Chapter-11

"Aku juga seorang pelajar," pria itu memberitahu. "Aku kakak seniormu. Namaku Altair Nano. Panggil saja aku Altair!"

"Ah—ha ha ha!" Evelyn terkekeh gelisah sambil menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya yang tidak terasa gatal. Lalu meluruskan punggungnya sambil tersipu-sipu. "Maafkan aku," katanya kikuk. "Kukira kau guardian."

Wajahnya kelihatan tua! pikir Evelyn. Bagaimana aku tidak mengira dia guardian?

Altair balas terkekeh tak kalah kikuk. "Aku datang untuk mengantarkan ini," katanya sambil mengulurkan gulungan selimut baru yang dibawanya. "Ini dari Lord Vox!"

"Dia sudah kembali?" Evelyn menerima selimut itu dengan kedua tangannya.

"Ya, sedang berbicara dengan Master Lotz." Altair memberitahu.

"Terima kasih, by the way!" Evelyn mengacungkan selimutnya di depan wajahnya.

Altair hanya tersenyum. "Baiklah," katanya sambil berbalik. "Sampai nanti!"

Evelyn menaruh selimutnya di tempat tidur, kemudian melanjutkan pekerjaannya membersihkan debu.

Tak lama kemudian, muncul lagi pria lain dengan mantel armor yang sama. Namun jauh lebih elegan dengan potongan sedikit berbeda.

Pria itu berdiri di depan kamar Evelyn dengan kedua tangan bersilangan di belakang tubuhnya.

Evelyn menoleh dan terkesiap. Merasa familier dengan wajah tampannya yang takkan tertukar sekaligus merasa tersihir.

Wajah lancip putih porselen dengan mata rubah berwarna gelap dibingkai alis tegas yang sangat serasi dengan hidung mancungnya yang mendongak angkuh di atas sepasang bibir tipis berwarna merah. Bentuk dagunya yang bulat sangat serasi dengan wajah lancipnya.

Dia!

Dia di sini! pikirnya takjub, tercekam oleh euforia gila yang tak terkira.

"Ehem!" Pria itu berdeham sambil mengepalkan sebelah tangannya di depan mulutnya. Suaranya yang datar menyentakkan Evelyn dari keterpukauan.

"Nazareth! Kau sekolah di sini juga?" tanya Evelyn sedikit terlalu antusias tanpa bisa menutupi kekagumannya.

Pria itu mengerutkan keningnya, menatap Evelyn dengan alis tertaut. Sebelah alisnya terangkat tinggi.

Bertepatan dengan itu, Xenephon muncul dari ujung beranda. "Kau sudah kembali?" tanyanya sambil bergegas mendekat ke arah pria itu. Ia berhenti dan menoleh pada Evelyn. "Ini Lord Vox." Ia memberitahu sambil melayangkan sebelah tangannya ke arah Nazareth. "Guardianmu!"

"Ma—master?" Evelyn tergagap dengan mata dan mulut membulat. Lalu menoleh pada guardiannya dengan wajah memucat.

Habislah aku! katanya dalam hati. Lalu berlutut dan bersujud di depan pria itu sebanyak tiga kali.

"Apa yang kau lakukan?" Nazareth membungkuk dan meraup kedua bahu Evelyn, kemudian menghela gadis itu berdiri.

"Ma–-maaf!" kata Evelyn terbata-bata. Ia membayangkan Lord Vox mungkin seusia ayahnya atau bahkan lebih tua. Tidak mengira pemilik akademi ini seusia para guardian. Sebagai pemilik akademi yang juga seorang ketua organisasi elit global, bukankah dia terlalu muda? pikirnya. "Saya tidak tahu Anda adalah Lord Vox!"

"Gadis bodoh," Nazareth tersenyum tipis. "Tak perlu berlutut untuk meminta maaf," katanya menasihati. "Itu hanya boleh dilakukan kepada raja dan orang tua. Kau hanya perlu membungkuk saja."

Evelyn membungkuk pada Nazareth. "Sehari sebagai guru, seumur hidup sebagai orang tua," katanya penuh khidmat. "Lagi pula Anda adalah Ketua Ordo Angelos. Anda adalah seorang raja. Anda layak menerima sujud saya."

Nazareth melirik Xenephon dengan tatapan mencela. Kau memberitahu dia?

Xenephon hanya mengangkat bahu dengan ekspresi tak berdaya.

