Belenggu Cinta Dan Dendam Mr. Dacosta

Belenggu Cinta Dan Dendam Mr. Dacosta

Bab 1. Mimpi buruk Aiden

Assalamualaikum Readers yang baru mampir ke novel ini, ada baiknya membaca dulu novel author yang lain. One Night Stand With My Uncle, soalnya ceritanya masih nyambung🥰tapi gak baca juga gak apa-apa kok...hehe

...***...

Seorang anak laki-laki terlihat sedang berlari tanpa alas kaki, wajah dan beberapa bagian tubuhnya terluka seperti habis di pukuli. Nafasnya terengah-engah, dia berusaha menahan takutnya akan kegelapan dan mencari sedikit cahaya.

Dibelakangnya terlihat tiga orang pria bertubuh besar dengan memegang senjata tajam, juga senjata api, mengejar anak laki-laki itu. Beruntung, anak laki-laki itu berlari cukup cepat, namun sayang kaki kecilnya yang berdarah-darah tidak bisa menahan lagi tubuhnya yang sakit. Beberapa kali anak laki-laki itu roboh, belum lagi ada ada darah di lantai yang menjadi jejak kakinya. Tubuhnya berkeringat dingin, wajahnya pucat pasi. Dia berusaha menahan isak tangisnya, tak mau terlihat lemah dan takut.

"A-aku tidak bisa tertangkap, aku harus sembunyi sampai mommy dan Daddy datang." gumam anak laki-laki itu yang dengan cepat memutar otak untuk bersembunyi dari tiga orang pria yang mengejarnya itu.

Anak laki-laki itu pun bersembunyi pada salah satu drum yang ada di sana, tubuh kecilnya masuk ke dalam drum. Tak lama kemudian, anak laki-laki itu mendengar beberapa suara langkah kaki mendekat ke arahnya, dia yakin mereka adalah ketiga pria dewasa yang mengejarnya.

"Sial! Kemana anak itu? Jangan sampai dia lolos, atau bos tidak akan membayar kita!" ucap salah seorang pria dengan gusar.

"Dia pasti belum jauh dari sini." kata salah seorang temannya. Wajahnya tak kalah menyeramkan dengan pria yang mengumpat barusan. Matanya menelisik ruangan yang berisi drum drum tidak terpakai itu, berusaha mencari sosok seseorang disana.

Jantung anak laki-laki bernama Aiden Addison Dacosta itu berdebar-debar saat salah seorang dari mereka mulai mendekat ke arah tempat persembunyiannya.

"Tuhan...tolong...aku ingin mommy dan Daddy. Tolong..." bisik anak laki-laki itu dengan tubuh yang gemetar hebat. Ekor matanya melihat ada 3 pasang kaki disana.

Saat seorang pria akan mendekati drum itu, tiba-tiba saja terdengar suara gaduh di luar. Terdengar pekikan ketiga pria itu merintih kesakitan.

"Hey! Kau siapa?!" hardik salah seorang pria itu pada seorang wanita yang menerobos masuk ke dalam gudang. Wanita asing yang tidak mereka kenal dan membawa pistol.

"Dimana anak-anakku? KATAKAN, atau aku akan membunuh kalian disini sekarang juga!" ancam wanita itu seraya menodongkan senjata apinya pada ketiga pria itu.

Mommy? Itu mommy? Batin Aiden lega mendengar suara Mommynya di luar sana.

"Kenapa aku harus mengatakan dimana anakmu, nona?" tanya seorang pria dengan tawanya yang membuat si wanita itu muak.

"Hahaha..." tawa lainnya terdengar mengejek Zeevana.

Dor!

Zeevana menarik pelatuknya dan melepaskan timah panas itu tepat ke kaki salah satu si penculik yang sudah menculik putranya.

"Ack!"

"Tidak baik mengejek seorang ibu yang sedang mencari anak-anaknya." ucap Zeevana dengan dingin, tanpa peduli salah satu pria itu merintih kesakitan.

