Bab 6: Bibit Kecurigaan

"Sayang, kamu lihat dokumen perusahaanku tahun lalu?" tanya Arjunia terlihat sibuk mengacak-acak semua berkas yang ada di ruang kerjanya.

"Memang kamu taruh dimana?" tanya Rima.

"Aku lupa, Sayang. Makanya aku tanya kamu."

Rima yang baru saja mengambil susu dari dapur urung meminum susunya. Ia meletakkan susu buatannya di atas meja lalu membantu sang suami mencari barang yang dicari.

Ada banyak tumbukan berkas dan dokumen baik di atas meja kerja maupun rak-rak yang tersusun rapi.

Satu per satu berkas ia periksa untuk mencari dokumen yang mungkin terselip. Namun, ia tak bisa menemukannya.

"Mas, apa mungkin ada di lantai atas? Di kamar lama kita maksudnya," ujar Rima.

"Ah, kamu benar juga!"

Arjun bergegas menuju ke kamar lamanya di lantai atas sementara Rima masih mencari-cari di ruang kerja Arjun.

Di kamar lama barang-barang sebagian memang belum dirapikan. Arjun mencari di deretan dokumen yang tertata di sana.

Bruk!

Tanpa sengaja Arjun menjatuhkan dokumen yang dicarinya ke kolong lemari. Ia sampai harus tiarap untuk mengambil buku tersebut. Saat buku itu ditarik, ia menemukan sampah potongan kertas.

Awalnya ia ingi. Mengabaikan, namun melihat ada tulisan familiar yang dikenalnya, ia memungut potongan kertas itu.

"Hasil pemeriksaan Rumah Sakit Cinta Bunda? Perjanjian Kerahasiaan Hasil Pemeriksaan? 300 Juta rupiah?"

Arjun terkejut membaca tulisan dari sisa-sisa potongan kertas yang tercecer di kolong meja. Ia menghubungkan sedikit informasi itu dengan apa yang pernah terjadi sebelumnya.

Flashback on

7 bulan yang lalu ....

"Mas ...."

Rima memeluk Arjun dengan tingkah manjanya menyambut sang suami yang baru pulang dari kantor.

Arjun juga merasa senang. Ia pulang melihat kondisi istrinya yang terlihat cantik dan telah mengenakan pakaian tidurnya. Tubuh Rima juga wangi aroma sabun yang sudah biasa dipakai.

"Kamu pulang cepat ya, hari ini?" tanya Arjun. Ia sendiri baru pulang karena lembur di kantor.

"Iya, aku di kantor hanya setengah hari untuk mengambil hasil pemeriksaan. Mau lihat nggak?" tanya Rima dengan wajah yang terlihat antusias.

"Kenapa kamu ambil sendirian? Kalau kamu bilang, aku bisa mengantarmu ke rumah sakit," ujar Arjun.

"Hm, tidak apa-apa. Aku tahu kamu sibuk, Mas. Lagian juga boleh salah satu mengambil hasilnya."

Rima menarik tangan Arjun membimbingnya agar duduk di tepi ranjang. Ia ambil sebuah amplop berwarna coklat dan diserahkan kepada suaminya.

Arjun membuka isi ampop itu. Rima memeluk lengan kanannya dan menyandarkan kepala di bahunya sembari ikut melihat dia membaca isi hasil pemeriksaan dari Rumah Sakit Cinta Bunda. Rumah sakit itu tempat keduanya mengecek kesehatan organ reproduksi mereka.

Wajah Arjun terlihat berseri membaca hasil pemeriksaan yang menyatakan bahwa organ reproduksinya sehat tak bermasalah. Begitu pula dengan organ reproduksi istrinya yang dinyatakan baik-baik saja.

"Ini sungguhan kan, Sayang?" tanya Arjun memastikan.

"Benar dong, Mas ... Itu sudah jelas sekali hasil pemeriksaanya. Kita berdua tidak ada masalah!" Rima mengeratkan pelukan di lengan Arjun.

Saking bersemangatnya, Arjun memeluk balik istrinya. Ia bahkan sampai mengajak istrinya berguling di atas ranjang. Kebahagiaan yang dirasakan tak terkira karena ternyata mereka baik-baik saja. Ia menciumi istrinya dengan gemas.

