Dan benar saja, banyak sekali mahasiswi yang menatap aneh, heran dan penasaran. Kinara melangkah menuju kelas dengan Bastian yang terus mengikuti dari belakang. Dirinya nampak jengah dan tak nyaman tapi tampaknya pria itu tak ada niat membiarkannya berjalan sendirian. Karena lagi-lagi penolakannya tak berarti apapun hingga Kinara pasrah dan membiarkan bastian sesuka hatinya.
Bastian pun mengikuti Kinara bukan tanpa tujuan, dia sadar yang di takutkan Kinara ada benarnya karena ia pun melihat tatapan tajam para wanita kampus yang membuatnya kesal. Rasanya ia ingin mencolok satu persatu mata itu, karena mereka Kinara merasa terancam. Apa lagi jika melihat beberapa wanita yang pernah ia tolak. Memandangnya pun sudah seperti ingin mengajak perang.
"Nggak usah liatin cewek gue sampe segitunya! loe mau ngajak ribut sama gue?" ketus Bastian yang tiba-tiba merangkul pundak Kinara dan dengar apa yang ia katakan. Seketika langkah Kinara pun memelan dengan melepaskan rangkulan Bastian namun tak di biarkan oleh pria itu.
"Berani loe lepas, abis loe sama mulut ular wanita-wanita di sana. Dengan begini gue jamin mereka nggak berani dan cukup sadar diri kalo mereka nggak lebih dari loe!" bisik Bastian yang terus melangkah agar Kinara tak tertinggal pelajaran.
Kinara sempat melihat barisan para wanita yang menatapnya dari ujung kaki sampai ujung kepala. Barisan wanita yang terlihat mencolok dari mahasiswi lainnya. Setelahnya ia menatap Bastian dengan tatapan penuh tanya.
"Mereka cewek-cewek yang mengharapkan ada di posisi loe saat ini. Seperti ini...." lirih Bastian dengan menatap dalam mata Kinara membuat wanita itu sempat salah tingkah dan pergi berlari menuju kelas. Bastian mengulum senyum tipis sangat tipis hingga tak ada satupun yang menyadari.
"Seru juga godain emak sendiri...." Bastian segera melangkah menuju kelas, sempat singgah sejenak di kumpulan wanita yang membuat hati Kinara semakin gelisah. Kemudian segera masuk kelas setelah memastikan.
Keduanya tak terlibat lagi dalam pertemuan, hanya kedua sahabatnya sejak tadi menatap curiga dan cukup kepo dengan sikap Bastian yang tampak sumringah, aura dinginnya lebih hangat dan mengulum senyum sepanjang pelajaran. Ferdy dan Alan terus memperhatikan hingga keduanya bergidik melihat sikap aneh Bastian yang tak biasa.
"Loe abis dari mana?" tanya Ferdy yang sudah tidak tahan dengan mulutnya sendiri. Begitu gatal ingin mengintrogasi hingga di saat dosen sudah keluar, dia segera mendekati Bastian yang begitu semangat memasukkan buku-buku ke dalam tas dan ingin segera beranjak pergi.
"Loe nggak liat gue abis belajar, pake nanya abis dari mana. Gaje banget pertanyaan loe!" Bastian segera keluar dari kelas dan diikuti keduanya yang ingin mencari tau sesuatu.
"Ini orang gue yakin ketempelan Kunti...beranak...tapi kalo yang nempel kedia itu bukan yang cewek melainkan yang laki. Namanya Kunto....beranak!"
"Mana ada laki beranak pea!" Alan menoyor kepala Ferdy kemudian keduanya tercengang melihat Bastian yang melangkah menuju kelas Kinara dan menunggu wanita itu keluar hingga berjalan beriringan.
Ferdy dan Alan pun terus mengikuti seperti penguntit kelas kakap, tanpa terdengar tapakan kaki namun membuat semua yang melihat menatap heran. Mengikuti sampai di parkiran dimana Bastian membukakan pintu mobil untuk Kinara dan siap untuk pulang.
"Gila ternyata di buat gantian, kalo malem sama bokapnya kalo siang sama anaknya, kuat juga ya...." gumam Ferdy tak waras dan mendapatkan pukulan dari seseorang yang sejak tadi geram akan tingkah keduanya namun berusaha untuk menahan karena ada Kinara.
