Bab 3: Baby Shower

Perut Rima kian hari kian membesar. Janin di dalam perutnya tumbuh dengan sehat. Ia melewati masa kehamilannya dengan curahan kasih sayang yang banyak dari semua orang. Mereka menganggap dirinya sebagai pembawa keberuntungan, calon ibu yang akan melahirkan penerus keluarga Wibowo.

"Sayang, apa kamu sudah siap?" tanya Arjun.

Rima yang telah merias diri dengan dress warna baby pink itu mengulaskan senyuman termanisnya. Di mata Arjun, Rima kelihatan semakin mempesona saat hamil. Wanita itu terlihat cantik dengan perut yang semakin membuncit.

Arjun menuntun Rima secara perlahan menuruni satu per satu anak tangga di rumah mereka.

"Mama bilang nanti akan memindahkan kamar kita ke lantai bawah, Sayang," kata Arjun.

Rima memasang wajah cemberut. Ia tak suka dengan rencana itu. Apalagi kamar mereka nantinya berdekatan dengan mamar mertuanya di lantai bawah. Ia lebih nyaman berada di kamar atas. Setidaknya ia bisa menghindari bertemu dengan ayah mertuanya.

"Tidak usah, Mas. Aku suka di atas," tolak Rima.

"Pokoknya kamu tidak bisa menolak, Sayang. Perutmu sudah semakin besar, nanti kamu kelelahan naik turun tangga. Lagipula, nanti kalau anak kita sudah lahir, biar gantian dirawat oleh Mama. Dia bahagia sekali sebentar lagi akan menjadi nenek."

Mendengar ucapan Arjun, Rima menangis di dalam batinnya. Ia telah berbohong dan mengkhianati semua orang namun mendapatkan perlakuan yang sangat istimewa.

"Pelan-pelan, Sayang."

Arjun membantu Rima naik ke atas mobil. Ia mengikatkan sehelai kain pada mata Rima agar istrinya tidak tahu kemana ia akan membawanya. Di usia kehamilan tujuh bulan ini, rencananya Arjun ingin memberikan kejutan kepada Rima.

Sesampainya di suatu tempat, Rima diajak turun dari mobil. Ia dibawa ke sebuah villa yang terdapat di tepi laut.

"Satu ... Dua ... Tiga ... Kejutan!" Arjun membuka penutup mata Rima.

Rima terkejut sampai tak bisa berkata-kata melihat kejutan yang disiapkan untuknya. Keluarga besar suaminya telah. Berkumpul di sana menyambut dirinya. Villa pribadi milik keluarga Arjun disulap menjadi tempat pesta dengan dekorasi yang didominasi oleh sentuhan warna biru dan merah muda.

"Oh, ini lucu sekali ... Siapa yang membuat kejutan ini," guman Rima sembari melihat balon-balon yang memenuhi langit-langit rumah. Ia seperti akan melakukan acara ulang tahun.

"Siapa lagi kalau bukan Ibu Mertuamu, dia yang paling cerewet waktu kami bilang ingin membuatkan acara baby shower untukmu," kata Tante Gina.

"Benar sekali, Rima. Padahal kamu yang sedang hamil, tapi Suni yang paling heboh mempersiapkannya." Tante Sania menambahi.

"Dia bahkan sudah membelikan semua perlengkapan untuk calon anakmu. Lihat saja nanti, waktu kamu pulang ke rumah, kamarmu pasti sudah berubah!" sambung Gina.

"Heh! Kenapa kalian jadi membocorkan rencanaku?" protes Suni. "Rima, ayo ikut Mama," ajaknya. Suni menggandeng tangan Rima dan mengajaknya duduk di sofa.

Rima merasa kurang nyaman. Di sana ada Sandi yang seperti biasa selalu memperhatikannya dengan tatapan mesvm. Selama ada lelaki itu di dekatnya, ia merasa tak bisa bernapas dengan bebas.

"Sepertinya cucuku tumbuh dengan baik di dalam sana." Suni mengelus perut Rima dengan lembut. Wanita itu mendekatkan telinganya di sana, berharap bisa mendengarkan detak jantung calon cucunya.

