Bab 17: Hutang Fiktif

"Permintaanmu berlebihan, Jun ...." Yunita merasa terbebani dengan permintaan Arjun.

"Aku tidak tahu lagi harus meminta bantuan kepada siapa. Bahkan Rima sudah tak punya keluarga. Kamu satu-satunya orang yang paling dekat dengan Rima." Arjun terus berusaha mempengaruhi Yunita agar mau menerima tawarannya.

"Baiklah, coba nanti aku atur waktu supaya bisa mengatur waktu bertemu Rima."

Arjun tersenyum lega. Ia harap istrinya segera bisa pulih seperti sedia kala.

Pesanan yang mereka inginkan akhirnya datang. Keduanya menyantap dengan nikmat sembari berbincang-bincang.

"Oh, iya. Bagaimana kabar ibumu? Apa dia sudah sembuh?" tanya Arjun.

Yunita tertegun sejenak. "Pfffttt ... Hahaha ...." ia tak bisa menahan tawanya.

Arjun menatap Yunita heran. "Kenapa kamu malah tertawa?" ia merasa tak ada yang salah dengan pertanyaannya.

"Apa kamu belum tahu? Ibuku sudah meninggal tiga tahun yang lalu. Dulu Rima juga datang ke pemakaman ibuku."

Kini giliran Arjun yang mematung. Masih jelas dalam ingatannya belum ada satu tahun Rima bercerita tentang ibu Yunita yang tengah sakit kanker. Katanya Rima ingin meminjamkan 300 juta untuk operasi ibu Yunita.

"Ibuku meninggal karena sakit kanker, Jun. Waktu itu kami juga menangis berdua karena mematian Ibu." Yunita mengingat kembali kenangannya bersama Rima.

"Lalu ... Apa kamu pernah meminjam uang 300 juta kepada Rima?" tanya Arjun.

"Hah? 300 juta? Mana mungkin aku berani meminjam uang sebanyak itu. Lagi pula, untuk apa juga aku meminjam uang sebanyak itu." Yunita merasa heran dengan pertanyaan Arjun.

"Waktu itu memang Rima memberiku uang 10 juta. Aku sudah berusaha menolaknya, tapi ia memaksaku untuk menerimanya. Apa Rima mengatakan hal seperti itu padamu?" tanya Yunita penasaran.

"Ah, tidak ...." Arjun segera berkilah. "Rima hanya mengatakan telah meminjamkan uangnya kepada seorang teman. Aku kira itu kamu untuk melakukan pengobatan ibumu," katanya.

"Tidak, Jun ... Ibuku sudah lama meninggal. Aku juga sungkan untuk merepotkan orang lain untuk masalahku sendiri. Kalau bisa, aku tidak akan berhutang pada siapa-siapa."

Pengalaman sang ayah yang selalu terjerat hutang tak berkesudahan memberikan pelajaran pada Yunita bahwa ia tidak boleh gampang bergantung pada orang lain. Lebih baik ia hidup apa adanya dari pada harus terlilit hutang. Dan menurutnya orang yang mudah berhutang adalah orang yang murahan dan hina.

Arjun akhirnya tahu bahwa sang istri telah berbohong. Ia tidak menyangka jika Rima bisa melakukan hal semacam itu kepadanya.

"Apa mungkin itu yang menjadi akar permasalahan Rima?" ujar Yunita.

Arjun mencoba mendengarkan pendapat wanita yang ada di hadapannya.

"Siapa tahu dia terlilit hutang yang besar tapi takut memberitahumu, Jun. Kehidupan kalian kan jauh berbeda denganku. Mungkin jeratan hutang Rima sangat banyak. Ini hanya pendapatku saja. Atau bisa jadi ada orang yang berusaha memeras Rima."

Ucapan Yunita cukup masuk akal. Selama ini Arjun kesulitan mencari tahu karena sikap Rima yang sangat tertutup bahkan kepada dirinya.

"Pelan-pelan saja kamu cari tahu, Jun ... Orang yang pernah berusaha bunuh diri pasti jiwanya sangat terguncang. Jangan kamu tambah menekannya. Bukan aku mau membela Rima. Salah atau benar tindakannya, aku harap kamu bisa tetap bersabar kepadanya."

Arjun merasa sedikit lega setelah berbicara dengan Yunita. Wanita itu terlihat dewasa dari cara berbicaranya. Ia tak memperkeruh suasana, bahkan nasihatnya bisa diterima oleh logika.

"Kalau begitu aku mau kembali ke rumah sakit dulu, Yun. Terima kasih atas waktumu," ucap Arjun sembari meletakkan beberapa lembar uang di meja untuk Yunita.

"Arjun ... Kamu ini apa-apaan? Simpan kembali uangmu!" perintah Yunita.

"Tidak apa-apa, ambil saja. Anggap kamu sudah melakukan kerja paruh waktu untuk menemaniku bicara."

