Bab 10: Iri Hati

"Yun, ini ada sedikit uang untukmu," ucap Rima sembari menyodorkan sebuah amplop tebal berwarna coklat.

"Rima ... Kamu apa-apaan, sih? Kalau mau main ke sini ya main aja, nggak perlu seperti ini."

Yunita merasa sungkan melihat Rima menyodorkan amplop tersebut.

"Ambillah, kamu kan memang membutuhkannya," bujuk Rima.

"Tapi, Rim ...." Yunita memang membutuhkan uang. Namun, menerima uang dari sahabatnya serasa membuat dia malu.

"Sudah, ambil saja!" paksa Rima. Ia memberikan uang itu ke tangan Yunita. "Kita sudah seperti saudara. Saling membantu seharusnya menjadi hal yang biasa. Dulu, keluargamu sudah banyak membantuku. Bahkan bantuanku kini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan bantuan kalian."

Rima tak akan pernah melupakan jasa Yunita dan ibunya. Berkat mereka, ia bisa mendapatkan kehangatan keluarga yang bahkan tak bisa didapatkan saat hidup bersama keluarga pamannya.

"Terima kasih ya, Rim. Aku sebenarnya tidak enak hati untuk menerima ini," kata Yunita dengan tangan yang terlihat bergetar. Ia tak menyangka jika hari ini akan kedatangan teman lama dan mendapatkan rejeki yang tak terduga.

Rima tersenyum. "Tidak perlu begitu, aku ini sahabatmu, bukan orang lain," katanya.

Keduanya saling berpelukan. Setelah dua jam kebersamaan mereka membahas banyak hal random, akhirnya Rima harus berpamitan pulang. Sopir pribadinya telah menunggu di depan rumah Yunita untuk menjemput.

***

"Kenapa kamu harus memasak sendiri? Kalau kamu mau, kita bisa beli atau meminta pelayan untuk membuatkannya," ujar Arjun.

Istrinya terlihat bersemangat mempersiapkan berbagai bahan untuk membuat brownies kukus. Ia yang tak tega melihat istinya yang sedang hamil berjibaku sendiri di dapur, akhirnya ikut membantu.

Rima menuangkan bahan-bahan yang telah ditakar ke dalam mesin pengaduk. "Kebetulan aku sedang ingin membuatnya sendiri, Mas. Lagi pula selama hamil aku tidak pernah melakukan apa-apa," ucapnya.

Arjun memeluk Rima dari arah belakang. Ia turut memperhatikan Rima yang tengah mengaduk bahan dengan mesin itu. "Katanya kamu kemarin pergi ke rumah Yunita?" tanyanya.

"Kok Mas Arjun tau?" tanya Rima penasaran. Ia memang tidak mengatakan apa-apa soal kunjungannya ke sana.

"Pak sopir yang memberi tahu. Niatnya kan aku suruh menjemputku di kantor karena sopir yang biasanya sedang mengantar Mama. Katanya tidak bisa karena harus menjemputmu. Jadi, aku diantar pulang oleh asistenku," kata Arjun.

"Ah, maaf ya, Mas. Soalnya aku sudah lama tidak datang ke sana," kata Rima dengan raut wajah bersalah.

"Sudahlah, tidak apa-apa, aku juga bertanya bukan untuk memarahimu. Yunita apa kabar?"

"Dia baik."

"Jadi, setelah sekian lama dia akhirnya bisa mengembalikan uang kita?"

Rima mengerutkan dahi. "Mengembalikan uang?" tanyanya heran.

"Kamu lupa?" kini giliran Arjun yang heran. "Bukannya dulu kamu pernah meminjamkan 300 juta untuk dia? Katanya Ibu Yunita sakit keras."

Mata Rima melebar. Ia benar-benar lupa pernah mengatakan hal seperti itu kepada suaminya. Sebenarnya uang 300 juta ia berikan kepada ayah mertua agar tidak mengungkit lagi urusan di antara mereka.

"Ah, itu ...." Rima berpikir sejenak untuk mencari alasan. "Aku tidak jadi menagihnya, Mas. Kondisi perekonomian Rima sekarang memprihatinkan," kilahnya.

"Maksudnya bagaimana?" tanya Arjun penasaran.

"Ayah Rima itu tukang judi dan mabuk-mabukan, hutangnya banyak. Yunita uangnya habis terus untuk mengurusi ayahnya. Makanya aku belum berani menagih kepadanya. Mas Arjun tidak marah, kan?"

Raut wajah Rima terlihat khawatir. Arjun seperti tengah membaca gelagatnya yang mencurigakan.

"Ya sudah kalau memang belum ada, toh dia juga sahabat baikmu," ucap Arjun sembari mencium pipi istrinya.

Rima merasa lega. "Mas, bantuin bagi adonanya jadi tiga, ya! Aku mau buat brownis tiga warna," pintanya.

"Siap, Sayang."

Arjun turun tangan melakukan apa yang Rima perintahkan. Keduanya melanjutkan acara masak-masak sambil sesekali diselingi canda dan tawa.

