Bab 5: Kamar Baru

Sopir menghentikan mobil di halaman rumah Arjun. Rima merasa malas untuk kembali ke rumah itu lagi. Sementara, Arjun terlihat antusias untuk membawa pulang istrinya setelah semalam sempat menginap di villa.

Mobil yang dinaiki orang tua mereka juga sudah sampai.

Rima memegang erat-erat lengan Arjun saat melihat Sandi turun dari mobil. Ia menundukkan pandangan tak berani melihat lelaki bejat itu.

"Apa semuanya sudah beres, Ma?" tanya Arjun.

"Tentu saja, Sayang. Aku menyuruh mereka lembur pokoknya semalam harus jadi demi kalian," kata Suni dengan semangat.

Sebenarnya ia akan menjadikan hal itu sebagai kejutan untuk Rima. Sayangnya, Tante Gina lebih dulu membocorkannya.

Suni menyewa tukang untuk diam-diam mengatur kamar yang akan ditempati anak dan cucunya. Ia memindahkan kamar mereka ke bawah agar dekat dengan kamarnya dan tidak perlu repot-repot naik turun tangga.

"Mama kalian memang seperti Roro Jonggrang, seenaknya memerintah orang untuk membangun dalam waktu semalam," seloroh Sandi.

"Hahaha ... Mama memang keras kepala kalau sudah ada maunya." Arjun mengiyakan.

"Mereka juga sudah menyanggupi dan Mama membayar 5 kali lipat upah mereka. Ayo kita lihat bagaimana hasil kerjanya."

Mereka masuk ke dalam rumah bersama. Beberapa pelayan tampak sedang sibuk membersihkan rumah memberikan sapaan saat mereka pulang.

Di rumah Arjun tidak terlalu banyak pelayan yang bekerja. Mereka diharusnya kembali ke tempat tinggal di belakang setelah pekerjaan selesai. Suni tidak terlalu suka rumahnya menjadi tempat lalu lalang pelayan. Hanya saat-saat tertentu saja mereka diperbolehkan masuk.

"Tara ...."

Suni antusias memamerkan hasil desain kamar yang akan ditempati Rima dan Arjun. Kamar itu ia desain bergaya klasik modern dengan nuansa putih dan krem yang mendominasi. Sementara, kamar untuk calon cucunya ia desain dengan nuansa biru muda dan banyak mainan yang terpajang di sana padahal bayinya sendiri belum lahir.

Kamar bayi ditempatkan di antara kamar Rima dan kamar Suni. Alasannya, jika sewaktu-waktu bayinya nanti menangis, mereka akan gampang menenangkannya.

Hal itu malah membuat Rima semakin khawatir. Ayah mertuanya bisa saja seenaknya sendiri masuk ke kamar calon bayinya. Namun, posisinya yang hanya sebagai menantu tak bisa berbuat banyak. Semua terserah kepada ibu mertua dan suaminya.

"Bagaimana, Rima? Apa kamu suka?" Suni tak sabar mendengar respon dari menantunya setelah usaha yang telah ia lakukan.

"Iya, Ma. Aku suka." Rima mengulaskan senyuman memaksa.

Ia melirik ke arah Sandi. Lelaki itu kedapatan tengah menatapnya dengan tatapan mencurigakan seperti biasa. Ia layaknya singa yang tengah mencari kesempatan untuk menyergap mangsanya.

"Apa Mama sudah mencari baby sitter untuk membantu Rima nanti? Kalau belum, biar aku saja yang carikan," kata Arjun.

"Baby sitter, ya? Mama rasa kalau nanti awal-awal punya bayi belum terlalu butuh, aku rasa Rima sanggup mengurus sendiri. Iya kan, Rima?" tanya Suni.

Rima terkejut dengan pernyataan ibu mertuanya. "Tapi, Ma. Aku kan juga harus bekerja," kilahnya.

Selama kehamilan ia memang disuruh berhenti sementara oleh Arjun agar fokus pada kehamilannya. Namun, sesuai dengan kesepakatannya bersama Arjun, ia akan kembali bekerja setelah melahirkan. Rima menikmati karirnya sebagai seorang manajer di salah satu restoran milik Arjun.