Yunita mengambil uang itu dan memasukkannya ke dalam saku baju. "Terima kasih, Jun. Maaf, setelah ini aku masih harus bekerja jadi belum bisa menjenguk Rima," ucapnya.

Arjun hanya tersenyum lalu pergi menuju mobilnya.

Sepanjang perjalanan, Arjun tak bisa fokus menyetir. Ia masih memikirkan kemana istrinya menghabiskan uang sebanyak itu. Bahkan sampai kemarin Rima masih berusaha menutupi temtang yang 300 juta dengan alasan Yunita belum sanggup mengembalikannya.

Sesampainya di rumah sakit. Ia mendekati istrinya yang masih terbaring di sana. Ia mencium kening Rima.

Meskipun belum siuman, wajah Rima mulai terlihat kembali cerah.

"Sayang, apa yang kamu sembunyikan dariku? Kenapa kamu berbohong?" tanya Arjun kepada sang istri yang masih belum sadar itu.

"Pak, makan siang untuk Anda sudah saya siapkan di meja," ucap sang pelayan baru muncul dari arah belakang saat Arjun kembali.

Arjun melihat ke arah meja yang dipenuhi oleh makanan. Padahal ia baru saja makan di luar.

"Apa saya boleh pamit pulang sekarang?" tanya sang pelayan.

"Oh, iya, Bi. Pulanglah sekalian bawa makanan ini untuk orang di rumah. Aku sudah makan di luar," kata Arjun.

"Baik, Pak."

🤎

🤎

🤎

Terpopuler

Comments

muhammad djaidi

muhammad djaidi

kok arjun ingt y tentang kebohongn rima

2023-04-11

0

Uneh Wee

Uneh Wee

seandai nya ri
a jujur te nb tang tes itu ga akan begini jd nya

2023-04-07

0

Lie Hia

Lie Hia

Arjun...jgn selalu ingat tentang kebohongan yg hutang fiktif, lupakanlah, yg penting rima sdh sehat.. yg 300 jgn di ingat2...anggap aja ksh ke aku hehehe

2023-03-12

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Rayuan Ayah Mertua
2 Bab 2: Benih yang Tumbuh
3 Bab 3: Baby Shower
4 Bab 4: Mertua Bejat
5 Bab 5: Kamar Baru
6 Bab 6: Bibit Kecurigaan
7 Bab 7: Sinyal Kebohongan
8 Bab 8: Jeratan Ayah Mertua
9 Bab 9: Beda Nasib
10 Bab 10: Iri Hati
11 Bab 11: Permintaan Perpisahan
12 Bab 12: Jangan Lupakan
13 Bab 13: Kepergian Mertua
14 Bab 14: Percobaan Bunuh Diri
15 Bab 15: Kepanikan Arjun
16 Bab 16: Bertemu Yunita
17 Bab 17: Hutang Fiktif
18 Bab 18: Pesan Mesra
19 Bab 19: Frustasi
20 Bab 20: Amarah
21 Bab 21: Yunita di Klab Malam
22 Bab 22: Akibat Mabuk
23 Bab 23: Melahirkan
24 Bab 24: Baby Renjun
25 Bab 25: Perasaan Arjun
26 Bab 26: Meyakinkan Hati
27 Bab 27: Memilih Pengasuh
28 Bab 28: Kesepakatan
29 Bab 29: Baby Sitter
30 Bab 30: Kepulangan Mertua
31 Bab 31: Perjalanan Pulang
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34: Pandangan Yunita
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Extra Part
87 Papaku Seorang CEO
88 Penghangat Ranjang Suami Orang
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 1: Rayuan Ayah Mertua
2
Bab 2: Benih yang Tumbuh
3
Bab 3: Baby Shower
4
Bab 4: Mertua Bejat
5
Bab 5: Kamar Baru
6
Bab 6: Bibit Kecurigaan
7
Bab 7: Sinyal Kebohongan
8
Bab 8: Jeratan Ayah Mertua
9
Bab 9: Beda Nasib
10
Bab 10: Iri Hati
11
Bab 11: Permintaan Perpisahan
12
Bab 12: Jangan Lupakan
13
Bab 13: Kepergian Mertua
14
Bab 14: Percobaan Bunuh Diri
15
Bab 15: Kepanikan Arjun
16
Bab 16: Bertemu Yunita
17
Bab 17: Hutang Fiktif
18
Bab 18: Pesan Mesra
19
Bab 19: Frustasi
20
Bab 20: Amarah
21
Bab 21: Yunita di Klab Malam
22
Bab 22: Akibat Mabuk
23
Bab 23: Melahirkan
24
Bab 24: Baby Renjun
25
Bab 25: Perasaan Arjun
26
Bab 26: Meyakinkan Hati
27
Bab 27: Memilih Pengasuh
28
Bab 28: Kesepakatan
29
Bab 29: Baby Sitter
30
Bab 30: Kepulangan Mertua
31
Bab 31: Perjalanan Pulang
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34: Pandangan Yunita
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Extra Part
87
Papaku Seorang CEO
88
Penghangat Ranjang Suami Orang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!