...🍀🍀🍀...
Ivana memeluk pria bertubuh kekar, tinggi dan berbadan tegap itu. Dia memakai setelan jas hitam dengan dasi, seperti pegawai kantoran. Ivana sangat nyaman berada didalam pelukannya, sama seperti ketika dirinya memeluk sang kakak. Pria ini baru saja menolongnya dari bahaya si Raphael.
"Ivana, jawab aku! Apa kau baik-baik saja? Apa kau terluka?" tangan pria itu menangkup wajah Ivana dengan lembut. Netranya yang berwarna hijau menatap mata berwarna biru yang terlihat berkaca-kaca itu.
"Hiks...kak Theo...untung kakak datang. Hiks...hiks..." gadis itu menangis tersedu-sedu dan semakin keras. Kembali Theo memeluknya, mengusap-usap punggungnya. Theo adalah sahabat baik Aiden dan Natasha. Dia adalah seorang jaksa yang bekerja di sebuah firma hukum negara itu, dia terkenal dengan ketampanan dan prestasinya. Tadi siang Theo dimintai tolong untuk menjemput Ivana di kampus sebab Aiden sedang ada rapat.
"Sudah, tidak apa-apa...ayo kita pergi dari sini, Ivana." ucap Theo lembut.
"Ta-tapi dia bagaimana kak?" tanya Ivana seraya melirik ke arah Raphael yang terkapar dengan wajah lebam-lebam karena pukulan Theo. "Kalau kak Raphael mati bagaimana?" tanya Ivana lagi cemas.
"Kenapa? Kau cemas padanya?" bukannya menjawab, Theo malah balik bertanya pada Ivana.
"Bu--bukan begitu, aku bukan mencemaskanmu." ucap Ivana tergagap.
"Tenang saja, aku tidak akan dipenjara hanya karena ini." cetus Theo seraya menyunggingkan senyum tenang dibibirnya.
Mereka lalu pergi meninggalkan apartemen tersebut, tanpa memperdulikan seseorang yang tergeletak di atas lantai dengan wajah yang lebam. Theo dapat melihat dan merasakan bahwa gadis itu masih belum tenang, ia memutuskan untuk tidak membawa langsung Ivana ke rumahnya. Ya, Ivana juga meminta kepada Theo untuk merahasiakan hal yang terjadi kepadanya dari kakaknya.
"Kak, tolong rahasiakan hal ini dari kak Aiden. Kumohon, kak." pinta Ivana lirih, begitu Theo menepikan mobilnya di pinggir jalan.
"Kenapa kau begitu melindunginya?" tanya Theo seraya memegang setir kemudinya dengan erat. Matanya memicing menatap gadis yang saat ini tengah duduk di sampingnya. Theo berpikir bahwa
"Kenapa kau berpikir begitu kak? Aku tidak ingin memberitahunya, karena aku tidak mau kakak mencemaskanku." jelas Ivana yang akhirnya membuat pria itu menghela nafas panjang.
"Baiklah, sekarang aku akan mengantarmu ke rumah." ucap Theo pada Ivana.
"Tidak! Aku tidak mau pulang ke rumah dulu. Ta-tapi kalau kak Theo mau pulang, aku tidak apa-apa sendiri." Ivana memegang handel pintu mobil dan hendak keluar dari mobil Theo. Namun pria itu menahannya.
"Kau mau ikut ke firma hukum tempatku bekerja?" tawar Theo yang mendapatkan jawaban anggukan kepala dari Ivana. Kemudian pria itu segera melajukan mobilnya menuju ke tempat kerjanya dan membawa Ivana kesana.
Sesampainya disana, terlihat beberapa rekan kerja Theo yang sedang berkutat dengan tugasnya masing-masing terutama mengurus kasus-kasus. Kasus perceraian, pembunuhan,penculikan dan masih banyak lagi.
"Sepertinya teman-teman Kakak sibuk, apa kakak juga sibuk?" tanya Ivana pada pria itu.
"Hem... begitulah, tiada hari tanpa kasus. Ayo, kita keruangan ku saja." ajak Theo seraya menggandeng tangan Ivana, seolah gadis itu adalah anak kecil.
Saat Theo dan Ivana akan masuk ke ruangan pribadi Theo, beberapa rekan kerja Theo melirik ke arah Ivana dengan tatapan penuh pertanyaan.
"Mr. Galaxy, tumben sekali Anda membawa seorang wanita." kata seorang pria seraya menatap Ivana dengan sedikit genit. Hingga Ivana menundukkan kepalanya karena malu.
"Rupanya seorang wanita yang sangat cantik." cetus seorang pria sambil menatap Ivana dengan terpesona. Tatapan seolah melihat mangsa empuk disana. Mereka penasaran karena Theo tidak pernah membawa seorang wanita apalagi ke ruang kerja pribadinya. Bahkan tidak untuk klien wanitanya, pria itu selalu bertemu klien di tempat ramai.
