Nazareth baru saja tiba di pintu masuk penonton ketika ia mendengar si pencari bakat bertanya pada seorang gadis di tengah arena, mengulurkan bola kristalnya sambil membungkuk hormat dengan gaya khas bangsawan, "Boleh tahu siapa nama Anda?"
"Katz," jawab gadis di tengah arena gali bakat itu. "Nadine Katz!"
Katz! pikir Nazareth. Diakah putri perwira itu?
Lalu ketika gadis itu meletakkan telapak tangannya di bola kristal, aula besar itu mendadak beku.
Tidak ada reaksi!
Bola kristalnya bahkan tidak berkedip sama sekali.
Nazareth membekap mulutnya dengan kepalan tangan sambil memalingkan wajah, menyembunyikan tawa mengejek.
Si penggali bakat mendengus diam-diam sembari memutar-mutar bola matanya dengan tampang muak.
Para pejabat pencari bakat dari sembilan aliansi bergengsi di sekeliling balkon melemas karena bosan.
"Peri pelindung royal! Bakat spiritualnya tidak ada sama sekali," gumam mereka sangat menyayangkan.
Nazareth baru hendak berbalik dan bergegas menuju lantai bawah untuk menemui Nadine untuk menanyakan apakah gadis itu putri perwira yang ditemuinya di jalan tadi, tapi lalu mendadak berhenti ketika seisi aula kembali membeku.
Ia menoleh sekali lagi ke tengah arena. Sebelah alisnya terangkat tinggi, merasa sedikit… janggal.
Rupanya kemunculan seorang gadis di tengah arena memukau semua orang, bahkan sembilan pejabat kehormatan.
Nazareth mengerutkan keningnya dan mengedar pandang.
Kehadiran gadis muda itu sepertinya telah mengejutkan para bangsawan ini.
Dalam hati, Nazareth tertawa. Yah, aku tak bisa menyalahkan mereka! katanya dalam hati. Daya tarik gadis di tengah arena itu memang bisa membuat orang tak waras.
"Ehem!" Gadis muda di tengah arena itu berdeham. Suaranya menggetarkan para pejabat pencari bakat dan para master penggali bakat dari keterpukauan mereka.
Salah satu pejabat terbatuk perlahan, sementara yang lain bergerak gusar di tempat mereka ketika tiba-tiba tersadar hingga timbul kegelisahan bahwa mereka baru saja mempermalukan diri mereka sendiri.
"Master…" gadis itu mengangkat alisnya dengan sopan. "Dapatkah saya mulai, Sirs?"
"Emm, Nona… tentu, ya. Silahkan!" Sang pimpinan penggali bakat menyahut sedikit gugup. "Boleh kami tahu siapa nama Anda?"
"Evelyn Katz!"
Katz---lagi? pikir Nazareth melengak. Berapa banyak klan Katz di kota ini? ia bertanya-tanya dalam hatinya.
Arena gali bakat mulai berkeredap dan menyala berkelap-kelip. Tujuh lingkaran berwarna-warni seperti pelangi berbentuk cakram telah menyelubungi tubuh Evelyn.
Rasanya hangat sekali, pikir Evelyn. Merasa nyaman berada dalam lingkaran cahaya itu. Seakan sedang berendam dalam kolam air hangat dengan aroma terapi.
Gadis itu mengulurkan sebelah tangannya. Cahaya terang benderang terpancar dari telapak tangannya. Dan muncullah peri pelindungnya.
Untuk sesaat semua orang hanya tergagap disilaukan cahaya dari telapak tangan Evelyn, tapi lalu mengerang ketika semakin jelas bahwa peri pelindung yang dimilikinya merupakan tanaman liar.
Para penggali bakat menarik kembali cakra mereka dan menurunkan tangannya dengan bahu melemas.
"Lagi-lagi peri pelindung tak berguna!" gerutu beberapa orang.
"Berikutnya!" panggil si penggali bakat yang memiliki bola kristal, mulai tak sabar.
"Dengan segala hormat… Sirs!" Evelyn menginterupsi. "Kalian belum menguji bakat spritual saya," protesnya sambil mengerling ke arah bola kristal di tangan salah satu penggali bakat.
Si pemilik bola kristal mengerang bosan, "Tak perlu diuji lagi," katanya meremehkan. "Peri pelindung tak berguna seperti rumput liar belum pernah ada yang punya kekuatan spiritual," cemoohnya.
"Biarkan saya mencobanya," pinta Evelyn tanpa mengurangi rasa hormatnya. "Saya hanya… perlu mengetahuinya."
Para penggali bakat itu saling bertukar pandang satu sama lain.
