

oooohhhhhh, jadi gameonline skrng ngikutan mereka enih yaaaak 🙄

2023-03-06

0

Ichi

Ichi

ada,, sabar dulu kek 😌🙄

2023-03-06

0

Ichi

Ichi

untung saisnya bukan Beta 😌

2023-03-06

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter-1
2 Chapter-2
3 Chapter-3
4 Chapter-4
5 Chapter-5
6 Chapter-6
7 Chapter-7
8 Chapter-8
9 Chapter-9
10 Chapter-10
11 Chapter-11
12 Chapter-12
13 Chapter-13
14 Chapter-14
15 Chapter-15
16 Chapter-16
17 Chapter-17
18 Chapter-18
19 Chapter-19
20 Chapter-20
21 Chapter-21
22 Chapter-22
23 Chapter-23
24 Chapter-24
25 Chapter-25
26 Chapter-26
27 Chapter-27
28 Chapter-28
29 Chapter-29
30 Chapter-30
31 Chapter-31
32 Chapter-32
33 Chapter-33
34 Chapter-34
35 Chapter-35
36 Chapter-36
37 Chapter-37
38 Chapter-38
39 Chapter-39
40 Chapter-40
41 Chapter-41
42 Chapter-42
43 Chapter-43
44 Chapter-44
45 Chapter-45
46 Chapter-46
47 Chapter-47
48 Chapter-48
49 Chapter-49
50 Chapter-50
51 Chapter-51
52 Chapter-52
53 Chapter-53
54 Chapter-54
55 Chapter-55
56 Chapter-56
57 Chapter-57
58 Chapter-58
59 Chapter-59
60 Chapter-60
61 Chapter-61
62 Chapter-62
63 Chapter-63
64 Chapter-64
65 Chapter-65
66 Chapter-66
67 Chapter-67
68 Chapter-68
69 Chapter-69
70 Chapter-70
71 Chapter-71
72 Chapter-72
73 Chapter-73
74 Chapter-74
75 Chapter-75
76 Chapter-76
77 Chapter-77
78 Chapter-78
79 Chapter-79
80 Chapter-80
81 Chapter-81
82 Chapter-82
83 Chapter-83
84 Chapter-84
85 Chapter-85
86 Chapter-86
87 Chapter-87
88 Chapter-88
89 Chapter-89
90 Chapter-90
91 Chapter-91
92 Chapter-92
93 Chapter-93
94 Chapter-94
95 Chapter-95
96 Chapter-96
97 Chapter-97
98 Chapter-98
99 Chapter-99
100 Chapter-100
101 Chapter-101
102 Chapter-102
103 Chapter-103
104 Chapter-104
105 Chapter-105
106 Chapter-106
107 Chapter-107
108 Chapter-108
109 Chapter-109
110 Chapter-110
111 Chapter-111
112 Chapter-112
113 Chapter-113
114 Chapter-114
115 Chapter-115
116 Chapter-116
117 Chapter-117
118 Chapter-118
119 Chapter-119
120 Chapter-120
121 Chapter-121
122 Chapter-122
123 Chapter-123
124 Chapter-124
125 Chapter-125
126 Chapter-126
127 Chapter-127
128 Chapter-128
129 Chapter-129
130 Chapter-130
131 Chapter-131
132 Chapter-132
133 Chapter-133
134 Chapter-134
135 Chapter-135
136 Chapter-136
137 Chapter-137
138 Chapter-138
139 Chapter-139
140 Chapter-140
141 Chapter-141
142 Chapter-142
143 Chapter-143
144 Chapter-144
145 Chapter-145
146 Chapter-146
147 Chapter-147
148 Chapter-148
149 Chapter-149
150 Chapter-150
151 Chapter-151
152 Chapter-152
153 Chapter-153
154 Chapter-154
155 Chapter-155
156 Chapter-156
157 Chapter-157
158 Chapter-158
159 Chapter-159
160 Chapter-160
161 Chapter-161
162 Chapter-162
163 Chapter-163
164 Chapter-164
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Chapter-1
2
Chapter-2
3
Chapter-3
4
Chapter-4
5
Chapter-5
6
Chapter-6
7
Chapter-7
8
Chapter-8
9
Chapter-9
10
Chapter-10
11
Chapter-11
12
Chapter-12
13
Chapter-13
14
Chapter-14
15
Chapter-15
16
Chapter-16
17
Chapter-17
18
Chapter-18
19
Chapter-19
20
Chapter-20
21
Chapter-21
22
Chapter-22
23
Chapter-23
24
Chapter-24
25
Chapter-25
26
Chapter-26
27
Chapter-27
28
Chapter-28
29
Chapter-29
30
Chapter-30
31
Chapter-31
32
Chapter-32
33
Chapter-33
34
Chapter-34
35
Chapter-35
36
Chapter-36
37
Chapter-37
38
Chapter-38
39
Chapter-39
40
Chapter-40
41
Chapter-41
42
Chapter-42
43
Chapter-43
44
Chapter-44
45
Chapter-45
46
Chapter-46
47
Chapter-47
48
Chapter-48
49
Chapter-49
50
Chapter-50
51
Chapter-51
52
Chapter-52
53
Chapter-53
54
Chapter-54
55
Chapter-55
56
Chapter-56
57
Chapter-57
58
Chapter-58
59
Chapter-59
60
Chapter-60
61
Chapter-61
62
Chapter-62
63
Chapter-63
64
Chapter-64
65
Chapter-65
66
Chapter-66
67
Chapter-67
68
Chapter-68
69
Chapter-69
70
Chapter-70
71
Chapter-71
72
Chapter-72
73
Chapter-73
74
Chapter-74
75
Chapter-75
76
Chapter-76
77
Chapter-77
78
Chapter-78
79
Chapter-79
80
Chapter-80
81
Chapter-81
82
Chapter-82
83
Chapter-83
84
Chapter-84
85
Chapter-85
86
Chapter-86
87
Chapter-87
88
Chapter-88
89
Chapter-89
90
Chapter-90
91
Chapter-91
92
Chapter-92
93
Chapter-93
94
Chapter-94
95
Chapter-95
96
Chapter-96
97
Chapter-97
98
Chapter-98
99
Chapter-99
100
Chapter-100
101
Chapter-101
102
Chapter-102
103
Chapter-103
104
Chapter-104
105
Chapter-105
106
Chapter-106
107
Chapter-107
108
Chapter-108
109
Chapter-109
110
Chapter-110
111
Chapter-111
112
Chapter-112
113
Chapter-113
114
Chapter-114
115
Chapter-115
116
Chapter-116
117
Chapter-117
118
Chapter-118
119
Chapter-119
120
Chapter-120
121
Chapter-121
122
Chapter-122
123
Chapter-123
124
Chapter-124
125
Chapter-125
126
Chapter-126
127
Chapter-127
128
Chapter-128
129
Chapter-129
130
Chapter-130
131
Chapter-131
132
Chapter-132
133
Chapter-133
134
Chapter-134
135
Chapter-135
136
Chapter-136
137
Chapter-137
138
Chapter-138
139
Chapter-139
140
Chapter-140
141
Chapter-141
142
Chapter-142
143
Chapter-143
144
Chapter-144
145
Chapter-145
146
Chapter-146
147
Chapter-147
148
Chapter-148
149
Chapter-149
150
Chapter-150
151
Chapter-151
152
Chapter-152
153
Chapter-153
154
Chapter-154
155
Chapter-155
156
Chapter-156
157
Chapter-157
158
Chapter-158
159
Chapter-159
160
Chapter-160
161
Chapter-161
162
Chapter-162
163
Chapter-163
164
Chapter-164

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!