Bab 18

Kinara mengerjap menatap pria tengil yang sengaja mencuri kesempatan atau memang kelaparan hingga tak sabar dan asal serobot saja. Hampir kedua bibir itu bertemu, beruntung terhalang hidung namun membuat Kinara canggung dan segera mundur. Tetapi dengan santai Bastian melahap dan tersisa sendok kosong yang masih Kinara pegang. Kinara menghela nafas panjang meletakkan kembali sendoknya dan menatap Bastian yang kini meringis tak bersalah.

"Kalo mau tuh bilang jangan main samber aja, untung punya hidung kayak perosotan Waterboom kalo nggak kan kena bibir aku!" gumam Kinara kesal tapi dengan jelas Bastian mendengarnya. Dia pun hanya cengengesan gaje, menggoda Kinara yang nampak kesal namun seru melihatnya.

"Aku laper loh, kamu biasa masak kan ini nggak. Aku ajak keluar nggak mau malah milih masak mie instan. Aku pikir bikin dua, eh ternyata satu mangkok doang. Romantis banget sich kamu, pengen makan semangkok berdua ya sama aku kayak di film-film itu. Abis itu kita nyanyi muterin tiang tuh sambil aku kejar-kejaran manja."

Kinara tercengang mendengar khayalan Bastian yang membuat kepalanya mendadak pening. Apa kali begitu, dikira film India tahun 90an. Kinara menggelengkan kepala, mimpi apa ia bisa serumah dengan manusia purba yang tampan ini.

"Kamu tuh pedenya tingkat dewa tau nggak, buat mie instan tuh kan gampang. Nggak perlu harus aku buatkan juga, lagian kenapa nggak jadi makan diluar. Katanya bosen sama masakan aku, sok atuh makan di restoran yang makanannya enak-enak. Nggak keasinan kayak aku, biar kamu juga nggak makan nasi terus. Susah memang jika hidup dengan lidah orang kaya, maunya makan enak terus. Belum aja aku masakin pare biar tau pahitnya hidup kayak gimana." Ocehan Kinara membuat Bastian geregetan, rasanya sejak tadi Bastian ingin membungkam mulutnya namun masih cukup waras dan tak ingin membuat Kinara marah.

"Kok aku kayak berasa diomelin sama istri ya, ngasih duit belanja nggak seberapa tapi minta makan enak. Tapi ocehan kami bikin candu, ngoceh lagi aja dech. Mie nya biar aku makan." Bastian menarik mangkuk mie Kinara dan memakannya dengan lahap. Tidak takut Kinara akan mengamuk dan menghabiskan hingga tak tersisa.

"Kenyangnya..."

Kinara menatap nanar mangkok yang kosong bahkan kuah pun tak terlihat. Wanita itu mendengus kesal dan menghentak-hentakkan kakinya lalu segera beranjak dari sana dan memilih masuk kamar namun tarikan di tangannya membuat Kinara jatuh kepangkuan Bastian.

Keduanya saling mengunci pandang merasakan jantung yang berdisco hingga Kinara memukul dada Bastian dan kembali beranjak dari sana.

"Hey....Kinara! loe marah sama gue? timbang mie Kin, bikin lagi aja ntar gue temenin!" seru Bastian mengajar namun tak di pedulikan oleh Kinara. Dia terus melangkah masuk kamar tetapi menjadi sulit ketika Bastian merusuh saat ia ingin menutup pintu.

Kinara bersedekap dada menatap kesal Bastian dengan bibir mengerucut. Ingin mengecup takut kena timpuk alhasil hanya mampu memandang dan fokus agar wanita itu tak merajuk berkepanjangan.

"Kalo marah nanti cantiknya hilang loh, apa lagi itu bibir minta di kuncir." Ucapan Bastian membuat Kinara mengatupkan bibirnya dan membuat Bastian menahan tawa. "Gue udah pesenin loe makanan, ayo udah jangan ngambek! ngambek di piara, kambing piara biar bisa di jual Kinara!"

Bastian segera menarik tangan Kinara dan membawanya duduk di sofa ruang keluarga, menunggu makanan datang yang sudah Bastian pesan sebelum dia merusuh di meja makan.