"Tapi, kenapa kamu belum juga hamil, ya? Padahal kita rutin melakukan hubungan badan," kata Arjun.

Rima tersenyum kecut. "Mungkin memang belum waktunya saja, Mas. Kalau kita terus berusaha dan berdoa, aku pasti akan hamil."

"Iya, kamu benar juga. Apa kita langsung mendaftar untuk program inseminasi atau bayi tabung sekalian supaya kamu cepat hamil?" usul Arjun.

Rima langsung terdiam. Arjun akan tahu kalau mereka melakukan pemeriksaan ulang. "Ah, aku rasa itu belum perlu, Mas. Kita coba cara alami saja dulu, ya! Yang penting kita berdua sehat," ucapnya.

"Oke. Bagaimana kalau kita coba cara alami langsung malam ini?" goda Arjun.

"Boleh, tapi Mas Arjun mandi dulu," pinta Rima.

Semangat Arjun bangkit membara. Ia mencium bibir Rima sekilas. "Tunggu aku, ya!" ucapnya sebelum pergi masuk ke dalam kamar mandi.

Perasaan Arjun sangat bahagia. Bahkan rasa lelahnya bekerja sudah tak terasa. Ia bersemangat untuk bercinta dengan istrinya. Kali ini ia bertekad akan melakukan yang terbaik agar Rima bisa cepat hamil.

Arjun melapaskan seluruh pakaian kotor dan memasukkan ke dalam keranjang khusus. "Ah, lupa bawa bathrobe," gumam Arjun saat hendak masuk ke tempat mandi.

Ia berjalan kembali ke arah lemari yang ada di ruang wardrobe untuk mengambil handuk mandi. Samar-samar ia mendengar suara isak tangis dari arah kamar lewat pintu yang tak tertutup sempurna.

Dilihatnya Rima tampak tengah menangis di atas ranjang. Ia merasa heran. "Kenapa dia menangis?" gumamnya.

Arjun bergegas mengenakan bathrobe untuk menutupi tubuh polosnya.

"Sayang, kamu kenapa?" Arjun yang panik langsung berlari menghampiri istrinya.

Rima tampak terkejut melihat suaminya yang telah keluar dari kamar mandi.

"Mas, kok kamu cepat mandinya?" tanya Rima sembari mengusap air matanya. Ia kira Arjun akan perlu cukup lama untuk berada di kamar mandi.

"Aku belum mandi. Mendengar kamu menangis aku jadi khawatir. Kenapa?" tanyanya.

"Aku tidak apa-apa kok, Mas," kilah Rima.

"Kalau tidak ada apa-apa lalu kenapa menangis? Cepat katakan, jangan membuat aku bingung," desak Arjun.

"Em, itu, Mas ...." Rima terlihat kesulitan bicara. "Tadi aku dapat telepon dari Yunita. Mas Arjun kenal, kan?" tanya Rima.

Arjun mengerutkan dahi. "Yunita teman kuliahmu?" tanyanya memastikan.

Rima mengangguk. "Dia bilang ibunya sedang sakit kanker dan butuh biaya segera untuk operasi. Kamu tahu kan, kalau kita sangat dekat dulu. Ibunya sangat baik padaku dan sudah aku anggap sebagai ibuku sendiri," katanya dengan wajah sendu.

"Oh, aku malah baru tahu. Kasihan sekali Yunita. Apalagi ayahnya kan tukang judi." Arjun turut terharu dengan cerita Rima.

"Dia mau pinjam uang 300 juta, Mas. Itu bukan jumlah yang kecil. Apa Mas Arjun mau mengijinkanku membantunya?" pinta Rima.

Arjun tersenyum dan menepuk lembut kepala Rima. "Aku bukan orang yang pelit kalau memang ada orang yang benar-benar butuh, apalagi dia sahabatmu. Nanti aku transfer 300 juta dan kamu boleh pinjamkan uang kepadanya."

"Benar boleh, Mas?" tanya Rima memastikan.

"Tentu saja. Apa sih yang tidak untuk istriku tercinta?"

