Bab 8: Jeratan Ayah Mertua

"Oh, come on! Ini kerjasama besar, Jun!" Suni tak serta merta rela melepaskan kesempatan itu.

"Pokoknya aku mau tetap di sini dengan Rima, Ma. Atau kalau Mama tetap memaksa, Rima akan aku bawa ke sana," kata Arjun.

Rima sedikit bernapas lega. Meskipun ia tidak meminta, ternyata Arjun memihak kepadanya. Ia berharap mertuanya saja yang pergi dari rumah itu, kalau perlu tak usah kembali. Terutama ayah mertuanya yang setiap saat seperti mengintai dirinya.

Suni menghela napas panjang. "Oh, ayolah ... Aku dikalahkan oleh putraku sendiri. Padahal, aku juga mau bersama cucuku nanti," keluhnya.

"Mama kan bisa pulang sebentar-sebentar kalau kangen cucu," kata Arjun.

"Sengaja aku suruh kalian tinggal bersama Mama ya supaya Mama bisa bertemu cucu setiap hari. Kamu tega menjauhkan Mama dari cucu," keluh Suni.

"Kalau aku yang pergi, malah kasihan anakku nanti dikira tidak punya ayah, Ma!" ujar Arjun.

Rima melirik ke arah Sandi. Lelaki itu masih fokus menatapnya, bahkan memberikan senyuman saat menyadari dirinya tengah diperhatikan.

Rima terus diam sepanjang obrolan mereka lakukan. Ia berusaha menikmati makanan yang tak lagi membuatnya berselera.

Di bawah meja, ia rasakan kakinya disentuh oleh kaki lain. Ia terdiam sesaat mencoba mencari tahu siapa yang kira-kira berani melakukan hal itu di acara makan malam.

Ia menoleh ke arah suaminya yang masih asyik berdebat dengan ibu mertuanya. Rasanya tidak mungkin jika Arjun iseng melakukannya. Ia kembali melirik ke arah Sandi. Lelaki itu tampak semakin mencurigakan. Gerakan kakinya semakin berani menyusuri kakinya kian ke atas. Segera Rima tarik menjauh kakinya sendiri.

Rima menyadari telah salah langkah. Lelaki itu tak bisa dipercaya. Perkataan lelaki itu hanya omong kosong belaka. Kasih sayang yang dikatakannya dijadikan kedok untuk memuaskan hasrat pribadi terhadapnya.

"Sudahlah, Ma. Kita yang mengalah saja. Biarkan mereka menikmati masa-masa sebagai orang tua." Sandi berkata dengan nada yang terdengar bijaksana.

"Ya sudahlah kalau begitu. Mama akan berangkat akhir pekan ini ke Amerika Serikat. Rima, kamu jaga calon cucu Mama baik-baik, ya!" pinta Suni.

"Iya, Ma," jawab Rima.

"Ingat pesan Mama, asuh sendiri anakmu sampai minimal 2 tahun. Mama tidak mau dengar kamu memakai jasa baby sitter untuk membesarkan cucuku kelak!"

Rima hanya mengangguk. Ia tahu tak bisa membantah ibu mertuanya sendiri.

***

Flashback on

"Pa ... Ini tindakan yang salah, kita hentikan saja, ya! Aku tidak sanggup melakukannya."

Rima dan Sandi sudah sama-sama tak memengenakan sehelai pakaianpun. Keduanya tengah bermesraan di atas ranjang yang ada di ruang kerja milik Sandi.

Tidak mungkin Sandi mundur dan menuruti kemauan Rima. Hasratnya telah meninggi dan ini menjadi kesempatannya bisa merengkuh wanita yang sangat diinginkannya sejak pertemuan pertama mereka.

"Rima, dengarkan Papa ...." Sandi berusaha menenangkan menantunya dan tetap menahan Rima di sana. "Sekali saja kita akan melakukan ini agar kamu hamil. Dengan begitu, tidak ada lagi yang akan meremehkan kamu di rumah ini. Arjun yang salah, dia tidak akan bisa membuatmu hamil. Jadi, bukan salahmu jika melakukan hal seperti ini. Toh kamu melakukannya demi kebahagiaan Arjun dan Suni. Kalau kamu masih sulit melakukannya, anggap saja Papa ini suamimu."

