Bab 12

Malam ini Bara terasa sangat suntuk, sekertaris yang biasa menjadi pemuas ranjangnya kini tengah datang bulan dan membuat kepalanya cenat cenut tak karuan. Ingin pulang malas tetapi ingin pergi ke tempat hiburan malam ia masih menjaga nama baik dirinya.

Bara memang pemain, tanpa banyak yang tau termasuk Bastian. Setiap weekend asistennya mencarikan wanita dengan bayaran dua kali lipat. Uang pemuas ranjang dan uang untuk tutup mulut. Setelah puas Bara tidak akan memakai jasa wanita itu lagi untuk kedua kalinya.

Dan malam ini ia sangat ingin, hingga asistennya harus mengurungkan niat pulang karena harus mencarikan wanita untuk Bara bawa ke peraduan. Bara yang biasa pamit pada Bastian keluar kota jika ingin menghabiskan malam panas. Kini untuk pertama kalinya nekat membawa pulang. Hal yang tak pernah ia lakukan dan membuat putranya tak menyangka perbuatan sang Papah begitu kelewatan.

Kinara tercengang melihat keduanya, bahkan dengan sengaja berjalan beriringan dan berhenti tepat di tangga untuk sejenak saling bercumbu rayu. Melihat itu Bastian reflek menutup kedua mata Kinara agar wanita itu terhalangi akan pemandangan yang membuatnya geram.

Bukan karena cemburu, tetapi karena Bara yang bertindak sesuka hati sedangkan ia sudah meminta untuk di ceraikan. Jika seperti ini ia merasa tak di hargai karena statusnya yang masih menjadi istri. Kinara pun tak menolak saat tangan Bastian singgah di matanya, sempat terkejut dan ingin menghindar tetapi entah mengapa ia merasa aman tidak lagi melihat pemandangan yang tak semestinya di pertontonkan.

"Kinara!" panggil Bara dengan nada tinggi, Kinara segera menepis kedua tangan Bastian dan menatap Bara dengan hati kesal. Kinara tak menjawab hanya menatap dengan tatapan tanya yang membuat Bara semakin emosi.

"Ck, buatkan kopi untukku dan minuman untuknya! jangan pakai lama dan antarkan ke kamar, cepat!" sentak Bara membuat Kinara terjingkat. Kinara pun segera beranjak setelah melihat Bara naik dengan membawa wanita itu ke dalam kamar miliknya.

Bastian mengikuti Kinara ke dapur dan membujuk agar tidak menuruti kemauan Papahnya tetapi tak di gubris oleh Kinara. Ia hanya diam, bahkan rasa kesalnya membuat rasa trauma itu perlahan hilang. Bastian terus membujuk Kinara agar tak naik ke kamar Papahnya tetapi Kinara benar-benar sulit di cegah padahal Bastian memikirkannya dan tak ingin terjadi apa-apa dengan Kinara.

"Ck, Kinara! loe jangan jadi batu kenapa sih! Gue gini cuma nggak mau loe di apa-apain sama bokap gue, kalo sampe loe di atas di pake bareng-bareng gimana? astaga gue nggak bisa membayangkan, nggak mungkinkan gue masuk cuma mau jadi superhero dadakan buat menyelamatkan loe. Kalo gue ikut khilaf bagaimana?"

Kinara tercengang mendengar ucapan dan penuturan absurd dari Bastian, dia hanya menggelengkan kepala dan kembali melangkah menuju anak tangga dengan nampan yang berisi dua minuman untuk suami dan wanita penghiburnya. Gila memang, seorang istri harus melayani suami dan selingkuhannya di dalam kamar suaminya sendiri. Jika wanita lain pasti sudah menangis di buatnya, tetapi untuk Kinara tidak demikian. Dia sangat beruntung tidak di wajibkan untuk melayani nafsu Bara.

"Kinara!" Bastian benar-benar gemas hingga menghalaunya saat menaiki tangga.

"Ck, pikiran kamu terlalu jauh! jangan kebanyakan berkhayal hingga berpikir kotor seperti itu. Jika aku tidak menuruti perintah Papah kamu, kamu pikir aku akan tidur nyenyak nantinya? nggak! Minggir aku mau lewat!" sudah kesal dengan Bapaknya kini harus dibuat kesal oleh anaknya dalam waktu yang bersamaan. Dan akhirnya Bastian pun memberi jalan untuk Kinara masuk kedalam kamar Sang Papah.