Nazareth tertunduk menatap Evelyn. "Dengar," katanya memperingatkan. "Mengenai jati diriku yang lain… jangan pernah katakan pada siapa pun. Apa kau mengerti?"

Evelyn mengerjap dan memberanikan diri untuk menatap wajah guardiannya.

"Jangan katakan pada siapa pun kalau aku ketua ordo," ulang Nazareth.

"Aku mengerti," jawab Evelyn sambil kembali membungkuk.

"Lanjutkan pekerjaanmu dan beristirahatlah!" perintah Nazareth sambil berbalik memunggungi Evelyn. "Aku akan mengirim seseorang untuk makan malammu!"

"Baik, Master. Terima kasih!" Evelyn membungkuk semakin dalam.

Tak lama kemudian, Nazareth bergegas ke ruangannya di ujung lorong diikuti Xenephon.

"Kenapa kau memberinya informasi yang berbahaya?" Nazareth mendesis tajam pada Xenephon setelah mereka sampai di beranda kamar Nazareth.

"Dia akan tetap diburu meski tak mengetahui informasi yang berbahaya," sanggah Xenephon dengan raut wajah yang sama datarnya dengan Nazareth.

"Tapi ini masih terlalu dini, Xen!" sergah Nazareth, masih dalam bisikan tajam.

"Dia memiliki kekuatan spiritual penuh," tukas Xenephon tanpa beban sedikit pun. "Dia sudah siap untuk mendapatkan cakra pertamanya. Selebihnya tinggal bergantung padamu dan kultivasinya."

Nazareth menguak pintu geser di depan mereka tanpa menyentuh. Raut wajahnya terlihat masam ketika ia berjalan masuk ke dalam kamarnya dengan langkah-langkah lebar.

Xenephon tidak sedikit pun menunjukkan rasa bersalah. "Tanpa misi berbahaya seseorang takkan berkembang," katanya mengingatkan.

Nazareth mengerang dan menoleh pada Xenephon, menghujamkan tatapan tajam.

Raut wajah Xenephon tidak berubah, tetap datar dan dingin.

Nazareth mendesah kasar, "Sejak awal aku sudah tahu kau sejenis pembunuh berdarah dingin," katanya dengan nada menyindir. "Tapi aku tidak mengira kau juga sejenis mesin yang tidak berperasaan."

"Entah itu akan menjadi kekuatan atau kelemahan," Xenephon balas menyindir. "Tapi aku punya firasat perasaanmu akan menjadi pemicu perang dunia!"

Nazareth langsung terdiam.

Xenephon adalah tangan kanannya di Ordo Angelos. Namun di samping itu, Xenephon juga seorang ahli visi di dunia Master Spiritual. Setiap prediksinya jarang meleset. Bahkan hampir tak pernah.

"Kau tak bisa mengendalikan dua boneka sekaligus tanpa membagi konsentrasi," Xenephon memperingatkan.

Nazareth mengerjap dan menelan ludah. Lalu tertunduk dengan dahi berkerut-kerut.

"Aku tidak memandang perasaanmu sebagai dosa," kata Xenephon. "Tapi kusarankan sebaiknya jangan terlalu berhati-hati dalam merawat rumput liar. Dia tidak serapuh yang kau pikirkan."

Nazareth mengerjap dan menoleh sedikit ke belakang, menatap Xenephon melalui sudut matanya.

"Malam harinya mati terinjak orang, paginya tumbuh kembali!" Xenephon menambahkan. "Hanya saja… jangan biarkan dia ditindas sepanjang waktu. Kau hanya perlu menyiraminya setelah koyak. Dia selalu memiliki kehidupan baru setelah mati ditindas."

Nazareth akhirnya berbalik dan menatap Xenephon dengan mata berbinar-binar.

.

.

.

Keesokan harinya…

Nazareth menyuruh Evelyn berdiri di bawah tiang bendera ordo di tengah lapangan, sementara pelajar lain berlari mengelilinginya untuk melakukan pemanasan.

Master pasti menghukumku karena kesalahan kemarin, pikirnya muram.

Para pelajar lain menatap Evelyn dengan ekspresi mencemooh.

"Anak Emas Lord Vox!"

Terdengar cekikikan.

"Si Rumput Liar!" Seorang gadis mencebik sambil mendelik pada Evelyn.

Evelyn meliriknya sepintas dan tertunduk. Kedua tangannya terlipat di belakang tubuhnya.

Lebih dari seratus pelajar melakukan pemanasan dengan berlari mengelilingi lapangan.