Perkataan Sandi begitu memberikan pengaruh besar bagi Rima. Ia seolah terhipnotis dari setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya.

Sandi melakukannya begitu perlahan seolah tanpa paksaan. Membuat Rima secara sukarela pasrah menerima perlakuan yang Sandi berikan kepadanya. Apalagi dengan mengingat niat Arjun dan ibu mertuanya yang ingin mencari wanita lain membuat ia tak terlalu merasa berdosa melakukannya.

Selepas Sandi menuntaskan hasratnya, Rima menangis. Ia telah membiarkan lelaki lain menanamkan benih di rahimnya.

Sandi memberikan pelukan lembut. "Semua akan baik-baik saja, Rima. Tidak akan ada yang tahu dan menyadarinya," ucap Sandi.

"Mas Arjun akan tahu kalau dia mengetahui hasil laporannya, Pa ...," keluh Rima.

"Itu masalah mudah. Besok, ayo kita ke rumah sakit tempat kamu memeriksakan diri waktu itu. Papa punya seorang kenalan di sana. Papa akan memeriksakan diri dengan identitas Arjun, kamu tenang saja," kata Sandi.

Keesokan harinya, mereka bertemu di luar rumah sesuai kesepakatan. Keduanya sama-sama menuju ke rumah sakit untuk menemui seseorang.

Rima tak terlalu paham jika orang tersebut merupakan dokter atau salah satu oknum rumah sakit. Ayah mertuanya yang berdiskusi dengan serius dengan orang tersebut.

"Aku minta 300 juta untuk biaya tutup mulut, apa kalian sanggup?" tanya lelaki itu tanpa basa-basi.

Rima sempat tercengang dengan nominal yang minta. Tiga ratus juga menurutnya nominal yang cukup besar.

"Itu tidak masalah bagiku. Berikan nomor rekeningmu, akan langsung aku transfer sekarang juga. Tapi, kamu harus membuatkan surat-suratnya hari ini juga!" pinta Sandi.

"Itu tidak masalah."

Orang tersebut menuliskan nomor rekeningnya di atas selembar kertas. Sandi mengambil ponselnya, membuka layanan internet banking yang terhubung dengan nomor rekeningnya. Tanpa berpikir panjang, ia begitu santainya mengetikkan nomor tujuan transfer dan mengirimkan uang sejumlah 300 juta kepada orang tersebut.

"Sudah aku kirim," katanya sembari menunjukkan bukti transfer.

Orang tersebut tampak senang. "Tunggu di sini sebentar. Aku akan mengambil yang kalian inginkan, katanya.

Sandi dan Rima ditinggalkan di sebuah ruangan kantor oleh orang tersebut. Sandi menggenggam tangan Rima agar tidak takut.

Tentu saja Rima merasa khawatir. Ia telah tidur dengan ayah mertuanya dan sekarang hendak memalsukan hasil pemeriksaan milik Arjun.

"Pa, nanti uangnya akan aku ganti," kata Rima. Entah bagaimana caranya, ia akan berusaha mengganti uang 300 juta itu. Ia tak mau terlalu tergantung dengan Sandi.

"Kamu tidak perlu memikirkannya, aku ini juga ayahmu," ucap Sandi.

Tak berselang lama, orang itu kembali datang menemui Sandi dan Rima. Ia membawa sebuah amplop coklat. Sandi memberikan amplop itu kepada Rima.

Rima memperhatikan amplop itu sama dengan yang sebelumnya ia terima. Mungkin karena di rumah sakit yang sama dengan sebelumnya. Ia buka isi di dalamnya, hasil pemeriksaan itu merupakan hasil milik ayah mertuanya.

Hasilnya menjukkan normal, berbeda dengan milik Arjun. Namun, identitas yang tertera di sana merupakan identitas Arjun. Bahkan nama dokter dan kepala laboratorium itu sama dengan hasil pemeriksaannya sebelumnya. Sampai tanda tangannya sama. Surat itu bisa dikatakan asli tapi palsu. Rima akui orang tersebut sangat pandai melakukan manipulasi data.

