Bab 15: Kepanikan Arjun

Klek!

"Sayang ...," panggil Arjun. Ia baru saja kembali dari halaman depan setelah berbicara dengan sopirnya.

Suasana kamar terlihat hening. Ia merasa heran karena Rima tak kunjung keluar dari kamar mandi padahal ia sudah meninggalkannya cukup lama.

"Masa belum selesai juga?" gumamnya.

Memang seharusnya wajar bagi wanita untuk menghabiskan banyak waktu saat mandi atau berdandan. Namun, ia sudah tidak sabar untuk memberitahukan istrinya bahwa hari ini akan mengajak Rima berkemah di area peternakan. Ide itu ia dapatkan dari sopirnya.

"Sayang ...."

Arjun tak sabar jika harus menunggu lebih lama. Ia berjalan masuk menuju kamar mandi untuk menjumpai istrinya.

Saat memasuki ruang wardrobe, Rima juga tidak ada di sana. Di area kamar mandi shower tak menyala. Hanya gorden yang menutupi area bathtube. Ada bayangan Rima di balik tirai itu.

"Sayang," panggil Arjun lagi. Namun, Rima tak juga menggubris panggilannya. Arjun tersenyum. "Pasti dia tertidur," tebaknya.

Arjun meneruskan langkah mendekat. Ia perlahan membuka tirai penutup itu. Tampak Rima yang tengah bersandar pada sisi bathtube sembari memejamkan mata.

"Dia aneh-aneh saja, kenapa bisa tertidur di sini?" katanya sembari geleng-geleng kepala.

Srak!

Ketika tirai terbuka sempurna, barulah Arjun melihat tangan Rima yang terkulai ke bawah bathtube. Darah segar tampak mengalir dari pergelangan tangannya.

"Rima!" teriak Arjun panik.

Ia bahkan menemukan pisau cutter tergeletak di bawah bathtube. Jantung Arjun seakan mau lepas dari tempatnya melihat sang istri terkapar dengan niatan untuk bunuh diri.

Tanpa berpikir lebih jauh, Arjun mengangkat tubuh istrinya keluar dari bathtube. Ia berlari membawanya ke dalam kamar.

Arjun mengambil kotak obat dan membalut luka dipergelangan Rima dengan cepat. Ia juga memasangkan handuk kimono untuk menutupi tubuh istrinya.

"Pak Joko ... Pak Joko ... cepat antar kami ke rumah sakit!" teriak Arjun.

Seruannya membuat para pelayan kaget. Mereka berlari menghampiri dan ingin tahu apa yang terjadi.

"Ibu kenapa, Pak?" tanya Pak Joko kaget.

"Jangan banyak tanya! Cepat antar kita ke rumah sakit terdekat!" perintah Arjun.

Sebagai suami ia tak tahu lagi apa yang harus dilakukan melihat istrinya pingsan akibat percobaan bunuh diri.

"Cepat, Pak!" teriak Arjun. Ia sangat tidak sabaran untuk segera sampai di rumah sakit. Ia tak peduli bahwa jalan yang dilalui mobilnya cukup padat. Pak Joko sampai ikut panik karena beberapa kali Arjun meneriakinya.

***

"Dokter ... Dokter ... Tolong selamatkan istriku!"

Arjun berteriak seperti orang gila membawa istrinya yang sudah tak sadarkan diri ke ruang UGD. Kedatangannya menjadi pusat perhatian semua orang yang ada di sana.

Beberapa petugas segera menyiapkan ranjang pasien dan membantu Rima berbaring di atasnya.

"Dokter, tolong selamatkan istriku!" pinta Arjun sembari menahan tangisannya.

Sang dokter jaga berusaha menenangkan Arjun. "Tenangkan diri Bapak," ucapnya.

Dokter tersebut dan beberapa perawat langsung melakukan tindakan untuk menolong Rima. Mereka bergerak cepat kesana kemari mengambil peralatan yang hendak digunakan untuk tindakan. Karena kekurangan darah yang cukup banyak, mereka memberikan transfusi darah yang sesuai setelah mengetahui golongan darah pasien. Selang infus juga terpasang di tangan Rima.

Arjun hanya bisa mengusap kasar wajahnya, duduk sembari menunggu dokter yang masih memeriksa kondisi istrinya.

Setelah beberapa menit berlalu, dokter akhirnya keluar dari bilik pemeriksaan dan menemui Arjun.