Dua orang guardian mengawasi mereka di puncak tangga di pelataran aula. Mereka adalah Master Lotz dan guardian wanita yang kemarin bertemu Evelyn di aula itu.

Guardian wanita itu bernama Dea Proka. Lebih akrab disapa Lady Die. "Aku takkan mengeluh jika memang anak itu benar-benar berpotensi seperti kata Master Claus," katanya pada Master Lotz.

"Dia terlahir dengan kekuatan penuh," Master Lotz mengingatkan. "Dia bahkan tak perlu melewati latihan untuk mendapatkan cakra pertamanya. Kurasa pemanasan itu hanya untuk mengulur waktu sementara Master Claus mengurus persiapan."

"Tapi rumput liar bisa menjadi apa?" Lady Die menanggapi dengan skeptis. "Peri pelindung tidak berguna tetap saja tidak berguna!"

"Apa hak kita mencampuri urusan pemilik akademi?" tukas Master Lotz.

"Aku hanya tak habis pikir," sanggah Lady Die. "Aku jadi curiga Lord Vox menginginkannya untuk tujuan pribadi!"

"Kalau ya, memangnya kenapa?" Suara seseorang di belakang mereka menyentakkan kedua guardian itu. "Ada yang keberatan?"

Terpopuler

Comments

adi_nata

adi_nata

ya itulah istimewanya tanaman liar.

2023-12-19

2

adi_nata

adi_nata

apakah tidak lebih tepat menggunakan kata saya.

"Saya mengerti."