"Untuk apa kamu bekerja, Rima? Penghasilan suamimu sudah lebih dari cukup untuk kebutuhan kamu dan anakmu nanti. Kalau memang masih kurang, Mama juga tidak keberatan untuk memberikan uang kepadamu."

"Mama mau kamu merawat anakmu sendiri nanti tanpa bantuan pengasuh. Mama juga pernah melakukannya waktu Arjun lahir. Kalau memang agak kerepotan, kamu bisa meminta tolong pelayan di rumah. Tidak baik menyerahkan anak kepada orang lain, nanti dia akan bertingkah seperti orang yang mengasuhnya."

Rima merasa sedih. Bukan tentang uang yang disesalkan ketika ia dilarang bekerja. Namun, ia sudah biasa sibuk dengan pekerjaan. Selama hamil ia tak melakukan apapun saja sudah membuatnya hampir mati kebosanan di rumah.

"Ma, masa gara-gara punya anak karir yang sudah aku bangun selama 4 tahun harus terhenti?" protes Rima.

"Mama tidak bermaksud begitu, Rima. Mama hanya tidak mau kamu terlalu kelelahan mengurus anak dan perusahaan. Apalagi anak yang akan kamu lahirkan sudah dinanti-nantikan selama 4 tahun. Fokuslah pada kehamilanmu dan persiapan kelahiran dulu, masalah karir, kamu bisa memulainya lagi setelah anakmu berusia 2 tahun. Pokoknya sebelum dua tahun, jangan libatkan orang luar dalam pengasuhan anak. Mama ini sudah berpengalaman," kata Suni.

"Sudah, Sayang. Dengarkan Mama saja. Maksudnya juga baik. Kamu bisa menghabiskan waktu bersama anak kita nanti," bujuk Arjun. Ia tak ingin istri dan ibunya bertengkar hanya karena masalah pengasuh.

Rima menghela napas dalam-dalam. Memang ia tak bisa menang jika sudah berdebat dengan ibu mertuanya.

"Kalian beristirahatlah dulu di dalam. Kalau memang ada yang kurang-kurang, Mama akan menghubungi tukangnya lagi," kata Suni.

Arjun mengajak Rima masuk ke kamar baru. Ia menutup pintu kamar dari dalam. Dipandanginya wajah sang istri yang murung karena kalah debat dengan ibunya.

"Sudah, ya! Kamu jangan murung terus," bujuk Arjun.

"Mama selalu saja begitu. Dia terlalu ingin mencampuri kehidupan rumah tangga kita. Aku tidak suka!" kata Rima dengan nada kesal.

Arjun menyuruh istrinya agar duduk dulu di tepi ranjang. "Mau bagaimana lagi? Aku anak tunggal, anak yang akan kamu lahirkan adalah cucu pertama Mama. Wajar kalau dia memperlakukan kalian dengan spesial."

"Spesial sih spesial, tapi aku juga punya pilihan sendiri! Masa semuanya Mama yang atur? Bahkan baju-baju hamilku, baju-baju bayi ini, Mama semua yang pilihkan?" rengek Rima. Ia seakan tak punya kuasa apa-apa di sana.

Arjun memeluk Rima. "Anggap saja itu bantuan untuk mempermudahmu. Kalau kamu mau beli pakaian sendiri, atau pakaian untuk calon anak kita, belilah tanpa mengatakannya kepada Mama," sarannya.

"Aku sebenarnya mau tinggal di apartemen saja denganmu, Mas. Di sini tidak leluasa, mau apa saja seperti dipantau terus!"

Arjun mengulaskan senyum. "Bersabarlah, suatu saat Mama juga akan bosan mengurusi kita. Urusan bisnisnya juga banyak, kebetulan saja sekarang pekerjaannya di dalam negeri. Katanya tahun depan Mama ada kerjasama bisnis di luar negeri. Biasanya juga waktunya lama."

Rima bisa kembali tersenyum. Kehidupan rumah tangganya memang lebih adem saat Suni berada di luar negeri. Selama ibu mertuanya tinggal bersamanya, apapun yang dilakukan selalu terlihat salah.