Sandi memperhatikan kemesraan yang tengah ditunjukkan Arjun dan Rima di dapur. Keduanya terlihat saling bercanda sembari memasak sesuatu bersama. Sesekali Arjun memeluk tubuh Rima dan mengelus perut buncit itu.

Sandi iri. Ia seolah merasa miliknya sedang direbut oleh ayah tirinya sendiri. Ia merasa yang lebih berhak untuk memeluk wanita itu dan mengusap perut yang menjadi tempat tumbuh benih darinya.

Besok ia sudah harus berangkat ke Amerika Serikat bersama istrinya. Seandainya bisa mengatur, ia ingin Arjun yang pergi ke sana agar dia bisa leluasa mendekati Rima. Namun, situasinya tak begitu menguntungkan.

"Sayang," sapa Suni.

Sandi membalikkan badan, istrinya sudah ada di hadapannya. Ia memasang raut wajah penuh senyuman untuk menutupi perasaan kesalnya.

"Kenapa, Ma?" tanyanya.

"Barang-barang yang besok mau dibawa mana? Kenapa aku lihat belum ada kopermu, Pa?" tanya Suni.

"Ah, aku lupa menyiapkannya. Maaf, Sayang. Ayo, bantu aku berbenah," ucap Sandi.

Ia memeluk pinggang istrinya dan membawa wanita itu masuk ke dalam kamar. Tidak akan ia biarkan Suni mengetahui isi hatinya yang sesungguhnya. Untuk sementara waktu, ia harus menitipi agar tetap berada di rumah itu dan dekat dengan Rima. Jika sudah ada kesempatan, ia pasti akan membawa Rima pergi bersamanya.

🤎

🤎

🤎

Terpopuler

Comments

Lie Hia

Lie Hia

sandi punya hati yg bgitu yaa, serem...berkepribadian ganda...semoga rima di jauhkan dari bahaya

2023-03-09

2

emak ⏤͟͟͞R

emak ⏤͟͟͞R

banyak typonya

2023-03-09

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Rayuan Ayah Mertua
2 Bab 2: Benih yang Tumbuh
3 Bab 3: Baby Shower
4 Bab 4: Mertua Bejat
5 Bab 5: Kamar Baru
6 Bab 6: Bibit Kecurigaan
7 Bab 7: Sinyal Kebohongan
8 Bab 8: Jeratan Ayah Mertua
9 Bab 9: Beda Nasib
10 Bab 10: Iri Hati
11 Bab 11: Permintaan Perpisahan
12 Bab 12: Jangan Lupakan
13 Bab 13: Kepergian Mertua
14 Bab 14: Percobaan Bunuh Diri
15 Bab 15: Kepanikan Arjun
16 Bab 16: Bertemu Yunita
17 Bab 17: Hutang Fiktif
18 Bab 18: Pesan Mesra
19 Bab 19: Frustasi
20 Bab 20: Amarah
21 Bab 21: Yunita di Klab Malam
22 Bab 22: Akibat Mabuk
23 Bab 23: Melahirkan
24 Bab 24: Baby Renjun
25 Bab 25: Perasaan Arjun
26 Bab 26: Meyakinkan Hati
27 Bab 27: Memilih Pengasuh
28 Bab 28: Kesepakatan
29 Bab 29: Baby Sitter
30 Bab 30: Kepulangan Mertua
31 Bab 31: Perjalanan Pulang
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34: Pandangan Yunita
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Extra Part
87 Papaku Seorang CEO
88 Penghangat Ranjang Suami Orang
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 1: Rayuan Ayah Mertua
2
Bab 2: Benih yang Tumbuh
3
Bab 3: Baby Shower
4
Bab 4: Mertua Bejat
5
Bab 5: Kamar Baru
6
Bab 6: Bibit Kecurigaan
7
Bab 7: Sinyal Kebohongan
8
Bab 8: Jeratan Ayah Mertua
9
Bab 9: Beda Nasib
10
Bab 10: Iri Hati
11
Bab 11: Permintaan Perpisahan
12
Bab 12: Jangan Lupakan
13
Bab 13: Kepergian Mertua
14
Bab 14: Percobaan Bunuh Diri
15
Bab 15: Kepanikan Arjun
16
Bab 16: Bertemu Yunita
17
Bab 17: Hutang Fiktif
18
Bab 18: Pesan Mesra
19
Bab 19: Frustasi
20
Bab 20: Amarah
21
Bab 21: Yunita di Klab Malam
22
Bab 22: Akibat Mabuk
23
Bab 23: Melahirkan
24
Bab 24: Baby Renjun
25
Bab 25: Perasaan Arjun
26
Bab 26: Meyakinkan Hati
27
Bab 27: Memilih Pengasuh
28
Bab 28: Kesepakatan
29
Bab 29: Baby Sitter
30
Bab 30: Kepulangan Mertua
31
Bab 31: Perjalanan Pulang
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34: Pandangan Yunita
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Extra Part
87
Papaku Seorang CEO
88
Penghangat Ranjang Suami Orang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!