Klek!
"Sayang ...," panggil Arjun. Ia baru saja kembali dari halaman depan setelah berbicara dengan sopirnya.
Suasana kamar terlihat hening. Ia merasa heran karena Rima tak kunjung keluar dari kamar mandi padahal ia sudah meninggalkannya cukup lama.
"Masa belum selesai juga?" gumamnya.
Memang seharusnya wajar bagi wanita untuk menghabiskan banyak waktu saat mandi atau berdandan. Namun, ia sudah tidak sabar untuk memberitahukan istrinya bahwa hari ini akan mengajak Rima berkemah di area peternakan. Ide itu ia dapatkan dari sopirnya.
"Sayang ...."
Arjun tak sabar jika harus menunggu lebih lama. Ia berjalan masuk menuju kamar mandi untuk menjumpai istrinya.
Saat memasuki ruang wardrobe, Rima juga tidak ada di sana. Di area kamar mandi shower tak menyala. Hanya gorden yang menutupi area bathtube. Ada bayangan Rima di balik tirai itu.
"Sayang," panggil Arjun lagi. Namun, Rima tak juga menggubris panggilannya. Arjun tersenyum. "Pasti dia tertidur," tebaknya.
Arjun meneruskan langkah mendekat. Ia perlahan membuka tirai penutup itu. Tampak Rima yang tengah bersandar pada sisi bathtube sembari memejamkan mata.
"Dia aneh-aneh saja, kenapa bisa tertidur di sini?" katanya sembari geleng-geleng kepala.
Srak!
Ketika tirai terbuka sempurna, barulah Arjun melihat tangan Rima yang terkulai ke bawah bathtube. Darah segar tampak mengalir dari pergelangan tangannya.
"Rima!" teriak Arjun panik.
Ia bahkan menemukan pisau cutter tergeletak di bawah bathtube. Jantung Arjun seakan mau lepas dari tempatnya melihat sang istri terkapar dengan niatan untuk bunuh diri.
Tanpa berpikir lebih jauh, Arjun mengangkat tubuh istrinya keluar dari bathtube. Ia berlari membawanya ke dalam kamar.
Arjun mengambil kotak obat dan membalut luka dipergelangan Rima dengan cepat. Ia juga memasangkan handuk kimono untuk menutupi tubuh istrinya.
"Pak Joko ... Pak Joko ... cepat antar kami ke rumah sakit!" teriak Arjun.
Seruannya membuat para pelayan kaget. Mereka berlari menghampiri dan ingin tahu apa yang terjadi.
"Ibu kenapa, Pak?" tanya Pak Joko kaget.
"Jangan banyak tanya! Cepat antar kita ke rumah sakit terdekat!" perintah Arjun.
Sebagai suami ia tak tahu lagi apa yang harus dilakukan melihat istrinya pingsan akibat percobaan bunuh diri.
"Cepat, Pak!" teriak Arjun. Ia sangat tidak sabaran untuk segera sampai di rumah sakit. Ia tak peduli bahwa jalan yang dilalui mobilnya cukup padat. Pak Joko sampai ikut panik karena beberapa kali Arjun meneriakinya.
***
"Dokter ... Dokter ... Tolong selamatkan istriku!"
Arjun berteriak seperti orang gila membawa istrinya yang sudah tak sadarkan diri ke ruang UGD. Kedatangannya menjadi pusat perhatian semua orang yang ada di sana.
Beberapa petugas segera menyiapkan ranjang pasien dan membantu Rima berbaring di atasnya.
"Dokter, tolong selamatkan istriku!" pinta Arjun sembari menahan tangisannya.
Sang dokter jaga berusaha menenangkan Arjun. "Tenangkan diri Bapak," ucapnya.
Dokter tersebut dan beberapa perawat langsung melakukan tindakan untuk menolong Rima. Mereka bergerak cepat kesana kemari mengambil peralatan yang hendak digunakan untuk tindakan. Karena kekurangan darah yang cukup banyak, mereka memberikan transfusi darah yang sesuai setelah mengetahui golongan darah pasien. Selang infus juga terpasang di tangan Rima.
Arjun hanya bisa mengusap kasar wajahnya, duduk sembari menunggu dokter yang masih memeriksa kondisi istrinya.
Setelah beberapa menit berlalu, dokter akhirnya keluar dari bilik pemeriksaan dan menemui Arjun.
"Bagaimana, Dok?" tanya Arjun.
"Anda tidak perlu khawatir. Istri Anda sudah melewati masa kritisnya. Dia kehilangan cukup banyak darah. Mungkin dalam beberapa hari kedepan ia akan kembali sadar. Sekarang pasien akan dipindahkan ke ruang perawatan biasa."
Mendengar penjelasan dari dokter membuat Arjun bisa bernapas lega. Beruntung nyawa istrinya masih terselamatkan. Ia tak bisa membayangkan jika tidak lebih cepat menemukan istrinya sendiri.
"Terima kasih, Dok!" ucap Arjun.
"Kalau istri Anda sudah pulih, mungkin bisa coba dibawa untuk konsultasi dengan psikiater. Sepertinya istri Anda memiliki masalah yang perlu bantuan tenaga ahli. Saya permisi!" pamit sang dokter.
mendengar ucapan dokter, Arjun tertegun. Ia sangat penasaran masalah apa yang sebenarnya dihadapi istrinya sampai ingin bunuh diri. Mungkin hari ini merupakan puncak depresi istrinya.
🤎
🤎
🤎
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
muhammad djaidi
syukurlh rima dpt tertolong
2023-04-11
0
Lie Hia
untung tertolong Rima, semoga baek2 aja yaa semuaaaa
2023-03-12
2