...🍀🍀🍀...
Ivana terlihat tidak senang dengan kehadiran Raphael disana, pria itu selalu mengganggunya. Awalnya Ivana merasa respect pada Raphael, namun setelah melihat pria itu berciuman dengan teman kampusnya. Ivana jadi ilfeel kepadanya. Ivana sendiri memang memiliki perasaan pada Raphael, tapi pria itu sepertinya hanya mempermainkannya. Dan Aiden tidak pernah menyetujui hubungan Ivana dengan Raphael.
"Kakakmu belum menjemputmu ya? Kalau begitu, aku akan mengantarmu pulang." kata Raphael seraya menyerahkan buket bunga mawar berwarna merah muda itu pada Ivana.
"Tidak perlu, aku akan menunggu kakakku." jawab Ivana sambil mendorong pelan bunga yang diberikan oleh Raphael sebagai bentuk penolakan.
"Ivana, saat itu kau salah paham...aku dan Jennifer tidak memilki hubungan apa-apa. Sungguh, aku hanya mencintaimu...dari kau masih kecil sampai sekarang, hanya kau satu-satunya wanita yang aku cintai." Raphael menatap gadis itu dengan tatapan intens. Tangannya meraih lengan putih mulus Ivana, berharap gadis itu akan terbujuk rayuannya, sama seperti wanita lain.
"Aku tidak peduli, lagipula kakak juga tidak memiliki hubungan apapun denganku." ketus Ivana pada Raphael.
"Ayolah Ivana, kau tau aku mencintaimu." ucap pria itu dengan mudahnya.
"Benar apa yang dikatakan oleh kakakku. Bahwa manusia penjahat kelamiin seperti kak Raphael akan mudah menyatakan cinta pada seseorang. Kakak persis seperti ayah kakak." jelas Ivana sebal, setelah ia tau bahwa pria ramah dan lembut yang dia kenal ternyata Playboy seperti apa kata orang.
Raphael tidak terima disamakan dengan papanya yang playboy. "Aku tidak seperti itu, sungguh! Aku hanya mencintaimu!" Raphael memegang pergelangan tangan Ivana, dengan cepat gadis itu menepisnya.
"Bullshit!" Ivana mencebikkan bibirnya, lalu dia berjalan melangkah pergi dari sana dengan kesal.
Ketika Ivana berjalan meninggalkan Raphael, tiba-tiba seseorang menggendongnya ala karung beras dengan paksa. "Aakhh! Kak Raphael apa yang kau lakukan? Turunkan aku!" Ivana terkejut karena Raphael menggendongnya, lalu membawanya ke dalam mobil dengan paksa. Raphael mengemudikan mobilnya dengan kencang dan membawa Ivana entah kemana. "Kak! Kita mau kemana? Cepat hentikan mobilnya!" ujar Ivana kesal, tapi Raphael tetap mempercepat laju mobilnya. Dia seakan tidak peduli dengan Ivana yang berteriak padanya, seakan dirinya tuli.
Tanpa mereka sadari ada seseorang yang mengendarai mobil berwarna merah dibelakang mobil Raphael yang mengikuti mereka. "Raphael, kau jangan gila!" tukas pria tampan itu dengan panik, sepasang obsidiannya yang berwarna hijau itu melihat mobil Raphael melaju semakin kencang.
Beberapa menit kemudian, mobil Raphael berhenti di apartemennya sendiri. Pria itu menarik Ivana keluar dari mobilnya dengan paksa. "Lepaskan aku kak Raphael, sakit!" Ivana berusaha berontak, namun tenaganya kalah kuat dengan Raphael.
Pria itu tidak peduli, dia bahkan menggotong lagi tubuh Ivana sampai ke dalam apartemennya. Raphael mendorong Ivana ke sofa apartemennya dengan kasar.
"Kak Raphael apa yang akan kau lakukan? Jangan kurang ajar dan--" Ivana kembali berdiri setelah tubuhnya jatuh ke sofa barusan. Gadis itu terdiam saat melihat foto-foto di dinding ruangan tersebut penuh dengan fotonya berbagai macam pose.
"Kenapa? Kau kaget karena semua foto disini adalah fotomu? Aku kan sudah bilang, kalau aku mencintaimu. Wanita kemarin itu, si Jennifer--dia yang menciumku secara paksa. Kau salah paham!" tangan Raphael mengapit dagu Ivana dengan kasar.
Menyadari tatapan Raphael yang aneh, membuat Ivana ketakutan. Raphael menatapnya seolah ia adalah mangsa. "Lepaskan aku kak Raphael--akkhh--" Ivana menjerit manakala pria bertubuh kekar itu sudah mengukung tubuhnya di sofa.
"Kau akan jadi milikku baby, yeah...kau harus menjadi milikku. Aku harus menjadi pria pertama yang menjamah tubuhmu." Raphael menekan kedua tangan Ivana ke atas kepalanya. Ivana ketakutan bukan main, ia tidak tau bahwa Raphael yang ia kagumi adalah pria yang penuh nafsu. Ternyata apa yang dikatakan Aiden memang benar.
Saat Raphael akan mencium bibir Ivana, tiba-tiba saja tubuhnya terjengkang ke belakang. "Ah! Sial! Siapa yang sudah menganggu--"
BUGH!
"Brengsek!" ujar seorang pria sambil memukuli wajah Raphael.
Sementara Ivana menangis sesenggukan dengan dua kancing kemejanya yang terlepas entah sejak kapan. Ia tidak tahu kapan Raphael melakukannya. Setelah puas memukuli Raphael sampai pingsan, pria itu menghampiri Ivana dan menarik tubuhnya. Dia memberikan jasnya pada tubuh Ivana.
"Ivana, kau baik-baik saja? Apa kau terluka?" tanya pria itu seraya menangkup pipi Ivana dengan lembut. Ivana tidak bicara, ia menangis dan memeluk pria itu.
"Tidak apa-apa, ada aku disini. Kau baik-baik saja." pria itu mengusap lembut kepala Ivana seraya menenangkannya yang hampir di lecehkan oleh Raphael.
...****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
siapa penolong Ivana....
2024-05-12
0
❌
emang ya kalo keturunan ya tetep aja sama🙄🙄
2023-03-13
1
Tiahsutiah
bener2 ya turun temurun dari kakek nya ke ayah nya dan sekarang anak nya, playboy semua😏🤬
2023-03-08
0