"My Lord!" Master Lotz dan Lady Die tersentak dan membungkuk serempak.
Nazareth tahu-tahu sudah berdiri di pelataran itu didampingi Xenephon.
Lady Die membeku dengan wajah memucat.
Nazareth melewati mereka tanpa bicara lagi, lalu berjalan menuruni tangga, melintasi lapangan dan berhenti di dekat tiang bendera.
Semua anak berhenti berlari dan membungkuk pada pria itu.
Nazareth mengabaikan mereka semua dan menoleh pada Evelyn. "Ikut aku!" perintahnya dengan raut wajah datar.
Evelyn membungkuk sekilas dan bergegas mengikutinya.
Sayup-sayup terdengar riuh rendah suara semua orang yang mulai berkasak-kusuk dalam gumaman rendah seperti dengung lebah yang sedang gelisah, mengambang melewati pekarangan.
Evelyn tidak menoleh. Tapi ia bisa merasakan tatapan mereka membakar punggungnya.
Dalam beberapa detik, dua pria berparas seperti malaikat jatuh itu sudah bergegas melintasi teras samping asrama, mengarahkan Evelyn ke dalam taman, melewati bak-bak bunga, pepohonan dan rumpun-rumpun tanaman rambat menuju puncak bukit persik di sudut terpencil Akademi.
Mencapai teras pondok di puncak bukit terpencil itu, Xenephon menyisi ke teras samping, sementara Nazareth membimbing Evelyn ke ruang baca pribadinya dan mempersilahkan gadis itu duduk di depan sebuah meja rendah di dekat jendela bulat di sisi ruangan itu.
Evelyn duduk bersila berseberangan dengan gurunya.
Cahaya redup matahari yang tersaring pepohonan rindang menyelinap masuk dari jendela bulat di samping mereka, menyisipkan bayang-bayang ranting dan bunga persik ke dalam ruangan, membentuk lukisan siluet di permukaan meja.
Beberapa saat kemudian, Xenephon muncul di ambang pintu dan melangkah masuk ke dalam ruangan membawa nampan berisi makanan dan sepoci teh.
"Makanlah dulu!" Xenephon menurunkan isi nampannya dan menata sepaket makanan di depan Evelyn.
Evelyn menatap ragu makanan itu dan menoleh pada Nazareth di seberang meja.
"Makanlah!" Nazareth menanggapi tanpa mengangkat wajahnya, pria itu sedang membolak-balik halaman sebuah buku tebal. "Di masa pertumbuhan tak boleh kurang makan," katanya dengan raut wajah datar.
Evelyn menoleh lagi pada Xenephon dan tersenyum. "Terima kasih, Master!" ungkapnya dengan sopan.
Xenephon balas tersenyum. "Makanlah sebelum dingin!" katanya sambil meninggalkan ruangan.
Evelyn mengangguk singkat dan mulai menyantap makanannya.
Setelah gadis itu selesai makan, Xenephon kembali ke dalam ruangan untuk membereskan semuanya, merapikan meja, kemudian membawa semua perangkat makan dan nampan tadi keluar ruangan.
"Tunjukkan padaku peri pelindungmu!" instruksi Nazareth setelah Xenephon keluar.
Evelyn mengulurkan telapak tangannya dan mulai berkonsentrasi. Sejurus kemudian cahaya putih terang keluar dari telapak tangannya bersama setangkai tanaman ivy berdaun tiga.
Nazareth mengamatinya dalam waktu yang lama. "Baik, simpanlah kembali!" katanya kemudian.
Evelyn menutup telapak tangannya dan seketika tanaman itu menghilang bersama cahaya tadi.
"Besok pagi, aku akan membawamu mencari cakra spiritual yang cocok supaya kau bisa berkembang menjadi Master Spiritual," kata Nazareth. Raut wajahnya tetap datar dan dingin.
Tapi tidak mengurangi ketampanannya, pikir Evelyn tidak terfokus pada pembicaraan gurunya.
"Sekarang katakan pendapatmu mengenai tanaman ivy berdaun tiga!" Suara datar Nazareth membuat Evelyn mengerjap dan tergagap.
"Ah—" Evelyn buru-buru tertunduk dengan wajah merona. "Banyak orang mengatakan rumput liar adalah peri pelindung tidak berguna," tuturnya terbata-bata. "Tapi menurutku segala hal di alam semesta memiliki keunikannya masing-masing. Bahkan rumput liar sekalipun, keberadaannya pasti memiliki arti dan manfaat."
"Pandangan yang bagus," Nazareth menanggapi. Raut wajahnya tidak berubah. "Sekarang biar kuberitahu arah perkembangan peri pelindung."
Evelyn berusaha untuk memfokuskan perhatiannya pada pembicaraan. Dan itu tak mudah mengingat daya tarik guardiannya tak dapat ditawar.
