Bab 16: Bertemu Yunita

"Undur saja pertemuannya minggu depan. Aku tidak bisa full berada di kantor karena istriku masih sakit," ucap Arjun.

Ia tengah menyetir sembari berbicara dengan sekertarisnya lewat earphone yang terpasang di telingan.

"Oh, Pak Handoko tidak bisa minggu depan? Kalau begitu, tanyakan kapan jadwalnya kosong. Minggu ini aku memang tidak bisa."

"...."

"Ya, kalau orangnya tetap keras kepala seperti itu, kita batalkan saja kerjasamanya aku juga tidak masalah. Yang terpenting sekarang adalah kesehatan istriku. Kamu coba handle sendiri, Ali!"

Arjun mematikan sambungan teleponnya. Ia agak kesal dengan salah satu rekan bisnis yang tidak bisa memahami kondisinya. Rima sudah tiga hari belum sadarkan diri sementara pekerjaannya bertambah banyak karena mengurus perusahaan milik ibunya juga.

"Ah! Kenapa Mama pergi aku malah jadi semakin pusing!" gerutunya.

Arjun menatap ke arah indikator bahan bakar mobilnya yang sudah berkelip-kelip. Ia sampai tak menyadari kalau mobilnya sudah beberapa hari tak diisi bahan bakar.

Biasanya memang sopir yang mengurusnya. Namun, karena Rima sakit, ia membawa mobilnya sendiri untuk bolak-balik ke kantor dan rumah sakit. Sementara, Pak Joko ia tugaskan untuk mengantar jemput pelayan rumah yang ia suruh menjaga Rima selama dirinya bekerja.

Arjun membelokkan mobilnya ke pom bensin terdelat. Ia tak mau mobilnya mogok di jalan dan membuatnya lebih kesulitan.

"Selamat siang," sapa salah seorang petugas pom.

"Tolong ...." Ucapan Arjun terhenti saat melihat wajah orang yang dikenalinya. "Loh, Yunita? Kamu bekerja di sini?" tanyanya.

"Arjun ... Iya, aku bekerja di sini." Yunita juga tidak menyangka akan bertemu dengan suami Rima setelah sekian lama.

"Kebetulan sekali kamu di sini. Bisa kita bicara sebentar nanti?"

"Ah, tapi aku belum masuk waktu istirahat."

"Tidak apa-apa, nanti aku tunggu. Sekarang, isikan mobilku dulu sampai full," pinta Arjun.

Yunita lantas mengambil selang pengisi bahan bakar dan mencolokkan pada mobil milik Arjun. Ia mengisinya sampai penuh sesuai permintaan lelaki itu.

"Totalnya satu juta dua ratus, Jun," kata Yunita.

Arjun memberikan sejumlah uang yang Yunita sebutkan. Ia lantas melajukan kembali mobilnya dan memarkirkannya di area dekat kafe minuman untuk menunggu Yunita.

"Cappucino satu."

Arjun memesan segelas minuman sembari menunggu Yunita di sana. Ia mengarahkan pandangan kepada Yunita memperhatikan sahabat istrinya yang tengah bekerja.

Apa yang dikatakan Rima saat itu memang benar. Kondisi Yunita terlihat memprihatinkan. Dari tampilannya saja sudah terlihat lusuh. Ia menjadi merasa iba kepadanya.

Tak berselang lama, saat jam istirahat tiba, Yunita menghampiri Arjun di kafe. Ia masih memakai seragam kerjanya yang lusuh.

"Mau pesan apa, Yun?" tanya Arjun.

"Ah, tidak usah," tolak Yunita yang merasa sungkan.

"Aku sudah menyita waktu istirahatmu. Jadi, setidaknya ijinkan aku membelikanmu makan siang. Sekalian temani aku makan siang juga," kata Arjun.

Ia memanggil seorang pelayan agar mendekat ke arahnya. Ia memesan dua porsi makanan untuk dirinya dan Yunita.

"Kamu dari kantor, ya?" tanya Yunita.

"Iya. Aku baru tahu kalau kamu kerja di sini. Rasanya sudah lama sekali kita tidak bertemu."

"Hahaha ... Iya."

Yunita tersenyum kaku. Ia selalu merasa rendah diri setiap kali bertemu dengan teman-teman lamanya. Sepertinya hanya ia sendiri yang kehidupannya tidak ada perkembangan, bahkan lebih menyedihkan dari pada sebelumnya. Sementara, teman-temannya yang lain sudah menjadi orang-orang yang sukses.

"Dua minggu yang lalu Rima juga baru main ke tempatku."

"Apa kalian sering bertemu?" tanya Arjun.

"Tidak ... Kami sangat jarang bertemu."

"Terakhir kalian bertemu dia cerita apa?"

Yunita berpikir sejenak mengingat kembali apa yang mereka perbincangkan waktu itu. "Tidak banyak, sih, kami hanya saling menanyakan kabar satu sama lain. Dia juga ternyata sudah hamil besar. Selamat, ya ...,"

"Apa ... Rima tidak menceritakan sesuatu yang serius?"

Yunita mengernyitkan dahi. "Apa, ya? Sepertinya obrolan kami biasa-biasa saja," tukasnya.

"Rima mencoba bunuh diri."

"Apa!" Yunita sangat terkejut dengan perkataan Arjun.