Tak lama bel rumah pun berbunyi, Bastian segera menghampiri dan kembali dengan kantong keresek makanan yang ada di tangannya. Pria itu tersenyum menatap Kinara yang masih diam dengan wajah di tekuk. Namun binar matanya tampak nyata saat Bastian membuka apa yang ia pesan.

Bastian menyuapkan makanan itu untuk Kinara namun wanita itu tampak ragu untuk menerima. "Ayo A!"

"Bisa sendiri Tian." Kinara merebut garpu yang Bastian pegang tetapi dengan cepat Bastian menghindar. Bastian berdecak dan kembali menyodorkan suapan ke arah Kinara hingga wanita itu membuka mulutnya.

Tak hanya sekali, tampaknya Kinara mulai nyaman dan terus menikmati makanan yang Bastian pesan. Spaghetti beserta pizza dan beberapa nugget yang juicy banget. Sesuatu yang jarang Kinara makan dan itu salah satu makanan kesukaannya. Bastian pun dengan telaten menyuapi dan ikut menikmati hingga habis tak tersisa.

"Kenyang..." ucap Kinara dengan suara manja dan wajah menggemaskan. Bahkan Bastian di buat menganga dengan perubahan Kinara, namun cukup bahagia karena wanita itu mulai menunjukkan sikap manisnya.

"Ini tangan ada apanya ya...baru di suapin udah keluar manjanya gimana kalau di sayang makin luluh kali udah kayak kucing piaraan. Galak di awal tapi kalo udah kenal manjanya bikin pengen nguyel-nguyel."

Bastian beranjak menuju dapur dan kembali dengan membawa minum untuk Kinara. Tak hanya menyodorkan minum, tetapi Bastian memberikan dan menempelkannya ke bibir Kinara.

"Makasih." Kinara tersenyum tulus dan begitu manis terlihat. Sadar atau tidak dia membuat Bastian semakin jatuh cinta. Hingga malam keduanya berbincang, bercanda dan semakin dekat. Meski duduk masih berjarak namun terlihat semakin akrab.

Hampir larut keduanya masuk ke dalam kamar dan terlalap dengan nyenyak. Menyambut pagi dengan badan bugar dan hati yang lebih bahagia. Seperti biasa Kinara akan berangkat bersama dengan Bastian. Berangkat agak siang karena jadwal keduanya sama-sama masuk sekitar jam 10.

Bastian pun mewanti-wanti jika ada pekerjaan harap menghubungi, semalam mereka bertukar nomor agar kejadian kemarin tidak terulang lagi. Tepatnya Bastian yang rewel agar memudahkannya menghubungi Kinara.

"Loe duluan ya, gue mau nemuin Ferdy sama Alan dulu di kantin. Nggak apa-apa kan?" tanya Bastian yang mulai bersiap ingin turun.

"Hhmm iya, ya udah aku ke kelas." Kinara segera turun tapi seruan Bastian membuatnya urung melangkah. "Kenapa?"

"Jangan nakal!" Bastian mengusak pucuk kepala Kinara dengan tersenyum hangat. Sikapnya membuat hati Kinara tak karuan. "Kok merah pipinya, hhmm?" tanya Bastian dengan mendekatkan wajahnya pada Kinara membuat Kinara tak tahan dan merangkak manja. Bastian pun di buat tertawa melihat Kinara yang bersemu. Bahkan hampir masuk ke pelukannya karena malu namun segera terhenti setelah sadar akan tindakannya yang berlebihan dan segera melangkah menuju kelas.

Bastian mengulum senyum menatap Kinara yang melangkah menjauh. Pria itu sadar jika hatinya sudah singgah dan menetap. Dan tak peduli dengan Kinara yang berstatus ibu tiri. Mungkin terkesan nekat tetapi ia siap jika harus menunggu janda nya Kinara.

"Dari awal emang loe milik gue, sampai kapanpun loe tetap milik gue. Dan gue jamin loe bakal ketemu lagi sama si bocil gue!"

Terpopuler

Comments

Shepty Ani

Shepty Ani

bocil owh yg botak kecil itu bukan bang wkwkwk

2024-10-08

1

Ita rahmawati

Ita rahmawati

yg mana yan bocil kamu 🤣🤣

2024-09-28

0

Neneng cinta

Neneng cinta

😁😁😁,,cocok tuh kalian...

2023-06-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!