Chapter-13

"Dari semua poin yang kusebutkan tadi, kusarankan… kau mengembangkan tipe master pengendali!" Nazareth menambahkan.

"Tipe pengendali?" Evelyn mengerutkan keningnya lagi. Gagasan guardiannya tidak sesuai dengan yang ia bayangkan.

Entah apa yang diharapkannya!

"Maksud Anda, menggunakan peri pelindung untuk mengontrol lawan? Menguasai kesempatan untuk bertindak?" Evelyn bertanya tak yakin.

"Benar," Nazareth meyakinkannya. "Berdasarkan hasil penelitianku, peri pelindung rumput liar jenis tanaman rambat bisa berubah bentuk. Sudah pasti paling cocok berkembang di tipe Master Pengendali!"

"Tapi…" Evelyn tertunduk muram. "Tanaman rambat kan mudah putus," katanya kurang percaya diri. "Bagaimana bisa mengikat orang?"

"Begini arah perkembangannya," tukas Nazareth. "Nanti pemilihan cakra spiritualnya ada di dua bagian. Pertama, kekokohan. Kedua…" pria itu menggantung kalimatnya sesaat dan membungkuk mencondongkan wajahnya ke arah Evelyn, kemudian menambahkan, "Racun!"

Kedua mata Evelyn spontan membulat. Tapi bukan karena mendengar kata terakhir guardiannya, melainkan karena wajah tampan itu begitu dekat di depan cuping hidungnya.

"Kelak, seiring peningkatan kekuatan spiritual, peri pelindung juga akan semakin kuat!" Nazareth menambahkan sambil menarik wajahnya menjauh dan meluruskan kembali posisi tubuhnya.

Evelyn mengerang dalam hatinya.

"Setelah kau menyalurkan lebih banyak kekuatan spiritual pada peri pelindungmu, tentu akan semakin kokoh," lanjut Nazareth. "Ditambah dengan keunggulan cakra spiritual, mengikat lawan tak akan sulit. Lalu mengontrol lawan dan meracuninya. Dengan begitu, kau sudah bisa menciptakan metode penyerangan. Kelak senjata rahasia hanya boleh digunakan pada target musuh."

"Hmh!" Evelyn mengangguk tanda mengerti.

"Sementara itu saja dulu," kata Nazareth mengakhiri pelajarannya. "Sekarang, kembali ke kamarmu dan mulailah bermeditasi."

Kenapa rasanya singkat sekali? pikir Evelyn tak ingin pergi. Apa tidak bisa lebih lama lagi?

"Besok, pagi-pagi sekali, temui aku di sini lagi!" Nazareth berpesan sambil beranjak dari tempat duduknya.

"Baik, Master!" Evelyn terpaksa bangkit dan membungkuk, memberi hormat tentara dan berlalu.

Langit masih terang benderang ketika Evelyn melangkah keluar.

Masih terlalu siang!

Namun barisan pohon persik di sekeliling tempat, ditambah pohon-pohon besar di kaki bukit, membuat tempat itu selalu terasa sejuk.

Semilir angin dan gemericik air kolam semakin menambah kesan sejuk.

Evelyn berjalan pelan di sepanjang selasar sambil memandang sekeliling, menikmati pemandangan oriental yang sangat kental, membuatnya merasa seolah sedang berada di negeri timur jauh. Sebuah negeri yang hanya bisa digapai oleh imajinasinya.

Ketika ia mencapai teras kamarnya, sekelebat bayangan melesat keluar dari kegelapan dan menerjang ke arah Evelyn.

Refleks Evelyn yang—tanpa ia sadari—tergolong di atas rata-rata, spontan bereaksi secara naluriah.

Dengan gesit dan spontan, gadis itu memutar sambil melayangkan tendangan ke arah si penyerang.

BUGH!

Si penyerang terdorong ke belakang tapi tak sampai jatuh. Tamu misterius itu membungkuk menekuk perutnya, kemudian melompat ke arah Evelyn sambil mengulurkan sebelah tangannya.

Evelyn menangkap pergelangan tangan si penyerang dan memuntirnya.

BRUAK!

Si penyerang akhirnya terjungkal dan terjerembab di lantai dengan posisi tertelungkup.

