Bab 17

Seperti biasa Kinara harus bekerja, dia mengerjakan pekerjaannya di ruangan dosen sementara dosennya langsung menuju kantor karena tak ingin pulang kemalaman. Semenjak memperkerjakan Kinara pun ruangannya pindah di lantai dua yang mudah di jangkau hingga tak menimbulkan kecurigaan dan gosip dari para lambe turah yang mencari-cari kesalahan orang lain.

Tugas yang ia periksa cukup banyak dan membutuhkan waktu lama. Kemungkinan pulang sore karena tak ingin membawa pekerjaan sampai rumah. Kinara pun belum mengabari Bastian jika dirinya kini pulang telat. Tepatnya masih sedikit canggung dan tak ingin di kira mau pulang bareng.

Tanpa Kinara tau Bastian sejak tadi mencari hingga hampir putus asa, pria itu menelisik ke kelas, perpustakaan, toilet tanpa memperbolehkan kedua sahabatnya pulang sebelum ia menemukan Kinara. Tampak heboh dan panik sendiri membuat kedua sahabatnya memandang dengan senyuman meledek.

"Loe udah kayak kehilangan bini tau nggak! jujur Ama gue kalo loe bucin sama dia? nggak mungkin hanya karena gagal move on dari bodynya terus buat loe hampir gila begini." Alan membenarkan ucapan Ferdy dan cukup senang jika hasil dari dia menjebak dengan obat setan itu kini Bastian menemukan tambatan hatinya. Tapi akan jadi masalah mengingat status keduanya yang dilarang untuk saling cinta.

"Ck, loe diam aja kalo cuma ngeledek!" Bastian menghela nafas berat, mengusap wajahnya dengan kasar dan mengumpat kesal. Bodohnya dia tidak meminta nomor ponsel Kinara sejak awal. Dan kini kesulitan untuk menemukan.

Bastian memutuskan untuk pulang, dia berharap Kinara sudah pulang kerumah, melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi agar cepat sampai di rumah. Segera berlari masuk kerumah, mencari keberadaan Kinara dengan tergesa.

"Bi, Kinara sudah pulang?" seru Bastian dengan sedikit berlari menuju kamar Kinara.

"Belum den, lah bukannya biasanya sama Aden?"

Bastian menghentikan langkah, mengusap kasar wajahnya dan kembali mengumpat kesal. Kekhawatiran semakin bertambah apa lagi hingga sore tak kunjung ada kabar. Bastian mondar mandir di halaman menunggu Kinara pulang. Berapa kali mengecek ponsel padahal ia tau Kinara dan dirinya tak saling bertukar nomor, mustahil Kinara akan menghubungi. Lagian siapa dirinya hingga menunggu pesan atau panggilan dari Kinara. Apakah mereka sedekat itu.....

Bastian segera masuk ke kamar untuk mengambil kunci mobilnya, dia tidak bisa hanya diam. Memilih mencari dari pada hati tak tenang. "Bener kata Ferdy, gue udah kayak kehilangan istri. Tapi bodo lah, gue nggak tenang rasanya." Bastian kembali berlari menuruni tangga namun langkahnya memelan saat orang yang ia cari dengan santai melangkah melewati dirinya.

Sudah seminggu terbiasa bersama hingga merasa aneh saat tak menemukan, kini ia di buat gila melihat orang yang ia cari dengan santai masuk ke dalam kamar. Bastian segera berlari mendekat hingga Kinara di buat terkejut dengan Bastian yang menerobos masuk kamar.

"Tian!" sentak Kinara dengan tatapan tajam penuh kekesalan. Tapi sedetik kemudian mata Kinara membola merasakan tubuhnya di dekap oleh Tian. Kinara di buat linglung dengan apa yang terjadi, dapat di rasakan kedua jantung beradu.

Namun Kinara masih waras dan sadar jika apa yang saat ini di lakukan salah. Berusaha memberontak namun seketika terdiam saat Bastian semakin menelusup ke leher jenjangnya. Ntah apa yang pria itu rasakan, tapi setelahnya mata Kinara terpejam pasrah.

Bastian pun merasa lega, setelah di liput rasa kekhawatiran dan kecemasan di luar batas kini bebannya seperti bebas lepas. Sadar akan apa yang ia lakukan namun disini dia pun merasa sangat nyaman dan mulai mengartikan perasaan. Ya, Bastian tak munafik dia mencintai Kinara .

Di awal ia merasa bersalah, iba, terbiasa dan ingin selalu dekat lalu kini begitu ingin memiliki setelah memastikan debaran jantungnya begitu cepat hanya pada satu wanita. Ya, Kinara...Wanita yang ia temukan dan melalui malam bersama. Hanya saja berdosakah ia mencintai ibu tirinya.....