2023-12-19

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter-1
2 Chapter-2
3 Chapter-3
4 Chapter-4
5 Chapter-5
6 Chapter-6
7 Chapter-7
8 Chapter-8
9 Chapter-9
10 Chapter-10
11 Chapter-11
12 Chapter-12
13 Chapter-13
14 Chapter-14
15 Chapter-15
16 Chapter-16
17 Chapter-17
18 Chapter-18
19 Chapter-19
20 Chapter-20
21 Chapter-21
22 Chapter-22
23 Chapter-23
24 Chapter-24
25 Chapter-25
26 Chapter-26
27 Chapter-27
28 Chapter-28
29 Chapter-29
30 Chapter-30
31 Chapter-31
32 Chapter-32
33 Chapter-33
34 Chapter-34
35 Chapter-35
36 Chapter-36
37 Chapter-37
38 Chapter-38
39 Chapter-39
40 Chapter-40
41 Chapter-41
42 Chapter-42
43 Chapter-43
44 Chapter-44
45 Chapter-45
46 Chapter-46
47 Chapter-47
48 Chapter-48
49 Chapter-49
50 Chapter-50
51 Chapter-51
52 Chapter-52
53 Chapter-53
54 Chapter-54
55 Chapter-55
56 Chapter-56
57 Chapter-57
58 Chapter-58
59 Chapter-59
60 Chapter-60
61 Chapter-61
62 Chapter-62
63 Chapter-63
64 Chapter-64
65 Chapter-65
66 Chapter-66
67 Chapter-67
68 Chapter-68
69 Chapter-69
70 Chapter-70
71 Chapter-71
72 Chapter-72
73 Chapter-73
74 Chapter-74
75 Chapter-75
76 Chapter-76
77 Chapter-77
78 Chapter-78
79 Chapter-79
80 Chapter-80
81 Chapter-81
82 Chapter-82
83 Chapter-83
84 Chapter-84
85 Chapter-85
86 Chapter-86
87 Chapter-87
88 Chapter-88
89 Chapter-89
90 Chapter-90
91 Chapter-91
92 Chapter-92
93 Chapter-93
94 Chapter-94
95 Chapter-95
96 Chapter-96
97 Chapter-97
98 Chapter-98
99 Chapter-99
100 Chapter-100
101 Chapter-101
102 Chapter-102
103 Chapter-103
104 Chapter-104
105 Chapter-105
106 Chapter-106
107 Chapter-107
108 Chapter-108
109 Chapter-109
110 Chapter-110
111 Chapter-111
112 Chapter-112
113 Chapter-113
114 Chapter-114
115 Chapter-115
116 Chapter-116
117 Chapter-117
118 Chapter-118
119 Chapter-119
120 Chapter-120
121 Chapter-121
122 Chapter-122
123 Chapter-123
124 Chapter-124
125 Chapter-125
126 Chapter-126
127 Chapter-127
128 Chapter-128
129 Chapter-129
130 Chapter-130
131 Chapter-131
132 Chapter-132
133 Chapter-133
134 Chapter-134
135 Chapter-135
136 Chapter-136
137 Chapter-137
138 Chapter-138
139 Chapter-139
140 Chapter-140
141 Chapter-141
142 Chapter-142
143 Chapter-143
144 Chapter-144
145 Chapter-145
146 Chapter-146
147 Chapter-147
148 Chapter-148
149 Chapter-149
150 Chapter-150
151 Chapter-151
152 Chapter-152
153 Chapter-153
154 Chapter-154
155 Chapter-155
156 Chapter-156
157 Chapter-157
158 Chapter-158
159 Chapter-159
160 Chapter-160
161 Chapter-161
162 Chapter-162
163 Chapter-163
164 Chapter-164
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Chapter-1
2
Chapter-2
3
Chapter-3
4
Chapter-4
5
Chapter-5
6
Chapter-6
7
Chapter-7
8
Chapter-8
9
Chapter-9
10
Chapter-10
11
Chapter-11
12
Chapter-12
13
Chapter-13
14
Chapter-14
15
Chapter-15
16
Chapter-16
17
Chapter-17
18
Chapter-18
19
Chapter-19
20
Chapter-20
21
Chapter-21
22
Chapter-22
23
Chapter-23
24
Chapter-24
25
Chapter-25
26
Chapter-26
27
Chapter-27
28
Chapter-28
29
Chapter-29
30
Chapter-30
31
Chapter-31
32
Chapter-32
33
Chapter-33
34
Chapter-34
35
Chapter-35
36
Chapter-36
37
Chapter-37
38
Chapter-38
39
Chapter-39
40
Chapter-40
41
Chapter-41
42
Chapter-42
43
Chapter-43
44
Chapter-44
45
Chapter-45
46
Chapter-46
47
Chapter-47
48
Chapter-48
49
Chapter-49
50
Chapter-50
51
Chapter-51
52
Chapter-52
53
Chapter-53
54
Chapter-54
55
Chapter-55
56
Chapter-56
57
Chapter-57
58
Chapter-58
59
Chapter-59
60
Chapter-60
61
Chapter-61
62
Chapter-62
63
Chapter-63
64
Chapter-64
65
Chapter-65
66
Chapter-66
67
Chapter-67
68
Chapter-68
69
Chapter-69
70
Chapter-70
71
Chapter-71
72
Chapter-72
73
Chapter-73
74
Chapter-74
75
Chapter-75
76
Chapter-76
77
Chapter-77
78
Chapter-78
79
Chapter-79
80
Chapter-80
81
Chapter-81
82
Chapter-82
83
Chapter-83
84
Chapter-84
85
Chapter-85
86
Chapter-86
87
Chapter-87
88
Chapter-88
89
Chapter-89
90
Chapter-90
91
Chapter-91
92
Chapter-92
93
Chapter-93
94
Chapter-94
95
Chapter-95
96
Chapter-96
97
Chapter-97
98
Chapter-98
99
Chapter-99
100
Chapter-100
101
Chapter-101
102
Chapter-102
103
Chapter-103
104
Chapter-104
105
Chapter-105
106
Chapter-106
107
Chapter-107
108
Chapter-108
109
Chapter-109
110
Chapter-110
111
Chapter-111
112
Chapter-112
113
Chapter-113
114
Chapter-114
115
Chapter-115
116
Chapter-116
117
Chapter-117
118
Chapter-118
119
Chapter-119
120
Chapter-120
121
Chapter-121
122
Chapter-122
123
Chapter-123
124
Chapter-124
125
Chapter-125
126
Chapter-126
127
Chapter-127
128
Chapter-128
129
Chapter-129
130
Chapter-130
131
Chapter-131
132
Chapter-132
133
Chapter-133
134
Chapter-134
135
Chapter-135
136
Chapter-136
137
Chapter-137
138
Chapter-138
139
Chapter-139
140
Chapter-140
141
Chapter-141
142
Chapter-142
143
Chapter-143
144
Chapter-144
145
Chapter-145
146
Chapter-146
147
Chapter-147
148
Chapter-148
149
Chapter-149
150
Chapter-150
151
Chapter-151
152
Chapter-152
153
Chapter-153
154
Chapter-154
155
Chapter-155
156
Chapter-156
157
Chapter-157
158
Chapter-158
159
Chapter-159
160
Chapter-160
161
Chapter-161
162
Chapter-162
163
Chapter-163
164
Chapter-164

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!