Salah satu dari mereka menatap Evelyn dengan mata terpicing. Gadis ini sepertinya sedikit berbeda dengan yang lain, pikirnya menimang-nimang. Ia melirik si pemilik bola kristal dan menganggukkan kepalanya sedikit.
Lalu si pemilik bola kristal mendesah kasar. "Baiklah, baiklah!" katanya menyerah. "Menguji bakat spiritual juga takkan membuang banyak waktu." Ia mengulurkan bola kristalnya.
Dan ketika Evelyn menaruh telapak tangannya, bola kristal itu bergetar dan berkeredap. Seisi aula turut bergetar seperti dilanda gempa.
Semua orang menahan napas dan terperangah. Tidak terkecuali Nazareth.
Lalu secara perlahan cahaya putih terang benderang mulai terpancar menyilaukan seluruh tempat.
Si pemilik bola kristal terhenyak dan secara refleks terpaksa mengeluarkan tenaga untuk mempertahankan bola kristal itu tetap berada di tangannya.
SLASH!
Cahaya putih terang itu meledak meliputi seluruh tempat, hingga seluruh aula hanya terlihat putih.
Hening.
Lalu secara perlahan, cahaya putih terang menyilaukan itu berangsur-angsur memudar.
Semua orang mengerjap bersamaan.
Nazareth mengerutkan keningnya. Selama bola kristal menunjukkan reaksi, meski hanya segaris cahaya saja sudah terbukti ada kekuatan spiritual, pikirnya. Lalu cahaya yang menyilaukan ini… mungkinkah… gadis ini jangan-jangan…
"Karunia cahaya penuh!" seru salah satu pejabat pencari bakat.
"Bakat lahir yang luar biasa!" seru yang lainnya.
"Ini pertama kalinya sejak seratus tahun!" seru yang lainnya lagi.
Lalu keheningan menyergap seisi ruangan sekali lagi.
"Nona, ternyata kau terlahir dengan kekuatan spiritual penuh!" si pemilik bola kristal memberitahu.
"Dan apa artinya itu?" Evelyn bertanya dengan ekspresi penasaran seorang anak kecil.
"Kuat-lemahnya peri pelindung yang dibangkitkan, selain bentuknya, kekuatan spiritual juga penting," si pemilik bola kristal itu menjelaskan. Banyak orang setelah peri pelindungnya dibangkitkan tidak memiliki kekuatan spiritual. Sama seperti anak-anak tadi. Orang-orang seperti itu sudah bisa dipastikan tak bisa menjadi master spiritual seumur hidupnya. Jika pada saat kebangkitan peri pelindung seseorang memiliki kekuatan spiritual, meski hanya segaris cahaya saja bisa berkembang melalui latihan. Inilah yang dimaksud dengan karunia cahaya, dan itu artinya kekuatan spiritual alami."
Kekuatan spiritual alami? Evelyn mengerutkan keningnya. Yang diserap bola kristal tadi adalah tenaga dalamku. Jangan-jangan yang dimaksud kekuatan spiritual alami adalah tenaga dalam?
"Tinggi dan rendahnya kekuatan spiritual saat dibangkitkan menentukan tinggi dan rendahnya tingkat yang bisa dicapai master spiritual," pria itu melanjutkan. "Semakin tinggi kekuatan spiritual, semakin cepat kultivasinya. Jadi, yang dimaksud dengan kekuatan spiritual penuh itu adalah… kekuatan cahaya saat pembangkitan telah mencapai tingkat tertinggi."
Evelyn menyimak penjelasan penggali bakat itu dengan dahi berkerut-kerut, mencoba mencerna kata demi kata.
"Setiap sepuluh level peri pelindung memiliki gelar," lanjut si pemilik bola kristal. "Setelah peri pelindung dibangkitkan, gelarnya peri pejuang. Kekuatan spiritual terendah disebut peri pejuang level satu. Paling tinggi disebut peri pejuang level sepuluh. Kekuatan spiritual yang bisa mencapai tingkat tertinggi, level sepuluh adalah kekuatan spiritual penuh."
Mata Evelyn spontan membulat.
"Aku belum pernah menemukan seseorang dengan kekuatan spiritual penuh," kata si pemilik bola kristal lagi. Dulu ketika peri pelindungku dibangkitkan juga kekuatan spiritualku hanya level dua, katanya dalam hati.
"Kekuatan spiritual hanya bisa mencapai level sepuluh?" tanya Evelyn. "Apa tak bisa lebih tinggi lagi?"
Para pejabat pencari bakat dan para master penggali bakat tertawa menanggapinya.
"Tentu saja tidak bisa," jawab si pemilik bola kristal menandaskan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
aik
Rada² mirip Soul Land ya Thor
2023-10-01
2
ɒʞƎ
Kayak'x khusus mc bisa mencapai level diatas sepuluh 😁
2023-03-06
1