"Jaga mata kalian dan kembalilah bekerja!" tukas Theo pada ketiga bawahannya itu. Dia tidak suka dengan tatapan mereka pada Ivana.
"Ayolah bos, kenalkan nona ini pada kami." senggol seorang pria berkacamata pada Theo.
"Hey nona, kau sangat beruntung! Tuan Theo Galaxy yang dingin ini, dia tidak pernah membawa wanita ke ruang pribadinya. Apa kau pacarnya?" tanya seorang pria berambut hitam pada Ivana.
"Ah...sa-saya..." Ivana gugup dan bingung.
"Hey Steve! Jaga bicaramu itu...kalian juga, kembali bekerja!" ujar Theo kesal pada ketiga bawahannya. Lalu dia membawa Ivana masuk ke dalam ruangan pribadinya dengan cepat. Di luar sana, rekan-rekan kerja Theo membicarakan wanita yang dibawa oleh bosnya.
****
Gedung kantor utama Dacosta grup.
Sore itu usai rapat, seperti biasanya Natasha membacakan jadwal-jadwal Aiden untuk esok hari. Hal ini sudah menjadi rutinitasnya sebagai sekretaris utama Aiden. Seharusnya, Aiden memiliki dua orang sekretaris untuk membantu Natasha mengerjakan tugas-tugasnya. Karena sektretaris hanya satu, membuat Natasha bekerja seorang diri.
"Jadi sekarang jadwalku kosong?" tanya Aiden dingin pada wanita itu.
"Iya pak." jawab Natasha formal.
"Baiklah, malam ini berdandan lah yang cantik." ucap pria itu tiba-tiba yang membuat Natasha sontak menoleh ke arahnya.
"Kita mau kemana, malam ini pak?" tanya Natasha seraya melihat pria yang berdiri disampingnya itu.
"Lakukan saja apa yang aku katakan, jangan banyak tanya!" ujar Aiden dengan wajah dinginnya pada Natasha. Gadis itu hanya menganggukkan kepalanya sebagai respon. Namun dalam hati dia bertanya-tanya, ada apa Aiden memintanya berdandan cantik. Apakah pria itu mengajaknya berkencan?
Memikirkannya saja membuat hati Natasha berbunga-bunga, sebab pria itu tak pernah mengajaknya pergi keluar malam-malam. Ya, Natasha memang pernah beberapa kali bersama malam-malam dengan Aiden, tapi itu karena lembut pekerjaan dan tidak pernah untuk hal lain.
Hingga malam pun tiba, Natasha berdandan cantik seperti apa yang diperintahkan oleh Aiden. Bahkan tanpa diduga-duga, pria itu menjemputnya sendiri.
"Aiden, kita mau kemana?" tanya Natasha polos.
Aiden terdiam dan tidak menjawab pertanyaan Natasha. Matanya sibuk menelisik gadis itu dari atas sampai ke bawah. Natasha memakai gaun merah di bawah lutut, dengan turn neck yang menutupi lehernya. Namun tidak menutupi lekuk tubuhnya yang indah bak model, sama seperti ibunya yang model.
Sial! Kenapa dia sangat cantik dan anggun? Kenapa dia tidak seperti ibunya yang selalu berpakaian seksi?
"Aiden, kau kenapa? Apa kau baik-baik saja?" Natasha mendekati Aiden pastikan apakah pria itu baik-baik saja atau tidak. Tidak ada jawaban dari pria itu, hingga akhirnya Natasha memegang kening Aiden untuk memastikannya.
Dengan cepat Aiden memelintir tangan gadis itu yang sudah berani menyentuhnya. Matanya melotot tajam.
"Ack! Aiden...sakit..." Natasha meringis kesakitan.
"Jangan sentuh aku, atau aku patahkan tanganmu!" Aiden mendorong tubuh Natasha pelan, lalu ia pun masuk ke dalam mobil meninggalkan Natasha yang masih memegang pergelangan tangannya yang sakit.
"CEPAT MASUK! AKU TIDAK SUKA MENUNGGU!" Bentak Aiden marah.
"I-iya...aku akan masuk. Maafkan aku Aiden, maaf." Natasha berusaha menahan rasa sakit ditangannya. Lalu dia pun masuk buru-buru ke dalam mobil, Aiden memintanya menyetir tak peduli tangan Natasha sakit atau tidak.
...****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
jangan marah² Aiden nanti jatuh cinta.....bahaya ouh
2024-05-12
0
Dewi Nurlela
bucinbtau rasa Lo aiden
2023-05-27
0
Yuli Yanti
cerita nya bgs aq suka
2023-03-24
0