Ia juga berharap ayah mertuanya segera pergi dari rumah itu. Ia yakin lelaki itu punya maksud tidak baik kepadanya. Saat di villa, Sandi hampir ingin melecehkannya kalau saja Arjun tak datang untuk mengeceknya di kamar mandi.

"Mas, kamu tidak akan meninggalkan aku, kan?" tanya Rima sembari memeluk suaminya.

"Kamu ini bicara aneh lagi. Aku tidak akan mungkin meninggalkanmu, Sayang."

"Janji, ya!"

"Iya, aku janji."

🤎🤎🤎

Terpopuler

Comments

🍁ᴺᶦᵉˡᵃ❣️💋🅸🅻🅷🅰🅼👻ᴸᴷ

🍁ᴺᶦᵉˡᵃ❣️💋🅸🅻🅷🅰🅼👻ᴸᴷ

yah gitu rima kalo tinggal sama mertua jadi tahan aja yah

2023-06-01

0

muhammad djaidi

muhammad djaidi

sabar j rima

2023-04-08

0

Uneh Wee

Uneh Wee

kasian rima jd mnderita ga bhgia karn tertekn

2023-04-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Rayuan Ayah Mertua
2 Bab 2: Benih yang Tumbuh
3 Bab 3: Baby Shower
4 Bab 4: Mertua Bejat
5 Bab 5: Kamar Baru
6 Bab 6: Bibit Kecurigaan
7 Bab 7: Sinyal Kebohongan
8 Bab 8: Jeratan Ayah Mertua
9 Bab 9: Beda Nasib
10 Bab 10: Iri Hati
11 Bab 11: Permintaan Perpisahan
12 Bab 12: Jangan Lupakan
13 Bab 13: Kepergian Mertua
14 Bab 14: Percobaan Bunuh Diri
15 Bab 15: Kepanikan Arjun
16 Bab 16: Bertemu Yunita
17 Bab 17: Hutang Fiktif
18 Bab 18: Pesan Mesra
19 Bab 19: Frustasi
20 Bab 20: Amarah
21 Bab 21: Yunita di Klab Malam
22 Bab 22: Akibat Mabuk
23 Bab 23: Melahirkan
24 Bab 24: Baby Renjun
25 Bab 25: Perasaan Arjun
26 Bab 26: Meyakinkan Hati
27 Bab 27: Memilih Pengasuh
28 Bab 28: Kesepakatan
29 Bab 29: Baby Sitter
30 Bab 30: Kepulangan Mertua
31 Bab 31: Perjalanan Pulang
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34: Pandangan Yunita
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Extra Part
87 Papaku Seorang CEO
88 Penghangat Ranjang Suami Orang
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 1: Rayuan Ayah Mertua
2
Bab 2: Benih yang Tumbuh
3
Bab 3: Baby Shower
4
Bab 4: Mertua Bejat
5
Bab 5: Kamar Baru
6
Bab 6: Bibit Kecurigaan
7
Bab 7: Sinyal Kebohongan
8
Bab 8: Jeratan Ayah Mertua
9
Bab 9: Beda Nasib
10
Bab 10: Iri Hati
11
Bab 11: Permintaan Perpisahan
12
Bab 12: Jangan Lupakan
13
Bab 13: Kepergian Mertua
14
Bab 14: Percobaan Bunuh Diri
15
Bab 15: Kepanikan Arjun
16
Bab 16: Bertemu Yunita
17
Bab 17: Hutang Fiktif
18
Bab 18: Pesan Mesra
19
Bab 19: Frustasi
20
Bab 20: Amarah
21
Bab 21: Yunita di Klab Malam
22
Bab 22: Akibat Mabuk
23
Bab 23: Melahirkan
24
Bab 24: Baby Renjun
25
Bab 25: Perasaan Arjun
26
Bab 26: Meyakinkan Hati
27
Bab 27: Memilih Pengasuh
28
Bab 28: Kesepakatan
29
Bab 29: Baby Sitter
30
Bab 30: Kepulangan Mertua
31
Bab 31: Perjalanan Pulang
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34: Pandangan Yunita
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Extra Part
87
Papaku Seorang CEO
88
Penghangat Ranjang Suami Orang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!