"Ah, terima kasih ...." Rima memeluk Arjun dengan erat.

"Sudah, ah! Aku mau mandi dulu. Sejak tadi kamu peluk-peluk terus aku jadi ingin menerkammu, Sayang."

Rima tersipu malu dengan ucapan suaminya. "Ya sudah, mandi dulu sana, aku tunggu di sini."

Rima mengerlingkan sebelah matanya nakal. Arjun berlari kembali ke kamar mandi untuk melakukan mandinya yang tertunda.

Flashback off

"Kok sama nominalnya, ya? 300 juta? Perasaan dulu biaya pemeriksaannya tidak sampai semahal ini?"

🤎

🤎

🤎

Terpopuler

Comments

muhammad djaidi

muhammad djaidi

rima jujur j sh

2023-04-08

0

Lie Hia

Lie Hia

wah lama2 terkuak nih semuanya, emang nya bgmn pun hrs jujur...pasti akan ketauan kelak

2023-03-07

2

Bocah Gaming

Bocah Gaming

kasihan rima jd serba salah

2023-03-07

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Rayuan Ayah Mertua
2 Bab 2: Benih yang Tumbuh
3 Bab 3: Baby Shower
4 Bab 4: Mertua Bejat
5 Bab 5: Kamar Baru
6 Bab 6: Bibit Kecurigaan
7 Bab 7: Sinyal Kebohongan
8 Bab 8: Jeratan Ayah Mertua
9 Bab 9: Beda Nasib
10 Bab 10: Iri Hati
11 Bab 11: Permintaan Perpisahan
12 Bab 12: Jangan Lupakan
13 Bab 13: Kepergian Mertua
14 Bab 14: Percobaan Bunuh Diri
15 Bab 15: Kepanikan Arjun
16 Bab 16: Bertemu Yunita
17 Bab 17: Hutang Fiktif
18 Bab 18: Pesan Mesra
19 Bab 19: Frustasi
20 Bab 20: Amarah
21 Bab 21: Yunita di Klab Malam
22 Bab 22: Akibat Mabuk
23 Bab 23: Melahirkan
24 Bab 24: Baby Renjun
25 Bab 25: Perasaan Arjun
26 Bab 26: Meyakinkan Hati
27 Bab 27: Memilih Pengasuh
28 Bab 28: Kesepakatan
29 Bab 29: Baby Sitter
30 Bab 30: Kepulangan Mertua
31 Bab 31: Perjalanan Pulang
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34: Pandangan Yunita
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Extra Part
87 Papaku Seorang CEO
88 Penghangat Ranjang Suami Orang
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 1: Rayuan Ayah Mertua
2
Bab 2: Benih yang Tumbuh
3
Bab 3: Baby Shower
4
Bab 4: Mertua Bejat
5
Bab 5: Kamar Baru
6
Bab 6: Bibit Kecurigaan
7
Bab 7: Sinyal Kebohongan
8
Bab 8: Jeratan Ayah Mertua
9
Bab 9: Beda Nasib
10
Bab 10: Iri Hati
11
Bab 11: Permintaan Perpisahan
12
Bab 12: Jangan Lupakan
13
Bab 13: Kepergian Mertua
14
Bab 14: Percobaan Bunuh Diri
15
Bab 15: Kepanikan Arjun
16
Bab 16: Bertemu Yunita
17
Bab 17: Hutang Fiktif
18
Bab 18: Pesan Mesra
19
Bab 19: Frustasi
20
Bab 20: Amarah
21
Bab 21: Yunita di Klab Malam
22
Bab 22: Akibat Mabuk
23
Bab 23: Melahirkan
24
Bab 24: Baby Renjun
25
Bab 25: Perasaan Arjun
26
Bab 26: Meyakinkan Hati
27
Bab 27: Memilih Pengasuh
28
Bab 28: Kesepakatan
29
Bab 29: Baby Sitter
30
Bab 30: Kepulangan Mertua
31
Bab 31: Perjalanan Pulang
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34: Pandangan Yunita
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Extra Part
87
Papaku Seorang CEO
88
Penghangat Ranjang Suami Orang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!