"Mom! Aku disini..." Aiden akhirnya bersuara, ia tenang setelah ada Mommynya disana. Zeevana menoleh ke arah seorang anak laki-laki yang keluar dari sebuah drum minyak.

"Aiden, sayang!" Zeevana memeluk erat putranya, Zeevana sangat lega karena bisa melihat putranya lagi. "Kau baik-baik saja nak?"

"Iya mom, tapi Ivana...dia..." belum sempat Aiden menjelaskan lebih detail, suara seseorang tiba-tiba membuat atensinya teralihkan.

"Zeevana, ternyata kau datang sendiri." kata seorang wanita yang tiba-tiba datang dari arah belakang sambil menggendong bayi ditangannya. Bayi itu menangis keras seakan tau ada bahaya disana.

Zeevana khawatir melihat bayinya berada di tangan wanita berambut panjang berwarna merah itu. "Lepaskan anakku! Aku sudah janji akan datang sendiri disini, jadi kau juga tepati janjimu!"

"Letakkan pistol itu dan angkat tanganmu!" ujar wanita itu seraya tersenyum menyeringai. Dia adalah Tessa, wanita yang selalu menginginkan kehancuran Zeevana.

"Serahkan dulu anakku!" seru Zeevana.

"Oh--jadi kau tidak mau? Baik!" Tessa mengeluarkan belati lalu menggores tangan kecil bayi itu dengan belatinya sampai berdarah.

"OWA...OWAA..." bayi itu menangis kesakitan.

Sontak saja Zeevana dan Aiden terbelalak melihatnya. Mereka tidak percaya bahwa Tessa segila itu. "Kau sudah gila TESSA!" hardik Zeevana tidak tahan lagi dengan kelakuan Tessa.

"Lakukan, atau bayimu mati!" Tessa tertawa sarkas bak psikopat. Suara tangisan bayi itu bagaikan musik yang indah untuknya. Ketiga pria yang menjadi suruhannya juga terdiam melihat kegilaan bosnya.

"Baik, akan ku lakukan...tapi biarkan putraku pergi dari sini lebih dulu." ucap Zeevana dengan wajah pasrah, entah apa yang dipikirkannya saat ini.

"Ya, aku akan biarkan dia pergi." Lagipula aku hanya ingin kau yang ada disini. Batin Tessa.

"Mom, aku tidak akan meninggalkan mommy!" Aiden memegang tangan Mommynya dengan erat. Dia tidak mau meninggalkan ibunya disana bersama wanita gila dan para penjahat itu.

Zeevana mendekati Aiden, dia duduk jongkok didepan anaknya itu. Diusapnya wajah Aiden dengan lembut penuh kasih sayang. "Daddy, pasti akan menyelamatkan kita. Jadi kau harus pergi duluan, mommy akan menyelamatkan adikmu dulu. Tolong dengarkan mommy, sayang. Mommy mencintaimu, mommy sayang padamu. Setelah ini kau harus menjaga adikmu dengan baik."

"Mom..."

"Pergilah sayang, mommy akan baik-baik saja. Daddymu pasti akan segera datang, kau hanya perlu pergi lebih dulu." Zeevana mengecup kening putranya, bibirnya gemetar.

"Mom, mommy harus janji...mommy akan baik-baik saja." pinta Aiden dengan lirih, entah kenapa hatinya merasa berdebar dan berat meninggalkan ibu dan adiknya disana. Tapi jika dia berada disini, dia hanya akan menjadi bahan ancaman dan beban untuk Mommynya.

"Ya, mommy janji." Zeevana tersenyum seraya menganggukkan kepalanya, dia berjanji tapi hatinya tidak. Namun Aiden tidak melihat kebohongan itu dengan jelas.