"Halo, Sayang ... Cepatlah lahir, Nenek sudah tidak sabar menantikan kelahiranmu," ucap Suni.

Suni selalu membanggakan calon cucu pertamanya itu di hadapan keluarga, sahabat, dan rekan bisnisnya. "Aduh aduh aduh ... Aku merasakan gerakannya. Dia mendengar suaraku!" serunya kegirangan.

Tante Gina dan Tante Sania turut tertawa melihat tingkah Suni yang lucu. Wanita paruh baya yang biasanya serius itu tiba-tiba bisa menjadi sangat lembut.

Rima hanya bisa tersenyum. Ia masih mengingat perlakuan ibu mertua sebelumnya. Ia hampir dibuang dari rumah itu karena tak kunjung hamil. Ibu mertuanya juga sering mempengaruhi Arjun agar menikah lagi. Hal semacam itu yang terkadang membuat ia tak menyesal telah tidur dengan ayah mertuanya sendiri.

"Rima, ayo pecah balon dulu!" ajak Arjun.

Ia meraih tangan istrinya, membawa Rima menuju ke ruang tengah tempat acara utama gender reveal akan segera dilaksanakan. Ia berdiri bersama Rima di tengah-tengah, di antara anggota keluarga yang lain.

Pembawa acara memandu jalannya acara baby shower mereka. Keduanya melakukan acara potong kue lalu saling menyuapi seperti acara ulang tahun. Lalu, mereka mendapatkan sebuah balon besar yang harus dipecahkan untuk mengetahui kejutan di dalamnya mengenai jenis kelamin calon anak mereka.

"Satu ... Dua ... Tiga ....!"

Dor!

Balon besar itu meletus. Potongan kertas-kertas kecil dan balon berwarna biru keluar dari dalam balon yang meletus itu. Keduanya saling berpelukan kegirangan mengetahui calon anak mereka nantinya adalah laki-laki.

"Oh, selamat, ya ... Aku sudah yakin kalau bayinya pasti laki-laki. Mudah-mudahan tampan dan pintar seperti Arjun!" kata Tante Gina kegirangan.

"Anak pertama memang lebih baik laki-laki supaya nanti bisa melindungi adiknya," ujar Om Ramli.

"Nanti tinggal nambah anak perempuan supaya jadi lengkap," sahut Om Dion.

"Satu saja belum lahir kalian sudah meributkan anak kedua. Hahaha ...." Sandi ikut menyambung pembicaraan.

Lagi, Rima kembali merasa terancam. Ia tak bisa berkutik ketika Sandi ada di dekatnya.

"Kak Sandi sendiri dan Kak Suni tidak mau menambah anak?" tanya Om Dion.

"Apa kamu sudah gila, Dion? Sebentar lagi aku akan jadi nenek dan kamu menyuruhku untuk hamil?" kesal Suni.

"Hahaha ... Siapa tahu Kakak kesepian karena anak hanya satu. Apalagi Arjun juga sudah sibuk dengan keluarganya sendiri. Tambah saja lagi. Sandi masih kuat, kan?" ledek Dion.

Sekilas Sandi melirik nakal ke arah Rima namun wanita itu menghindari pandangannya.

"Bagaimana, Suni? Apa menurutmu aku masih kuat untuk membuat anak?" tanya Sandi.

"Oh. Ayolah, kenapa kamu jadi mengurusi candaan gila adikku. Kita ini sudah tua dan mau punya cucu. Kalau kurang kerjaan, kita bisa ikut mengasuh cucu, untuk apa susah-sudah hamil sendiri. Biar Arjun dan Rima yang menambah keturunan saja," ujar Suni.

"Kakakmu menolak, Dion. Jadi aku tidak bisa membuktikan kemampuanku," kata Sandi.

"Sudah, hentikan pembahasan ini. Kita semua calon kakek dan nenek kenapa malah membahas hal yang aneh-aneh. Untung anak-anak sedang main di luar," tegur Om Ramli.