Evelyn melompat dan bersiap menjejakkan tumitnya dengan kedua kaki merentang dalam posisi split di udara, tapi suara si penyerang itu membuatnya berhenti seketika.

"Eve—"

Evelyn mendarat dengan sebelah kaki sementara kaki lainnya masih terentang di udara. Dahinya berkerut-kerut ketika ia menunduk untuk melihat sosok di bawahnya.

"Ini aku," pekik si penyerang setengah meringis, lalu berguling dan menarik bangkit tubuhnya dengan susah payah.

"Altair?" Evelyn menurunkan kakinya dan terperangah, lalu berjongkok di sisi pria itu. "Apa yang kau lakukan? Kenapa kau menyerangku?"

"Aku tidak menyerangmu!" bantah Altair terengah-engah. "Kau yang menyerangku!"

"Maafkan aku," sesal Evelyn sambil membantu Altair berdiri.

"Refleksmu bagus," komentar Altair sambil memegangi dadanya yang masih terasa sesak. "Dan… aku tidak mengira kau lumayan kuat!"

"Aku terlahir dengan kekuatan spiritual penuh," kata Evelyn. "Jadi sedikit lebih kuat!"

"Hah?" Altair terperangah. "Kekuatan penuh?" Kedua matanya berkilat-kilat penuh kekaguman.

"Kenapa kau mengendap-endap di belakang kamarku?" tanya Evelyn.

"Aku baru pulang dari hutan di sisi lain bukit!" Altair memberitahu sambil menunjuk jalan setapak di lereng bukit.

Evelyn mengikuti arah telunjuknya dan melihat seikat kayu bakar di jalan setapak itu.

"Aku hanya ingin menyapa saja," Altair menjelaskan.

Evelyn meminta maaf sekali lagi.

"Sudahlah!" kata Altair. "Itu juga bagus untuk melatih refleks! Omong-omong apa kau sudah makan? Barangkali kau tertarik untuk bergabung denganku di kantin asrama?"

"Ah—terima kasih!" ungkap Evelyn. "Tapi aku baru selesai makan."

"Tentu saja," gumam Altair. "Kau Anak Emas Lord Vox. Pasti segala sesuatunya terjamin."

Evelyn menatap Altair dengan mata terpicing. Merasa agak tersinggung. "Anak emas?"

Altair mengerjap ke arah Evelyn dan terkejut mendapati sirat kemarahan di wajah gadis itu. "Maaf, aku hanya bercanda," katanya cepat-cepat. Yah, sebenarnya dia hanya bergurau. Tidak mengira hal itu akan menyinggung Evelyn.

Evelyn tidak menjawab.

Altair memalingkan wajahnya ke seberang pekarangan, mencoba mengalihkan perasaannya yang tak nyaman. "Kuharap kau membiasakan diri," katanya muram. "Di Akademi kau mungkin akan mendengar panggilan itu sepanjang waktu," ia memperingatkan. "Orang-orang di Akademi menjulukimu Anak Emas Lord Vox, termasuk para guardian."

"Aku tahu," kata Evelyn sambil tertunduk. Aku sudah mendengarnya, katanya dalam hati. Ia bahkan bisa merasakan sorot permusuhan di mata guardian wanita yang ditemuinya di aula pendaftaran kemarin. "Hanya saja… aku tidak mengira kau ikut-ikutan."

"Aku hanya bercanda," tukas Altair mengulangi perkataannya. "Aku tidak bermaksud menyinggung perasaanmu, Evelyn!" Ia menambahkan, mencoba meyakinkan Evelyn.

Evelyn menghela napas berat dan memaksakan senyum. "Tidak apa-apa," katanya. "Soal mentraktirku…"

"Ah, sudahlah!" sergah Altair. "Mungkin lain kali…"

"Ya, lain kali saja!" Evelyn memotong cepat-cepat. Raut wajahnya mulai mencair dan senyumannya melembut. "Omong-omong, kenapa hanya kau yang mengambil kayu bakar?"

"Ah—" Altair tersenyum kikuk. "Aku sebenarnya murid paruh waktu," katanya.

"Murid paruh waktu?" Evelyn membelalakkan kedua matanya, menampakkan ekspresi penasaran seorang anak kecil.