"Bagaimana, Dok?" tanya Arjun.

"Anda tidak perlu khawatir. Istri Anda sudah melewati masa kritisnya. Dia kehilangan cukup banyak darah. Mungkin dalam beberapa hari kedepan ia akan kembali sadar. Sekarang pasien akan dipindahkan ke ruang perawatan biasa."

Mendengar penjelasan dari dokter membuat Arjun bisa bernapas lega. Beruntung nyawa istrinya masih terselamatkan. Ia tak bisa membayangkan jika tidak lebih cepat menemukan istrinya sendiri.

"Terima kasih, Dok!" ucap Arjun.

"Kalau istri Anda sudah pulih, mungkin bisa coba dibawa untuk konsultasi dengan psikiater. Sepertinya istri Anda memiliki masalah yang perlu bantuan tenaga ahli. Saya permisi!" pamit sang dokter.

mendengar ucapan dokter, Arjun tertegun. Ia sangat penasaran masalah apa yang sebenarnya dihadapi istrinya sampai ingin bunuh diri. Mungkin hari ini merupakan puncak depresi istrinya.

🤎

🤎

🤎

Terpopuler

Comments

muhammad djaidi

muhammad djaidi

syukurlh rima dpt tertolong

2023-04-11

0

Lie Hia

Lie Hia

untung tertolong Rima, semoga baek2 aja yaa semuaaaa

2023-03-12

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Rayuan Ayah Mertua
2 Bab 2: Benih yang Tumbuh
3 Bab 3: Baby Shower
4 Bab 4: Mertua Bejat
5 Bab 5: Kamar Baru
6 Bab 6: Bibit Kecurigaan
7 Bab 7: Sinyal Kebohongan
8 Bab 8: Jeratan Ayah Mertua
9 Bab 9: Beda Nasib
10 Bab 10: Iri Hati
11 Bab 11: Permintaan Perpisahan
12 Bab 12: Jangan Lupakan
13 Bab 13: Kepergian Mertua
14 Bab 14: Percobaan Bunuh Diri
15 Bab 15: Kepanikan Arjun
16 Bab 16: Bertemu Yunita
17 Bab 17: Hutang Fiktif
18 Bab 18: Pesan Mesra
19 Bab 19: Frustasi
20 Bab 20: Amarah
21 Bab 21: Yunita di Klab Malam
22 Bab 22: Akibat Mabuk
23 Bab 23: Melahirkan
24 Bab 24: Baby Renjun
25 Bab 25: Perasaan Arjun
26 Bab 26: Meyakinkan Hati
27 Bab 27: Memilih Pengasuh
28 Bab 28: Kesepakatan
29 Bab 29: Baby Sitter
30 Bab 30: Kepulangan Mertua
31 Bab 31: Perjalanan Pulang
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34: Pandangan Yunita
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Extra Part
87 Papaku Seorang CEO
88 Penghangat Ranjang Suami Orang
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 1: Rayuan Ayah Mertua
2
Bab 2: Benih yang Tumbuh
3
Bab 3: Baby Shower
4
Bab 4: Mertua Bejat
5
Bab 5: Kamar Baru
6
Bab 6: Bibit Kecurigaan
7
Bab 7: Sinyal Kebohongan
8
Bab 8: Jeratan Ayah Mertua
9
Bab 9: Beda Nasib
10
Bab 10: Iri Hati
11
Bab 11: Permintaan Perpisahan
12
Bab 12: Jangan Lupakan
13
Bab 13: Kepergian Mertua
14
Bab 14: Percobaan Bunuh Diri
15
Bab 15: Kepanikan Arjun
16
Bab 16: Bertemu Yunita
17
Bab 17: Hutang Fiktif
18
Bab 18: Pesan Mesra
19
Bab 19: Frustasi
20
Bab 20: Amarah
21
Bab 21: Yunita di Klab Malam
22
Bab 22: Akibat Mabuk
23
Bab 23: Melahirkan
24
Bab 24: Baby Renjun
25
Bab 25: Perasaan Arjun
26
Bab 26: Meyakinkan Hati
27
Bab 27: Memilih Pengasuh
28
Bab 28: Kesepakatan
29
Bab 29: Baby Sitter
30
Bab 30: Kepulangan Mertua
31
Bab 31: Perjalanan Pulang
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34: Pandangan Yunita
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Extra Part
87
Papaku Seorang CEO
88
Penghangat Ranjang Suami Orang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!