"Sayang, kenapa kamu jadi orang terlalu kaku? Ini bagus sekali untuk mempererat kekeluargaan di antara kita. Biar calon anak Rima juga tahu kalau kakek neneknya sebanyak ini," sahut Gina.

Acara baby shower berjalan dengan sukses. Setelah acara, Arjun, Rima, Suni, dan Sandi memutuskan untuk menginap semalam di villa mengingat rumah mereka ada sedikit renovasi. Sementara anggota keluarga yang lain pulang ke rumah masing-masing.

🤎🤎🤎

Terpopuler

Comments

🍁ᴺᶦᵉˡᵃ❣️💋🅸🅻🅷🅰🅼👻ᴸᴷ

🍁ᴺᶦᵉˡᵃ❣️💋🅸🅻🅷🅰🅼👻ᴸᴷ

sumpah deg2an yah semoga gak bocor yah rahasia sandi sama rima

2023-06-01

1

Muzie 💋👻ᴸᴷ

Muzie 💋👻ᴸᴷ

Semoga aja gak ketahuan

2023-04-30

0

muhammad djaidi

muhammad djaidi

semoga j gak ketahuan

2023-04-07

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Rayuan Ayah Mertua
2 Bab 2: Benih yang Tumbuh
3 Bab 3: Baby Shower
4 Bab 4: Mertua Bejat
5 Bab 5: Kamar Baru
6 Bab 6: Bibit Kecurigaan
7 Bab 7: Sinyal Kebohongan
8 Bab 8: Jeratan Ayah Mertua
9 Bab 9: Beda Nasib
10 Bab 10: Iri Hati
11 Bab 11: Permintaan Perpisahan
12 Bab 12: Jangan Lupakan
13 Bab 13: Kepergian Mertua
14 Bab 14: Percobaan Bunuh Diri
15 Bab 15: Kepanikan Arjun
16 Bab 16: Bertemu Yunita
17 Bab 17: Hutang Fiktif
18 Bab 18: Pesan Mesra
19 Bab 19: Frustasi
20 Bab 20: Amarah
21 Bab 21: Yunita di Klab Malam
22 Bab 22: Akibat Mabuk
23 Bab 23: Melahirkan
24 Bab 24: Baby Renjun
25 Bab 25: Perasaan Arjun
26 Bab 26: Meyakinkan Hati
27 Bab 27: Memilih Pengasuh
28 Bab 28: Kesepakatan
29 Bab 29: Baby Sitter
30 Bab 30: Kepulangan Mertua
31 Bab 31: Perjalanan Pulang
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34: Pandangan Yunita
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Extra Part
87 Papaku Seorang CEO
88 Penghangat Ranjang Suami Orang
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 1: Rayuan Ayah Mertua
2
Bab 2: Benih yang Tumbuh
3
Bab 3: Baby Shower
4
Bab 4: Mertua Bejat
5
Bab 5: Kamar Baru
6
Bab 6: Bibit Kecurigaan
7
Bab 7: Sinyal Kebohongan
8
Bab 8: Jeratan Ayah Mertua
9
Bab 9: Beda Nasib
10
Bab 10: Iri Hati
11
Bab 11: Permintaan Perpisahan
12
Bab 12: Jangan Lupakan
13
Bab 13: Kepergian Mertua
14
Bab 14: Percobaan Bunuh Diri
15
Bab 15: Kepanikan Arjun
16
Bab 16: Bertemu Yunita
17
Bab 17: Hutang Fiktif
18
Bab 18: Pesan Mesra
19
Bab 19: Frustasi
20
Bab 20: Amarah
21
Bab 21: Yunita di Klab Malam
22
Bab 22: Akibat Mabuk
23
Bab 23: Melahirkan
24
Bab 24: Baby Renjun
25
Bab 25: Perasaan Arjun
26
Bab 26: Meyakinkan Hati
27
Bab 27: Memilih Pengasuh
28
Bab 28: Kesepakatan
29
Bab 29: Baby Sitter
30
Bab 30: Kepulangan Mertua
31
Bab 31: Perjalanan Pulang
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34: Pandangan Yunita
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Extra Part
87
Papaku Seorang CEO
88
Penghangat Ranjang Suami Orang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!