"Aku bisa sekolah di sini berkat beasiswa dari kepala desa," cerita Altair. "Tapi kuotanya terbatas hanya sampai semester tiga. Jadi aku bekerja paruh waktu pada Lord Vox untuk dapat melanjutkan sekolah."

Evelyn mengerjap dan tergagap. Tak yakin bagaimana menanggapinya. Di satu sisi, ia merasa tersentuh oleh cerita Altair, namun di sisi lain ia khawatir Altair akan tersinggung jika ia menunjukkan empatinya.

"Lord Vox sangat baik," Altair memberitahu. "Selain upah besar, Lord Vox juga memberikan santunan beasiswa untuk semua murid paruh waktu."

"Semua?" Evelyn bertanya lagi.

"Ya," sahut Altair. "Selain aku, sebenarnya masih ada anak lain yang bekerja paruh waktu. Namun masing-masing mendapat tugas yang disesuaikan dengan bakat dan arah perkembangan peri pelindung. Seperti aku misalnya, aku mendapat tugas paling berat karena aku tipe petarung."

Itu pelajaran yang tadi, pikir Evelyn.

Setelah berbincang-bincang sesaat lagi, Altair akhirnya memohon diri.

Episodes
1 Chapter-1
2 Chapter-2
3 Chapter-3
4 Chapter-4
5 Chapter-5
6 Chapter-6
7 Chapter-7
8 Chapter-8
9 Chapter-9
10 Chapter-10
11 Chapter-11
12 Chapter-12
13 Chapter-13
14 Chapter-14
15 Chapter-15
16 Chapter-16
17 Chapter-17
18 Chapter-18
19 Chapter-19
20 Chapter-20
21 Chapter-21
22 Chapter-22
23 Chapter-23
24 Chapter-24
25 Chapter-25
26 Chapter-26
27 Chapter-27
28 Chapter-28
29 Chapter-29
30 Chapter-30
31 Chapter-31
32 Chapter-32
33 Chapter-33
34 Chapter-34
35 Chapter-35
36 Chapter-36
37 Chapter-37
38 Chapter-38
39 Chapter-39
40 Chapter-40
41 Chapter-41
42 Chapter-42
43 Chapter-43
44 Chapter-44
45 Chapter-45
46 Chapter-46
47 Chapter-47
48 Chapter-48
49 Chapter-49
50 Chapter-50
51 Chapter-51
52 Chapter-52
53 Chapter-53
54 Chapter-54
55 Chapter-55
56 Chapter-56
57 Chapter-57
58 Chapter-58
59 Chapter-59
60 Chapter-60
61 Chapter-61
62 Chapter-62
63 Chapter-63
64 Chapter-64
65 Chapter-65
66 Chapter-66
67 Chapter-67
68 Chapter-68
69 Chapter-69
70 Chapter-70
71 Chapter-71
72 Chapter-72
73 Chapter-73
74 Chapter-74
75 Chapter-75
76 Chapter-76
77 Chapter-77
78 Chapter-78
79 Chapter-79
80 Chapter-80
81 Chapter-81
82 Chapter-82
83 Chapter-83
84 Chapter-84
85 Chapter-85
86 Chapter-86
87 Chapter-87
88 Chapter-88
89 Chapter-89
90 Chapter-90
91 Chapter-91
92 Chapter-92
93 Chapter-93
94 Chapter-94
95 Chapter-95
96 Chapter-96
97 Chapter-97
98 Chapter-98
99 Chapter-99
100 Chapter-100
101 Chapter-101
102 Chapter-102
103 Chapter-103
104 Chapter-104
105 Chapter-105
106 Chapter-106
107 Chapter-107
108 Chapter-108
109 Chapter-109
110 Chapter-110
111 Chapter-111
112 Chapter-112
113 Chapter-113
114 Chapter-114
115 Chapter-115
116 Chapter-116
117 Chapter-117
118 Chapter-118
119 Chapter-119
120 Chapter-120
121 Chapter-121
122 Chapter-122
123 Chapter-123
124 Chapter-124
125 Chapter-125
126 Chapter-126
127 Chapter-127
128 Chapter-128
129 Chapter-129
130 Chapter-130
131 Chapter-131
132 Chapter-132
133 Chapter-133
134 Chapter-134
135 Chapter-135
136 Chapter-136
137 Chapter-137