Bastian merenggangkan pelukannya menatap Kinara yang kini menunduk canggung namun begitu manis terlihat. Ntah keyakinan dari mana tetapi melihat respon Kinara yang tampak malu justru membuatnya yakin jika Kinara pun merasakan hal yang sama. "Ge er dikit nggak apa-apa lah....kali aja jadi kenyataan."

"Sorry, loe buat gue khawatir. Dari mana?" tanyanya lembut dengan menarik dagu Kinara agar dapat menatapnya.

Seketika Kinara nampak terkesima dengan ketampanan Bastian yang memang tak dapat di remehkan, tapi setelahnya ia sadar jika pria yang ada di hadapannya adalah anak tiri yang sungguh gila jika ia memikirkan sesuatu yang lebih.

"Oh...i..itu aku kerja." Kinara merutuki kebodohannya, mengapa mendadak kaku dan gugup. Wanita itu mengigit bibir bawahnya dengan memejamkan mata namun membuat Bastian gagal fokus dan salah tingkah, menggaruk tengkuknya menenangkan gairah yang tiba-tiba datang.

Bastian menarik nafas dalam dan kembali berusaha bersikap normal, ia tak ingin Kinara tak nyaman dan kembali menjaga jarak yang akan sulit baginya untuk mendekat. "Kerja apa?" tanyanya memastikan, sedikit terkejut tetapi melihat wajah Kinara yang polos menggemaskan membuatnya salfok terus.

"Kerja sama Pak Yudha ..." lirihnya memberanikan diri menatap Bastian yang tampak mengernyitkan dahi.

"Kerja apa?" tanyanya penuh selidik dan mulai ingin tau lebih. Entah mengapa ucapan Kinara membuat pikiran kotornya merajalela. Apa lagi setelah kejadian di kampus pagi tadi, tanpa sadar Bastian mulai posesif melebihi suami.

"Kok kepo jadinya, udah lah keluar sana aku mau mandi gerah!" Sadar akan Bastian yang tiba-tiba ingin tau dan seakan cemburu, Kinara memilih untuk mengusirnya keluar kamar dari pada semakin membuatnya bertanya-tanya.

Awalnya Bastian keberatan namun setelah Kinara memasang tatapan perang, Bastian nampak berpikir dan mengalah lalu keluar kamar.

Kinara menghela nafas panjang, gawat jika terlalu lama berduaan. Bukan setan lagi yang akan menggoda, demit bucin bisa bergentayangan. Kinara sebisa mungkin menjaga batasan. Sadar akan status meskipun tak tau sampai kapan hati akan berdiri tanpa peduli jika ada rasa menggelitik saat bersama anak tiri.

Malam ini Bara tak pulang, pekerjaan pun berkurang, tak melayani dan harus masuk kembali ke kamar utama. Bukan tanpa sebab Kinara tau jika suaminya tidak pulang, karena saat dirinya keluar kamar ingin memasak Bastian mengajaknya makan keluar agar tidak bosan makanan rumahan.

"Ayo lah....ikut aja kenapa sich. Loe nggak bosen makan nasi terus, sekali-kali gue ajak makan yang lain. Kali aja pulang dari sana loe jadi ada inspirasi buat nambah menu masakan."

Kinara menatap jengah Bastian yang terus membujuk dan merayu, namun Kinara tampaknya malas keluar dan berganti pakaian. Lebih memilih makan mie instan simpel dan nggak ribet, sudah pasti enak dan mengenyangkan. Tak menghiraukan Bastian yang kembali ke kamar dan mulai memasak mie instan dengan menambah sayuran, bakso dan sosis.

"Eeemmmmm.....wangi, eh saos sama ladanya lupa." Kinara membubuhkan saos dan lada serta bawang goreng yang menggugah selera. Tersenyum menatap hasil buatannya karena sudah di jamin rasanya pun nikmat. Namun saat dirinya dengan santai membuka mulut untuk menikmati suapan pertama hal tak terduga pun datang. Bastian dengan santai membuka mulut dan meraih suapan pertama yang membuat keduanya saling bersinggungan.

...🍃🍃🍃...

Jangan lupa like, coment dan vote

Aku minta dukungannya ya man teman untuk hasil haluku yang ini. Karena ikut Contes dan makasih yang sudah memberi dukungannya. 🤗🤗

jangan lupa follow Ig ku weni0109

Terpopuler

Comments

Yuyu Yulianti

Yuyu Yulianti

ceritanya seru bikin betah bacanya😁

2025-01-21

0

Neneng cinta

Neneng cinta

aku doain deh mg kalian bersatu, kinara diceraikan ayahnya...😍😍😍

2023-06-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!