"Bagaimana, Rima? Apa ini sudah benar?" tanya Sandi.

Rima mengangguk. Ia yakin Arjun tak akan curiga dengan hasil pemeriksaan itu.

"Kamu juga harus menandatangani perjanjian ini. Kalau sampai bocor, kami akan menuntutmu." Sandi menyodorkan selembar kertas kesepakatan bahwa orang tersebut harus mematuhi perjanjian menjaga kerahasiaan data. Ada rangkap perjanjian, salah satunya diberikan kepada Rima dan satunya disimpan oleh Sandi.

🤎

🤎

🤎

Terpopuler

Comments

muhammad djaidi

muhammad djaidi

kenapq mesti bohong sih

2023-04-09

0

Lie Hia

Lie Hia

1 kebohongan dimulai...hrs terus di tutupi dgn kebohongan pula

2023-03-08

2

Dimas Syadewa

Dimas Syadewa

kok ceritanya balek lagi 🤣🤣🤣

2023-03-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Rayuan Ayah Mertua
2 Bab 2: Benih yang Tumbuh
3 Bab 3: Baby Shower
4 Bab 4: Mertua Bejat
5 Bab 5: Kamar Baru
6 Bab 6: Bibit Kecurigaan
7 Bab 7: Sinyal Kebohongan
8 Bab 8: Jeratan Ayah Mertua
9 Bab 9: Beda Nasib
10 Bab 10: Iri Hati
11 Bab 11: Permintaan Perpisahan
12 Bab 12: Jangan Lupakan
13 Bab 13: Kepergian Mertua
14 Bab 14: Percobaan Bunuh Diri
15 Bab 15: Kepanikan Arjun
16 Bab 16: Bertemu Yunita
17 Bab 17: Hutang Fiktif
18 Bab 18: Pesan Mesra
19 Bab 19: Frustasi
20 Bab 20: Amarah
21 Bab 21: Yunita di Klab Malam
22 Bab 22: Akibat Mabuk
23 Bab 23: Melahirkan
24 Bab 24: Baby Renjun
25 Bab 25: Perasaan Arjun
26 Bab 26: Meyakinkan Hati
27 Bab 27: Memilih Pengasuh
28 Bab 28: Kesepakatan
29 Bab 29: Baby Sitter
30 Bab 30: Kepulangan Mertua
31 Bab 31: Perjalanan Pulang
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34: Pandangan Yunita
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Extra Part
87 Papaku Seorang CEO
88 Penghangat Ranjang Suami Orang
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 1: Rayuan Ayah Mertua
2
Bab 2: Benih yang Tumbuh
3
Bab 3: Baby Shower
4
Bab 4: Mertua Bejat
5
Bab 5: Kamar Baru
6
Bab 6: Bibit Kecurigaan
7
Bab 7: Sinyal Kebohongan
8
Bab 8: Jeratan Ayah Mertua
9
Bab 9: Beda Nasib
10
Bab 10: Iri Hati
11
Bab 11: Permintaan Perpisahan
12
Bab 12: Jangan Lupakan
13
Bab 13: Kepergian Mertua
14
Bab 14: Percobaan Bunuh Diri
15
Bab 15: Kepanikan Arjun
16
Bab 16: Bertemu Yunita
17
Bab 17: Hutang Fiktif
18
Bab 18: Pesan Mesra
19
Bab 19: Frustasi
20
Bab 20: Amarah
21
Bab 21: Yunita di Klab Malam
22
Bab 22: Akibat Mabuk
23
Bab 23: Melahirkan
24
Bab 24: Baby Renjun
25
Bab 25: Perasaan Arjun
26
Bab 26: Meyakinkan Hati
27
Bab 27: Memilih Pengasuh
28
Bab 28: Kesepakatan
29
Bab 29: Baby Sitter
30
Bab 30: Kepulangan Mertua
31
Bab 31: Perjalanan Pulang
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34: Pandangan Yunita
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Extra Part
87
Papaku Seorang CEO
88
Penghangat Ranjang Suami Orang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!