Bab 14

"Buat siapa?" tanya Ferdi setelah melihat Bastian menerima paperbag makanan dari waiters sebelum mereka ingin meninggalkan restoran.

Bastian pun hanya diam tak menjawab membuat Ferdi semakin penasaran, mereka sudah makan bahkan sudah sangat kenyang. Dan tak pernah Bastian memesan untuk take away.

"Buat siapa Bray?" tanyanya lagi setelah masuk mobil.

"Ck ...Kinara." Jawab Bastian singkat dan malas. Setelah menghabiskan makanannya ia ingat dengan Kinara yang pagi tadi tidak jadi makan. Hingga ia berinisiatif memesan makanan di luar kebiasaannya.

Perduli atau perhatian....Bastian belum terlalu paham akan itu, saat ini ia ingin selalu mendekat dengan Kinara. Dengan rasa atau tidak yang jelas ada rasa nyaman di dirinya yang membuat Bastian selalu berharap mereka bisa menjadi ibu dan anak yang kompak. Ibu dan anak atau pasangan viral? Bastian menggelengkan kepala dan gerakan itu tertangkap oleh Ferdi.

"Loe jatuh cinta sama ibu tiri loe?" Ferdy menyeringai menatap wajah Bastian yang datar dan mendadak tak santai. "Ngapa? jujur sama hati loe? dari menyatu jadi cinta kan loe? Widih.......sedap!"

"Ck, ngomong apa sich loe! gue cuma kasian dia tadi pagi nggak makan. Lagian gue ngerasa bersalah aja sama dia, ya kali cepet banget jatuh cinta," elak Bastian.

Bastian tak ada niat menoleh sedikitpun ke arah Ferdy, ia tau kini wajah sahabatnya pasti sedang meledek. Suka atau tidak hanya hatinya yang paham walaupun ia buta akan cinta karena belum pernah berpacaran.

Setelah menurunkan Ferdy di depan lobby apartemen ia segera menancap gas untuk pulang kerumah. Waktu sudah menunjukkan jam makan malam dan ia ingin segera sampai agar makanan yang ia beli dimakan sebelum Kinara memakan masakannya sendiri. Sampai dirumah dengan lancar tanpa ada hambatan dan segera masuk mencari Kinara.

Bastian melihat mobil Bara di garasi kemudian memastikan Papahnya berada di kamar saat ini. Setelah itu ia segera mencuri kesempatan untuk menemui Kinara.

Ketukan pintu membuat Kinara segera turun dari ranjang dan membukanya. Ia takut jika itu Bara akan marah jika telat merespon apapun yang pria itu inginkan.

"Eh...." Kinara terkesiap dengan siapa yang berdiri di depan pintu kamar. Setelah pagi tidak bertemu tetapi saat ingin tidur ia berkunjung dan menyodorkan bungkusan ke arahnya.

"Apa?" tanya Kinara polos.

"Ambil! di jamin enak, makanan favorit gue."

Setelah mengucapkan itu dan memastikan Kinara menerimanya, Bastian segera melangkah menuju kamar agar tak mendengar penolakan dari Kinara. Dia tau Kinara belum makan karena tadi sempat singgah di dapur dan melihat kedalam tutup saji yang kosong.

Kinara segera menutup pintu dan membawa makanan itu masuk. Membukanya dengan perlahan dan seketika matanya berbinar melihat isi di dalam boks makanan tersebut.

Tanpa menunggu lama ia segera menikmati dan makan dengan lahap. Sejak pagi Kinara tak kunjung keluar dari kamar. Tak memikirkan masak dan makan, dia malas bersinggungan dengan pemilik rumah dan lebih menahan perutnya yang sejak tadi berdendang.

"Rejeki anak Sholehah...." Kinara segera tertidur setelah merasakan perutnya yang kenyang.

Pagi ini tampak aman dan tak ada masalah, Bara pun anteng dengan sarapannya begitupun dengan Bastian. Kinara menghela nafas lega, pagi ini berangkat ngampus tanpa kendala. Moodnya baik dan bisa belajar dengan semangat.

Bara bersiap berangkat setelah menghabisi isi piringnya dan pamit pada Bastian. Bersikap biasa saja seperti tak ada masalah. Seakan lupa tentang perdebatan kemarin.

Melihat Bara yang sudah ingin beranjak, Kinara pun siap-siap ingin berangkat. Ada mata kuliah pagi hari ini dan ia tak ingin terlambat, tetapi ucapan Bastian pada Papahnya membuat pergerakan Kinara terhenti.