"Pergi! Pergi dan cari bantuan!" ujar Zeevana seraya mendorong tubuh Aiden untuk segera pergi dari sana. Aiden pun melepaskan genggaman tangan Zeevana, dia berlari keluar dari ruangan gelap itu dan menuju cahaya meski perasaannya campur aduk saat ini. Aiden berlari tanpa hambatan apapun, tidak ada yang menghalanginya. Lalu dia pun melihat ayahnya berada disana bersama beberapa pria berseragam polisi.

"Aiden, kau tidak apa-apa sayang? Kau tidak terluka?" tanya Xander pada putranya, dia melihat beberapa luka di wajah Aiden dan giginya gemerutuk kesal menahan marah. Dia sudah bisa menduga pasti si gila itu yang melakukannya.

"Aku baik-baik saja, Dad...tolong mommy...kumohon tolong mommy dan Ivana." pinta Aiden dengan bulir air mata yang mengalir membasahi pipinya.

"Dimana mommymu?" tanya Xander pada putranya.

"Di dalam sana." tunjuk Aiden pada sebuah gudang tua didekat dermaga.

"Kau tunggu disini, Daddy akan pergi kesana menyelamatkan mommy dan adikmu." Xander langsung berlari menuju ke gudang itu bersama beberapa tugas polisi. Aiden juga mengikuti mereka karena dia tidak mau tinggal diam saja.

Sesampainya didalam sana, Xander dan Aiden melihat Tessa menusuk perut istrinya berkali-kali yang sudah berlumuran darah. Tepat saat itu, tubuh Zeevana yang memegang bayinya roboh seketika.

"MOMMY!!" teriak Aiden histeris melihat ibunya terjatuh sambil menggendong adiknya yang menangis. Sementara wanita gila yang memegang pisau berlumuran darah itu malah tertawa-tawa dengan bahagia.

Xander dan Aiden menghampiri Zeevana dan Ivana. Zeevana terlihat lemah, namun ia masih bisa menggendong Ivana bayi kecilnya.

"Mati...haha...Zeevana mati dan Xander menangis. Hahahaha....sudah kubilang kau tidak akan pernah bahagia, sudah kubilang kan untuk meninggalkannya! Kau terlalu keras kepala Xander Dacosta!" teriak Tessa yang puas melihat Zeevana yang lemah.

"KAU!" bentak Xander dengan penuh kemarahan pada Tessa. Percayalah saat ini pria itu ingin membunuhnya, tapi kondisi Zeevana tidak membuatnya berpaling.

Beberapa polisi datang dan meringkus Tessa juga anak buahnya, mereka tak segan-segan memborgol bahkan memperlakukannya dengan kasar.

"MOMMY!" Aiden memegang tangan ibunya yang berlumuran darah. Zeevana melihatnya dengan tatapan sayu.

"Anak...kita... Ivana...menangis..." ucap Zeevana pada suaminya. Xander menggendong Ivana lalu ia menyerahkan bayi itu pada salah satu anggota kepolisian terlebih dahulu.

"Sayang, bertahanlah...kau akan baik-baik saja. Mari kita ke rumah sakit sekarang." ucap Xander sambil menahan tangis, dia sungguh tidak tega melihat keadaan istrinya saat ini. Perutnya berlumuran darah dan bahkan sudah tidak berbentuk lagi.

"Ma-af... tidak bisa menua bersamamu...maaf..." lirih wanita itu dengan terbata, air matanya mengalir melihat Aiden dan Xander.

"Jangan katakan apapun! Kau akan baik-baik saja."

"Tolong...jaga kedua anak kita..." nafas Zeevana tersengal-sengal, dia menggenggam tangan suaminya, tak lama kemudian tangannya terkulai lemah bersamaan dengan matanya yang terpejam untuk selamanya.

Sontak saja Aiden dan Xander berteriak memanggil Zeevana. Namun wanita itu tidak kunjung membuka matanya. "Mommy! Mommy pembohong! Mommy sudah janji akan baik-baik saja, mommy bangun!" Aiden menangis histeris melihat mommynya.

"Aaaaaarghhhhhh!!!!" teriak Xander sambil memeluk istrinya dengan penuh kesedihan. "TIDAK!!"