"Dia sudah dua hari di rumah sakit tidak sadarkan diri. Dia mencoba memotong pergelangan tangannya sendiri. Makanya aku ingin tanya ke kamu, mungkin dia ada suatu masalah atau apa yang diceritakan kepadamu. Soalnya akhir-akhir ini dia juga selalu murung."

Kabar tentang Rima membuat Yunita syok. Sejak terakhir mereka bertemu, memang mereka tidak saling berkirim pesan. Apalagi dirinya memang sangat sibuk bekerja.

"Rima tidak kelihatan punya masalah apa-apa waktu kami bertemu, Jun. Dia biasa-biasa saja. Meskipun dulu kami dekat, karena sama-sama sibuk, hubungan kami tak seintens dulu."

Arjun menghela napas. Ia bingung untuk mencari tahu apa yang sebenarnya sang istri alami. Setiap kali ditanya Rima hanya menjawab tidak apa-apa.

"Bisa tidak kalau kamu lebih sering bertemu dengan Rima? Dia sedang hamil, aku khawatir dengan kondisi dia dan bayinya," pinta Arjun.

Yunita memegang lehernya. "Aduh, bagaimana, ya? Banyak pekerjaan yang harus aku lakukan setiap hari, Jun."

Yunita sebenarnya kasihan dengan Rima. Namun, ia sendiri punya banyak tanggungan yang harus dipenuhi setiap bulan sehingga ia tak bisa berleha-leha.

"Aku akan membayarmu," tutur Arjun. "Aku akan membayar setiap jam yang kamu luangkan untuk bertemu Rima. Anggap saja kamu bekerja denganku," katanya.

"Rima itu cukup susah terbuka kepada orang lain. Tapi, mungkin kepadamu dia bisa mencurahkan isi hatinya. Anggap saja kamu bekerja sekaligus membantu sahabatmu, Yunita. Aku sangat memohon sekali padamu."

🤎

🤎

🤎

Terpopuler

Comments

Uneh Wee

Uneh Wee

kasian arjun yh

2023-04-07

0

Lie Hia

Lie Hia

syukur klo yunita mo menemani Rima, semoga yaa semua bisa tercurahkan, dan ada jln keluar yg terbaik

2023-03-12

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Rayuan Ayah Mertua
2 Bab 2: Benih yang Tumbuh
3 Bab 3: Baby Shower
4 Bab 4: Mertua Bejat
5 Bab 5: Kamar Baru
6 Bab 6: Bibit Kecurigaan
7 Bab 7: Sinyal Kebohongan
8 Bab 8: Jeratan Ayah Mertua
9 Bab 9: Beda Nasib
10 Bab 10: Iri Hati
11 Bab 11: Permintaan Perpisahan
12 Bab 12: Jangan Lupakan
13 Bab 13: Kepergian Mertua
14 Bab 14: Percobaan Bunuh Diri
15 Bab 15: Kepanikan Arjun
16 Bab 16: Bertemu Yunita
17 Bab 17: Hutang Fiktif
18 Bab 18: Pesan Mesra
19 Bab 19: Frustasi
20 Bab 20: Amarah
21 Bab 21: Yunita di Klab Malam
22 Bab 22: Akibat Mabuk
23 Bab 23: Melahirkan
24 Bab 24: Baby Renjun
25 Bab 25: Perasaan Arjun
26 Bab 26: Meyakinkan Hati
27 Bab 27: Memilih Pengasuh
28 Bab 28: Kesepakatan
29 Bab 29: Baby Sitter
30 Bab 30: Kepulangan Mertua
31 Bab 31: Perjalanan Pulang
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34: Pandangan Yunita
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Extra Part
87 Papaku Seorang CEO
88 Penghangat Ranjang Suami Orang
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 1: Rayuan Ayah Mertua
2
Bab 2: Benih yang Tumbuh
3
Bab 3: Baby Shower
4
Bab 4: Mertua Bejat
5
Bab 5: Kamar Baru
6
Bab 6: Bibit Kecurigaan
7
Bab 7: Sinyal Kebohongan
8
Bab 8: Jeratan Ayah Mertua
9
Bab 9: Beda Nasib
10
Bab 10: Iri Hati
11
Bab 11: Permintaan Perpisahan
12
Bab 12: Jangan Lupakan
13
Bab 13: Kepergian Mertua
14
Bab 14: Percobaan Bunuh Diri
15
Bab 15: Kepanikan Arjun
16
Bab 16: Bertemu Yunita
17
Bab 17: Hutang Fiktif
18
Bab 18: Pesan Mesra
19
Bab 19: Frustasi
20
Bab 20: Amarah
21
Bab 21: Yunita di Klab Malam
22
Bab 22: Akibat Mabuk
23
Bab 23: Melahirkan
24
Bab 24: Baby Renjun
25
Bab 25: Perasaan Arjun
26
Bab 26: Meyakinkan Hati
27
Bab 27: Memilih Pengasuh
28
Bab 28: Kesepakatan
29
Bab 29: Baby Sitter
30
Bab 30: Kepulangan Mertua
31
Bab 31: Perjalanan Pulang
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34: Pandangan Yunita
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Extra Part
87
Papaku Seorang CEO
88
Penghangat Ranjang Suami Orang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!