"Papah mau berangkat?"

"Hhmm....papah ada meeting jadi harus buru-buru sampai di kantor karena klien sudah menunggu." Bara segera meraih tas kerjanya dan segera pamit pada Bastian tanpa menoleh ke arah Kinara.

"Kinara biar berangkat bareng Tian Pah, kita satu kampus."

"Terserah, sesuka hatimu." Jawaban yang mengandung kesempatan besar untuk Bastian berdekatan dengan Kinara. Bara segera meninggalkan keduanya tanpa memperdulikan.

Bastian menyeringai menatap Kinara yang saat ini melemparkan tatapan tajam padanya. Sudah di acc dari bapak negara dan tak akan Bastian siakan begitu saja. Bahkan saat Kinara nampak ingin kabur Bastian segara meraih tangannya.

"Lepas!" Kinara mencoba untuk melepaskan namun cekalan tangan Bastian begitu kuat hingga sulit terlepas.

"Berangkat bareng gue!" Tegasnya dan segera membawa Kinara masuk ke mobil. Bastian membukakan pintu untuk Kinara, melindungi kepalanya agar tak terkena bagian atas mobil. Setelah aman dia pun segera menduduki kursi kemudi. Bastian segera melajukan mobilnya menuju kampus, ia tau Kinara ada jam pagi maka secepat mungkin ia membawa mobilnya melesat. Dan hanya membutuhkan waktu 30 menit sampai di parkiran kampus.

Kinara menghela napas berat, ingin turun pun ragu. Memilin ujung roknya dengan menundukkan kepala, hingga dirinya tercengang melihat Bastian yang mengikis jarak dan membuat jantungnya berdebar tak karuan. Kinara pun memundurkan tubuhnya namun Bastian terus mendekat membuat Kinara menahan nafas.

Kinara menghela nafas lega setelah tau tujuan Bastian mendekat dan menyandarkan tubuhnya dengan memejamkan mata.

"Kenapa? nggak mau turun? apa masih betah sama gue di dalam mobil, hmm?"

Kinara kembali membuka mata menoleh ke arah Bastian yang kini mengulum senyum menatapnya begitu dalam tapi justru membuat Kinara jengah dengan sikapnya.

"Kenapa hobi banget buat aku dalam masalah sich?" Kinara membuang muka ke jendela, sepuluh menit lagi kelasnya akan di mulai dan dia belum mau keluar dari mobil. Dirinya masih bingung jika ada fans Bastian yang menanyakan tentang hubungan meraka. Karena setelah menjadi ibu tirinya, Kinara baru sadar pria yang selama ini di bicarakan oleh teman dan mahasiswi lain adalah Bastian anak management.

"Gue buat masalah sekali dan itu juga udah nyesel banget. Terus yang kedua dan ketiganya apa?" tanya Bastian polos.

"Ck.... yang kedua karena kamu ngajak aku berangkat bareng dan yang ketiganya kalo udah kayak gini nanti aku yang repot andai ada fans fanatik kamu yang lihat lalu menerorku!" Kinara memijit pelipisnya pusing memikirkan cara untuk kabur dari sana. Sedangkan kampus semakin ramai dan waktu pun terus berputar.

"Loe kebanyakan nonton sinetron, ayo turun keburu telat. Loe mau kena omel sama Pak Yudha?" tanpa pikir panjang Bastian segera turun dari mobil kemudian membukakan pintu dan membantunya turun. Kinara pun pasrah dan mengikuti maunya Bastian. Baru saja turun sudah banyak sekali mata tajam yang menghunus dirinya hingga membuat risih dan semakin kesal.

"Kamu menyebalkan!"

"Jangan begitu, jatuh cinta sama gue baru tau rasa loe!" Bastian tersenyum tipis menatap Kinara yang tampak semakin kesal.

...🍀🍀🍀...

Jangan lupa like, coment, dan vote. Makasih 🤗

Dan jangan lupa follow Ig aku \= weni0192

Terpopuler

Comments

sherly

sherly

Bastian nih geger otak apa ya, si Kinara itu istri bpkmu dianggap atau TDK dianya ngk bisa kamu buat seperti cewek yg lg kamu mau pdkt... ngk tanggung jawab kamu bas hrsnya smua mslh Kinara tu kamu beresin dgn mengakui kalo kamu bilang mslh dia

2024-02-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!