*****

Disebuah kamar mewah, terlihat seorang gadis cantik sedang menepuk-nepuk pipi seorang pria dewasa berwajah tampan yang matanya masih terpejam walau hari sudah siang.

"Tidak! Mom...mommy..." pria itu meracau dengan mata terpejam dan membuat gadis cantik itu cemas padanya.

"Kakak! Kakak bangunlah!" seorang gadis cantik menepuk pipi pria itu.

"KAKAK!" teriak gadis itu yang akhirnya membuat si empunya terbangun. Kondisi pria itu tidak terlalu baik, wajahnya berkeringat dingin dan nafasnya terengah-engah.

"Ivana?" sontak Aiden mengambil posisi duduk di ranjangnya.

"Kak, apa kakak memimpikan mommy lagi?" tanya Ivana cemas pada Aiden.

"Tidak." jawab Aiden bohong.

"Sebenarnya apa yang terjadi pada mommy kak? Apa benar mommy meninggal karena kecelakaan?" tanya Ivana penasaran, dari yang ia tau Mommynya meninggal karena mengalami kecelakaan dan Daddynya meninggal karena sakit.

Aiden tidak menjawab, ia berdiri dari ranjangnya dan malah menyuruh adiknya untuk turun ke lantai bawah. "Kak, kenapa tidak jawab?"

"Ivana pergilah!" ujar Aiden.

"Baiklah, aku tidak akan bertanya lagi untuk sekarang. Tapi kak Nath ada di bawah, dia sudah menunggumu dari tadi." jelas Ivana.

"Suruh saja dia menunggu." tukas pria itu datar.

"Kak, aku tidak tahu kakak ada masalah apa dengan kak Natasha. Tapi bisakah kakak bersikap baik padanya? Dia selalu baik pada kakak, tapi Kakak selalu kasar padanya...aku tidak mengerti." ucap Ivana sebelum gadis itu pergi meninggalkan kamar kakaknya dengan banyak pertanyaan didalam hatinya. Kenapa kakaknya selalu bersikap jahat pada Natasha dan tentang kematian Mommynya?

Mendengar nama Nath alias Natasha disebut, raut wajah Aiden langsung berubah menjadi dingin. Kemudian pria itu pun masuk ke dalam kamar mandi, lantas membersihkan tubuhnya dibawah guyuran shower.

...*****...

