Bab 20

Kedekatan Kinara dan Bastian semakin menjadi, di kampus, di rumah atau di manapun selalu terlihat bersama. Banyak yang iri akan pasangan viral yang nampak harmonis, tanpa mereka tau status apa yang terjalin di antara keduanya.

Pagi ini Bara pamit keluar kota dan akan pulang sekitar 4 hari ke depan. Suatu kelegaan di hati Kinara, dia bisa bebas dari tugas sebagai istri pajangan dan fokus dengan dirinya. Ada rasa ingin pulang kerumah kedua orang tuanya tetapi mengingat pesan dari adiknya tempo hari membuat Kinara mengurungkan niat. Meskipun di hati sangat rindu dengan Ibu.

Setelah pulang ngampus Bastian tak mengajaknya langsung pulang melainkan mampir ke apartemennya. Sudah lama ia tak kesana, semenjak rajin mendekati Kinara dan hari ini ia ingin mengajak Kinara selagi Papahnya tak ada.

Kinara sempat heran, bahkan bingung dengan arah jalan yang tak menuju rumah. Tetapi sikap tenang Bastian membuatnya diam dan percaya jika Bastian tak akan membawanya ketempat yang tak semestinya. Hingga ia turun di area basemen, melangkah menuju unit apartemen dengan genggaman tangan Bastian yang terus membawanya sampai di suatu ruangan mewah dengan satu kamar, ruang tamu dan dapur yang nyaman.

"Kok kesini? kenapa nggak langsung pulang?" Kinara segera meraih minuman kaleng yang Bastian ambilkan. Keduanya duduk di sofa saling bersebelahan.

"Udah lama nggak ditengokin, beberes bentar terus pulang. Tapi bantuin!" Bastian terkekeh dan menular ke Kinara. Keduanya terlibat obrolan saling canda dan tawa.

Keduanya pun kompak membersihkan ruangan tersebut, Bastian bagian depan dan dapur sedangkan Kinara membersihkan bagian kamar dan kamar mandi. Hampir sore keduanya baru selesai, Bastian dengan sigap memesan makanan dan segera masuk kamar.

Pria itu nampak mencari Kinara namun tak ia temukan, hingga suara gemericik air membuatnya menghela nafas lega dan kembali menuju sofa. Makanan sudah siap dengan minuman dingin yang menyegarkan dan dua pack buah sebagai pelengkap. Dengan sabar Bastian menunggu Kinara yang ia duga sedang membersihkan diri. Mungin terlalu berkeringat dan memutuskan untuk mandi.

ceklek

Suara pintu membuat Bastian segera menoleh, namun seketika dia berdiri menatap Kinara yang keluar dengan penampilan yang menggugah selera. Bukan lagi selera makan tetapi selera yang bangkit dari dalam jiwa dan membangunkan si bocil dari mimpi indah.

"Yasallam....."

Kinara nampak bersemu dan malu, akibat keteledorannya saat membersihkan kamar mandi menjadikan pakaiannya basah dan harus ganti. Maka dari itu setelah selesai membersihkan semuanya Kinara segera mandi, mencari pakaian Bastian di lemari karena tak mungkin ia memakai pakaiannya lagi.

Dan kini sorotan mata Bastian membuatnya tampak ragu melangkah, dirinya kini memakai kaos besar milik Bastian yang menutupi sampai sebatas paha. Bukan untuk mencari perhatian karena di lemari Bastian hanya ada beberapa kaos dan celana yang besar dan tak mungkin ia pakai.

Bastian melangkah mendekat, rambut Kinara yang di ikat ke atas menambah daya tariknya. Seulas senyum nampak setelah sadar jika Kinara malu menatap. Bastian merapikan anak rambut Kinara dan meraih dagu wanita dengan pipi merona.

"Cantik...kalo nunduk terus nanti hilang loh ayunya..cup."

Mata Kinara mengerjap mendapatkan kecupan kembali di bibirnya. Ini kali kedua setelah kejadian di mobil saat itu. Sepertinya Bastian tergoda dan gercep untuk kembali menyatukan benda kenyal yang sangat ia rindukan. Kinara terdiam, bingung harus bagaimana tampak kaku saat kecupan Bastian semakin menuntut.

"Balas sayang....ikuti nalurimu!" bisiknya membuat tubuh Kinara meremang jantung jedag jedug tak karuan. Kinara memejamkan mata, perlahan membalas hingga terlena dan saling membelit menyesap candu dan semakin menuntut.