Pemandangan pertama saat masuk membuat Kinara muak dan ingin muntah, kedua pasangan mesum itu sedang bergulat di atas ranjang dengan mengeluarkan suara yang membuat Kinara merinding mendengarnya. Dengan cepat ia meletakkan nampan itu dia atas meja agar cepat keluar dari kamar itu tetapi niatnya lagi-lagi tak berjalan mulus. Bara memanggilnya berusaha menghalangi langkahnya untuk segera keluar kamar.

"Bawakan minuman itu kesini!" titahnya dengan seringai tipis yang membuat Kinara merasa harus berhati-hati.

"Siapa dia sayang?" tanya wanita yang kini bergelayut manja dengan pakaian yang entah kemana dan hanya menutupi tubuhnya dengan selimut tebal.

"Dia pembantu di rumah ini, dia yang akan melayani kita malam ini."

Kinara membolakan matanya, bayangan akan ucapan Bastian membuatnya merutuki kebodohannya. Kenapa tak mengindahkan kata-kata Bastian dan justru terus masuk ke kandang macan. Kinara pun terus melangkah dan di minta untuk memberi minum itu ke mulut Bara langsung. Hal yang sama di lakukan pada wanita bayaran yang tampak sinis menatapnya. Diam-diam dia tak percaya jika Kinara adalah pembantu di rumah itu karena melihat kecantikan Kinara yang melebihi dirinya.

"Pintar, sekarang kamu diam di sana dan jangan kemana-mana. Tunggu kami hingga selesai dan setelahnya siapkan air untuk kami mandi dan pakaian ganti. Oh jangan lupa siapkan makanan untuk kami! dan di larang menutup mata, jika aku melihat kamu menutup mata sebentar saja maka gelas ini akan melayang ke wajahmu!" ancaman yang benar-benar di luar nalar. Kinara hanya bisa menurut dan melangkah menuju depan pintu menghadap dua orang yang akan memulai adegan panas itu.

"Lihat kesini!" teriak Bara saat melirik Kinara yang sengaja membuang muka dan tampak puas saat Kinara pasrah lalu kembali menatapnya.

"Apa tidak mengapa di lihat wanita itu? aku tidak nyaman ada orang yang melihat kegiatan kita."

"Tidak masalah sayang, rasanya akan sangat luar biasa."

Dan kegiatan itu pun di mulai, dengan suara-suara yang membuat Kinara ingin menutup telinga tetapi tak berani karena Bara yang sesekali meliriknya dengan tatapan penuh gairah. Hampir satu jam Kinara berdiri dan menyaksikan sendiri dengan menahan mual hingga ia tak sanggup saat melihat sesuatu yang membuatnya ingin mengeluarkan kembali isi perutnya.

Kinara segera keluar kamar dan berlari menuju dapur, benar saja perutnya serasa di aduk hingga tubuhnya lemas. Pijatan di tengkuknya membuat sedikit nyaman dan segera meraih minum yang telah di siapkan oleh Bastian.

"Kan gue udah bilang jangan, loe nggak mau dengerin. Sekarang gimana rasanya setelah jadi penonton live streaming, hhmm?" tanya Bastian dengan seringai tipis di wajahnya. Dia tau apa yang Papahnya perintahkan dan Kinara lakukan. Bastian pun tak menyangka Bara bisa tega melakukan seperti itu di depan istrinya. Katakan ia benci pada Kinara tetapi tak seharusnya melakukan hal sekeji itu.

Kini Kinara terduduk lemas di kursi meja makan dan tak memperdulikan pertanyaan dari Bastian. Sudah cukup sekali ia seperti ini dan tak Sudi mengulangi lagi.

...****************...

Jangan lupa like, coment dan vote ya man teman, makasih🤗

Dan follow ig aku weni 0109

Terpopuler

Comments

mur:ciyuah

mur:ciyuah

rasanya aku mau sirAm muka bara dengan secangkir kopi panas...

2025-01-25

0

Muti

Muti

Thor boleh nggk aku ijin untuk nimpuk di bara pakai plu

2024-02-29

1

Flower Layu Layu

Flower Layu Layu

ceraikan kan kinara bara

2023-10-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!