Hai Readers, jangan lupa dukungan kalian ya...☺️☺️kasih bintangnya juga dong

Terpopuler

Comments

Yuli Yanti

Yuli Yanti

mamfir thor,menarik nih cerita nya

2023-03-24

2

°•Anne's chaa•°

°•Anne's chaa•°

Aku mampir di karya baru ini kak Ir🤗 Semangat selalu ka💪🏻

2023-03-15

1

ICʝιвяιℓ ємєяѕση_ADINDA💐

ICʝιвяιℓ ємєяѕση_ADINDA💐

aku baru mampir thor, sukses terus onel

2023-03-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Mimpi buruk Aiden
2 Bab 2. Siksaan untuk Natasha
3 Bab 3. Menyewa wanita panggilan
4 Bab 4. Ivana dilecehkan?
5 Bab 5. Ajakan Aiden
6 Bab 6. Pusing
7 Bab 7. Petaka obat xx
8 Bab 8. Aku akan bertanggungjawab
9 Bab 9. Calon kakak ipar
10 Bab 10. Aku akan pergi, Mr. Dacosta
11 Bab 11. Mual mual
12 Bab 12. Garis dua
13 Bab 13. Ciuman pertama Ivana
14 Bab 14. Bantu aku Dixon!
15 Bab 15. Pernikahan dan kepergian Natasha
16 Bab 16. Kebodohan Aiden
17 Bab 17. Kabar mengejutkan
18 Bab 18. Natasha meninggal?
19 Bab 19. Aiden hancur
20 Bab 20. Natasha masih hidup?
21 Bab 21. Waktu berlalu (Revisi)
22 Bab 22. Bertemu gadis kecil imut
23 Bab 23. Bertemu kembali
24 Bab 25. Seperti orang asing
25 Bab 25. Memulai dari awal
26 Bab 26. Maafkan aku Ivana
27 Bab 27. Hari yang panjang
28 Bab 28. Kakakmu akan menikah
29 Bab 29. Rencana Aiden untuk menikah
30 Bab 30. Mencari Natasha
31 Bab 31. Beraninya kau
32 Bab 32. Natasha menggoda iman
33 Bab 33. Memberi pelajaran!
34 Bab 34. Bertemu dengan keponakan
35 Bab 35. Ivana hamil.
36 Bab 36. Dibawah langit jingga
37 Bab 37. Dia masih hidup
38 Bab 38. Janji suci
39 Bab 39. Ingat semuanya
40 Bab 40. Kita sudah suami-istri
41 Bab 41. Luna minta maaf
42 Bab 42. Pindah ke London
43 Bab 43. Rasa telah berubah
44 Bab 44. Pergi bekerja
45 Bab 45. Rasa bersalah
46 Bab 46. Tidak bolehkah aku cemburu?
47 Bab 47. Malam kedua berasa pertama
48 Bab 48. Suami istri sesungguhnya
49 Bab 49. Natasha tau semuanya
50 Bab 50. Garis dua dan bahagia (End)
51 WHEN BAD BOY MEET SHOLEHAH
52 Dihamili Berondong
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Bab 1. Mimpi buruk Aiden
2
Bab 2. Siksaan untuk Natasha
3
Bab 3. Menyewa wanita panggilan
4
Bab 4. Ivana dilecehkan?
5
Bab 5. Ajakan Aiden
6
Bab 6. Pusing
7
Bab 7. Petaka obat xx
8
Bab 8. Aku akan bertanggungjawab
9
Bab 9. Calon kakak ipar
10
Bab 10. Aku akan pergi, Mr. Dacosta
11
Bab 11. Mual mual
12
Bab 12. Garis dua
13
Bab 13. Ciuman pertama Ivana
14
Bab 14. Bantu aku Dixon!
15
Bab 15. Pernikahan dan kepergian Natasha
16
Bab 16. Kebodohan Aiden
17
Bab 17. Kabar mengejutkan
18
Bab 18. Natasha meninggal?
19
Bab 19. Aiden hancur
20
Bab 20. Natasha masih hidup?
21
Bab 21. Waktu berlalu (Revisi)
22
Bab 22. Bertemu gadis kecil imut
23
Bab 23. Bertemu kembali
24
Bab 25. Seperti orang asing
25
Bab 25. Memulai dari awal
26
Bab 26. Maafkan aku Ivana
27
Bab 27. Hari yang panjang
28
Bab 28. Kakakmu akan menikah
29
Bab 29. Rencana Aiden untuk menikah
30
Bab 30. Mencari Natasha
31
Bab 31. Beraninya kau
32
Bab 32. Natasha menggoda iman
33
Bab 33. Memberi pelajaran!
34
Bab 34. Bertemu dengan keponakan
35
Bab 35. Ivana hamil.
36
Bab 36. Dibawah langit jingga
37
Bab 37. Dia masih hidup
38
Bab 38. Janji suci
39
Bab 39. Ingat semuanya
40
Bab 40. Kita sudah suami-istri
41
Bab 41. Luna minta maaf
42
Bab 42. Pindah ke London
43
Bab 43. Rasa telah berubah
44
Bab 44. Pergi bekerja
45
Bab 45. Rasa bersalah
46
Bab 46. Tidak bolehkah aku cemburu?
47
Bab 47. Malam kedua berasa pertama
48
Bab 48. Suami istri sesungguhnya
49
Bab 49. Natasha tau semuanya
50
Bab 50. Garis dua dan bahagia (End)
51
WHEN BAD BOY MEET SHOLEHAH
52
Dihamili Berondong

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!