Perasaan Arjun semakin tidak karuan. Ia ingin memaafkan istrinya, namun hatinya seakan menolak. Ia bahkan semakin curiga bahwa bayi yang akan segera Rima lahirkan bukanlah darah dagingnya, melainkan anak dari lelaki lain.
Rima tak juga mau jujur padanya. Padahal, ia sangat mencintai istrinya.
Arjun mendatangi sebuah klab malam selepas pulang kerja. Ia muak untuk pulang ke rumah bertemu dengan sang istri yang selalu ia curigai berbohong. Ia masih memberi kesempatan pada sang istri untuk jujur, namun tak kunjung ia dengarkan kejujurannya.
"Satu botol vodka!" pinta Arjun saat duduk di depan meja bartender.
Suara musik yang dimainkan oleh DJ terdengar bising ditelinga. Ditambah dengan riuhnya pengunjung di sana sebenarnya membuat perasaan semakin panas.
"Sepertinya Anda baru di sini," ucap bartender bernama Bendi saat menyerahkan sebotol vodka dan gelas sloki kepada Arjun.
"Benar, aku memang baru kali ini datang."
Arjun menuangkan vodka ke dalam gelasnya lalu meminum dalam sekali tegukan.
"Saya harap Anda datang bersama sopir atau teman, Tuan. Anda tidak akan bisa pulang kalau terlalu mabuk malam ini." Bendi memberikan nasihat kecilnya.
Arjun sepertinya tak menghiraukan nasihat itu. Ia kembali meneguk segelas vodka setelah tegukan pertama. Bendi hanya bisa geleng-geleng kepala lalu teralihkan pada pelanggan lain yang datang.
Arjun bukan tipe lelaki yang gemar main ke klab malam. Bisa dibilang malam ini memang yang pertama. Ia pernah minum alkohol, namun sekedar untuk perjamuan dengan rekan bisnisnya.
Malam ini seakan ia ingin memuaskan diri untuk mabuk dan melupakan semuanya. Jika Rima bisa berbuat seenak hati di belakangnya, maka ia juga bisa sesekali berbuat egois demi diri sendiri.
"Setidaknya aku sudah mengirimkan pesan untuk tidak pulang malam ini," gumam Arjun.
Ia menertawakan dirinya sendiri. Ia mematikan ponsel setelah mengirimkan pesan untuk istrinya.
"Hei, Bendi!" setu Arjun.
Bendi yang baru saja melayani pelanggan lain kembali menghampiri Arjun. "Ada apa, Pak?" tanyanya.
"Kalau nanti aku mabuk atau pingsan, tolong pesankan kamar untukku!" pintanya seraya memberikan beberapa lembar uang kepada bartender tersebut.
"Ah, baiklah," kata Bendi agak terkejut. Namun, ia senang karena Arjun memberinya banyak uang sebagai tips.
Arjun beranjak dari tempat duduknya meninggalkan meja bartender. Ia tertarik untuk turun ke area DJ dan ikut berjoget di sana.
Ia menari-nari sendiri berbaur dengan siapa saja yang ada di sana seperti orang gila. Beberapa wanita tampak berusaha merayu karena mengagumi ketampanannya. Namun, Arjun tak begitu peduli karena niatnya hanya ingin menari.
Bruk!
Tanpa sengaja Arjun menyikut orang lain yang tengah menari di sana.
"Woy! Sialan! Matanya dipakai!" lelaki yang terjatuh karena sikutan keras Arjun memberikan umpatan yang kasar.
"Hahaha ... Kamu sendiri yang lemah, kenapa menyalahkan orang lain? Baru disenggol sedikit sudah jatuh. Dasar lemah!" Arjun mengacungkan jari tengahnya kepada lelaki itu.
Pengaruh alkohol benar-benar mengubah Arjun menjadi orang yang berani atau bisa disebut gila. Dia bukan seperti Arjun uang biasanya.
"Wah, bang sat orang ini!"
Lelaki bertato dan berbadan tegap itu langsung berdiri tegap berhadapan dengan Arjun. Ia sangat tidak terima mendapatkan penghinaan seperti itu.
"Maju sini kamu bang sat!" umpat orang itu.
"Kamu yang bang sat!" tantang Arjun.
Mereka akhirnya terlibat dalam perkelahian. Situasi di klab malam itu terlihat kacau. Para wanita sibuk menjerit, sementara para lelaki bersemangat untuk mendukung mereka saling pukul.
🤎
🤎
🤎
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
muhammad djaidi
wah bahaya krn mslh rima arjun mulai mabuk2an
2023-04-11
0
Uneh Wee
itulah arjun lari kan keminuman gara sanh istri aku jadi kesel sama c rima ih ...sedih pruatasi mau mati mati aja rima kmu
2023-04-07
0
Linfaurais
Aku tuh selalu deg deg’an kalau baca novel judul ini xixixi
2023-03-16
1