Tubuh Kinara terhempas di ranjang, entah kapan Bastian membawa Kinara kembali ke dalam kamar. Yang jelas saat ini dirinya begitu ingin dan tak bisa lagi membendung rasa yang telah lama ia tahan.

"Tian..."

"Please...." wajah memohon Bastian membuat Kinara bungkam dan kembali menyatukan kedua benda kenyal yang mengawali aktivitas panas di kala senja. Kinara terbuai pasrah dan menerima setiap gerakan Bastian yang melenakan, meraih surga dunia dengan suara merdu keduanya yang menambah gerah. Hingga suara pekikan menggema mengisyaratkan pelepasan yang telah sampai.

Bastian menarik tubuh Kinara dengan sayang, mengecup kening yang basah dan tersenyum lega.

"Makasih sayang....aku mencintaimu....cup." Bastian mengecup pundak polos Kinara membuat wanita itu segera masuk kepelukannya. Bastian pun tertawa renyah melihat sikap malu Kinara dan jangan lupakan wajahnya nampak memerah. Ntah bagaimana kedepannya, saat ini Bastian begitu bahagia telah kembali menyatu dan mendapatkan hati dan tubuh Kinara.

"Bagaimana perasaanmu, hhmm?"

"Sama sepertimu..." lirihnya sebelum akhirnya terlelap dan melupakan makanan yang telah siap. Hingga malam hari keduanya baru terjaga dengan lelah yang sudah pulih. Makan bersama saling memberi suapan sampai habis tak tersisa.

Malam ini keduanya memutuskan untuk menginap di sana karena pakaian kinara yang belum kering dan memutuskan pagi untuk menyempatkan pulang sebelum kembali melakukan aktivitas.

Ntah siapa yang memulai atau memang Bastian yang tak tahan berdekatan, keduanya kembali lagi mengulang kegiatan panas itu dan melupakan status. Empat hari tanpa Bara membuat keduanya semakin dekat dan saling mencinta. Bastian pun tampak semangat dengan usaha yang ia geluti sejak SMA tanpa sepengetahuan Bara. Ia berharap kelak bisa mewujudkan impiannya memilki keluarga yang utuh, walaupun ia tak tau sampai kapan menunggu Kinara menjadi janda. Namun tekad sudah bulat akan menunggunya sampai Kinara benar-benar terlepas dari Papahnya.

Terkesan jahat memang, penghianatan pun tak terelakkan namun bersamanya akan lebih baik dari pada terus mendapatkan perlakuan kasar dari Papahnya.

Malam ini Bara pulang dengan kembali membawa wanita, Kinara nampak tak perduli. Dirinya yang sedang makan malam bersama Bastian hanya menatap jengah namun setelahnya perasaan Kinara tak enak saat seorang pria dewasa masuk dan mengikuti langkah Bara.

Bastian dan Kinara saling menatap satu sama lain, melihat kedua pria itu melangkah menuju kamar utama dengan satu wanita yang berada di samping Bara. Hal itu membuat Kinara bergidik ngeri. Namun tak lama seruan dari Bara yang memanggil nama Kinara membuat mata keduanya membola bahkan Kinara dengan cepat meraih gelas yang ada di dekatnya dan meminum dengan cepat.

"Bagaimana ini Tuhan ......Lindungi aku dari pria gila itu."

Bastian mengepalkan tangannya saat ia melirik ke lantai atas dan menatap teman Papahnya menyeringai dengan tatapan ingin ke arah Kinara. Benar-benar gila otak sang Papah, apa yang telah di rencanakan dan terlihat sangat mencurigakan.

"Cepat naik Kinara dan masuk ke kamar utama, jangan lupa membawa minuman untuk tamu ku dan tamu mu!"

Tamumu......" lirihnya, apa yang di rencanakan Bara hingga kata itu terlontar dari mulutnya. Apa setega itu Bara hingga dirinya di jual ke pria hidung belang.

Terpopuler

Comments

Yuyu Yulianti

Yuyu Yulianti

bara otaknya udah ga waras

2025-01-21

0

Shepty Ani

Shepty Ani

ayo bastian ambil tangan kinara lalu ajak kabur

2024-10-08

0

Ita rahmawati

Ita rahmawati

s ini klo seperti yg aku pikurkan berarti tokohnya edan semua 🤣🤣

2024-09-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!