"Balik loe berdua! mau ikut gue pulang sekalian biar tau apa aja yang gue lakuin sama dia? Kotor otak loe pada! gue belum sampe begitu, jangan pada bayangin terus di buat fantasi loe di kamar mandi! Dasar sahabat gila! tapi boleh juga sich,mungkin bisa gue realisasikan ide Loe Fer, thanks ya!" Bastian menepuk pundak kedua sahabatnya dan segera masuk kedalam mobil lalu pergi meninggalkan keduanya yang tampak mendelik dan menganga.
"Ini konsepnya gimana sich? kalo udah gini dia yang dosa apa gue yang salah karena pikiran gue bikin anak orang jadi liar....ckckck....."
"Udah kita balik aja, urusan dia dah mau gimana. Belum bisa move on dia sama lembah basah milik Kinara, paham dah yang baru sekali main becek-becekan." Alan dan Ferdy segera masuk mobil dengan pemikiran mereka masing-masing. Mereka berpikir tak mengapa lah jika Bastian melakukan di luar batas toh dosa di tanggung penumpang. Lagian jika berbicara dosa mereka pun sama-sama gila.
Kinara turun dari mobil Bastian tanpa menunggu di bukakan pintu, dia segera melangkah masuk menuju dapur untuk mengambil minum dan menyapa bibi yang tengah masak untuk makan siang
"Lelah banget ya non, sampe abis satu botol penuh." Bibi menatap heran Kinara yang pulang-pulang seperti di kejar-kejar anjing hingga ngos-ngosan dan meminum satu botol air dingin. "Makanan sudah matang ya non, cepat makan agar staminanya pulih kembali, sepetinya non lelah hari ini."
Belum sepat Kinara menjawab tetapi Bastian sudah datang dan merebut botol minum yang Kinara pegang. "Kehausan dia Bi, di jalan staminanya di sedot tawon kali Bi!" Bastian membalikkan botol itu, memamerkan pada Kinara jika tak ada tetesan air yang keluar lalu segara berjalan masuk ke dalam kamar. Kinara pun hanya diam dengan jantung yang masih berdebar, ntah apa yang terjadi di mobil tadi tetapi cukup membuat wajah Kinara memerah.
Setelah berganti pakaian santai, Kinara keluar kamar dan mengambil makan lalu beralih ke arah taman belakang untuk makan di sana. Bosan sekali makan di meja makan seperti orang kaya kebanyakan dan rindu makan dengan santai dengan menyanggah piring dengan satu tangan dan kaki sebelah di tekuk keatas.
Siang ini pun terealisasikan di bale-bale yang ada di halaman belakang sambil menonton film lewat ponselnya. Baru kali ini Kinara kembali menikmati hidup seperti dulu sebelum menikah. Hidup rumit namun masih bisa santai dalam menjalani keseharian. Tidak seperti sekarang, ia tak memikirkan bayar kuliah karena sudah di lunasi oleh Bara. Tetapi untuk bergerak saja ia terbatas.
"Eheemm....makan nggak ngajak-ngajak. Kayaknya seru makan modelan begitu, kayak anak-anak tongkrongan, santai....."
Uhuuuk ......uhuuuk ....... uhuuuk Kinara segera meraih botol minum yang ia bawa tadi dan segera menenggaknya. Kedatangan Bastian yang tiba-tiba membuat dirinya mati gaya dan perlahan menurunkan sebelah kakinya yang hanya berbalut celana selutut.
"Eh gue nggak ngelarang, loe mau jumpalitan depan gue juga nggak apa-apa. Senyaman loe, apa lagi kalo mau gini terus.....kita berteman!" Bastian menyodorkan jari kelingkingnya pada Kinara dengan senyuman mengembang yang hanya pada Kinara saja Bastian perlihatkan.
Dengan perasaan yang entah dan melihat kegigihan Bastian selama ia tinggal di sana. Lalu perangai pria itu yang cukup baik mungkin saat nya Kinara berdamai dengan masa yang kelam. Dengan perlahan Kinara memberikan jari kelingkingnya dan tanpa bertele-tele segera di kaitkan oleh Bastian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Naura Kamila
tapi sepertinya perempuan yg sudh pernah dinikahi bapak Kandung, gak boleh dinikahi anaknya karna itu jg sdh mjd ibunya, , ,
2023-06-22
0