"Dimulai dari pembagian jenis peri pelindung," Nazareth memulai penjelasannya. "Peri pelindung terbagi menjadi dua bagian. Peri Monster dan Peri Senjata. Peri pelindung monster dibentuk dari gabungan tubuh dan peri pelindung, menggabungkan kekuatan monster pada tubuh dan mencapai tingkat penyatuan. Sebut saja, penyatuan peri pelindung!"
Evelyn mencoba memvisualisasikan penjelasan guardiannya ke dalam gambar peraga dalam benaknya. Tapi lagi-lagi isi kepalanya hanya mampu mencetak wajah tampan sang guardian.
Kenapa sulit sekali menyerap pelajaran kalau guardiannya terlalu tampan? katanya dalam hati. Tak bisa menyingkirkan perasaan tertariknya yang tidak pada tempatnya.
"Peri pelindung senjata berbeda," Nazareth melanjutkan. "Kekuatan peri pelindung senjata digunakan terpisah dengan tubuh. Tipe pendukung peri pelindung senjata selain itu juga ada yang bisa dijadikan makanan."
"Memangnya peri pelindung bisa dimakan?" tanya Evelyn polos.
Nazareth tersenyum samar, melontarkan tatapan geli, "Tentu saja bisa," jawabnya datar. "Asalkan peri pelindung tipe makanan, apa pun bisa dimakan. Anggaplah peri pelindung sebagai sumber kekuatan. Dengan memakannya, artinya seseorang sedang menyerap kekuatan."
"Maksudnya, peri pelindung senjata digunakan untuk mendukung?" tanya Evelyn, menyela guardiannya lagi.
"Tidak selalu," sahut Nazareth---masih tetap datar. "Master peri senjata dan master peri tempur memiliki perbedaan dan persamaan. Beberapa peri pelindung senjata juga bisa menjadi peri tempur."
Evelyn mengerutkan keningnya, menatap guardiannya dengan ekspresi menunggu---menunggu guardiannya melanjutkan penjelasan.
"Setiap peri master memiliki arah perkembangannya masing-masing," seolah bisa membaca pikiran Evelyn, Nazareth melanjutkan penjelasannya. "Contohnya tipe makanan, tipe pengawas, tipe petarung, tipe pengobatan, tipe pengendali dan lain-lain. Setelah memastikan arah perkembangan peri pelindung, kelak dalam proses mengambil cakra spiritual tidak akan ada kondisi cakra yang bertentangan."
Hening.
Evelyn tercenung, sementara Nazareth menunggu gadis itu bereaksi.
"Lalu… menurut Master, aku seharusnya berkembang ke arah mana?" tanya Evelyn. "Semua orang bilang peri pelindung tidak berguna selamanya tidak berguna."
Nazareth tersenyum tipis. "Berdasarkan penelitianku selama ini, rumput liar, terutama tanaman rambat memiliki kelebihan juga."
Mata Evelyn berbinar-binar penuh harapan.
"Yang pertama, menggunakan rumput liar hanya membutuhkan sedikit energi spiritual. Kedua, bisa dijumpai di mana saja, mudah membingungkan lawan. Ketiga, arah perkembangannya sangat luas, tidak akan menolak cakra spiritual!"
"Menolak?" Evelyn tidak mengerti.
"Jika peri pelindung dan cakra spiritual bertentangan, saat menautkan cakra spiritual pada peri pelindung, maka akan muncul tanda penolakan," jelas Nazareth.
Evelyn terdiam, mencoba mencerna penjelasan guardiannya.
"Masih ada lagi kelebihan peri pelindung rumput liar," Nazareth menambahkan.
Evelyn spontan mendongak menatap guardiannya.
"Namun hal itu hanya ada di dalam dirimu saja!"
"Aku?" Evelyn tertunduk dengan raut wajah berkerut-kerut.
"Ya," Nazareth menatap Evelyn dengan raut wajah serius. "Rata-rata Master Spiritual yang memiliki peri pelindung rumput liar, saat dibangkitkan, kekuatan spiritualnya terlalu kecil. Kultivasinya juga akan meningkat dengan lambat. Di dunia spiritual, belum ada master spiritual yang kuat dengan peri pelindung rumput liar. Tapi kau berbeda. Kau terlahir dengan kekuatan spiritual penuh. Ini adalah kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain!"
Evelyn merasa sedikit berbesar hati mendengar pujian guardian tampannya.
Tunggu dulu! Apa itu pujian? katanya dalam hati. Berdebar-debar karena senang. Hatinya berbunga-bunga.
Dipuji begitu saja sudah setengah gila!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
adi_nata
Xenephon atau Evelyn ? 🤔
2023-12-19
2