138 Chapter-138
139 Chapter-139
140 Chapter-140
141 Chapter-141
142 Chapter-142
143 Chapter-143
144 Chapter-144
145 Chapter-145
146 Chapter-146
147 Chapter-147
148 Chapter-148
149 Chapter-149
150 Chapter-150
151 Chapter-151
152 Chapter-152
153 Chapter-153
154 Chapter-154
155 Chapter-155
156 Chapter-156
157 Chapter-157
158 Chapter-158
159 Chapter-159
160 Chapter-160
161 Chapter-161
162 Chapter-162
163 Chapter-163
164 Chapter-164
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Chapter-1
2
Chapter-2
3
Chapter-3
4
Chapter-4
5
Chapter-5
6
Chapter-6
7
Chapter-7
8
Chapter-8
9
Chapter-9
10
Chapter-10
11
Chapter-11
12
Chapter-12
13
Chapter-13
14
Chapter-14
15
Chapter-15
16
Chapter-16
17
Chapter-17
18
Chapter-18
19
Chapter-19
20
Chapter-20
21
Chapter-21
22
Chapter-22
23
Chapter-23
24
Chapter-24
25
Chapter-25
26
Chapter-26
27
Chapter-27
28
Chapter-28
29
Chapter-29
30
Chapter-30
31
Chapter-31
32
Chapter-32
33
Chapter-33
34
Chapter-34
35
Chapter-35
36
Chapter-36
37
Chapter-37
38
Chapter-38
39
Chapter-39
40
Chapter-40
41
Chapter-41
42
Chapter-42
43
Chapter-43
44
Chapter-44
45
Chapter-45
46
Chapter-46
47
Chapter-47
48
Chapter-48
49
Chapter-49
50
Chapter-50
51
Chapter-51
52
Chapter-52
53
Chapter-53
54
Chapter-54
55
Chapter-55
56
Chapter-56
57
Chapter-57
58
Chapter-58
59
Chapter-59
60
Chapter-60
61
Chapter-61
62
Chapter-62
63
Chapter-63
64
Chapter-64
65
Chapter-65
66
Chapter-66
67
Chapter-67
68
Chapter-68
69
Chapter-69
70
Chapter-70
71
Chapter-71
72
Chapter-72
73
Chapter-73
74
Chapter-74
75
Chapter-75
76
Chapter-76
77
Chapter-77
78
Chapter-78
79
Chapter-79
80
Chapter-80
81
Chapter-81
82
Chapter-82
83
Chapter-83
84
Chapter-84
85
Chapter-85
86
Chapter-86
87
Chapter-87
88
Chapter-88
89
Chapter-89
90
Chapter-90
91
Chapter-91
92
Chapter-92
93
Chapter-93
94
Chapter-94
95
Chapter-95
96
Chapter-96
97
Chapter-97
98
Chapter-98
99
Chapter-99
100
Chapter-100
101
Chapter-101
102
Chapter-102
103
Chapter-103
104
Chapter-104
105
Chapter-105
106
Chapter-106
107
Chapter-107
108
Chapter-108
109
Chapter-109
110
Chapter-110
111
Chapter-111
112
Chapter-112
113
Chapter-113
114
Chapter-114
115
Chapter-115
116
Chapter-116
117
Chapter-117
118
Chapter-118
119
Chapter-119
120
Chapter-120
121
Chapter-121
122
Chapter-122
123
Chapter-123
124
Chapter-124
125
Chapter-125
126
Chapter-126
127
Chapter-127
128
Chapter-128
129
Chapter-129
130
Chapter-130
131
Chapter-131
132
Chapter-132
133
Chapter-133
134
Chapter-134
135
Chapter-135
136
Chapter-136
137
Chapter-137
138
Chapter-138
139
Chapter-139
140
Chapter-140
141
Chapter-141
142
Chapter-142
143
Chapter-143
144
Chapter-144
145
Chapter-145
146
Chapter-146
147
Chapter-147
148
Chapter-148
149
Chapter-149
150
Chapter-150
151
Chapter-151
152
Chapter-152
153
Chapter-153
154
Chapter-154
155
Chapter-155
156
Chapter-156
157
Chapter-157
158
Chapter-158
159
Chapter-159
160
Chapter-160
161
Chapter-161
162
Chapter-162
163
Chapter-163
164
Chapter-164

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!